Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157690 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Komariyah
"Striktur esofagus adalah penyempitan lumen esophagus akibat inflamasi dan nekrosis. Laparotomy feeding jejunostomy yaitu prosedur bedah umum yang dilakukan untuk pasien yang tidak dapat makan secara oral sampai dengan operasi definitif. Nyeri merupakan efek dari pembedahan. Teknik relaksasi merupakan metode untuk mengurangi tekanan terkait dengan rasa nyeri. Tujuan karya tulis ini untuk menganalisis kegiatan pemberian intervensi teknik relaksasi: nafas dalam pada Ny. RA dengan striktur esofagus post laparatomy feeding jejunostomy. Teknik relaksasi merupakan teknik untuk mengurangi rasa nyeri dengan menggunakan pernapasan yang lambat dan berirama. Skrining dan evaluasi nyeri mengunakan Nurmeric Rating Scale. Latihan relaksasi diberikan sehari sekali selama 5 menit dalam 3 hari. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukan adanya penurunan skor nyeri yang dinilai dengan Numeric Rating Scale. Skor NRS sebelum dilakukan intervensi adalah 5 dan NRS setelah dilakukan intervensi menjadi 2. Karya ilmiah ini diharapkan dapat digunakan menjadi salah satu dasar untuk dijadikan panduan dalam pembuatan Standar Prosedur Operasional latihan relaksasi untuk pasien post laparotomy feeding jejunostomy

Esophageal stricture is a narrowing of the lumen of the esophagus due to inflammation and necrosis. Laparotomy feeding jejunostomy is a common surgical procedure performed for patients who cannot eat orally until definitive surgery. Pain is an effect of surgery. Relaxation techniques are methods to reduce the pressure associated with pain. The purpose of this paper is to analyze the activity of providing relaxation technique interventions: deep breathing to Ny. RA with esophageal stricture post laparotomy feeding jejunostomy. Relaxation technique is a technique to reduce pain by using slow and rhythmic breathing. Screening and evaluation of pain using the Nurmeric Rating Scale. Relaxation exercises are given once a day for 5 minutes for 3 days. The results of this scientific work show a decrease in pain scores as assessed by the Numeric Rating Scale. The NRS score before the intervention was 5 and the NRS after the intervention was 2. This scientific work is expected to be used as a basis to be used as a guide in making Standard Operating Procedures for relaxation exercises for post-laparotomy feeding jejunostomy patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gusyani Rahmawati
"Kanker kolorektal merupakan jenis kanker terbanyak ketiga di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, pola makan yang mengadopsi makanan cepat saji, kegemukan, dan kurangnya aktivitas fisik. Penatalaksanaan medis utama pada kasus kolorektal yaitu pembedahan dengan cara mereseksi kanker, kemudian membuat stoma, dan penyambungan kembali usus yang disebut anastomosis. Salah satu masalah utama pada pasien postoperasi adalah nyeri akut. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil analisis asuhan keperawatan pada pasien post operasi close colostomy dan dan laparatomi adhesiolisis. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Adapun intervensi berbasis bukti yang diterapkan yaitu intervensi manajemen nyeri berupa teknik relaksasi napas dalam guna menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi close colostomy dan laparatomi adhesiolisis. Penerapan teknik relaksasi napas dalam diharapkan dapat diaplikasikan oleh perawat bedah di ruangan khususnya untuk mengurangi nyeri akut post operasi close colostomy dan laparatomi adhesiolisis. Kata kunci : kanker kolorektal, close colostomy, laparatomi adhesiolisis, nyeri akut, relaksasi napas dalam.

