Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfathul Arzia
"Impor bawang putih telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2011-2020 karena produksi dalam negeri hanya mencukupi sekitar tiga hingga lima persen dari kebutuhan masyarakat. Adanya tambahan pasokan bawang putih impor pada pasar dalam negeri akibat kebijakan impor tersebut diduga akan menurunkan harga eceran bawang putih. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh volume impor bawang putih terhadap harga eceran bawang putih di Indonesia. Dengan menggunakan metode Distributed Lag Model (DL-Model) dan Vector Error Correction Model (VECM) serta data bulanan periode Januari 2011-Desember 2020, penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh volume impor bawang putih mulai dapat menurunkan harga eceran bawang putih setelah satu bulan pelaksanaan impor. Pengaruhnya terus signifikan hingga 6 bulan pasca pelaksanaan impor. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu satu bulan (jangka pendek), kebijakan melakukan impor bawang putih belum mampu mempengaruhi harga eceran bawang putih. Namun dalam jangka panjang (setelah satu bulan hingga 6 bulan), kebijakan melakukan impor bawang putih signifikan mempengaruhi penurunan harga eceran bawang putih.

Garlic import has been carried out by Indonesian government in 2011-2020 because domestic production is only sufficient for about three to five percent of people’s needs. The addition supply of imported garlic in domestic market due to the import policy is expected to reduce garlic retail price. This study aims to examine the effect of garlic import volume on garlic retail price in Indonesia. By using Distributed Lag Model (DL-Model) and Vector Error Correction Model (VECM) with monthly data for Januari 2011 – December 2020, this study shows that the effect of garlic imports volume begins to reduce the retail price of garlic after one month of import implementation. The effect continues to be significant up to 6 months after the import implementation. These results indicate, within a period of one month (short term), the policy of importing garlic has not been able to affect the retail price of garlic. However, in the long term (after one month to 6 months), the policy of importing garlic significantly affects the decline in retail prices of garlic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oshie Bimantara
"Skripsi ini membahas tentang larangan penguasaan pasar dan persekongkolan berdasarkan Undang-Udang Nomor 5 Tahun 1999 dalam kasus importasi bawang putih. Bentuk tindakan yang dapat mengakibatkan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, yaitu penguasaan pasar secara tidak adil dan persekongkolan diduga terjadi pada kasus Importasi Bawang Putih di Indonesia untuk Periode Bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013 yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan bawang putih dan harga yang sangat melonjak. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah selesai melakukan pemeriksaan Perkara Nomor 05/KPPU-I/2013 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 11, Pasal 19 huruf c, dan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terkait Importasi Bawang Putih. Skripsi ini menjelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku usaha dan keterlibatan pemerintah pada kasus importasi bawang putih terkait Putusan KPPU Nomor 05/KPPU-I/2013 tidak dikecualikan dalam ketentuan Pasal 50 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 serta pertimbangan KPPU mengenai adanya pelanggaran Pasal 19 huruf c tentang Penguasaan Pasar dan Pasal 24 tentang Persekongkolan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 sesuai dengan perspektif Hukum Persaingan Usaha tidak bisa menjadikan institusi pemerintah sebagai terlapor.

