Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amadeo Vivaldi Christnawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola atau yang kini biasa disebut dengan environmental, social, and governance (ESG), serta pengaruh moderasi dari ESG controversies dan board gender diversity terhadap risiko perusahaan di Indonesia. Kinerja ESG diukur menggunakan indikator ESG Score yang dibuat oleh Thomson Reuters. Indikator risiko yang digunakan adalah risiko total, dan risiko sistematis. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 38 perusahaan di Indonesia untuk periode 2016-2020. Ditemukan bahwa kinerja ESG perusahaan tidak berpengaruh kepada risiko total dan risiko sistematis perusahaan di Indonesia. Selain itu, juga tidak terdapat pengaruh moderasi dari ESG controversy dan board gender diversity terhadap hubungan kinerja ESG terhadap risiko total dan risiko sistematis perusahaan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris bahwa di Indonesia, mulai menaruh perhatian kepada aspek keberlanjutan yaitu ESG, namun hasil penelitian belum bisa menggambarkan apa hubungan antara kinerja ESG dengan risiko perusahaan akibat masih terbatasnya perusahaan yang mendapatkan nilai ESG dari Thomson Reuters. Diharapkan dengan adanya bukti ini, perusahaan dapat lebih terdorong untuk memulai dan meningkatkan kinerja ESG perusahaannya.

This study aims to analyse the effect of environmental, social, and governance performance or what is now commonly referred to as environmental, social, and governance (ESG), also the moderating effect of ESG controversies and board gender diversity on corporate risk in Indonesia. ESG performance is measured using the ESG Score indicator created by Thomson Reuters. The risk indicators used are total risk and systematic risk. The sample in this study consisted of 38 companies in Indonesia for the 2016-2020 period. It was found that the company's ESG performance had no effect on the total risk and systematic risk of companies in Indonesia. In addition, there is also no moderating effect of the ESG controversy and board gender diversity on the relationship between ESG performance and the company's total and systematic risk. The results of this study can be empirical evidence that in Indonesia, starting to pay attention to the sustainability aspect, namely ESG, but the results of the study have not been able to describe the relationship between ESG performance and company risk due to the limited number of companies receiving ESG scores from Thomson Reuters. It is hoped that with this evidence, companies can be more motivated to start and improve their company's ESG performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Saummi Tasya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari corporate governance dan risk management committee terhadap financial performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020. Pada tahun 2016-2020, perusahaan manufaktur menjadi kontributor tertinggi dalam pendapatan nasional dan financial performance cenderung fluktuatif. Perusahaan manufaktur belum ada peraturan spesifik yang mengatur mekanisme corporate governance sehingga diperlukan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator corporate governance yang diteliti yakni keberadaan risk management committee tidak mempengaruhi financial performance. Reputasi auditor dan independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap financial performance dengan keberadaan Risk Management Committee sebagai variabel intervening. Ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan, dan risiko pelaporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap financial performance dengan keberadaan Risk Management Committee sebagai variabel intervening.

The aim of this study is to analyze the effect of corporate governance and risk management committee of manufacturing firms at the Indonesia Stock Exchange in 2016 – 2020. In 2016-2020, manufacturing companies were the highest contributors to national income, and financial performance fluctuated. Manufacturing companies do not yet have specific regulations governing corporate governance mechanisms, so this research is needed. The results of this study find that the existence of a risk management committee has insignificant on financial performance. The auditor reputation and the independence of the audit committee has insignificant on financial performance through the existence of a risk management committee. The size of the board of commissioners, the frequency of board meetings, and the risk of financial reporting has positively significant on financial performance through the existence of a risk management committee.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumoratih Dyah Paramita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara corporate governance ratings terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan lima macam proksi, yaitu Tobin?s Q, MtS, MtB, RoA, dan RoE. Penelitian ini memiliki dua tahap persamaan dengan tujuan untuk mengontrol faktor endoginitas pada pengujian. Model regresi yang digunakan adalah regresi simultan 2SLS.
Hasilnya, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate governance ratings terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin's Q, MtS, dan MtB; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara corporate governance ratings terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan RoA dan RoE. Penelitian ini juga memperhitungkan faktor market value of equity, usia perusahaan, pertumbuhan perusahaan, leverage, konsentrasi kepemilikan perusahaan, rasio intensitas modal dan negative net income.

