Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifah Oktaviyanti
"Asma merupakan salah satu penyakit kronis, dimana penderita hanya bisa melakukan perawatan dan mengurangi gejala tanpa benar-benar menyembuhkan penyakitnya. Kehadiran penyakit ini juga disertai dengan berbagai masalah, seperti fisik, psikologis, sosial, hingga finansial. Permasalahan tersebut dapat berkurang berkat adanya penerimaan diri akan penyakit yang dideritanya dan dukungan sosial dari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan persepsi dukungan sosial pada dewasa muda dengan asma. Partisipan penelitian adalah dewasa muda usia 18-25 tahun dengan asma yang berjumlah 52 orang (M = 21,69, SD = 1,639). Persepsi dukungan sosial diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), sedangkan penerimaan diri diukur dengan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dan persepsi dukungan sosial pada dewasa muda dengan asma (r = 0.379, p < 0.05).

Asthma is a chronic disease where sufferers can only do treatment and reduce symptoms without actually curing the disease. The presence of this disease is accompanied by various problems, such as physical, psychological, social, and financial. These problems are presumably reduced due to patient self-acceptance and social support from the environment. This study aims to determine the correlation between self-acceptance and perceived social support in emerging adults with asthma. The study was conducted on 52 participants aged 18-25 years living with asthma (M = 21.69, SD = 1.639). Perceived social support was measured by the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), while self-acceptance was measured by the Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). The results showed a significant correlation between self-acceptance and perceived social support in emerging adults with asthma (r = 0.379, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jeremy Ardiansyah
"Di Indonesia, prevalensi penyakit kronis terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit kronis dapat menimbulkan dampak negatif baik fisik, psikologis, maupun sosial. Persepsi dukungan sosial dapat membantu penyembuhan individu dengan penyakit kronis. Salah satu faktor yg dapat mempengaruhi persepsi dukungan sosial adalah penerimaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara penerimaan diri dengan dukungan sosial pada mahasiswa yang memiliki penyakit kronis. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional pada 115 mahasiswa status aktif program studi Sarjana Universitas Indonesia yang memiliki penyakit kronis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) sebagai alat ukur penerimaan diri dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur persepsi dukungan sosial. Temuan pada penelitian ini menggambarkan 73,9% mahasiswa memiliki tingkat penerimaan diri pada kategori sedang dan 69,6% mahasiswa memiliki tingkat persepsi dukungan sosial dengan kategori sedang. Hasil analisis membuktikan adanya hubungan yang positif antara penerimaan diri dengan persepsi dukungan sosial pada mahasiswa yang memiliki penyakit kronis.

In Indonesia, the prevalence of chronic diseases continues to increase from year to year. Chronic disease can have a negative impact on physically, psychologically, and socially. Perceived social support can help heal individuals with chronic diseases. One of the factors that can affect perceived social support is self-acceptance. This study aims to determine the correlation between self-acceptance and social support in college students who have chronic illnesses. The research method used was quantitative research with a cross-sectional study on 115 undergraduate students at the University of Indonesia who had chronic diseases. The instruments of this research that were used in this study is the Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) as an instrument of self-acceptance and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) as an instrument of perceived social support. The findings in this study illustrate that 73.9% of students have a moderate level of self-acceptance and 69.6% of students have a moderate level of perceived social support. The results of the analysis prove that there is a correlation positively between self-acceptance and perceived social support in college students who have chronic illnesses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Aris Nur Fitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah self-compassion memediasi hubungan antara perceived social support dengan gejala depresi. Menimbang hasil penelitian bahwa gangguan psikologis terutama depresi paling rentan dialami oleh individu usia 18 hingga 25 tahun, maka gejala depresi penting untuk diperhatikan pada periode emerging adulthood. Desain penelitian ini yaitu korelasional. Jumlah partisipan 803 partisipan usia 18 hingga 25 tahun, dengan ketentuan belum menikah dan belum mempunyai anak. Instrumen dalam penelitian ini Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS), General Health Questionnaire-1 2 (GHQ-12), dan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). Hasil pengujian statistik membuktikan bahwa self-compassion memediasi secara parsial hubungan antara perceived social support dan gejala depresi, dengan indirect effect(β = - .067, p = 0.0000) dan direct effect(β = - .081, p = 0.0000) yang signifikan. Hasil analisis mediasi menunjukan perceived social support dapat langsung melewati gejala depresi atau melewati self-compassion terlebih dahulu. Individu yang mempersepsi mendapatkan perceived social support yang tinggi, akan merasa dirinya berharga dan berusaha menoleransi kondisi sulit yang dialami, sehingga memunculkan pemberian kebaikan pada diri sendiri dan mengurangi gejala depresi.

