Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nainggolan, Margery Martin Oppo
"Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang pesat, dan dengan demikian, masyarakat secara bertahap menjadi lebih bergantung pada teknologi. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa timbulan limbah elektronik berlebih dari gadget, seperti smartphone, akan meningkat secara eksponensial. Tak lama, itu akan mencapai titik di mana sampah menjadi sangat berlebihan sehingga mengklasifikasikan, apalagi mendaur ulang, akan menjadi tugas yang sangat melelahkan. Pemisah Arus Eddy adalah alat yang khusus diciptakan untuk memisahkan sampah elektronik dari segi komposisi persentasenya. Dalam proses pembuatan Eddy Current Separator, aplikasi magnet tidak dapat disisihkan. Besarnya dan inersia kekuatan magnet dalam magnet yang digunakan dalam versi Pemisah Arus Eddy apa pun sangat penting dalam menentukan kinerja dan umur panjang Pemisah itu sendiri sebelum penggantian atau pemeliharaan apa pun diperlukan. Faktor-faktor seperti suhu yang lebih tinggi dan tegangan yang diterapkan telah diketahui dapat mengurangi kekuatan magnet. Dalam penelitian ini, suhu yang biasa ditemukan pada kondisi kerja standar akan digunakan untuk menyelidiki kecenderungan peluruhan kekuatan magnet. Demi akurasi dan presisi, dua metode akan digunakan untuk membuat: Metode uji defleksi, menggunakan 10 x 10 aluminium persegi sebagai benda limbah sampel, dan metode pengukuran langsung, menggunakan Gauss-Tesla meter. Pengoperasian motor listrik pembangkit gerak rotasi untuk roll magnet dilakukan dalam RTP.

As time progresses, technology advances rapidly, and as such, society has become gradually more dependent on technology. Therefore, it is inevitable that the generation of excess electronic waste from gadgets, such as smartphones, will increase exponentially. Before long, it will reach a point where the waste becomes sufficiently copious that classifying, let alone recycling, will be an extremely laborious task. The Eddy Current Separator is a tool specifically invented to separate electronic waste in terms of its percentage composition. In the manufacturing process of the Eddy Current Separator, magnets cannot be dispensed with.  The magnitude and inertia of magnetic strength in magnets used in any version of the Eddy Current Separator are incredibly essential in determining the performance and longevity of the Separator itself before any sort of replacement or maintenance is required. Factors such as higher temperature and applied stress have been known to reduce the strength of magnets. In this study, the temperatures that are commonly found in standard working conditions will be used to investigate the trend in the decay of magnetic strength. For the sake of accuracy and precision, two methods will be used to make: The deflection test method, using 10 x 10 aluminum squares as sample waste objects, and the direct measurement method, using a Gauss-Tesla meter. The operation of the electric motor generating rotational motion for the roll magnet is done in RTP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Mahendiartha Putra
"Sampah elektronik semakin meningkat jumlah nya di masyarakat akibat intensifnya penggunaan alat elektronik individual seperti perangkat pintar serta peralatan elektronik penunjang lainnya. Dalam perakitannya, hampir seluruh perangkat elektronik ini memiliki tiga material utama yaitu logam ferrous, logam non ferrous, serta material non logam. Dikarenakan adanya bahaya, serta manfaat dari setiap material ini, maka dibuatlah sebuah rancang bangun alat eddy current separator skala kecil yang dapat memisahkan tiga material utama tersebut. Eddy Current Separator (ECS) meruapakan alat separasi yang dapat memisahkan material logam ferrous, logam non ferrous, dan non logam dengan cara menggunakan susunan magnet yang akan menghasilkan gaya eddy current. Berdasarkan gaya eddy current yang dapat memisahkan ini, maka dibuatlah sebuah rancang bangun dari alat eddy current separator dengan mengintegrasikan dua komponen utama yaitu drum magnet dan juga komponen sabuk konveyor. Sistem yang terintegrasi atas dua komponen ini akan melakukan feeding sampah elektronik yang telah dicacah dan akan membagi sampah yang tercampur menjadi tiga jenis sampah utama. Kemudian dilakukan pengujian atas alat yang telah dirancang dan dibangun dan didapatkan hasil percobaan bahwa alat dapat memisahkan material logam ferrous yang diwakilkan serbuk besi secara 100% dalam pengetesan individu, alat dapat memisahkan material logam non ferrous yang diwakilkan alumunium dan tembaga secara 100% dalam pengetesan individu, serta alat juga memisahkan material non logam yang diwakilkan oleh papan pcb secara 100% dalam pengetesan individu. Namun alat yang telah dibentuk ini masih diperlukan penyempurnaan lanjutan, dikarenakan alat hanya memiliki tingkat separasi sebesar 83,3% dalam pengetesan secara bersamaan atau pengetesan simultaneous dengan pemberian delapan buah sampel material.