This research aims to analyze the effect of corporate governance ratings to company performance listed in Corporate Governance Perception Index in Indonesia Stock from 2010 to 2014. Company performance is measured by five proxies: Tobin's Q, MtS, MtB, RoA, and RoE. This research has two steps of equation in order to control for its endoginity. 2SLS regression is used in this research.
The result shows that corporate governance ratings significantly affects company performance measured by Tobin's Q, MtS, and MtB, but not for RoA and RoE. This research also considers several factors, which are market value of equity, company's age, growth, leverage, ownership concentration, capital-intensity ratio, and negative net income which become control variables for this research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Eka Fithriyani
"Penelitian bertujuan untuk menganalisa pengaruh komposisi gender direksi kepemilikan keluarga dan kepemilikan negara terhadap pengambilan risiko perusahaan periode 2009-2013. Dengan menggunakan metode fixed effect dan sampel perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengambilan risiko antara perusahaan yang memiliki proporsi 100 direksi pria dengan perusahaan yang memiliki proporsi direksi wanita, BUMN mengambil risiko yang ebih tinggi dibandingkan dengan non-BUMN, perusahaan keluarga mengambil risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-keluarga.
Analisa variabel interaksi dalam penelitian menunjukkan bahwa respon pengambilan risiko pengambilan risiko lebih kuat pada direktur utama pria dalam perusahaan keluarga dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga, pengambilan risiko perusahaan memiliki respon yang lebih lemah pada direktur utama pria dalam perusahaan BUMN dibandingkan dengan direktur utama pria dalam perusahaan non-BUMN, tidak terdapat perbedaan respon pengambilan risiko perusahaan antara perusahaan keluarga yang memiliki 100 direksi pria dengan perusahaan non-keluarga yang memiliki 100 direksi pria, dan respon pengambilan risiko lebih lemah secara marjinal pada BUMN yang memiliki 100 direksi pria dibandingkan dengan perusahaan non-BUMN yang memiliki 100 direksi pria.

The study aims to analyze the effect of Board of Director BOD gender composition, family ownership, state ownership, and president director gender on corporate risk taking. Utilizing fixed effect method and 1345 observations of non financial companies in Indonesia during 2009 2013, this study investigates that there is no difference in corporate risk taking between male only boards and non male only boards, State Owned Enterprises SOE take higher risk than non SOE, and family firms take higher risk than non family firms.
The analysis of interaction variables shows that corporate risk taking effect is stronger in male president directors within family firms than it is in male president directors within non family firms, corporate risk taking effect is weaker in male president directors within SOE than it is in male president directors within non SOE, there is no difference in corporate risk taking effect between male only boards in family firms and male only boards in non family firms, and corporate risk taking effect is marginally weaker in male only boards within SOE than it is in male only boards within non SOE.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Muliani
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh informasi dan komunikasi pada proses manajemen risiko dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh proses manajemen risiko terhadap kinerja berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Penelitian ini juga menguji tahapan-tahapan tersebut. Pengambilan data dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner. Sampel yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 82 responden dari 7 perusahaan yang berbeda yang beroperasi di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square Smart-PLS 3.0 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses peningkatan kinerja oleh proses manajemen risiko berlangsung secara bertahap, yaitu melalui informasi dan komunikasi dan internal perusahaan. Sehingga, informasi dan komunikasi serta internal perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Tanpa adanya kedua tahapan tersebut, proses manajemen risiko memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to test the impact of information and communication on risk management process for improving the company rsquo s performance. The impact of risk management process on performance is indirect, through information and communication and internal environment. This research also tests the impact of each component. The data were taken through a questionnaire. There are 82 samples in this research, consist of 7 different companies which operate in Indonesia. The data were analyzed by using Partial Least Square Smart PLS 3.0 . Based on the analysis, the impact of risk management process on company rsquo s performance is indirect. So, information and communication and internal environment have a positive impact on performance. Without those steps, the impact of risk management process on company rsquo s performance is negative. "
2017
S68457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Rahmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (earnings management) dan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2011. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, kualitas auditor, ukuran perusahaan, manajemen laba yang diukur dengan absolute discretionary accrual diestimasi dengan menggunakan model modified Jones (1991), dan kinerja perusahaan (reported performance and unmanaged performance).
Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2006-2011. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dan diperoleh 121 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda.
Hasil dari penelitian pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba bahwa variabel institutional ownership dan variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif. Tetapi untuk variabel ukuran dewan komisaris dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kemudian hasil dari penelitian pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja perusahaan (reported performance) yang diukur dengan profitabilitas (EBIT/Asset) menunjukkan variabel institutional ownership, kualitas auditor dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan dan ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan.
Sedangkan hasil dari penelitian pengaruh mekanisme corporate governance terhadap unmanaged performance yang diukur dengan (EBIT/Asset)-%DA menunjukkan variabel institutional ownership, kualitas auditor dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap unmanaged performance dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap unmanged performance.

