Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197806 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guruh Wicaksono
"Akreditasi merupakan faktor yang menjadikan institusi pelayanan Kesehatan semakin professional, bukan hanya dari segi pengelolaan layanan tetapi juga sebagai pengelolaan manajemen yang mumpuni. Banyaknya puskesmas di Indonesia saat ini merupakan tantangan bagi pelaksana Akreditasi untuk mencapai posisi status Akreditasi Paripurna sebagai tingkatan kinerja tertinggi. Untuk mengupayakan pencapaian kinerja Akreditasi tersebut berlangsungnya aktivitas knowledge management menjadi hal yang sangat penting. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dengan status Akreditasi Paripurna untuk melihat penerapan knowledge management pada aspek modal manusia, organisasi, dan teknologi informasi dan komunikasi, serta menganalisis gambaran pengelolaaan resource yang dimiliki dalam memaksimalkan pencapaian status akreditasi tertinggi. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan desain Rapid Assessment Procedures (RAP), yaitu suatu penelitian kualitatif yang dilakukan secara cepat (1-2 bulan) dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian mendapatkan bahwa modal manusia, organisasi serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan dampak yang besar terhadap pencapaian akreditasi paripurna. Pengelolaaan kemampuan staf dan penguasaan teknologi oleh kebanyakan staf yang diberikan tugas sebagai penanggung jawab, memberi dampak yang besar terhadap staf dalam melakukan intruksi dan progres, dengan ditunjang TIK yang memadai sehingga performa Puskesmas dalam persiapan akreditasi lebih maksimal dan proses knowledge management berjalan dengan sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini knowledge management telah diterapkan dengan baik dan berperan   dalam proses distribusi informasi yang dipengaruhi oleh  modal manusia, organisasi dan kemampuan staf dalam pengetahuan teknologi informasi komunikasi (TIK) dimana masing-masing memberikan dampak besar dalam kelangsungan proses organisasi untuk mencapai status akreditasi paripurna Saran penelitian ini kepada puskesmas samboja dapat mendokumentasikan rekomendasi hasil akreditasi dengan baik, sehingga proses perbaikan dapat dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan pola pelayanan yang diterapkan oleh puskesmas Samboja dan dapat mempertahankan status Paripurna saat pelaksanaan re-akreditasi, dilanjutkan dengan pembelajaran untuk mempertahankan status paripurna yang saat ini telah didapatkan. Camat Samboja agar kiranya terus mempertahankan kolaborasi yang sudah sangat baik, sehingga 2 puskesmas lain di wilayah Samboja segera mendapatkan status akreditasi paripurna. Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti status akreditasi di wilayah dan puskesmas yang berbeda dalam peningkatan status akreditasi pasca re-akreditasi puskesmas dilakukan, sehingga ada data pembanding dalam proses knowledge sharing antar daerah.

Accreditation is a factor that makes health care institutions more professional, not only in terms of service management but also as a qualified management. The number of health centers in Indonesia today is a challenge for the implementers of Accreditation to achieve the status of the Plenary Accreditation position as the highest performing level. To strive for the performance of the Accreditation, knowledge management is very important. This research was conducted at the Samboja Health Center, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province with Plenary Accreditation status by applying knowledge management to see aspects of human capital, organization, and information and communication technology, as well as analyzing the description of the management of resources owned in maximizing the utilization of the highest accreditation status. This study uses an approach using the Rapid Assessment Procedures (RAP) design, which is a qualitative research conducted quickly (1-2 months) using in-depth interviews. The results of the study found that human capital, organization and Information and Communication Technology (ICT) had a major impact on the plenary accreditation. The management of staf capabilities and mastery of technology by most of the staf assigned the task of being in charge, has a great impact on staf in carrying out instructions and progress, supported by adequate ICT so that the performance of the Puskesmas in preparation for accreditation is maximized and the knowledge management process is very good. The conclusion of this study is that knowledge management has been implemented properly and plays a role in the process of distributing information which is influenced by human capital, and the ability of staf in communication technology (ICT) knowledge, each of which has a major impact on the organizational process to achieve complete accreditation status. Suggestions from this research to the Samboja Health Center can document the recommendations of the accreditation results properly, so that the improvement process can be carried out gradually and adapted to the service pattern applied by the Samboja Health Center and can maintain the Plenary status during the implementation of re-accreditation, followed by learning to maintain the plenary status that is has now been obtained. The Samboja sub-district head should continue to maintain the excellent collaboration, so that the other 2 health centers in the Samboja area will soon get a plenary accreditation status. For further research, it is possible to examine the accreditation status in different regions and puskesmas in improving the accreditation status after the re-accreditation of the puskesmas is carried out, so that there is a comparison of data in the knowledge sharing process between regions. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loly Azyenela
"Tesis ini membahas kegagalan konstruksi Sheet-pile sebagai dinding penahan tanah fleksibel di Pelabuhan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Pelaksanaan pembangunan dimulai pada bulan Desember tahun 2009. Pada bulan Februari tahun 2010 selang masa konstruksi, sheet-pile tersebut mengalami keruntuhan dengan deformasi yang terjadi pada dinding sangat besar, serta tiang spun pile sebagai support lateral mengalami patah. Dengan memperhatikan mode keruntuhan sheet-pile berdasarkan Eurocode 7 “Geotechnical Design” dan analisa menggunakan program Plaxis 2D, kasus kegagalan sheet-pile di pelabuhan Kota Bangun ini dianalisis lebih dalam.