This undergraduate thesis explains about the prohibition of market control and conspiracy by Law Number 5 Year 1999 on The Prohibition of Monopoly Practices and Unfair Business Competition in the case of garlic importation (Case Study: KPPU Decision on Case No. 05 / KPPU-I / 2013). This research is conducted by way of normative legal research. This thesis tries to elaborate the kind of action that could lead to monopolistic practices and unfair business competition in form of unfair market control and conspiracy which has occurred in the case of importation of garlic in Indonesia for the period of November 2012 to February 2013 which had resulted in a scarcity and the soaring price of garlic. The analysis explains that the issue of the violations conducted by business actors and government involvement in the case of importation of garlic related to the KPPU Decision No. 05 / KPPU-I / 2013 could not be exempted in Article 50 letter a of Law No. 5 Year 1999. Moreover, regarding KPPU considerations on the violations of Article 19 letter c of Market Control and Article 24 of Conspiracy in Act No. 5 Year 1999 should not draw any Government institution as a Reported subject in accordance with the Competition Law perspective."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maulinda Sari
"Bawang lanang hitam merupakan produk hasil fermentasi dari bawang lanang yang dipanaskan pada suhu dan kelembaban tinggi terkontrol dan memiliki banyak manfaat kesehatan karena bioaktivitasnya tinggi. Konsumsi bawang hitam menjadi populer sehingga menyebabkan usaha bawang lanang hitam semakin menjanjikan. Rice cooker merupakan instrumen yang sederhana dan umum digunakan oleh pelaku UMKM dalam memproduksi bawang lanang hitam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan sebagai acuan untuk memproduksi bawang lanang hitam yang berkualitas, berkhasiat, dan aman. Pada penelitian ini dilakukan fermentasi bawang lanang dari tiga daerah berbeda: Temanggung, Brebes, dan Boyolali menggunakan metode rice cooker mode hangat selama 21 hari kemudian dilakukan penentuan parameter standardisasi serbuk dan ekstrak etanol bawang lanang hitam berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia dan Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Hasil parameter standardisasi serbuk bawang lanang hitam adalah bentuk lonjong kisut, warna hitam pekat, rasa asam, sedikit asin dan pahit, dan bau khas; nilai susut pengeringan 1,16–1,18%; kadar sari larut air dan etanol 20,47–30,09% dan 3,67–21,42%; Kadar abu total dan abu tidak larut asam 3,99–4,42% dan 0,06–0,36%; kadar alisin 0,25–0,48 mg/g terhadap serbuk. Hasil parameter standardisasi ekstrak etanol bawang lanang hitam adalah bentuk ekstrak kental dan lengket, warna hitam kecokelatan, rasa pahit-asam dan bau khas; kadar air 2,00–13,60%; kadar abu total dan abu tidak larut asam 3,73–4,13% dan 0,47–0,55%; kadar alisin 0,43–0,97 mg/g terhadap ekstrak. Kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak etanol bawang lanang hitam adalah flavonoid, fenol, terpenoid, dan alisin.

Single bulb black garlic is a fermented product of single bulb garlic from heating process at controlled high temperature and humidity, it has many health benefits due to its high bioactivity. Consumption of black garlic has become popular, causing nice potential bussiness idea. Rice cooker is a simple instrument and is commonly used by SMEs in producing single bulb black garlic. This study aimed to obtain data that will be used as a reference for producing quality, efficacious, and safe single bulb black garlic. In this study, single bulb garlic from three different areas: Temanggung, Brebes, and Boyolali were fermented using rice cooker method warm mode for 21 days and then determined the standardization parameters for powder and ethanol extract of single bulb black garlic based on the Indonesian Herbal Pharmacopoeia and General Standard Parameters of Medicinal Plant Extract. The results showed that single bulb black garlic powder have wrinkled oval shape, dark black color, sour, salty and bitter taste, and aromatic odor; drying loss content 1,16–1,18%; water and ethanol soluble content 20,47–30,09% and 3,67–21,42%; total ash and acid insoluble ash content 3,99–4,42% and 0,06–0,36%; allicin content 0,25–0,48 mg/g to power. The results of the standardization parameters for the ethanol extract were semisolid sticky paste, a brownish black color, and aromatic odor; moisture content 2,00–13,60%; total ash and acid insoluble content 3,73–4,13% and 0,47–0,55%; allicin content 0,43–0,97 mg/g to extract. Ethanol extract of single bulb black garlic contained flavonoids, phenols, terpenoids, and allicin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Hernawati Purwaningsih
"Telah dilakukan penelitian mengenai efek antikandida in vitro dengan menggunakan ekstrak segar bawang putih baik jenis jantan umbi tunggal maupun jenis betina (umbi bergerombol). Bawang putih diperoleh secara acak dari beberapa pasar dan pasar swalayan. Pembuktian dilakukan dengan menggunakan metoda tabung pengenceran dan metode difusi "disc agar" untuk menetapkan kadar hambat minimal (Minimal Inhibitory Concentration = MIC) dan kadar bunuh minimal (Minimal Lethal Concentration = MLC ). Dengan metoda tabung pengenceran, MIC dan MLC bawang jantan pada inkubasi 370 C selama 24 jam berturut-turut adalah 0,98 mg/mL dan 3,91 mg/mL, sedangkan bawang putih betina : 0,245 mg/mL dan 31,25 mg/mL. Dengan metoda difusi "disc agar" hanya ditentukan MIC dengan adanya zona hambatan di sekitar kertas cakram (diameter 8 mm). Zona hambatan kedua jenis bawang mulai tampak jelas pada kadar 31,25 mg/mL sebesar 13,7 mm (bawang jantan) dan 12,6 mm (bawang betina). Secara statistik hasil tersebut tidak dapat dibandingkan dengan flukonazol sebagai kontrol.