Electronic waste is increasing in number in society due to the intensive use of individual electronic devices such as smart devices and other supporting electronic equipment. In its assembly, almost all of these electronic devices have three main materials, namely ferrous metal, non-ferrous metal, and non-metallic material. Due to the dangers and benefits of each of these materials, a small-scale eddy current separator was designed to separate the three main materials. Eddy Current Separator (ECS) is a separation device that can separate ferrous metal, non-ferrous metal, and non-metal materials by using a magnetic arrangement that will produce an eddy current force. Based on the eddy current that can separate this, a design is made of the eddy current separator by integrating two main components, namely the drum magnet and also the conveyor belt component. The integrated system of these two components will feed the chopped electronic waste and will divide the mixed waste into three main types of waste. Then testing was carried out on the tool that had been designed and built and the experimental results showed that the tool could separate ferrous metal material represented by iron powder 100% in individual testing, the tool could separate non-ferrous metal material represented 100% in aluminium and copper in individual tests. , and the tool also separates the non-metallic materials represented by the PCB board 100% in individual tests. However, this tool that has been formed still needs further refinement, because the tool only has a separation rate of 83.3% in simultaneous testing or simultaneous testing by giving eight material sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Nurrasyid Aryunata
"Sampah elektronik atau E-Waste sendiri didefinisikan sebagai EEE yang dibuang oleh pemiliknya sebagai limbah tanpa tujuan untuk digunakan kembali (Step Initiative, 2014). Dalam pengolahan sampah elektronik, menurut Meskers (2009) terdapat tiga tahap dalam proses daur ulang sampah elektronik yaitu collection, preprocessing, dan processing. Eddy Current Separator (ECS) merupakan alat separasi metal non-ferrous dari sampah elektronik padat. Bagian utama dari ECS adalah drum magnetik yang memiliki susunan kutub magnet yang berbeda yang mana akan menghasilkan Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). Hubungan antara variabel p (bentuk cacahan) dengan jarak defleksi juga secara langsung diujikan oleh Zhang (1998). Dengan cacahan PCB dan melakukan pendekatan berdasarkan hasil cacahan, Zhang mengidentifikasi empat bentuk cacahan yaitu bentuk strip-like (kategori 1), plate-like (kategori 2), ball-like (kategori 3), dan irregular (kategori 4). Untuk mengetahui bentuk sampah, image processing atau computer vision merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Hasilnya plate-like memiliki jarak lontar yang lebih jauh dibadingkan bentuk lainnya. Semakin luas permukaan, semakin jauh jarak lontarnya. Strip-like memiliki luas permukaan yang relatif kecil dan ball-like memiliki volume yang berdampak pada massa yang terlalu dominan. Pada pengujian shape recognition, pengujian satu objek memiliki akurasi 100% untuk bentuk strip-like dan plate-like. Akurasi pengujian tiga benda untuk ball-like hanya 33% sedangkan yang lain (strip-like dan plate-like 100%). Untuk pengujian objek acak, dari empat objek terdeteksi tiga (75%), dan 32 objek terdeteksi 17 objek.