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dinding sheet-pile pelabuhan Kota Bangun adalah terbentuknya sendi plastis antara balok penghubung dengan tiang spun pile, dikarenakan kurangnya ketahanan lateral dari tiang spun pile. Metode pelaksanaan konstruksi dan kelalaian dalam pemodelan juga merupakan faktor penyebab kegagalan dinding sheet-pile pelabuhan Kota Bangun.

Failure of sheet-pile as a flexible retaining wall at Port of Kota Bangun, Kutai Kartanegara East Kalimantan is presented in this thesis. The port project started on December 2009. A large scale collapse on wall and fracture on spun pile occurred on February,2010. Failure modes of sheet pile will be considered from Eurocode 7 “Geotechnical Design” and detailed design will be using program Plaxis 2D.
The results of detailed studies disclosed that the plastic hinge is formed between the beam with spun pile could be one factored of the cause of the incident. Lack of support lateral caused the failure. Method of construction and carelessness in planning also caused the failure at port of Kota Bangun.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmawan
"Tulisan ini membahas bagaimana awal mula pemukiman di Situs Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelusuran Ppemukiman tersebut dilihat dari tinggalan arkeologis yang diperoleh dari hasil penggalian yang dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 2007 dan 2009. Setiap situs pemukiman yang ada pada Situs Kutai Lama kemudian dilihat karakteristik temuan dan karakteristik keletakannya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu pada Situs Kutai Lama. Penelitian ini membahas pemukiman tingkat makro dan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sisa-sisa pemukiman yang ada menunjukan perbedaan sosial dan menunjukan situs mana yang ramai didatangi oleh para pedagang dan kemudian tinggal untuk bermukim.

This article discuss about the beginning of the settlement in the Kutai Lama Site in which the settlement can be seen and observed by the artifacts, obtained from an excavation by the team of National Archaeological Research Center in 2007 and continued in 2009. Each settlement is characterized by its artifacts and locations.
The purpose of this research is to reconstruct the ancient culture in Kutai Lama Site. This settlement, in which from the excavation processes shows the difference of social or state of well-being in each site, is a macro settlement where it shows which part of it was often visited by merchants and then became a settlement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Widyan Nur Adly
"Eksplorasi merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses pencarian sumber daya batubara. Salah satu hal yang perlu dianalisis pada eksplorasi merupakan kualitas dari batubara tersebut yang akan berpengaruh kepada nilai jual batubara dan kelayakan batubara tersebut untuk ditambang. Terdapat banyak hal yang umumnya akan memengaruhi kualitas dari batubara, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh lingkungan pengendapan batubara terhadap kualitas batubara tersebut. Penelitian dilakukan pada area konsensi PT. Insani Baraperkasa yang berada di Kecamatan Loa Janan, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa analisis petrografi maseral, elektrofasies, dan geokimia. Hasil yang diperoleh dari metode yang dilakukan berupa interpretasi lingkungan pengendapan batubara dan kualitas batubara pada daerah penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui kondisi geologi pada daerah penelitian umumnya didominasi oleh satuan batupasir dan satuan batulempung dengan umur Miosen Akhir dan memiliki arah orientasi perlapisan timur laut-barat daya. Batubara pada daerah penelitian sendiri terendapkan pada lingkungan delta bagian atas dengan tipe rawa marsh klastik hingga hutan rawa basah. Terdapat empat seam batubara yang terendapkan pada daerah penelitian yang tergolong batubara tingkat rendah dengan jenis lignit. Kandungan nilai kalori batubara pada daerah berbanding terbalik dengan kandungan kelembapan, debu, zat terbang, dan sulfur menandakan kualitas batubara yang semakin meningkat seiring kenaikan kalori dan penurunan pada kandungan kelembapan, debu, zat terbang, dan sulfur. Terlihat arah persebaran kualitas batubara yang semakin meningkat ke arah barat daya daerah penelitian, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batubara yang semakin menjauh dari laut.