Anticandidal effect study of freshly garlic extract both male type and female type of garlic has been carried out in vitro. The garlic was taken randomly from market and supermarket. By using the tube dilution method and the diffusion disc-agar method to asses Minimal Inhibitory Concentration (MIC) and Minimal Lethal Concentration ( MLC ). With tube dilution method, MIC and MLC of the male type of garlic extract is 0.98 mg/mL and 3.91 mg/mL respectively, while the female type of garlic extract is 0.245 mg/mL and 31.25 mg/mL respectively ( on 24 hour incubation at 370 C ). By using diffusion disc-agar method, the extract of garlic both male and female type of garlic as well has just shown inhibition zone around the paper disc ( 8 mm in diameter ) at 31.25 mg/mL concentration. The inhibition zone diameters are 13.7 mm for male type and 12.6 mm for female type of garlic. Statistically it is not possible to compare this result with fluconazole as a control drug.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Herin Nilaraditya
"Bawang putih kupas merupakan sayuran siap masak yang populer akan khasiat terapeutik yang bermanfaat bagi kesehatan, namun tergolong komoditas yang sangat mudah rusak karena rentan terhadap bakteri pembusuk sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa simpannya. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang ramah lingkungan dan telah diakui memiliki status aman untuk digunakan secara kontak dengan produk makanan. Pada penelitian ini, sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi pengembusan. Bawang putih kupas diozonasi dengan dosis 5 ppm, variasi durasi kontak 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dan frekuensi pengembusan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali dalam 15 menit. Sampel kemudian disimpan selama 30 hari untuk dievaluasi parameter kualitas yang meliputi total bakteri mesofil aerobik, perubahan massa, kandungan kalsium, dan karakteristik organoleptik sampel. Kondisi optimum dicapai oleh perlakuan ozonasi dengan frekuensi 1 kali dengan durasi pengembusan 15 menit yang menghasilkan nilai total bakteri mesofil aerobik lebih rendah (3,7 x 104 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (2,58 x 104 CFU/g), mempertahankan perubahan massa dan kandungan kalsium sebesar 24% dan 42%, serta menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol.