Electronic waste or E-Waste itself is defined as EEE that is disposed of by its owner as waste without a purpose for reuse (Step Initiative, 2014). In the processing of electronic waste, according to Meskers (2009) there are three stages in the electronic waste recycling process, namely collection, preprocessing, and processing. Eddy Current Separator (ECS) is a non-ferrous metal separation device from solid electronic waste. The main part of the ECS is a magnetic drum which has a different arrangement of magnetic poles which will produce Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). The relationship between the variable p (count shape) and the deflection distance was also directly tested by Zhang (1998). By chopping PCBs and using an approach based on the results of the chopping, Zhang identified four chopping shapes, namely strip-like (category 1), plate-like (category 2), ball-like (category 3), and irregular (category 4). To find out the form of waste, image processing or computer vision is one way that can be used. The result is that plate-like has a longer ejection distance than other forms. The more surface area, the farther the ejection distance. Strip-like has a relatively small surface area and ball-like has a volume that has an impact on mass that is too dominant. In shape recognition testing, one object test has 100% accuracy for strip-like and plate-like shapes. The accuracy of testing three objects for ball-like is only 33% while for the others (strip-like and plate-like 100%). For random object testing, from four objects, three (75%), and 32 objects were detected, 17 objects were detected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Suryo Mentaram
"Sampah elektronik atau e-waste merupakan peralatan listrik dan elektronik yang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap sebagai sampah oleh pengguna. E-waste terdiri dari logam dan plastik, beberapa bahan yang termasuk kategori berbahaya, tidak dapat terurai secara alami, dan pengelolaan yang salah pada e-waste dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Logam yang terkandung dalam limbah elektronik dapat dipulihkan dan didaur ulang untuk penggunaan lebih lanjut serta memiliki nilai ekonomis. Metode pemulihan dengan pemisahan berbasis konduktivitas listrik yaitu pemisahan berbasis arus eddy, interaksi antara medan magnet alternatif dan arus eddy yang diinduksi oleh medan magnet drum yang berputar dibungkus dengan magnet permanen menghasilkan gaya tolak (gaya Lorentz) pada logam dan memisahkan logam, namun ada proses pemisahan yang tidak akurat. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gaya Lorentz yang akan dihasilkan pada kondisi logam tertentu untuk memaksimalkan laju pemisahan pemisah limbah elektronik berbasis arus eddy menggunakan perangkat image processing.

Electronic waste or e-waste is an electrical and electronic equipment that is not used anymore and regarded as waste by the user. E-waste consist of precious metals and plastic some of the materials considered as hazardous category, it cannot decompose naturally, and mistreatment of e-waste can harm environment and human health. The precious metals contained in e-waste can be recovered and recycled for further use and economical value. The method of recovery is by electric conductivity-based separation, namely eddy current-based separation, interaction between alternative magnetic field and eddy current induces by the magnetic field of a rotating drum wrapped with permanent magnet generates a repulsive force (Lorentz force) on the metal and separates the metal, however there is an inaccurate separation process. This undergraduate thesis research is to investigate the Lorentz force that will be generated in certain scrap metal conditions in order to maximize the separation rate of eddy current-based electronic waste separator using image processing software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Meino Soedira
"Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tidak terlepas dari meningkatnya limbah elektronik yang terus meningkat setiap tahunnya. Limbah elektronik yang paling umum di daur ulang adalah papan elektronik atau PCB (Printed Circuit Board). Kategori limbah elektronik termasuk dalam limbah B3 yaitu limbah berbahaya dan beracun. Proses daur ulang diperlukan untuk mencegah pengerusakan lingkungan. Salah satu material yang terkandung didalam papan elektronik memiliki harga jual tinggi yaitu alumunium dan tembaga yang termasuk kedalam kategori logam nonferrous. Untuk mendaur kedua material ini, dibutuhkan proses pemisahan tersendiri karena terdapat banyak material lain seperti plastik. Separasi atau pemisahan dengan Eddy current dapat dilakukan khususnya untuk mendapatkan material berharga nonferrous seperti alumunium dan tembaga. Eddy current dihasilkan dari rotasi roll magnet yang terdiri dari magnet permanen. Susunan magnet permanen yang digunakan adalah alternating current dimana disetiap posisi magnet yang bergantian antara bagian utara dan bagian selatan. Prototip eddy current separator pada penelitian ini mampu memvalidasi data beberapa metode dengan error paling besar 26% dan paling kecil 1,515%. Adapun jarak lontar terjauh yang dihasilkan untuk material aluminium sebesar 17,5 cm dan material tembaga sebesar 14,5 cm. Rotasi roll magnet juga turut mempengaruhi jarak lontar yaitu sebesar 15 cm pada putaran 2600 rpm dan 13,5 cm pada putaran 1800 rpm pada aluminium dengan ukuran 30 mm x 30 mm ketebalan 1 mm.

