Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahri Hidayat
"Suku Asli di wilayah Riau sudah lama mendapatkan stigma yang melekat pada mereka sebagai masyarakat yang “terbelakang”, “tidak beradab”, dan “tidak beragama”. Adanya berbagai anggapan tersebut secara langsung mendiskreditkan keberadaan Suku Anak Rawa yang selama ini dikenal sebagai kelompok etnis yang sama dengan Suku Akit yang merupakan salah satu Suku Asli di wilayah pesisir timur Riau. Tesis ini ingin melihat hal yang melatarbelakangi kesadaran etnisitas yang muncul sebagai “Suku Asli Anak Rawa” dan berbeda dari Suku Akit. Metode yang digunakan dalam tesis ini adalah metode etnografi dengan wawancara dan observasi partisipatif sebagai teknik pengambilan datanya. Suku Anak Rawa menggunakan narasi asal muasal untuk mengonstruksikan indigenitas mereka. Mereka secara sadar memilih dan mengondisikan indigenitas yang dikonstruksi melalui konseptualisasi leluhur dalam produksi narasi-narasi mereka untuk mendapatkan pengakuan sebagai Suku Asli yang berbeda dari Suku Akit, Suku Hutan dan Suku-suku Asli lainnya di pesisir timur Sumatera.

Indigenous peoples in the Riau region have long had a stigma attached to them as people who are “backward”, “uncivilized”, and “non-religious”. The existence of these various assumptions directly discredits the existence of the Suku Rawa Anak, which has been known as the same ethnic group as the Akit, which is one of the indigenous peoples in the east coast of Riau. This thesis wants to look at the background of emerging ethnicity as the “Suku Asli Rawa Anak” and is different from the Akit. The method used in this thesis is an ethnographic method with interviews and participatory observation as data collection techniques. The Suku Anak Rawa uses origin narratives to construct their identity. They consciously select and condition their identity which is constructed through ancestral conceptualization in the production of their narratives to gain recognition as an indigenous peoples that is different from the Akit, the Suku Hutan, and other indigenous peoples on the east coast of Sumatra."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Kismiyati
"Penelitian mengenai jasa layanan anak telah dilakukan di Perpustakaan Umum DKI Tanah Abang, Perpustakaan Umum DKI Rawa Bunga dan Perpustakaan Anak Balai Pustaka, pada bulan Mei sampai Juli 1989. Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah jasa layanan yang,diberikan sudah berjalan dengan baik atau tidak dan usaha apa saja yang dilakukan ketiga perpustakaan di bidang jasa layanan anak. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, pengamatan di perpustakaan dan wawancara dengan Kepala Perpustakaan dan petugas perpustakaan yang menangani layanan untuk anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jasa layanan di tiga perpustakaan tidak berkembang dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi terutama adalah tidak tersedianya tenaga pustakawan yang terdidik dan trampil serta tidak tersedianya anggaran yang cukup. Jasa layanan anak di tiga perpustakaan cukup diminati anak-anak, tetapi untuk meningkatkan layanan diperlukan usaha-usaha sebagai berikut:1. Peningkatan ketrampilan pegawai dengan cara mengadakan traininq untuk menyiapkan kader. 2. Mengusahakan penambahan anggaran dengan cara mencari donatur. 3. Melakukan kerjasama antar perpustakaan sekolah dari lembaga pemerintah atau swasta yang mempunyai perhatian terhadap kesejahteraan anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Areta
"Skripsi ini didasarkan pada penelitian sosio-legal mengenai akses terhadap keadilan dalam bidang perlindungan anak, dengan fokus kelompok pengemis anak di Kampung Rawa Dulang, Bogor, Jawa Barat. Akses terhadap keadilan sendiri dibangun dari empat pilar; dalam penelitian ini, pilar yang dikaji adalah peraturan perundang-undangan yang menjamin keadilan dan pengetahuan hukum. Peraturan perundang-undangan yang digunakan adalah instrumen hukum perlindungan anak. Hasil penelitian memberikan simpulan bahwa Indonesia belum dapat memenuhi keadilan warga negaranya untuk melindungi hak anak atas eksploitasi ekonomi yang terjadi di kampung tersebut.