Exploration is the initial activity carried out in the process of finding coal resources. One of the things that needs to be analyzed in exploration is the quality of the coal which will affect the selling price of the coal and the feasibility of the coal to be mined. There are many things that generally affect the quality of coal, this study aims to determine the influence exerted by the coal depositional environment on the quality of the coal. The research was conducted in the concession area of PT. Insani Baraperkasa who is in Loa Janan District, East Kalimantan. The method used in this research is maseral petrography, electrofacies, and geochemistry analysis. The results obtained from the method used are in the form of interpretation of the coal depositional environment and coal quality in the study area. Based on the research conducted, it is known that the geological conditions in the study area are generally dominated by sandstone units and claystone units with Late Miocene age and have a northeast-southwest orientation. Coal in the study area itself was deposited in the upper delta environment with clastic marsh swamp to wet swamp forest types. There are four coal seams deposited in the study area which are classified as low rank coal and the type is lignite. The content of the calorific value of coal in the region is inversely proportional to the content of moisture, dust, volatile matter, and sulfur indicating that the quality of coal increases with the increase in calories and decreases in the content of moisture, dust, volatile matter, and sulfur. It can be seen that the direction of the distribution of coal quality is increasing towards the southwest of the study area, this is influenced by the coal depositional environment which is increasingly away from the sea."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Faishal Farid
"Batubara menjadi energi utama dalam kebutuhan pembangkit listrik. Oleh karena itu kegiatan eksplorasi dan produksi batubara masih perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan di wilayah pertambangan PT. Trisensa Mineral Utama, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dengan keadaan geologi batubara yang terendapkan pada Formasi Balikpapan dan termasuk kategori kondisi geologi moderat, dengan keadaan lapisan batubara yang nyaris vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan dan menghitung sumber daya batubara di Lapangan WB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa studi literatur dan pengamatan lapangan serta metode kuantitatif berupa pemodelan dan persamaan matematis perhitungan volume batubara yang dibantu oleh perangkat lunak Minescape 5.7. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung dalam kegiatan penelitian dan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Pengamatan lapangan digunakan untuk mengukur geometri aktual batubara daerah penelitian dan sebagai gambaran awal dalam melakukan pemodelan. Data yang digunakan dalam pemodelan dan perhitungan sumber daya batubara berupa 16 titik bor yang mencakup informasi data survei, litologi, dan kualitas batubara yang kemudian diinterpretasikan untuk menghasilkan model bawah permukaan dan besaran tonase sumber daya batubara. Berdasarkan hasil pemodelan, secara umum rata-rata kemiringan lapisan batubara pada daerah penelitian adalah sebesar 75o dengan ketebalan mulai dari 1,19 m hingga 6,14 m. Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa sumber daya tereka sebesar 234.396 ton, sumber daya tertunjuk sebesar 2.008.651 ton, dan sumber daya terukur sebesar 835.764 ton, sehingga total keseluruhan sumber daya pada Lapangan WB adalah sebesar 3.078.811 ton. Dengan mengetahui geometri batubara di bawah permukaan serta mengetahui besaran nilai sumber daya batubara di daerah penelitian tersebut, diharapkan dapat membantu dalam rencana penambangan di Lapangan WB ke depan.