This study aims to determine whether self-compassion mediates the relationship between perceived social support and depressive symptoms. Considering the results under study that psychological disorders, especially depression, are the most susceptible to individuals aged 18 to 25 years, whose symptoms of depression are important to pay attention to what appears. The design of this study is correlational. Number of participants 803 participants aged 18 to 25 years, provided that they were single and had no children. The instrument in this study is Multidimensional Scale of Social Perception Support (MPSS), Public Health Questionnaire-12 (GHQ-12), and Self-Compassion Scale-Short Form (SCSSF). Statistical test results have shown that self-compassion partially mediates the relationship between perceived social support and depressive symptoms, with significant indirect effects (β = - .067, p = 0.0000) and direct effects (β = - 081, p = 0.0000). The results of the mediation analysis show that perceived social support can directly influence depressive symptoms or affect self-compliance = first. Emerging adults who feel they have high perceived social support, will feel themselves worthy and try to tolerate difficult conditions that are experienced, thus providing good for themselves and reducing symptoms of depression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hezron Kowardi
"Tantangan hidup yang dialami oleh mayoritas individu di setiap jenjang usia tidak pernah lepas dari penampilan fisik mereka, baik di dunia nyata maupun di media sosial setiap harinya, dengan tantangan untuk menerima diri sendiri menjadi salah satunya. Upaya yang paling menonjol yang dilakukan individu untuk menjaga penampilan fisik dan kondisi mental mereka adalah dengan berolahraga. Berolahraga juga didukung secara masif di berbagai bagian di setiap negara, dengan area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebagai area yang memiliki banyak sekali akses pendukung latihan fisik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara perilaku latihan fisik dan penerimaan diri pada perempuan emerging adults yang berdomisili di Jabodetabek. Menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional, penelitian ini mengukur perilaku latihan fisik melalui frekuensi latihan mingguan dan penerimaan diri menggunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). Di antara 139 partisipan yang berusia 18-24 tahun, hasil penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi positif yang signifikan antara perilaku latihan fisik dan penerimaan diri (rs = 0.128, p = 0.067).

The life challenges experienced by the majority of individuals at every age level never escape their physical appearance, both in the real world and on social media every day, with one of them being the challenge to accept themselves. One of the most prominent efforts that individuals do to maintain their physical appearance and mental state is by exercising. Exercise is also massively supported in various parts of each country, with the Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek) areas having extensive access to physical training facilities in Indonesia. This study investigates the relationship between exercise behavior and self-acceptance among women in emerging adulthood residing in Jabodetabek. Using a quantitative correlational method with a cross-sectional design, the study measured exercise behavior through weekly exercise frequency and self-acceptance using the Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). Among 139 participants aged 18-24, the results showed no significant positive correlation between exercise behavior and self-acceptance (rs = 0.128, p = 0.067)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannibal
"ABSTRAK
Untuk terciptanya pembinaan di Lapas khususnya pembinaan
kepribadian sebagai pembinaan tahap awal, diperlukan sikap penerimaan diri
narapidana dalam menerima kenyataan peristiwa hukum yang dialaminya.
Dengan penerimaan diri tersebut diharapkan sikap mereka menjadi ikhlas dan
mau berperan aktif dalam pembinaan di Lapas. Program dzikir yang ditawarkan
adalah dzikir dengan metode Tareqat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN).
Kegiatan dzikir ini menjadi stimulus berupa informasi baru dalam bentuk
keyakinan atas nilai-nilai kebesaran Allah SWT yang harus ditaati dan dipatuhi
sebagai penentu atas segala masalah yang terjadi agar tercipta keseimbangan
pada elemen kognisi narapidana sehingga merubah sikap menarik diri menjadi
menerima masalahnya dengan ikhlas dan mau mentaati dan mematuhi segala
apa yang menjadi kewajibannya, termasuk berperan aktif dalam pembinaan di
Lapas."
2007
T17794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Fabiola
"Dewasa muda identik dengan kebiasaan dan gaya hidup yang tidak sehat, padahal masa produktif menjadi investasi kesehatan yang penting di masa mendatang. Prediktor yang mempengaruhi upaya seseorang untuk perencanaan dan melakukan perilaku hidup sehat adalah self-efficacy yang dibentuk oleh dukungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan dan perilaku mempromosikan kesehatan pada dewasa muda. Partisipan penelitian berjumlah 804 orang berusia 18 ndash 29 tahun yang tersebar di Indonesia. Dukungan sosial yang dipersepsikan diukur dengan Interpersonal Support Evaluation List 12 ISEL-12 dan perilaku mempromosikan kesehatan diukur dengan Health Promoting Lifestyle Profile II HPLP II.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keenam dimensi perilaku mempromosikan kesehatan dengan dukungan sosial yang dipersepsikan.