The purpose of this research is to examine the effect of the corporate governance mechanism to the earnings management and firm value in manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange during 2006-2011. The variable examined in this research is institutional ownership, commissioner size, auditor quality, earning management measured with discretionary accrual by modified Jones model (1991) and firm performance (reported performance and unmanaged performance).
The sample which is used in this research manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange on period of 2006-2011. This research is using purposive sampling method to determine the sample and resulted 121 companies as research sample. Multiple regression model is used to analysis data.
The result of the research (The effect of the corporate governance mechanism to earning management) shows variable of institutional ownership and firm size had negative significant effect to the earnings management. But commissioner size and auditor quality had not significant effect to earnings management. Then the result of the research (The effect of the corporate governance mechanism to firm performance) to reported performance measured with profitability (EBIT/Asset) shows variable of institutional ownership, auditor quality, and firm size had positive significant effect to the firm performance and variable of commissioner size had negative significant effect to the firm performance.
While the result of the research (The effect of the corporate governance mechanism to firm performance) to unmanaged performance measured with (EBIT/Asset)-%DA shows variable of institutional ownership, auditor quality, and commissioner size had not significant effect to unmanaged performance and firm size had positive significant effect to unmanaged performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Dwi Waracanova
"Audit internal merupakan pihak independen yang berada di dalam perusahaan yang membantu manajemen untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan proses tata kelola perusahaan, manajemen risiko dan pengendalian sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, audit internal dapat memberikan nilai tambah dan membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tesis ini membahas peranan audit internal terhadap penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG), manajemen risiko dan pengendalian internal pada PT. XYZ. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan GCG, manajemen risiko dan pengendalian internal di perusahaan serta mengetahui bagaimana kualitas dan kuantitas dari audit internal dan perannya terhadap GCG, manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan.
PT. XYZ telah menerapkan prinsip-prinsip GCG, akan tetapi masih diperlukan penyempurnaan terutama pada prinsip transparansi dan akuntabilitas. Penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal secara umum telah berdasarkan pada kerangka The Committee of Sponsoring Organizations (COSO). Penerapan manajemen risiko masih diperlukan penyempurnaan pada komponen pemantauan (monitoring) sedangkan penerapan pengendalian internal masih diperlukan penyempurnaan pada komponen lingkungan pengendalian dan pemantauan (monitoring). Satuan Pengawasan Internal (SPI) PT. XYZ telah independen dan memiliki kualitas yang memadai, yaitu tingkat pendidikan dan kompetensi untuk melakukan pekerjaan auditnya. Untuk melaksanakan pengawasan yang menjadi ruang lingkup pekerjaannya, maka SPI menggunakan jasa outsourcing. Peranan SPI terhadap GCG, manajemen risiko dan pengendalian internal telah sesuai dengan the Institute of Internal Auditors (IIA) Standard, tetapi masih belum maksimal karena belum diterapkannya metodologi Risk Based Audit (RBA). Selain itu, SPI belum melaksanakan penilaian atas tata kelola teknologi informasi dan manajemen risiko secara keseluruhan serta aktivitas assurance dan konsultasinya terhadap efektivitas pengendalian internal masih bersifat parsial.