Coal is the main energy for power plants. Therefore, coal exploration and production activities still need to be carried out. This research was conducted in the mining area of ​​PT. Trisensa Mineral Utama, Loa Janan District, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province with geological conditions of coal deposited in the Balikpapan Formation and included in the category of moderate geological conditions, with almost vertical dipping of coal seam. This study aims to model and calculate coal resources in WB Field. The method used in this study is a qualitative method in the form of literature studies and field observations and quantitative methods in the form of modeling and mathematical equations for calculating coal volume assisted by Minescape 5.7 software. Literature study was conducted to obtain supporting theories in research activities and to determine the geological conditions of the research area. Field observations are used to measure the actual geometry of the coal in the research area and as an initial description in modeling. The data used in the modeling and calculation of coal resources are 15 drill points which include survey data, lithology, and coal quality information which are then interpreted to produce the subsurface model and the tonnage of coal resources. Based on the modeling results, in general the average slope of the coal seam in the study area is 75o with thickness ranging from 1.19 m to 6.14 m. After calculating, it is known that the inferred resource is 234,396 tons, the indicated resource is 2,008,651 tons, and the measured resource is 835,764 tons, so that the total resource in WB Field is 3,078,811 tons. By knowing the geometry of the coal below the surface and knowing the value of the coal resources in the research area, it is hoped that it will help in future mining plans at WB Field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Pusat Kajian Antropologi UI, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Setiawan
"ABSTRAK
Latar Belakang: Paparan utama pada pekerja tambang batubara adalah debu kimia yang akan menimbulkan gangguan fungsi pernapasan dengan paparan kronis menahun. PT. X mengalami trend peningkatan prevalensi penurunan fungsi paru selama tiga tahun 2013 ndash; 2015 yaitu 15.8 , 18.3 , dan 21.9 . November 2015, PT. X menerapkan kebijakkan menggunakan APD masker N-series tipe 8211 pada pekerja lapangan.Metode :Penelitian menggunakan desain potong lintang pada PT. X, Kontraktor Tambang Batubara di Kalimantan Timur dengan 300 orang dipilih secara convenient sampling. Pengambilan data primer dengan wawancara dan pengisian kuisioner penelitian, sedangkan data sekunder dari data laporan kesehatan tahunan 2015 ndash; 2016 dan data laporan bulanan HRD - HSE PT. X. Variabel yang diteliti adalah motivasi kerja, tingkat pengetahuan, kenyamanan kerja, reward/punishment, masa kerja, status kerja, supervisi pengawas, dan ketersediaan fasilitas masker. Penelitian ini juga melihat distribusi penurunan fungsi paru per 2015 - 2016.Hasil :Dijumpai 82 pekerja patuh menggunakan masker. Terdapat hubungan antara motivasi kerja p 0.02, ORa 4.80, 95 CI 1.22 ndash; 18.86 , tingkat pengetahuan.

ABSTRACT
Background: Main hazard for the coal mining workers is chemical dust that cause declining of lung function with chronic exposure. PT. X experienced elevated trend of declining lung function of workers within past three years 2013 ndash 2015 i.e. 15.8 , 18.3 , and 21.9 . November 2015, PT. X stipulated new policy to its field workers that oblige them to use PPE mask of N series type 8211.Method This study uses cross sectional design on PT. X, a coal mining contractor in East Borneo, with 300 people chosen by convenient sampling. Primary data collection was conducted via interview and filling questionnaire secondary data collection was compiled from PT. X rsquo s MCU reports of 2015 2016 and HRD HSE monthly reports. Studied variables are work motivation, knowledge, PPE comfortability, reward punishment, working duration, working status, supervision, and availability of the PPE mask. The study also describe the declining lung function as per 2015 2016.Study Results As much as 82 of workers are comply to use PPE. There are statistically significant relation between work motivation p 0.02, ORa 4.80, 95 CI 1.22 ndash 18.86 , PPE knowledge.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Margiati
"ABSTRAK
Penelitian ini tentang distribusi bahasa di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan bidang kajian dialektologi. Penelitian dialektologi di Indonesia sebagaian besar masih terfokus di Pulau Jawa. Berdasarkan data, penelitian dialektologi di Pulau Kalimantan hanya sebesar 3,57 dari keseluruhan penelitian dialektologi yang pernah dilakukan. Sebagai salah satu daerah yang termasuk wilayah Kalimantan, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan bahasa. Kabupaten Kutai Kartanegara bukan hanya dihuni oleh suku Melayu sebagai suku asli, tetapi juga suku pendatang dari luar daerah, seperti suku Dayak, suku Jawa, suku Banjar, dan suku Bugis. Suku-suku ini hidup menyebar di setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelacakan bahasa di setiap kecamatan untuk mengetahui distribusi bahasa yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode pupuan lapangan dengan dengan mendatangi informan secara langsung ke titik pengamatan, sedangkan metode gabungan digunakan untuk mengitung persentase dialektometri, berkas isoglos, dan interpretasi data dalam bentuk uraian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat empat bahasa, yaitu bahasa Kutai, bahasa Bugis, bahasa Jawa, dan bahasa Dayak Kenyah.