This thesis is based on a socio-legal research about access to justice in the field of child protection, which is focused on the case of child beggars in Rawa Dulang, Bogor, West Java. The access to justice consists of four pillars; on this research, the pillars reviewed are laws that guarantee justice and the knowledge of law. The laws used and examined are child protection laws. The result of this research suggests that Indonesia has not been able to fulfill the citizen?s need of justice, which is to protect child?s rights of economic exploitation that occurs in the said village.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S55514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1990
306 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Heriyanto
"Latar belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu mempakan salah satu kcbutuhan dasar bagi semua masyarakal. Masyarakat menuntut layanan yang lcbih baik, yaitu suatu layanan yang tidak hanya semala mendapatkan pemeriksaan fisik, tetapi juga suatu Iayanan yang ramah, berkesinambungan dapat diterima dan wajar Serta bermulu. Pengukuran mutu layanan dapat di lakukan secara subyektif mnupun secara obyektiti Pengukuran secara obyektif adalah pengukuran terhadap profesionalisme pelayanan seperti Standard Operating Procedurs. Standard Operating Procedurs adalah Suatu perangkat inslruksil langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertenlu. Kasus diare merupakan kasus yang paling sering di jumpai di rumah sakit. Penatalaksanaan kasus diare pada anak sangat panting, karena kesalahan pada penanganan, dimana konsentrasi terhadap kebutuhan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat berakibat fatal yaitu kemalian. Dalam pengawasan pasien ini perawat dalam menjalankan tugasnya dituntut mtuk dapat menjalankan SOP yang telah di buat dan ditetapkan oleh mmah sakit pcnyedia jasa Iayanan kesehatan.
Tujuan: Penelitian yang penulis lakukan bemgjuan untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana gambaran serta apakah ada monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP wuhan keperawatan anak dengan diana oleh perawat di ruang rawat Rumah Sakit Rawa Lumbu.
Metode penelitian: Rancangan penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif dengan menganalisa data secara retrospektif dan dengan melakukan metode wawancara serta Focus Group Discussion terhadap perawat pclaksana, kepala unit ruangan, kepala bidang pcrawat dan dokter spesialis anak Rumah Sakit Rawa Lumbu.
Hasil penelitian: Semua responden mengetahu adanya SOP diare pada anak dan mereka mengemhui bahwa sebagian perawat tidak menjalankan SOP tesebut, hal tersebut tenjadi di karenakan perbandingan jumlah perawat dan jumlah tempat tidur tidak seimbang Sementara itu monitoring dan evaluasi terhadap SOP belum pemah dilakukan.
Kesimpulan: SOP muhan keperawatan diare pada anak saat ini sudah baik, tetapi pefawat ada sebagian yang belum memahami SOP tersebut dan belum secara lengkap menempkan SOP asuhan keperawatan diare pada anak di karenakan beban kerja perawai yang tinggi. Hal tersebut disebabkan antara Iain adalah tidak tersedianya alat penunjang kcgiatan pelaksanaan SOP juga tidak seimbangnya perbandingan jumlah perawai dan jumlah tcmpax tidur

Background: High quality health services were one of the basic needs in all communities. Community was urging for better services, services which do not only comprising of physical diagnosis, but also kind, continual, acceptable, appropriate and high quality services. Assessment of services quality could be done by either subjective or objective ways. Objective assessment was assessment of services professionalism such as Standard Operating Procedures (SOP). SOP is an instruction or steps protocol that has to be standardized in order to finish some routine work process. Diarrhea cases were ease which very probable to found in hospital. Management of diarrhea cases in children is very important, because of error in handling, such as in the concentration of electrolyte and fluid balance needs, could causing final consequences, in the end was death. When watching these patients, nurses who doing these jobs were urged to do SOP that have been made and signed by the hospital which supplying health services.
Aim: Study which writer done was aimed to answer quwtions about how is the description and is there any monitoring and evaluation of children with diarrhea nursing care SOP implementation by nurses in Rawa Lumbu Hospital treatment room.
Researching method: this study was designed using qualitative and quantitative method by analyzing data retrospectively and by doing interview method and Focus Group Discussion with practitioner nurses, head of the room unit, and podiatrist ofllawa Lumbu Hospital.
Result of the study: All respondents knew the existence of diarrhea in children SOP and they knew that some nurses were not implementing the SOP caused by comparison of nurses and beds amount was unbalanced. ln the other hand, monitoring and evaluation of SOP were never being done before.