Internal audit is an independent party within the company that helps management to evaluate the effectiveness of corporate governance, risk management and control implementation in accordance with regulations and company policies. Therefore, internal audit can give add value and support in achieving corporate goals.
This thesis discusess the internal audit roles in the implementation of Good Corporate Governance (GCG) principles, risk management and internal control at PT. XYZ. The purpose of this study was to determine the implementation of GCG, risk management and internal control within company and also to know the quality and quantity of internal audit and its roles in enhancing GCG, risk management and internal control.
PT. XYZ has applied the GCG principles, but still needs improvement, especially on the principles of transparency and accountability. Implementation of risk management and internal control overall have been based on The Committee of Sponsoring Organizations (COSO) framework. Implementation of risk management needs improvement in the monitoring component, while implementation of internal control needs improvement in the control environment and monitoring components. Satuan Pengawasan Internal (SPI) PT. XYZ has been independent and has sufficient quality in education background and competencies to perform its work. To conduct supervision as the scope of its audit work, SPI uses outsourcing services. The roles of SPI in GCG, risk management and internal control are in accordance with the Institute of Internal Auditors (IIA) Standard, but still not in a maximum capacity because the Risk Based Audit (RBA) method hasn't implemented yet. Furthermore, SPI hasn?t conducted an assessment of information technology governance and risk management as a whole and also assurance and consulting activities of the effectiveness of internal control is only partial.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T31458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahesha Fieradian
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan periode 2010 hingga 2012. Pengungkapan ERM dinilai berdasarkan kerangka yang dikembangkan oleh COSO, yang terbagi menjadi 8 dimensi dengan total item pengungkapan sebanyak 108 item. Sedangkan tata kelola perusahaan terbagi menjadi 7 variabel utama, yaitu ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, proporsi kehadiran dewan komisaris dalam rapat, keberadaan komite manajemen risiko, reputasi auditor eksternal, konsentrasi kepemilikan dan berlakunya PSAK 60 (revisi 2010). Berlakunya PSAK 60 (revisi 2010) juga diteliti sebagai variabel pemoderasi terhadap hubungan antara variabel utama dengan pengungkapan ERM. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif serta pengujian hipotesis dengan mengunakan regresi data pooled. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, keberadaan komite manajemen risiko, reputasi auditor eksternal, konsentrasi kepemilikan, dan berlakunya PSAK 60 (revisi 2010) berpengaruh positif terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan penggunaan PSAK 60 (revisi 2010) sebagai variabel moderasi tidak mempengaruhi hubungan antara variabel lainnya terhadap pengungkapan ERM.

This thesis discusses the influence of corporate governance mechanisms on the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM) at a manufacturing company in Indonesia with the period 2010 to 2012. Disclosures ERM assessed based on a framework developed by COSO, which is divided into 8 dimensions with a total of 108 items of disclosure items. While corporate governance is divided into 7 main variables, namely board size, the proportion of independent directors, the proportion of the presence of the commissioners at the meeting, the existence of a risk management committee, external auditor reputation, concentration of ownership and the implementation of SFAS 60 (revised 2010). Applicability of SFAS 60 (revised 2010) also studied as a moderating variable in the relationship between the main variables with ERM disclosures. The study was conducted with quantitative methods and hypothesis testing using the pooled data regression. The results of this study indicate that the board size, the existence of a risk management committee, external auditor reputation, concentration of ownership, and the implementation of SFAS 60 (revised 2010) has a positive effect on the disclosure of ERM. While the use of FRS 60 (revised 2010) as a moderating variable does not affect the relationship between the other variables on the disclosure of ERM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Liling
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi Enterprise Risk Management (ERM) terhadap nilai perusahaan (firm value). Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage dan Return on Assetes (ROA). Penelitian ini dilakukan terhadap tiga bank BUMN di Indonesia yaitu, BNI, BRI dan Bank Mandiri periode 2005 - 2012. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin?s Q. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik F dan uji statistik T pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian dengan uji statistik F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari implementasi ERM dengan variable kontrol leverage dan ROA terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dari implementasi ERM. Sedangkan, hasil pengujian dengan uji statistik T menunjukkan bahwa leverage dan ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