ABSTRACT
This research about distribution of language in Kutai Kartanegara district with Dialectology approach. Most of dialectology research in Indonesia is still focused in Java Island. Based on data, dialectology research in Kalimantan island only about 3,57 of dialectology research that had been done. As one of the region in Kalimantan, Kutai Kartanegara District is a region rich with many language. This district is inhabited by, not only Malay Tribe as the original tribe, but also other tribe such as Dayak, Javanese, Banjar, and Bugis. These tribes live spread out of all sub district in Kutai Kartanegara District. Because of that, to understand the distribution of language in this district, it is required to track the language in every sub district in Kutai Kartanegara District. This research use two methods. The first method is The Pupuan Lapangan Method where we come directly to the interviewees in the observation point. The second method is The Compilation Method, which we use to count the dialectometry percentage, isogloss bundle, and to interpret the data into description. This research conclude that there are four languages in the Kutai Kartanegara District, that is Kutai, Bugis, Javanese, and Dayak Kenyah."
2017
S69949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Pusat Kajian Antropologi UI, 2016
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bandjarnahor, South Mardongan
"Industri pertambangan batubara yang melakukan kegiatan pengolahan dan pencucian batubara cenderung menggunakan rawa sebagai tempat pembuangan limbah batubara yang berasal dari proses pencuciannya. Walaupun di dalam dokumen AMDAL diharuskan melakukan pengelolaan limbah dengan membuat kolam pengendap secara berseri sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan pengendapannya dilakukan secara periodik.
Batubara hasil penambangan (Run of Mine) dari tambang sebelum dipasarkan terlebih dahulu diproses di Instalasi Pengolahan dan Pencucian. Di Instalasi dilakukan proses pengecilan ukuran (antara 0,125 mm s.d. 50 mm) dan selanjutnya dilakukan pencucian dengan menggunakan air supaya partikel pengotornya lepas dari batubara. Partikel-pertikel halus tersebut terdiri dari batubara berukuran < 0,125 mm, batuan lempung, batuan lanau, batuan pasiran dan batuan lainnya yang disebut limbah batubara, dibuang ke Rawa Beloro yang berada di sekitar lnstalasi Pengolahan dan Pencucian.
Tujuan penelitian ini adalah a) Mengetahui parameter kualitas air yang tercemar akibat pembuangan limbah batubara ke dalam Rawa Beloro; b) Mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi di Rawa Beloro akibat pembuangan limbah batubara; c) Mengetahui penyebab utama terjadinya degradasi ekosistem perairan Rawa Beloro; d) Mengetahui pengaruh limbah batubara terhadap struktur komunitas pada perairan Rawa Beloro; e) Mengetahui pengaruh limbah batubara terhadap degradasilsuksesi rawa. Penelitian secara ilmiah untuk mengetahui hal.tersebut di atas belum pernah dilakukan, untuk itu perlu dilakukan penelitian. Setelah diketahuinya pengaruh pembuangan limbah batubara ke dalam rawa maka basil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan peraturan atau kebijakan pemerintah di bidang industri pertambangan batubara.
Penekananan pada hipotesis ini bahwa limbah batubara akan mempengaruhi beberapa aspek: a) Parameter fisika (kecerahan, suhu, kecerahan dan padatan tersuspensi) dan kimia (Fe dan pH) dapat menurunkan kualitas perairan akibat pembuangan limbah batubara; b) Rawa Beloro dikategorikan tercemar jika parameter fisika dan kimia perairan melebihi standar Indeks Mutu Kualitas Air (U. S. STORET EPA); c) Dalam penentuan kualitas perairan beberapa parameter fisika dan kimia penyebab utama dapat berkorelasi negatif dengan parameter pendukung lainnya; d) Pembuangan limbah batubara memberi darnpak pada kualitas biota perairan; e) Pembuangan limbah batubara secara terns menerus dapat mengakibatkan suksesi rawa menjadi darat.