Along with the times and technology, it is inseparable from the increase in electronic waste which continues to increase every year. The most common electronic waste recycled is an electronic board or PCB (Printed Circuit Board). The category of electronic waste is included in B3 waste, namely hazardous and toxic waste. The recycling process is needed to prevent environmental damage. One of the materials contained in the electronic board has a high selling price, namely aluminum and copper which are included in the nonferrous metal category. To recycle these two materials, a separate separation process is needed because there are many other materials such as plastic. Eddy current separation or separation can be done especially to obtain nonferrous valuable materials such as aluminum and copper. Eddy current is generated by rotating a magnetic roll consisting of permanent magnets. The arrangement of the permanent magnets used is the alternating current in which each position of the magnet alternates between the north and the south. The eddy current separator prototype in this study was able to validate data from several methods with the biggest error of 26% and the smallest 1.515%. The farthest distance produced for aluminum material is 17.5 cm and copper material is 14.5 cm. The magnetic roll rotation also affects the ejection distance, which is 15 cm at 2600 rpm and 13.5 cm at 1800 rpm on aluminum with a size of 30 mm x 30 mm with a thickness of 1 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhayati Siringo
"ABSTRAK
Semakin intensifnya penggunaan perangkat elektronik rumah tangga mengakibatkan jumlah sampah elektronik semakin meningkat. Sampah elektronik mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik domestik. Keberhasilan program ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan dengan tujuan mengkaji intensi masyarakat dalam pengumpulan sampah elektronik secara resmi. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, serta intensi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan melalui survey yang melibatkan 272 penduduk Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta sebagai responden. Korelasi antar variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square(PLS). Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki nilai korelasi yang terbesar dengan intense pengumpulan sampah elektronik, dengan koefisien 0,64. Sementara sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas masing-masing memiliki koefisien korelasi sebesar 0,318 dan 0,189. Persepsi terhadap sektor informal memiliki hubungan negatif dengan intensi pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan kebijakan mengenai pengumpulan sampah elektronik dan penyebarluasan informasi tentang program tersebut. Selain itu fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu ditempatkan di lokasi yang dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

ABSTRACT
The intensive penetration of households electronic devices results a significant increase in the amount of electronic waste (e-waste). E-waste contains valuable materials and hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Since 2017, the Government of Jakarta has a program to collect domestic e-waste. The success of this program depends on residents' behavior in discarding their e-waste. This study analyzed  the relationship of knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, with attitude and support for the collection program and also the collecting intention. This research was conducted through a survey with 272 residents of Bendungan Hilir sub-district as respondents.  This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the correlation between variables. The results showed that knowledge has the greatest correlation with collecting intention, with a coefficient of 0.64. While attitude and support to the program, and accessibility to facility, have coefficient 0,318 and 0,189, respectively. Perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a regulation regarding e-waste collection and disseminate its collection program. In addition, the facilities should be stationed near the community so it can be access easily."
2020
T54473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhayati Siringo
"

Banyak rumah tangga di perkotaan menggunakan perangkat elektronik. Perangkat tersebut dapat membantu kegiatan mereka dan membuat hidup mereka lebih nyaman. Akibatnya jumlah sampah elektronik semakin meningkat.  Sampah elektronik tersebut mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan sampah elektronik yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik rumah tangga tetapi hasil pengumpulannya masih sedikit. Keberhasilan program pengumpulan ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program resmi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, persepsi tentang sektor informal, serta sikap dan dukungan terhadap program pengumpulan sampah elektronik, berpengaruh pada intensi perilaku pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta.  Sebanyak 290 responden berpartisipsi dalam survey untuk pengambilan data.  Namun hanya 272 yang memberikan jawaban lengkap dalam kuesioner yang diajukan. Data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang memiliki pengaruh positif pada intensi pengumpulan sampah elektronik. Pertama, pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki pengaruh terbesar, yaitu dengan nilai koefisen sebesar 0,64. Selanjutnya, diikuti oleh sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas dengan koefisien masing-masing sebesar 0,318 dan 0,189. Sebaliknya, persepsi terhadap sektor informal memiliki pengaruh negatif pada intensi perilaku pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan suatu kebijakan khusus mengenai pengumpulan sampah elektronik dan menyebarluaskan informasi tentang program pengumpulan sampah elektronik ke masyarakat. Selain itu desain fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu diperhatikan agar dapat menampung jenis perangkat elektronik kecil rumah tangga, serta ditempatkan di lokasi yang dekat dengan masyarakat sehingga mereka dapat menjangkaunya dengan mudah. 