Emerging adults are associated with unhealthy lifestyles, though health promoting behavior is important for health investments in the future. Health promoting behavior itself affected by perceived self efficacy, formed by social support.
This study aims to examine the correlations between perceived social support and health promoting behavior in emerging adulthood. Study participants were 804 people aged 18 ndash 29 years. The perceived social support is measured by Interpersonal Support Evaluation List 12 ISEL 12 and health promoting behavior measured by Health Promoting Lifestyle Profile II HPLP II.
The results showed no significant correlation between the six dimensions of health promoting behavior with perceived social support.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomy Rachman Hanif
"Prestasi akademis merupakan salah satu komponen dari kesuksesan mahasiswa di perguruan tinggi. Penelitian ini melihat hubungan antara unconditional self-acceptance dan prestasi akademis yang dimediator oleh grit berdasarkan teori dari self-regulation. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan fungsi mahasiswa untuk mencapai prestasi akademis adalah unconditional self-acceptance. Mahasiswa yang memiliki unconditional self-acceptance yang tinggi akan berkontribusi terhadap perkembangan grit yang dimilikinya sehingga ia dapat gigih dan tetap semangat ketika ia berhadapan dengan tantangan dan kegagalan yang mungkin terjadi dalam mencapai tujuan mendapatkan prestasi akademis yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan pada 306 mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan minimal semester 7 yang tersebar di seluruh Indonesia menunjukkan hasil bahwa grit memediasi secara penuh (fully mediated) pengaruh unconditional self-acceptance terhadap prestasi akademis (Indirect Effect = 0,0304, BootSE = 0,0151, 95% CI [0,0024 – 0,0615]).

Academic achievement is one of many component of the students success in college institutions. One of the factors that play a role in improving the function of students to achieve the academic achievement is unconditional self-acceptance. Students which have high unconditional acceptance will increase their grit so they can be persevere and keep their passion up when they face challenges and failures that may occur in achieving the goals of high academic achievement. This study looks at the relationship between unconditional self-acceptance and academic achievement that mediated by grit based on the theory of self-regulation. The results of this study that conducted from 306 students who were taking course at least semester 7 scattered throughout Indonesia showed the results that grit fully mediated the effect of unconditional self-acceptance on academic achievement. (Indirect Effect = 0.0726, BootSE = 0,0304, BootSE = 0,0151, 95% CI [0,0024 – 0,0615])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Morton, Cynthia J.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
155.2 MOR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahma Murbowo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi self-compassion terhadap subjective well-being pada remaja panti asuhan di Jakarta. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi subjective well-being adalah tercapainya tujuan atau goal dan harapan Diener Scollon, 2003. Permasalahan di kehidupan panti asuhan menunjukkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan dan harapan remaja saat mereka masuk ke panti asuhan. Saat tujuan dan harapan tersebut tidak tercapai, maka akan muncul emosi negatif yang dapat menurunkan subjective well-being Zessin, Dickhauser, Garbade, 2015. Self-compassion dapat mengurangi pengaruh emosi negatif yang ditimbulkan oleh kegagalan tersebut sehingga tingkat subjective well-being tetap baik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jumlah partisipan 100 orang 51 perempuan berusia 14-18 tahun yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Alat ukur yang digunakan yaitu Self-Compassion Scale Neff, 2003 untuk mengukur self-compassion, The Satisfaction with Life Scale Diener, Emmons, Larsen, Griffin, 1985, dan Positive and Negative Affect Schedule Watson, Clark, Tellegan, 1988 untuk mengukur subjective well-being. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan hidup R2 = 0.006, p =0.445, berkontribusi secara signifikan terhadap afek positif R2= 0.091, p = 0.002 dan afek negatif R2= 0.155, p = 0.000 pada remaja panti asuhan di Jakarta.

This research was conducted to investigate the self compassions contribution to subjective well being among orphanage adolescents at Jakarta. The factor that could influence subjective well being are goals and expectations Diener Scollon, 2003 . The troubles that occur in daily life of orphanages show the possibility of goals and expectations which do not achieved. When one experienced failure on goal achievement, negative emotion would appear and lowered the subjective well being Zessin, Dickhauser Garbade, 2015. Self compassion could alleviate the negative emotional influence of failure, so the subjective well being stayed positive. There were 100 participants 51 female from orphanages at Jakarta aged 14 to 18 for this study. The data were collected using Self Compassion Scale Neff, 2003 to measure self compassion, The Satisfaction With Life Scale Diener, Emmons, Larsen, Griffin, 1985 and Positive Negative Affect Schedule Watson, Clark, Tellegan, 1988 to measure subjective well being. Result from this study indicated that self compassion does not significantly contribute to life satisfaction R2 0.006, p 0.445, significantly contributes to positive affect R2 0.091, p 0.002 and also to negative affect R2 0.155, p 0.000 of subjective well being among orphanage adolescents in Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>