Penelitian dilakukan secara survey lapangan dan pengambilan sampel dari Rawa Beloro yang merupakan rawa yang terganggu lingkungannya akibat pembuangan limbah batubara (10 titik stasiun) dan perairan Rawa Ngandang sebagai rawa yang tidak terganggu akibat pembuangan limbah batubara yang merupakan mewakili rona awal (6 titik stasiun).
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengambilan sampel dari lapangan yang kemudian dianalisis di laboratorium: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Samarinda (analisis kualitas air), PT. Geoservices (Ltd) Bandung (sedimea) dan Laboratorium 1PB Bogor (plankton dan benthos). Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, perusahaan, Pemda setempat, dsb. Untuk mengetahui tingkat pencemaran perairan Rawa Beloro dan Rawa Ngandang mengacu pada Indek Mutu Kualitas Air menurut U. S. STORET-EPA dan PP No. 82 Tabun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air . Untuk mengetahui parameter utama dari kualitas perairan yang mengganggu ekosistem Rawa Beloro dengan cara Analisis Komponen Utama (PCA) serta untuk mengetahui kelompok dari masing-masing stasiun yang mempunyai karakteristik sama atau mendekati digunakan cara Uji Koresponden Analisis. Parameter air yang dianalisis adalah kecerahan, kekeruhan, padatan tersuspensi (TSS), suhu, pH, oksigen terlarut (DO), CO2 terlarut, bahan organik (BOD dan COD), nutrient (NO2, N03 , NH3 dan P04), sulfat (S042-), besi (Fe) dan logam berat (Cd dan Zn).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa a) Parameter air yang tercemar akibat pembuangan limbah batubara ke dalam rawa yaitu kecerahan, suhu, kekeruhan, Fe, padatan tersuspensi (TSS) dan derajat keasaman (pH). b) Kualitas air Rawa Beloro sangat buruk dengan skor -45 c) Penyebab utama degradasi Rawa Beloro adalah TSS, kadar Fe, kekeruhan dan pH.yang berkorelasi negatif dengan suhu dan kecerahan. d) Kegiatan pembuangan limbah batubara mengakibatkan kualitas biota perairan (fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos) sangat rendah. e) Rawa Beloro akan berubah menjadi daratan dalam waktu 15 tahun lagi (2016) akibat dibuangnya limbah batubara sebanyak 140,000 ton/tahun dengan laju sedimentasi 4,6 x 10‾4 m3/m2/hari atau 0,1656 m3/m2/tahun.
Dalam rangka mempertahankan fungsi Rawa Beloro (Rawa R1 dan Rawa R2) sebagai rawa disarankan agar Rawa Belor (R2) direhabilitasi dan ditingkatkan fungsinya sebagai indikator kualitas air limbah batubara dengan cara limbah batubara yang mengendap di Rawa Rl supaya dikeruk dan diiimbun ke bekas tambang. Selanjutnya air yang keluar dari Rawa Rl ke Rawa R2 terlebih dahulu diolah sebingga parameter kualitas air yang masuk ke Rawa R2 memenuhi kualitas air untuk perikanan sesuai dengan Baku Mutu Limbah kelas EI dari (PP No. 82 Tahun 2001). Pada rawa R2 dapat ditanami tanaman air dan di budidayakan ikan rawa. Limbah batubara yang terdiri dari batubara halus dan material yang terendap di Rawa Beloro (R1) supaya dikeruk secara berkala dan dtimbun ke bekas tambang serta batubaranya dimanfaatkan sebagai bahan briket karena jumlah batubara yang dibuang ke Rawa Beloro setiap tahunnya sebanyak 70.000 ton.

Coal mining industries which include processing and washing activities tend to use swamp as place for dumping waste in the process. Although in EIA document the project is obligated to perform management of waste by making a series of precipitation pond with certain capacity and its dredging conducted periodically.