Peeled garlic is a popular ready-to-cook vegetable for its therapeutic properties that are beneficial to health, but is classified as a commodity that is very perishable because it is susceptible to spoilage bacteria, thus preservation is required to extend its shelf life. Ozone can function as an environmentally friendly disinfectant and has been recognized as having a safe status for use in direct contact with food products. In this study, peeled garlic as a sample was preserved by utilizing ozone gas with variations in contact duration and spraying frequency. Samples were ozonated with a dose of 5 ppm, varying the duration of contact 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes and spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times in 15 minutes. Samples were then stored for 30 days to see quality parameters including total aerobic mesophyll bacteria, changes in mass, calcium content, and organoleptic characteristics. Optimal conditions were achieved by ozonation treatment with a frequency of once with spraying duration of 15 minutes which resulted in a lower total value of aerobic bacteria (3.7 x 104 CFU/g) than the control sample (2.58 x 104 CFU/g), maintaining the mass change and calcium content of 24% and 42%, and produced better organoleptic values than the control sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Nabil Prasetya
"Pola hidup praktis membuat bawang putih kupas digemari karena kenyamanannya sebagai produk siap pakai. Dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat proses pengelupasan, perlakuan ozon sebagai agen desinfektan serta pengemasan digunakan untuk memperpanjang umur simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi gas ozon dan kemasan terhadap kualitas dan umur simpan bawang putih kupas. Bawang putih kupas disimpan selama 30 hari pada suhu 25°C. Berbagai konsentrasi gas ozon (1, 3, dan 5 ppm) diuji dengan mengombinasikan penggunaan kemasan berbahan LDPE, PP, dan PET. Parameter kualitas bawang putih yang dinilai, yaitu total bakteri mesofilik aerobik, kandungan kalsium, kehilangan massa, dan organoleptik, akan dievaluasi pada penyimpanan 0, 1, 72, 168, 336, dan 720 jam. Konsentrasi gas ozon 5 ppm cukup unggul dalam menurunkan tingkat mikroba hingga 96% sedangkan konsentrasi gas ozon 1 ppm memberikan hasil terbaik dalam menjaga penurunan kualitas. Kandungan kalsium pada masa penyimpanan hari ke-30 turun hingga lebih dari 40% untuk semua sampel. Kombinasi konsentrasi gas ozon 1 ppm dengan kemasan PP memiliki kehilangan massa paling rendah dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi gas ozon dan pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bawang putih kupas hingga 30 hari pada suhu 25°C. Validitas hasil ini juga dikonfirmasi oleh evaluasi sensori.

The practical lifestyle makes peeled garlic popular because of its convenience as ready-to-use product. In overcoming the problems caused by the peeling process, ozone treatment as a disinfectant agent and packaging is used to prolong shelf life. This study aims to determine the effect of the combination of ozone gas and packaging on the quality and shelf life of peeled garlic. Peeled garlic is stored for 30 days at 25°C. Various ozone gas concentrations (1, 3, and 5 ppm) were tested by combining the packaging made from LDPE, PP, and PET. Garlic quality parameters assessed, namely total aerobic mesophilic bacteria, calcium content, mass loss, and organoleptic, were evaluated at 0, 1, 72, 168, 336, and 720 hours of storage. Ozone gas concentration of 5 ppm was quite superior in reducing microbial levels up to 96% while ozone gas concentration of 1 ppm gave the best results in maintaining quality degradation. The calcium content on the 30th day of storage decreased to more than 40% for all samples. The combination of 1 ppm ozone gas concentration with PP packaging had the lowest mass loss compared to the control. The results revealed that the combination of ozone gas and packaging can extend the shelf life of peeled garlic up to 30 days at 25°C. The validity of these results was also confirmed by organoleptic evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Abdurrachman
"Senyawa bahan alam yang mengandung banyak senyawa pereduksi dan gugus-gugus organik kurang termanfaatkan dengan baik untuk sintesis nanopartikel. Ekstrak bawang putih (EBP) (allium sativum L) dapat dimanfaatkan sebagai reaktan dalam pembuatan nanopartikel Au (AuNP). EBP dapat mereduksi dan menstabilkan AuNP. AuNP di karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan TEM sedangkan EBP dikarakterisasi menggunakan FTIR, dan LCMS. AuNP optimum yang di karakterisasi menggunakan TEM memiliki ukuran 15 nm dan memiliki kestabilan hingga 33 hari. Berdasarkan hasil FTIR dan LCMS, senyawa aktif yang diduga berperan sebagai agen pereduksi adalah asam askorbat (vitamin C), gula bebas seperti, surosa, glukosa, dan fruktosa, allin, alicin, dan s-alilsitein dan senyawa aktif yang diduga berperan sebagai agen penstabil adalah -glutamilsistein, -glutamil-s-alilsistein, -glutamil phenil alanin, s-alil mercaptosistein, metil alil tiosulfonat, dan prophenil alil tiosulfonat. AuNP yang terbentuk dapat dimanfaatkan sebagai pendeteksi terhadap formalin dan melamin pada kondisi pH 3,6.