Colorectal cancer is the third most common type of cancer in Indonesia. This is caused by unhealthy lifestyles such as smoking, eating patterns that adopt fast food, obesity, and lack of physical activity. The main medical management in colorectal cases is surgery by resecting the cancer, then making a stoma, and reconnecting the intestine which is called anastomosis. One of the main problems in postoperative patients is acute pain. This study aims to present the results of the analysis of nursing care in postoperative patients with close colostomy and adhesiolysis and laparotomy. The method used is a case study. The evidence-based intervention applied is pain management intervention in the form of deep breathing relaxation techniques to reduce pain intensity in postoperative close colostomy and adhesionic laparotomy patients. It is hoped that the application of deep breathing relaxation techniques can be applied by surgical nurses in the room especially to reduce acute pain after close colostomy surgery and adhesiolysis laparotomy. Keywords : colorectal cancer, close colostomy, laparotomy adhesiolisis, acute pain, deep breat relaxation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Herawati
"Kanker kolorektal merupakan penyakit keganasan yang menduduki posisi ke-empat di Indonesia. Salah satu penatalaksanaan kanker kolorektal adalah pembedahan. Pasien pascapembedahan kemungkinan akan mengalami nyeri dengan intensitas yang tinggi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis kasus pasien dengan kanker kolorektal pasca pembedahan laparatomi dan penerapan intervensi relaksasi napas dalam pada manajemen nyeri. Relaksasi napas dalam dilakukan sebagai manajemen nonfarmakologi  nyeri akut pascapembedahan. Penerapan relaksasi napas dalam dilakukan selama tiga hari berturut-turut sampai pasien dipulangkan. Hasil intervensi menunjukan adanya nyeri yang terkontrol pada pasien dibuktikan dengan kemampuan ambulasi pasien yang meningkat dan tanda-tanda vital yang stabil. Penulis merekomendasikan pemberian relaksasi napas untuk manajemen nyeri nonfarmakologis pada pasien pascapembedahan khususnya laparatomi.

Colorectal cancer is the fourth position in cancer disease in Indonesia. One of the treatments for colorectal cancer is surgery.
Post operative patients will likely experience pain of high intensity. This paper is a case study which aimed to analyse cases of patients with colorectal cancer after laparotomy surgery and the implementation of deep breath relaxation for pain management. Deep breathing relaxation is implemented as non-pharmacological management of post operative acute pain. The deep breath relaxation intervention is was conducted  for three consecutive days until the patient was discharged. The results showed that the pain can be controlled which was shown by the increased of patient ambulation and stable vital signs. The author recommend giving breath relaxation for nonpharmacological pain management in post aoperative patients, especially patient with laparotomy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kewa Ariancy Pandhu
"Perforasi merupakan komplikasi utama apendisitis yang memerlukan tindakan laparatomi untuk mencegah terjadinya peritonitis maupun sepsis. Pasien yang mengalami apendisitis dengan COVID 19 sering menyebabkan kekeliruan dalam penentuan diagnosa akibat miripkan tanda dan gejala COVID 19 dengan appendisitis yang mengarah pada keterlambatan penanganan sehingga menyebabkan perforasi. Selama post operasi, tindakan optimal harus dilakukan untuk mencegah komplikasi. Salah satu tindakan yang dilakukan selama post operasi laparatomi eksplorasi adalah memastikan kelancaran aliran NGT dekompresi, drain ataupun luka pasien. Pemberian posisi miring sangat membantu dalam menjaga kepatenan aliran melalui pemberian posisi miring. Selama 5 hari dilakukan intervensi miring kiri miring kanan kepada pasien post laparatomi didapatkan aliran NGT maupun drain luka post operasi lebih paten terutama pada pemberian posisi miring kiri dengan kepala ditinggikan 45o. Melihat keefektifan tindakan miring kiri dengan elevasi kepala 45o dalam menjaga kepatenan aliran NGT dan drain luka maka tindakan ini dapat digunakan sebagai intervensi yang dapat diterapkan pada pasien post operasi laparatomi.

Perforation is the main complication of appendicitis which requires Laparatomy to prevent Peritonitis and Sepsis. Patient who is contracted with appendicitis and COVID 19 ofter cause misunderstanding in diagnosis due to similar signs and symptoms of COVID 19 with appendicitis that leads to delay in handling causing perforation. During post surgery, optimal measures should be taken to prevent complication. One of measures taken during post operative laparotomy exploration is to ensure the smooth flow of NGT decompression, drain or incision site. Providing patient in lateral positioning is helpful in maintaining flow patency by giving lateral positioning. For 5 days of intervention, left lateral positioning and right lateral positioning given to post laparatomy patient, NGT flow and wound drain were more patent, especially in left lateral positioning with head elevated 45 o. Seeing the effectiveness of left lateral positioning with head elevated of 45o in maintaining the patency of NGT flow and wound drain drainage, this procedure can be used as an intervention  that can be applied to post-laparatomy patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Wahyuningsih
"Kolelitiasis merupakan penyakit kandung empedu dimana terdapat endapan satu atau lebih komponen diantaranya empedu, kolesterol, billirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosfolipid yang membentuk suatu senyawa padat yang disebut batu empedu. Laparoskopi kolesistektomi merupakan salah satu prosedur pembedahan yang ditujukan sebagai upaya kuratif untuk mengatasi masalah penyumbatan saluran empedu, yaitu dengan mengangkat kandung empedu. Asuhan keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada pasien post laparoskopi kolesistektomi. Penulisan karya ilmiah bertujuan untuk menganalis asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien kolelitiasis dengan penerapan mobilisasi dini post laparoskopi kolesistektomi. Hasil evaluasi didapatkan masa pemulihan yang lebih cepat dengan masa rawat yang singkat, nyeri lebih cepat teratasi, dan penyembuhan luka yang baik. Mobilisasi dini sangat disarankan untuk diterapkan sesegera mungkin bagi para pasien usai dilakukan pembedahan untuk menghindari terjadinya perlambatan pemulihan pasca bedah.