Coal product of mining (Run of Mine Coal) prior to be marketed should be processed first in the processing and washing plant. In washing plant performed granulation (between 0,125 mm to 50 mm) and then will be processed in the washing plant by using water in order that dirt particles detached from the coal sized < 0,125 mm, clay, silt stone, sand stone and other kind of rock called waste, dumping to Rawa Beloro which is located surround of washing plant.
The purposes of this research are (a) to measure water quality parameter which is polluted caused by dumping waste at Rawa Beloro; (b) to measure pollution grade at Rawa Beloro caused by dumping waste; (c) to determine what is the main factor for ecosystem degradation at Rawa Beloro; (d) to determine what is the impact of dumping waste disposal on communities structure at Rawa Beloro; (e) to determine what is the impact of dumping waste on degradation of swamp. Scientific research of the above items has never been conducted yet, therefore it is necessary to be performed. By knowing the impact of dumping waste disposal into the swamp as key point of this research and so far could be used as regulation making material or government policies in coal mining industry.
The stressing of this hypothesis that dumping waste will impact some aspects as follows: (a) A physic parameters (transparent, temperature, turbidity and total suspension solid) and chemistry parameters (Fe and pH) can decrease water quality caused by dumping waste disposal; (b) swamp quality of Rawa Beloro could be categorized polluted when physics and chemist parameters on swamp is higher than Water Quality Index based on U. S. STORET EPA; (c) in determining water quality some physics and chemistry parameter as the main factor can also correlated into negative impact with its support parameter; (d) dumping waste can also impact the quality of swamp biota; (e) sustainable of dumping waste will cause swamp succession become land. Research is conducted by field surveying and sampling from Rawa Beloro where its environment disturbed by dumping waste (10 station coordinates) and Rawa Ngandang as the undisturbed swamp which represent initial color (6 station coordinates).
The data from this research included primary and secondary data. Primary data obtained from field sampling which then analyzed in the Laboratory of Industry research and development Bureau of Samarinda (water quality analysis), PT. Geoservices (Ltd) Bandung (sediment) and Laboratory of IPB Bogor (plankton and benthos). Secondary data obtained from library study, company, local government, etc. To determine the grade of swamp polluted at Rawa Beloro and Rawa Ngandang, applied on Water Quality Index by U. S. STORET EPA and Government Regulation No. 8212001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. To determine dominant parameter of swamp quality which is impact the ecosystem of Rawa Beloro is by done Principal Component Analysis (PCA) and so far to know group of each station which has the same characteristic or approximately is done by using Correspondent Assessment Analysis. Water parameters which is to be analyzed are the transparent and turbidity, suspension solid (TSS), temperature, pH, diluted oxygen (DO), diluted CO2, organic material (BOD and COD), nutrient (NO2, NO3, NH3, and PO4), sulfate (SO42'), iron (Fe) and heavy metal (Cd and Zn).
Based on this research conclusion that: (a) polluted water parameters caused by dumping waste into swamp as follows: temperature, transparent, turbidity, total suspension solid (TSS), Fe and pH; (b) the water quality at Rawa Beloro is very polluted and the score is -45; (c) the main factor of Rawa Beloro' degradation are total suspended solid (TSS), Fe, turbidity negative correlation to temperature and transparent; (d) dumping waste disposal activity causes the quality of swamp biota (phytoplankton, zooplankton and makrozoobenthos) is very low; (e) the swamp of Rawa Beloro will change to be land within 14 years causing by dumping waste of capacity 140.000 ton annually with the grade of sediment 4,6 x 10‾4 m3/m2/hari atau 0,1656 m3/m2/year.
In order to maintain the function of Rawa Beloro (Swamp R1 and Swamp R2) as swamp it is suggested that Rawa Beloro (R2) should be rehabilitated and increased its function as waste water quality indicator by dredging the waste in Swamp R1 and piled to the ex-mined area. And then the outlet of Swamp (R1) to Swamp (R2) firstly processed so that water quality parameter incoming to swamp (R2) (inlet), meet water quality to fishery in accordance with Standard III class of Government Regulation No. 821200I concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. In Swamp R2 could be planted with water plant and bred swamp fish. The waste contains of fine coal and material precipitated in Rawa Seloro (R1) should be dredged periodically, dumping into ex-mined area and fine coal of approximately 70.000 ton per year can be used as coal briquette material.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>