Compounds of natural product that many contain reducing compounds and organic groups are less well utilized for the synthesis of nanoparticles. Garlic exstract (EBP) (allium sativum L) can be used as a reactant in the manufacture of nanoparticles Au (AuNP). EBP can reduce dan stabilize AuNP. AuNP characterized using spectrophotometer UV-Vis and TEM while EBP characterized using FTIR and LCMS. AuNP optimum that characterized by TEM has size 15 nm and has stability up to 33 days. Based on the results of FTIR and LCMS, the active compounds are expected have role as reducing agent is ascorbic acid (vitamin C), free sugar such as, sukrose, glucose, and fructose, allin, Alicin, and s-alilsitein and the active compounds are thought to act as a stabilizing agent is γ-glutamilsistein, γ-glutamyl-s-alilsistein, γ-glutamyl phenil alanine, s-allyl mercaptosistein, allyl methyl tiosulfonat, and allyl prophenil tiosulfonat. Aunp formed can be used as a detector of the formaldehyde and melamine at pH 3.6.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidwina Deviani Likasa
"Bawang putih dianggap sebagai salah satu tumbuhan terpenting, dilihat dari berbagai macam kegunaannya, baik sebagai bahan mentah untuk tujuan kuliner atau sebagai ramuan obat. Diallil disulfida (DADS) dan diallil trisulfida (DATS) merupakan senyawa organosulfur yang terdapat dalam bawang putih, yang sangat berkontribusi atas sifat bioaktif dan aroma khas pada bawang putih. DADS dan DATS juga terkenal dengan sifat antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum campuran DADS dan DATS agar diperoleh metode yang valid untuk digunakan pada penetapan kadar DADS dan DATS pada bawang putih tunggal dan bawang putih siung. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala, kolom HP-1. Suhu awal kolom 140℃ dengan kenaikkan 1℃/menit hingga 180℃. Suhu injektor dan detektor diatur 200℃, laju alir gas pembawa 0,80 mL/menit, volume penyuntikkan 1,0 μL. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitasi. Hasil validasi didapatkan nilai koefisien korelasi (r) untuk DADS sebesar 0,9999 pada konsentrasi 0,5-20 μg/mL dengan persamaan garis y = 13068,97x - 3373,62. Pada DATS didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9999 pada rentang konsentrasi yang sama, dengan persamaan garis y = 3194,39x - 307,22. Nilai LOD dan LOQ untuk DADS sebesar 0,3063 μg/mL dan 1,0210 μg/mL, sedangkan untuk DATS sebesar 0,1986 μg/mL dan 0,6621 μg/mL. Didapatkan nilai akurasi dengan rentang %UPK antara 98,05-101,76% dan presisi dengan %KV≤2%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan dinyatakan valid karena memenuhi seluruh kriteria. Hasil menunjukkan pada sampel bawang putih tunggal diperoleh kadar rata-rata DADS sebesar 0,0296% dan DATS sebesar 0,0093%. Sedangkan, pada sampel bawang putih siung diperoleh kadar rata-rata DADS sebesar 0,0248% dan DATS sebesar 0,0087%.