 


Many households in urban areas use electronic devices.  It helps them doing their cores and makes their life more comfortable.  As a result, the amount of electronic waste (e-waste) has increased significantly. E-waste contains valuable materials as well as hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Handling e-waste improperly will cause environmental pollution and health problems. Since 2017, the Government of DKI Jakarta has a program to collect e-waste from the households but the collection rate is low. The result of the collection program depends on residents e-waste disposal behavior. This study aims to examine several underlying factors behind residents participation in the formal e-waste collection program. It analyses how knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, and also attitude and support for the collection program will affect the recycling intention. This research was conducted in Bendungan Hilir sub-district of Central Jakarta. As many as 290 respondents participated in the survey for data collection. However, only 272 participants gave complete responses in the questionnaires. This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the data. The results showed that three factors have positive relationship with e-waste collecting intention. First, knowledge has the greatest direct effect with a coefficient of 0.64. It then followed by attitude and support to the program, and accessibility to facility, with coefficients value of 0,318 and 0,189, respectively. On the contrary, perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a particular regulation regarding e-waste collection and disseminate the e-waste collection program to the public. In addition, the design of e-waste drop box should be able to accommodate small electronic devices, and the facilities should be stationed near the community so they can access it easily.

 

"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Safaat
"ABSTRAK
Pengembangan dan kemajuan teknologi yang semakin di dunia menciptakan jumlah produk elektronik yang diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jumlah produk elektronik yang diproduksi secara massal yang tidak didukung oleh perilaku dan kesadaran konsumen dapat menjadi limbah berbahaya dan dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan pemodelan konseptual pada perilaku dan kesadaran konsumen, terutama untuk mengetahui sikap manusia ketika menghadapi sampah elektronik. Secara konseptual berdasarkan Teori Perilaku Terencana TPB . Pemodelan konseptual perilaku konsumen dan kesadaran limbah eletronik dibangun menggunakan metode Structural Equation Model SEM yang menggabungkan dua metode statitika terpisah yaitu analisis faktor dan Pemodelan simultan. Pendekatan yang digunakan adalah basis dari Maximum Likehood ML . Dasar dari persamaan struktural dibangun untuk menghubungkan variabel yang diamati dengan variabel laten melalui persamaan regresi simultan. Dimana dasar dari Teori Perilaku Terencana TPB dan empat variabel turunan yang telah dikembangkan adalah: Socio-Psychological, Socio-Demographic, Technical Organization dan Study Spesific Variables akan diamati variabel dan masing-masing akan disusun dengan beberapa variabel laten sebagaimana diukur oleh indikator teramati dan dengan variabel manifes.

ABSTRACT
Development and advancement of technology is incresingly rapidly in the world create the number of mass produced electronic product to satiffy human need and contribute to assist human work. The expansion of mass produced electronic product that not support by behavior and awareness consumer can be hazardnous waste and can be able to damage the evironment and endangering human health. This research is focus to develop conceptual modelling on consumer behavior and awareness, especially to find out attitude of human being when encounter electronic waste. Conceptually based on Theory of Planned Behavior TPB indicates that intentions can be measured approach when behavior being occur repeatedly. The conceptual modelling of consumer behavior and awareness of eletronic waste is build using the Structural Equation Model SEM method which combination of two separate statitical method that is factor analysis and simultaneitly Modelling. The approach used is basis of Maximum Likehood ML . The basis of structural equations is constructed to connecting the observed variable with the laten variable through the simultaneous regression equation. Where is the basic of Theory of Planned Behavior TPB and the four derived variables that have been developed are Socio Psychological, Socio Demographic, Technical Organization and Study Spesific Variables will be observed variables and each will be composed with several laten variables as measured by indocators or manifest variables."
2018
T50739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Cahya Negara
"ABSTRAK
Saat ini kebutuhan manusia pada kendaraan semakin meningkat. Akibat peningkatan jumlah kendaraan membuat naiknya angka penggunaan bahan bakar. Solusi memperkecil penggunaan bahan bakar diperlukan dinamometer untuk mengukur daya yang dikeluarkan oleh motor, baik motor bakar atau motor listrik. Hal ini ditujukan agar perencanaan kendaraan sesuai dengan kemampuan optimal kendaraan menjalankan fungsinya. Sehingga hasil dari perencanaan tidak melebihi kapasitas kendaraan tersebut. Dinamometer yang akan dirancang adalah dinamometer eddy current. Penulis membahas metode perancangan struktur dari dynamometer baik secara teoritikal dan perhitungan numerik menggunakan software. Penulis juga akan membandingkan hasil dari perhitungan teoritikal dengan hasil dari simulasi software. Diharapkan perbandingan dari hasil perhitungan teoritikal dengan hasil simulasi software akan menjadi acuan pembuatan struktur dinamometer.