This research objective is to find out whether there is an effect of Enterprise Risk Management implementation on firm value. The control variables used in this research are leverage and Return on Assets (ROA). This research was conducted on 3 government banks in Indonesia, BNI, BRI and Mandiri bank in the year 2005 ? 2012. Firm value is measured by Tobin?s Q ratio. Hypotheses were tested with the F-statistic test and T-statistic test by the significant level of 5%.
The result of the F-statistic test shows that there is an influence of ERM implementation simultaneously by using leverage and ROA on firm value. The test shows that there is an influence of ERM implementation partially on firm value. Meanwhile, the result of the T-statistic test shows that leverage and ROA has no influence on firm value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshel Miyata
"Salah satu cara yang umum digunakan oleh para pengambil keputusan investasi dalam mendapatkan informasi mengenai aspek ESG adalah melalui data yang disediakan oleh lembaga penyedia data ESG. Akan tetapi, kurangnya transparansi, kekhawatiran akan praktik greenwashing dan berbagai risiko seperti benturan kepentingan mengkhawatirkan investor dan memicu para regulator di berbagai bagian dan negara seperti Uni Eropa, Jepang, dan India berencana untuk mengadakan pengaturan terhadap lembaga penyedia data ESG. Di Indonesia sendiri juga belum ada peraturan yang mengatur tentang lembaga tersebut dan hingga saat ini belum ditemukan adanya rencana pengaturan terhadap lembaga tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon regulator ketiga negara tersebut terhadap perkembangan industri lembaga penyedia data ESG di negaranya serta apakah di Indonesia juga terdapat urgensi untuk mengadakan pengaturan terhadap lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian mendapatkan bahwa meskipun masih dalam tahap perkembangan, lembaga penyedia data ESG di Uni Eropa, Jepang dan India sudah lumayan kompleks dibandingkan dengan Indonesia. Di Uni Eropa telah ada peraturan yang mengatur tolok ukur ESG dari sisi benturan kepentingan, transparansi, kontrol internal, hingga pertanggungjawabannya. Sedangkan regulator Jepang tengah merancang suatu pedoman perilaku bagi lembaga penyedia data ESG yang mencakup prinsip-prinsip antara lain seperti penjagaan kualitas data, manajemen benturan kepentingan, dan transparansi. Di India juga sedang dirancang peraturan yang mencakup perizinan, transparansi, serta benturan kepentingan. Didapatkan pula bahwa di Indonesia juga perlu diadakan pengaturan terhadap lembaga penyedia data ESG karena perlindungan hukum yang kurang memadai, beberapa masalah yang ada pada lembaga penyedia data ESG, berkaca dari kasus perusahaan pemeringkat efek, dan merupakan salah satu prinsip IOSCO tentang Regulasi Pasar Modal.

One of the ways commonly used by investment decision makers in obtaining information about ESG aspects is through the data provided by ESG data providers. However, lack of transparency, concerns over greenwashing practices and various risks such as conflict of interest are worrying investors and have prompted regulators in various parts and countries such as the European Union, Japan and India to regulate ESG data providers. In Indonesia itself, there are currently no regulations governing this institution and to date there has been no plan to regulate this institution. Therefore, this research aims to understand the response of the regulators of the three countries to this matter as well as whether there is an urgency in Indonesia to regulate these institutions. This research uses normative juridical research methods using secondary data. The results of the study shows that in the European Union there exists regulations that regulate ESG benchmarks in terms of conflict of interest, transparency, internal control, and its accountability. Meanwhile, the Japanese regulator is designing a code of conduct for ESG data providers which includes but not limited to principles such as maintaining data quality, conflict of interest management, and transparency. In India, regulation is also being drafted covering issues including but not limited to licensing, transparency, and conflicts of interest. It was also found that in Indonesia there is an urgency to regulate ESG data providers due to inadequate legal protection, some problems exist with ESG data providers, reflecting on the past cases of credit rating agencies, and it is one of the IOSCO Principles of Securities Regulation."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>