Cholelithiasis is a gallbladder disease where there is one or more deposits of the bile, cholesterol, billirubin, bile salt, calcium, proteins, fatty acids, and phospholipids that form a solid compound called gallstones. Laparoscopic cholecystectomy is one of the surgical procedures aimed at curative efforts to overcome the problem of bile duct blockage, by removing the gallbladder. Nursing care is done to overcome the nursing problems of the patient who have had a laparoscopic cholecystectomy. Scientific writing aims to analize nursing care conducted in cholelithiasis patients with the application of early mobilization post laparoscopic cholecystectomy. The results of the evaluation are obtained faster recovery time with short length of stay, faster pain resolved, and good wound healing. Early mobilization is recommended to be carried out as soon as possible for patients after surgery to avoid slowing down post-surgical recovery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Ainun Pratiwi
"Mekonium peritonitis adalah kondisi peritonitis aseptik yang disebabkan karena adanya perforasi kecil pada usus yang dialiri mekonium menuju rongga perut. Mekonium peritonitis dapat diatasi dengan tindakan laparotomi eksplorasi. Namun luka pasca laparotomi eksplorasi juga dapat memberikan efek kepada bayi yakni berupa nyeri akut, gangguan integritas kulit serta adanya resiko infeksi yang menyebabkan perlambatan pemulihan pascabedah. Nyeri akut yang dialami oleh bayi tentu dapat memberikan respon yang berbeda dari orang dewasa. Nyeri akut dapat diidentifikasi melalui aktivitas tangisan bayi. Namun dalam mengatasi nyeri akut pada bayi, tindakan farmakologi tidak dapat digunakan sebab bayi masih sangat rentan terhadap efek samping darinya. Oleh karena itu dalam tulisan ini, Penulis mencoba menganalisis tentang intervensi teknik non farmakologi yaitu terapi sentuhan untuk mengatasi nyeri akut pada bayi selama masa perawatannya di rumah sakit. Kasus bayi Ny.N diperoleh hasil bahwa terapi sentuhan dapat secara efektif digunakan untuk mengatasi nyeri akut pasca laparotomi eksplorasi pada bayi mekonium peritonitis.

Meconium peritonitis is a condition of aseptic peritonitis caused by a small perforation of the intestine that drains meconium into the abdominal cavity. Meconium peritonitis can be treated with exploratory laparotomy. However, post-exploratory laparotomy wounds can also influence the baby in the form of acute pain, impaired skin integrity and the risk of infection. Acute pain experienced by infants can certainly give a different response from adults. In infants, acute pain can be identified by the infant's crying activity. However, in dealing with acute pain in infants, pharmacological measures cannot be used because infants are still very susceptible to side effects from it. Therefore, in this paper. The author tries to analyze the effectiveness of non-pharmacological techniques, namely touch therapy to treat acute pain in infants during their treatment in the hospital. In the case of Mrs. N baby, it was found that touch therapy can be effectively used to treat acute pain after exploratory laparotomy in meconium peritonitis infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 terutama menyerang sistem pernapasan yang dapat  menyebabkan gangguan pemenuhan oksigen ditandai dengan sesak napas dan penurunan saturasi oksigen. Masalah keperawatan utama yang ditemukan yaitu besihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik pursed lips breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen pada klien COVID-19 di ruang High Care Unit RS Universitas Indonesia. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Pulse oximetry yang menunjukkan rata-rata peningkatan saturasi oksigen dari 94.75%  menjadi 96.75% selama lima hari perawatan. Sebagai  kesimpulan, pursed lips breathing diberikan untuk membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan cara meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat, membantu mendorong secret pada jalan  napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal. Oleh karena itu, hasil praktik ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien COVID-19 dengan gangguan pemenuhan oksigenasi.