Conclusion: Diarrhea in children nursing care SOP were good these time, but there were some nurses who have not understand these SOP and have not completely implementing the Diarrhea in children nursing care SOP because of nurse’s high workloads. This could be caused by such thing as instrument of the SOP implementation were not provided and the unbalanced number of comparison between nurses and beds amount.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34417
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Rosalina
"ABSTRAK
Penelitian di areal konservasi di PT National Sago Prima bertujuan untuk
mendapatkan informasi terbaru komposisi floristik, struktur, dan kandungan
karbon di hutan rawa gambut, sebagai dasar dalam pengelolaan kawasan
konservasi kedepannya. Penelitian dilakukan pada Janauari-Februari 2012 dan
dilakukan pada 25 kuadrat berukuran 20 m x 20 m dengan total luasan
pengamatan 1 hektar. Lokasi penelitian merupakan hutan rawa gambut sekunder
dengan nilai keanekaragaman spesies tumbuhan dan kandungan karbon yang
tinggi. Total spesies yang ditemukan di areal penelitian adalah 73 spesies dari 38
famili. Spesies tingkat pohon diidentifikasi sebanyak 50 spesies (30 famili),
kerapatan 550 individu/ha, dominansi 18,32 m2/ha, dan Indeks keanekaragaman
Shannon-Wiener 3,05 (keanekaragaman spesies tinggi). Spesies tingkat pohon
dengan Nilai Kepentingan (NK) tertinggi adalah Pandanus atrocarpus Griff.
(NK= 45,86%). Tiga famili dengan NK tertinggi adalah: Pandanaceae (45,86%),
Myrtaceae (40,37%), dan Dipterocarpaceae (39,20%). Struktur hutan
didominasi oleh pohon dengan diameter di bawah 20 cm sebanyak 408 pohon/ha
(74,05% ). Tinggi pohon dominan menempati stratum bawah D dan E dengan
tinggi di bawah 20 m sebanyak 431 pohon/ha (78,36 %). Ditemukan 11 spesies
yang masuk ke dalam red list IUCN 2012, tiga diantaranya adalah: Shorea rugosa
(Critically endangered), Shorea tesymanniana (Endangered), dan Gonystylus
bancanus (Vulnerable). Biomassa dan kandungan karbon (C) di atas permukaan
tanah sebesar 149,18 ton/ha dengan 70,12 ton C/ha. Pohon (D > 10 cm)
memberikan nilai terbesar (56,29%) dari total biomassa dan kandungan karbon di
atas permukaan tanah sebesar 83,97 ton/ha dengan 39,47 ton C/ha. Biomassa dan
kandungan karbon di tingkat belta sebesar 20,69 ton/ha dengan 9,72 ton C/ha
(13,87%), tingkat semai dan tumbuhan bawah 0,03 ton/ha dengan 0,01 ton C/ha
(0,02%), nekromassa berkayu 24,06 ton/ha dengan 11,31 ton C/ha (16.13%), serta
serasah sebesar 20,44 ton/ha dengan 9,61 ton C/ha (13,70%). Persamaan alometri
yang dibuat khusus untuk Pandanus atrocarpus memberi nilai biomassa dan
kandungan karbon sebesar 5,16 ton/ha dengan 2,42 ton C/ha. Karbon di bawah
permukaan tanah sebesar 464.895,94 ton C/ha, dengan kedalaman gambut rerata
5,5 m, bobot isi tanah rerata 0,18 g/cm3, serta kandungan C organik rerata 46,6 %.
Di seluruh koridor hutan konservasi penyangga kubah gambut seluas 541 ha, total
biomassa dan kandungan karbon di atas permukaan tanah adalah 80.708,64 ton
dan 37,934 ton C, dan total kandungan karbon di bawah permukaan tanah adalah
238,96 juta MT C.
ABSTRACT
Study of the floristic composition, structure, and estimation of carbon storage of
the peat swamp forest in PT National Sago Prima, aims to get the latest
information of the subject as a basis for future management of the conservation
area. The research was conducted in January - February 2012 using the 25
quadrats measuring 20 m x 20 m ach, covering sampled area of 1 hectare. The
results showed that the study site is a regenerating peat swamp forests having high
plant species diversity and high carbon stock content. Total species found in the
study area were 73 species of 38 families. Tree species recorded about 50 species
(30 families), tree density was 550 individuals/ha, and total tree basal area was
18.32 m2/ha. The Shannon-Wiener’s Diversity Index for tree of 3.05 (high species
diversity). Tree species with the highest Importance Values (IV) was Pandanus
atrocarpus Griff. (IV= 45.86%). The tree families with the highest IV were
Pandanaceae (45.86%), Myrtaceae (40.37%), and Dipterocarpaceae (39.20%).