Garlic is treated as one of the most important plants that can be seen from its various uses, whether as food ingredients or as a part of medicational purposes. Diallyl disulfide (DADS) and diallil trisulfide (DATS) are organosulfur compound that can be found in the garlic, which highly affect the characteristic of the aroma of the garlic itself and the bioactive properties. DADS and DATS are also well known for its antioxidants properties. The purpose of this research is to observe the optimum analysis condition of DADS and DATS in order to obtain a valid method to be used in determining DADS and DATS levels in garlic and single clove garlic. The analysis was performed using gas chromatography with flame ionization detector, column HP-1. Initial temperature of column was set from 140℃ with an increase of 1℃/min to 180℃. The injector and detector temperature was set to 200℃, carrier gas flow rate was 0,80 mL/min, and the injection volume was 1.0 μL. The optimized conditions of analysis are then validated which include selectivity, linearity, accuracy, precision, limit of detection, and limit of quantification. Validation shows that the coefficient of correlation (r) for DADS is 0,9999 in the range of concentration 0,5-20 μg/mL with linear regression y = 13068,97x -3373,62. Moreover, the coefficient of correlation for DATS is 0,9999 in the range of the same concentration, with linear regression y = 3194,39x - 307,22. The values of LOD and LOQ for DADS are 0,3063 μg/mL and 1,0210 μg/mL, respectively. Meanwhile, the LOD and LOQ for DATS are 0,1986 μg/mL and 0,6621 μg/mL, respectively. The percentage of recovery is in the range of 98,05-101,76% and CV≤2%. This research indicates the use of analytical method is valid because it meets the criteria. Last but not least, the results shows on single clove garlic sample, the average level of DADS and DATS are 0,0296% and 0,0093%, respectively. Meanwhile, on garlic sample, the average level of DADS and DATS are 0,0248% and 0,0087%, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Zulaicha Permata Sari
"Tesis ini membahas kewenangan dalam hal impor produk hortikultura terutama bawang putih antara Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan. Namun, kewenangan ini menjadi tumpang tindih karena penghapusan Pasal 6 dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 38 tahun 2017 yang menyebabkan impor produk hortikultura dapat dilakukan tanpa pertimbangan panen periode dan penghapusan Pasal 12 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Keuangan Menteri Perdagangan No. 30 tahun 2017 yang menyebabkan dihapusnya Importir Umum. Tesis ini adalah penelitian hukum normatif yang berfokus pada hukum positif yang mengatur otoritas Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan dalam masalah mengimpor bawang putih dan wawancara untuk mengkonfirmasi data. Masalah utama tesis ini adalah wewenang Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam mengatur impor bawang putih, dampak dari penghapusan Jenderal Importir dan pemenuhan kebutuhan bawang putih karena Importir Umum dihapus. Hasil dari penelitian ini adalah penghapusan Pasal 6 Peraturan Menteri Pertanian No. 38 tahun 2017 dan penghapusan Pasal 12 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 30 Tahun 2017 menyebabkan tumpang tindih wewenang antara Departemen Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Apalagi dampak penghapusan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan No. 30 tahun 2017, Pengimpor Umum tidak dapat menjalankan usaha impor bawang putih. Pemenuhan kebutuhan impor bawang putih produk masih dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki Importir Produsen dan BUMN. BUMN yang ingin mengimpor bawang putih harus berkewajiban mengembangkan penanaman bawang putih dan ada kebutuhan untuk memantau kewajiban mengembangkan bawang putih sehingga swasembada bawang putih dapat diwujudkan.