ABSTRACT
Nowadays human needs in a vehicle is increasing. As a result of the increase in the number of vehicles making use of the increased number of fuel. Solution minimize fuel usage required dynamometer to measure the power output by the motor, either internal combustion engines or electric motors. It is intended for planning optimal vehicle according to the vehicle 39 s ability to perform its functions. So that, the results of the plan does not exceed the capacity of the vehicle. Dynamometer to be designed is eddy current dynamometer. The author discusses the method of designing the structure of a dynamometer, both theoritical and numeric using software. The author also will compare the results of theoritical calculations with the results of the simulation using the software. Expected comparison results of the theoritical calculations with the results of the simulation software will be a reference for the manufacture of dynamometer structure."
2017
S67640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri Yunita
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin meningkat berimbas pada
meningkatnya permintaan terhadap barang, salah satunya barang elektronik. Salah satu masalah yang akan muncul dari meningkatnya penjualan barang elektronik yaitu limbah elektronik semakin meningkat. Limbah elektronik terbentuk dari komponen yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dari hal tersebut dibutuhkan sistem yang tepat untuk menangani limbah elektronik. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang belum memiliki sistem penanganan limbah elektronik. Sampai tahun 2017, peraturan pemerintah Indonesia masih mengklasifikasikan limbah elektronik sebagai limbah berbahaya secara umum sehingga belum ada perlakuan khusus terhadap limbah elektronik. Penelitian terdahulu telah menjabarkan kondisi dari sektor formal dan informal di Indonesia. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pelaku informal merupakan kekuatan utama dalam pengumpulan dan pemilahan limbah elektronik, terutama limbah rumah tangga. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam membangun sistem manajemen limbah elektronik di Indonesia. Dalam membangun sistem manajemen limbah elektronik di Indonesia, dibutuhkan kontribusi pemerintah dan kesadaran dari produsen barang elektronik sebagai langkah awal melakukan project awal. Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan usulan manajemen pendanaan yang
sesuai dengan kondisi Indonesia serta model finansial untuk sistem manajemen limbah elektronik yang sesuai pada kondisi Indonesia. Usulan manajemen pendanaan dan model tekno ekonomi ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya di Indonesia saat ini dan dapat membantu analisis keputusan dalam implementasi teknologi atau investasi sistem pengolahan e-waste di masa yang akan datang.

ABSTRACT
The impact of technology development and economic growth can be seen on the increasing demands for goods, such as electronic and electrical equipment. The growth of electronic and electrical equipment causes an increase in waste of electronic and electrical equipment (WEEE) amounts when the products reach their end of life. WEEE consists of components that are harmful to human and environment. Therefore, an appropriate management system of WEEE is required to prevent WEEE become a threat to human and environment. Indonesia is one of the developing countries in which proper management system of WEEE has not yet exists. Until 2017, Indonesian government regulation classified WEEE as hazardous waste in general, thus treatment was neither specially differentiated for WEEE. Previous research has outlined the conditions of the formal sectors and informal sectors in Indonesia. The result of previous research indicated that informal sector were a major force in collection and sorting of WEEE, especially for household. It became a challenge to develop a management system of WEEE in Indonesia. Developing a management system of WEEE in Indonesia needs the contribution from government and awareness from EEE producers as the first step to do the initial project. The purpose of this research is to build qualitative fund management model for initial e-waste management system in Indonesia based on literature study of e-waste management system in developed and developing countries. The propose model is expected to illustrate the material and financial flow of e-waste management system. This research will assist government and producers in decision-making and initial steps for implementation e-waste management system in Indonesia."
2018
T51279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>