Forest structure dominated by trees with diameter below 20 cm amonting to 408
trees/ha (74.05%). The forest canopy was dominated by trees in the D and E
strata with height of less than 20 m, and density of 431trees/ha (78.36%). Eleven
species can be included in the IUCN red list e.i.: Shorea rugosa F. Heim
(Critically Endangered), Shorea tesymanniana Dyer ex Brandis (Endangered), and
Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz (Vulnerable). The total aboveground biomass
and carbon (C) storage was 149.18 ton/ha with 70.12 ton C/ha. Tree biomass and
carbon content was the highest component (56.29%) of aboveground biomass and
carbon content about 83.97 ton/ha with 39.47 ton C/ha. Biomass and carbon
content of saplings about 20.69 ton/ha with 9.72 ton C/ha (13.87%), seedlings and
undergrowth plants 0.03 ton/ha with 0.01 ton C/ha (0.02%), woody necromass
24.06 ton/ha with 11.31 ton C/ha (16.13%), and littter 20.44 ton/ha with 9.61 ton
C/ha (13.70%). The allometric equation specially developed for Pandanus
atrocarpus gave the total biomass and carbon content of 5.16 ton/ha with 2.42 ton
C/ha. Mean peat soil depth was 5.5 m, mean bulk density of 0.18 g/cm3, and
mean organic C of 46.6 %. The estimated C content in one hectare of peat soil in
the study site was 464,895.94 MT C/ha. In the entire forest corridor of peat dome
buffer zone constituting the conservation area of 541 ha, the total aboveground
biomassand carbon storage were estimated to be 80,708.64 ton and 37,934.00 ton
C, while the total underground carbon was 238,96 million MT C."
2013
T35985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Astar
"Penelitian ini merupakan kajian variasi bahasa Melayu di Riau Daratan dan di Riau Kepulauan. Kajian ini bersifat komparatif, membandingkan bahasa Melayu di dua wilayah Riau tersebut. Yang dibandingkan adalah perbedaan etimon dan realisasi vokal dan konsonan pada suku kata pertama dan kedua. Bahasa Melayu yang dibandingkan itu terdapat di i S daerah pengamatan, 9 di Riau Daratan dan 9 di Riau Kepulauan.
Hasil kajian ini membuktikan bahwa bahasa Melayu di Riau Daratan lebih variatif daripada bahasa Melayu di Riau Kepulaun. Buktinya adalah banyak glos yang memiliki etimon lebih banyak di Riau Daratan daripada di Riau Kepulauan. Di samping itu, realisasi vokal dan konsonan, juga menunjukkan ada kecenderungan lebih bervariasi bahasa Melayu di Riau Daratan. Kebervariasian bahasa Melayu di Riau Daratan itu disebabkan oleh kemungkinan adanya pengaruh atau unsur pinjaman dari bahasa lain, antara lain, bahasa Minangkabau, Jawa, dan Sunda. Ada penanda khas antara bahasa Melayu di Riau Daratan dan di Riau Kepulauan. Penanda itu, antara lain, adanya etimon bahasa lain lebih banyak di Riau Daratan daripada di Riau Kepulauan, bunyi vokal tengah swa terdapat di Riau Kepulauan, dan realisasi konsonan [t] di Riau Kepulauan dan [k] atau [?] di Riau Daratan pada akhir berian glos tertentu.

This research is a study of the variation of Malay language in the Riau Land and the Islands of Riau. This is a comparative study, to compare Malay language in two regions of Riau. This study compares the difference of etimon and the vowel and consonant realization on the first and second syllable. On the Malay language, there are eighteen research point area, nine of them are in the Riau Land and the rest are in the Islands of Riau.