 


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 primarily attacks the respiratory system that can disruption fulfillment of oxygen characterized by shortness of breath and decreased oxygen saturation. The main nursing problem found is that the airway is not effective. The purpose of this scientific work to describe the results of nursing analysis by using application of pursed lips breathing to increase oxygen saturation in COVID-19 client in High Care Unit Universitas Indonesia Hospital. Measurement evaluation was conducted using Pulse oximetry which showed an average increase in oxygen saturation from 94.75% to 96.75% over five days of treatment. In conclusion, pursed lips breathing is given to help overcome the ineffectiveness clearance the airway by increasing the development of alveoli on each lung lobe so that the pressure of alveoli increases, helping to push the secret on the airway during an expiratory and can induce a pattern of breath into normal. Therefore, the results of this practice can be used as a reference for nursing practice in COVID-19 patients with disruption fulfillment of oxygen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sintiawati
"Halusinasi merupakan persepsi sensori palsu yang tidak terkait dengan rangsangan eksternal yang nyata, dapat melibatkan salah satu dari panca indera. Karya ilmiah akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan analisis asuhan keperawatan Tn. F dengan halusinasi pendengaran. Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu mengidentifikasi halusinasi, melatih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas, dan patuh minum obat. Tindakan keperawatan yang dilakukan dan paling efektif digunakan yaitu menghardik. Menghardik halusinasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan halusinasi dari skor 10 menjadi 7. Penelitian ini merekomendasikan untuk melibatkan keluarga sebagai faktor yang memengaruhi dan mendukung dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik. Selain itu, peneletian ini juga merekomendasikan perawat jiwa untuk membentuk layanan konsultasi secara daring pada masa pandemi ini.

Hallucinations are false sensory perceptions that are not associated with real external stimuli, can involve one of the five senses. The final scientific work of Ners aims to provide a nursing analysis of Mr. F with hallucinations of hearing. The nursing process, based on the generalist nursing care standards are identify hallucinations, train clients to control hallucinations by rebuking, talk to someone, doing activities, and taking medication. The most effective nursing actions used by the client are rebuke. Rebuke hallucinations is an effort made to control oneself against hallucinations by rejecting hallucinations that arise. The method used in this scientific work is case analysis. The results showed that the client experienced a decrease in hallucinations  from a score of  10 to 7.  The recommendations of this research, involving the family as an influencing and supportive factor in controlling hallucinations with rebuke. In addition, this research also recommends mental nurses to establish online consulting services during this pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Julia
"Pada 31 Desember 2019, ditemukan jenis pneumonia virus baru yang berasal dari Wuhan, Cina, yang diberi nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Klien dengan Covid-19 mengalami kecemasan, stigma sosial yang buruk, diskriminasi, berada dalam karantina dan kebosanan, kesepian juga kemarahan. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien Covid-19 dengan kecemasan menggunakan penerapan teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, dan spiritual di Rumah Sakit Universitas Indonesia Ruang Rawat Inap Covid Lt.14. Asuhan keperawatan dimulai pengkajian, penetapan masalah dan diagnosis keperawatan, membuat rencana keperawatan, dan memberikan asuhan dan evaluasi keperawatan. Pengukuran evaluasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Masalah fisik dan psikososial klien saling mempengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi, yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.

a new type of pneumonia virus was discovered originating from Wuhan, China, which was named Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Clients with Covid-19 experience anxiety, poor social stigma, discrimination, are in quarantine and boredom, loneliness is also anger. This Final Scientific Nurse (KIAN) work aims to describe the results of the analysis of nursing care for Covid-19 clients with anxiety using the application of deep breathing, distraction, and spiritual relaxation techniques at the University of Indonesia Hospital 14th flor Covid Room. Nursing care starts assessment, determining the problem and diagnosis of nursing, making nursing plans, and providing nursing care and evaluation. Evaluation measurements performed are using the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). The clients physical and psychosocial problems influence each other, so an integrated nursing action plan is needed, which includes bio-psycho-social-spiritual to overcome client anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>