This thesis discusses authority in terms of imports of horticultural products especially garlic between the Department of Agriculture and the Department of Commerce. However, this authority is overlapping due to the abolition of Article 6 of Minister of Agriculture Regulation No. 38 of 2017 which causes the import of horticultural products can be carried out without consideration of the harvest period and the elimination of Article 12 paragraph (1) in the Minister of Finance Regulation No. Minister of Trade No. 30 of 2017 which caused the elimination of General Importers. This thesis is a normative legal research that focuses on positive laws governing the authority of the Department of Agriculture and the Department of Commerce on the issue of importing garlic and interviews to confirm data. The main problem of this thesis is the authority of the Ministry of Agriculture and the Ministry of Trade in regulating the import of garlic, the impact of the elimination of the General Importer and the fulfillment of the needs of garlic because the General Importer is removed. The result of this research is the abolition of Article 6 of Minister of Agriculture Regulation No. 38 of 2017 and the abolition of Article 12 paragraph (1) in Regulation of the Minister of Trade No. 30 of 2017 causes overlapping authority between the Ministry of Agriculture and the Ministry of Trade. Moreover, the impact of eliminating Article 12 paragraph (1) Minister of Trade Regulation No. 30 of 2017, General Importers cannot operate a garlic import business. Meeting the needs of imported garlic products can still be done by companies that have Producer Importers and SOEs. BUMN that wants to import garlic must be obliged to develop garlic planting and there is a need to monitor the obligation to develop garlic so that garlic self-sufficiency can be realized.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Raharto
"ABSTRAK
Modifikasi boron-doped diamond (BDD) dengan emas nanopartikel (AuNPs) telah dikembangkan untuk sensor elektrokimia (yaitu deteksi arsenik). Nanopartikel emas (AuNPs) disintesis dengan ekstrak bawang putih bertindak baik sebagai reduktor dan zat penstabil. Dengan kondisi optimum 1.602 mmol Au dari HAuCl4 dalam perbandingan dengan 1 gr ekstrak bawang putih pada pH=5 di bawah radiasi UV. Karakterisasi dari AuNPs menggunakan peralatan UV-Vis Spectrofotometer yang dikonfirmasi pada panjang gelombang 520 nm, dan Transmission Electron Microscope (TEM)  didapati ukuran partikel sebesar 3.420 +/- 1.740 nm.  AuNPs yang telah disintesis dimodifikasi pada permukaan BDD dengan teknik perendaman di bawah iradiasi UV pada panjang gelombang 254 nm. SEM EDX menunjukkan bahwa BDD dimodifikasi AuNPs dengan rasio Au: C = 36.59 : 62.53 (wt%)  dapat berhasil disiapkan.  Aplikasi BDD yang sudah dimodifikasi dengan nanopartikel emas juga sukses digunakan untuk mengukur kadar arsen secara random pada danau UI, dengan hasil negatip, tidak ada kandungan Arsen (As3+)  pada danau UI.  

 

Kata kunci   : Nanopartikel,  Emas, Green Synthesis, Ekstrak, Bawang putih, Boron Doped Diamond, Sensor, Arsen.


Modifications of boron-doped diamond (BDD) with gold nanoparticles (AuNPs) have been developed for electrochemical sensors (i.e. arsenic detection). Gold nanoparticles (AuNPs) synthesized with garlic extract act as both reducing agents and stabilizers. Under optimum conditions 1,602 mmol Au from HAuCl4 in comparison with 1 gr of garlic extract at pH = 5 under UV radiation. The characterization of AuNPs using a UV-Vis spectrophotometer was confirmed at a wavelength of 520 nm, and the Transmission Electron Microscope (TEM) found particle size of 3,420 +/- 1,740 nm. The synthesized AuNPs were modified on the BDD surface by immersion techniques under UV irradiation at 254 nm wavelength. SEM EDX showed that AuNPs were modified by BDD with Au: C = 36.59: 62.53 (wt%) ratio can be successfully prepared. The BDD application that has been modified with gold nanoparticles was also successfully used to measure arsenic levels randomly on UI lakes, with negative results, no Arsenic content (As3+) on UI lakes.

Keywords  :  Nanoparticles, Gold, Green Synthesis, Extracts, Garlic, Boron Doped Diamond, Sensors, Arsenic

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>