The result finding proves that Malay language in are more variation than the Malaya language in the Islands of Riau. The evident show that there many gloss with more etimons in the Riau Land morever, the realization of vowel and consonant, show that the Malay language in the Riau Land has tend to have more variations. The variations from other languages such as the influence of, Minangkabau, Javanese, and Sundanese. There is a special sign between the Malay language in Riau Land and the Islands of Riau. One of signs is that there are more etimons of other languages in Riau Land than in the Islands of Riau. In the Islands of Riau there are the sound of middle vowel swa and the consonant realization [t] and [k] or [?] in the Riau Land on the second on the syllable of the certain given gloss."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
306 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soejitno Hardjosoediro
"Autobiography of Soejitno Hardjosoediro, an Indonesian revolutionary."
Depok: Paguyuban Keluarga Besar Soejitno Hardjosoediro, 2006
920.71 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
"Tesis ini tentang pelayanan Pos Kepolisian Rawa Bening dalam mewujudkan dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Kelurahan Rawa Bunga. Perhatian utama tesis ini adalah corak kegiatan pelayanan yang dilakukan Polri dengan fokus tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi yang ditujukan kepada masyarakat yang didasari penggunaan wewenang dan diskresi kepolisian. Dalam kajian tesis ini fungsi pelayanan dalam mewujudkan dan memelihara Kamtibmas dilihat dari perspektif rangkaian tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi yang berperan sesuai dengan kedudukannya dalam melakukan pelayanan untuk mewujudkan dan memelihara Kamtibmas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan teknik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk mengungkapkan tindakan kebijaksanaan oleh individu maupun organisasi dalam menjalankan pelayanan guna mewujudkan dan memelihara Kamtibmas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi dilakukan sebagai bagian cara bertindak Pos Kepolisian dan yang dilakukan anggota atas interpretasi tindakan di lapangan. Tindakan yang dilakukan pola-pola pelayanan Pos Kepolisian dan anggota didasarkan atas alasan pemolisian masyarakat, Kegiatan pelayanan dalam rangka ntewujudkan dan memelihara Kamtibmas yang dilakukan oleh Pos Kepolisian Rawa Bening ditujukan untuk : (1) menerima laporan atau pengaduan serta menerbitkan surat keterangan tanda melapor, (2) mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan taksi ilegal, (3) menjaga ketertiban umum, (4) menjaga pemukiman dan perumahan penduduk, (5) menjaga usaha pada pengusaha tertentu. Alasan dilakukan tindakan ini dengan melihat status sosial, hubungan personal, selektif prioritas dan kegiatan dalam melayani oleh Pos Kepolisian Rawa Bening. Pelaksanaan kegiatan pelayanan dalam mewujudkan dan memelihara Kamtibmas ini dipengaruhi oleh keterbatasan personal, sarana dan prasarana, anggaran dan kemampuan atau ketrampilan manajerial dan komunikasi dalam mendukung pelaksanaan tugas, program kegiatan yang tidak disusun secara baik serta mempertimbangkan kepentingan dan tingkat hubungan dari masyarakat yang dilayani. Tindakan berupa kebijaksanaan individu dan organisasi mewarnai hubungan sosial dan hubungan kerja maupun tanggapan masyarakat terhadap fungsi, tugas pokok dan peranan Polri.
Hubungan sosial dan hubungan kerja maupun tanggapan masyarakat atas pelayanan untuk mewujudkan dan memelihara Kamtibmas, mempengaruhi hubungan yang sederajat antara Polisi dan masyarakat dalam rangka mewujudkan kegiatan pemolisian masyarakat, yang mana warga masyarakat dapat mencegah menanggulangi serta menangkal gangguan Kamtibmas sesuai kebutuhannya serta Polri dalam menjalankan pelayanan sesuai fungsi dan peranannya.
Implikasi dari tesis ini adalah perlunya pengembangan Pos Kepolisian sebagai unsur pelayanan terdepan di tengah-tengah masyarakat yang menyentuh langsung pada kepentingan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan. Dalam pengembangan ini perlu dilakukan dengan cara menambah personel, meningkatkan kemampuan atau ketrampilan manajerial dan komunikasi, memenuhi sarana prasarana, dukungan anggaran, menumbuhkan rasa bangga sebagai anggota pelayan Pos Kepolisian, dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Selain itu dalam paradigma baru Polri maka perlu merubah gaya pemolisian dengan tindakan reaktif menjadi proaktif, mempunyai program kegiatan yang teradministrasi dengan baik serta dapat memberikan harapan bagi masyarakat meningkatkan kemampuan manajerial dan komunikasi serta profesional dengan memahami budaya masyarakat, yang mengarah kepada kemitraan sebagai dasar pemolisian masyarakat."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>