Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Diah Andini
"Budidaya lobster merupakan mata pencaharian baru masyarakat Pulau Serangan. Aktivitas ini mulai dilakukan oleh masyarakat Pulau Serangan semenjak dikeluarkannya SK Nomor 53/KEP MEN-KP/2020 tentang Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai langkah untuk menguatkan ekonomi nasional di tengah pandemi covid 19 yang melanda Indonesia. Tesis ini mencermati permasalahan yang berkaitan mengenai isu mata pencaharian masyarakat dan keberlanjutan sumber daya alam di suatu wilayah tertentu. Dengan menggunakan metode penelitian etnnografi yang memfokuskan pada konsep akses sebagai kemampuan dan individual adaptability. Tesis ini memperlihatkan keterlibatan dari lembaga, organisasi, dan kebijakan terkait budidaya lobster serta kemampuan akses dan adaptability sebagai strategi saat menghadapi pandemi Covid 19. 

Lobster cultivation is a new livelihood for Serangan Island community. This activity has been carried out since the issuance of Decree Number 53/KEP MEN-KP/2020 concerning the Due Diligence Team for Lobster Cultivation Fisheries Business Licensing by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries as a step to strengthen the national economy in the midst of COVID-19 pandemic. This thesis examines issues related to community livelihood issues and the sustainability of natural resources in a particular area. By using ethnographic research methods that focus on the concept of access as an ability and individual adaptability. This thesis shows the involvement of institutions, organizations, and policies related to lobster cultivation as well as the ability to access and adaptability as a strategy when facing the Covid 19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgi Citra Nabila
"Peninjauan aktivitas budidaya rumput laut secara optimal perlu dilakukan mengingat tingginya daya dukung lingkungan dan bernilai ekonomis. Namun perkembangan pariwisata membuat aktivitas budidaya rumput laut terus terdesak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan dan aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan beserta hubungannya. Variabel yang digunakan ialah kondisi perairan, pengelola, teknologi, manajemen, dan objek wisata. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut di Pulau Serangan diperoleh melalui pengolahan data citra Landsat 8 tahun 2020 serta pengukuran lapang in situ maupun ex situ. Survey dan wawancara dilakukan untuk menganalisis aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan. Metode skoring dan overlay digunakan pada seluruh variabel yang kemudian dianalisis spasial. Analisis statistik deskriptif juga dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kesesuaian wilayah berdasarkan kondisi perairan terhadap jumlah produksi rumput laut. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah yang sesuai untuk budidaya rumput laut terletak di segmen Teluk Lebangan. Aktivitas budidaya rumput laut tinggi terletak di segmen Teluk Lebangan, aktivitas budidaya sedang terletak di segmen Pantai Timur Serangan, dan aktivitas budidaya rendah terletak di segmen Teluk Serangan. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan berupa suhu, salinitas, arus, muatan padatan tersuspensi, dan oksigen terlarut secara simultan berpengaruh terhadap jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan. Semakin tinggi oksigen terlarut, suhu, dan kecepatan arus maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat. Semakin rendah muatan padatan tersuspensi dan salinitas maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat.

Seaweed cultivation is an alternative use of coastal areas. An optimal review of seaweed cultivation activities needs to be done, considering the environment's high carrying capacity and its economic value. However, the development of tourism has made seaweed cultivation activities continue to be pressed. This study aims to analyze seaweed cultivation areas suitability based on water conditions and seaweed cultivation activities on Serangan Island and their relationship. The variables used are water conditions, cultivation, technology, management, and tourist objects. The suitability of the seaweed cultivation area on Serangan Island was obtained through Landsat 8 imagery data processing in 2020 and field measurements in situ and ex-situ. Surveys and interviews were also conducted to analyze seaweed farming activities on Serangan Island. The scoring and overlay methods were used for all variables, which were then analyzed spatially. Descriptive statistical analysis was also carried out to analyze the relationship between the suitability of the area based on water conditions and seaweed production. The analysis results show that a suitable area for seaweed cultivation is in the Lebangan Bay segment. The high level of seaweed cultivation activity is in the Lebangan Bay segment, moderate cultivation activity is in the Serangan East Coast segment, and low cultivation activities are in the Serangan Bay segment. The suitability of the seaweed cultivation area based on water conditions in temperature, salinity, current, total suspended solids, and dissolved oxygen has a simultaneous effect on seaweed cultivation activities on Serangan Island. The higher the dissolved oxygen, temperature, and current speed, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase. The lower total suspended solids and salinity, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Spiny lobster have been recognized and consumed by the human being, and also own high economic value. In Wonogiri waters, therea arpotential spiny lobster resourceses.... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andrias Steward Samusamu
"ABSTRAK
Penangkapan lobster di Pangandaran sudah berlangsung sejak tahun 1990-an. Perkembangan produksi lobster selama satu dasawarsa terakhir menunjukan kecenderung penurunan. Penurunan produksi lobster ini dapat dipengaruhi atau sebaliknya mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan kelembagaan pengelolaan lobster di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi sumber daya lobster di Pangandaran dan melihat hubungan antara kriteria pada masing-masing domain EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management), serta menganalisis solusi ideal sebagai alternatif pengelolaan sumber daya lobster di Pangandaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, serta analisis MSY (Maximum Sustainable Yield), AHP (Analytic Hierarchi Process) dan TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai upaya penangkapan lobster di wilayah Pangandaran selama tahun 2008-2017 telah melebihi fMSY kurang lebih sebesar 67,94% sedangkan nilai rata-rata produksi lobster di wilayah ini hanya sebesar 9.031 kg atau kurang lebih 43,59% di bawah nilai MSY dengan nilai CPUE yang mengalami penurunan sebesar 31,75% antara tahun 2016 dan 2017 sehingga status potensi lobster di wilayah Pangandaran telah mengalami overfishing. Hubungan antara kriteria pada masing-masing domaian EAFM berdasarkan hasil pembobotan setiap kriteria menunjukan bahwa kriteria luas tutupan karang (C6) pada domain habitat dan ekosistem menempati urutan tertinggi (0,13239), setelah itu diikuti oleh kriteria JTB lobster (C1) pada domain sumber daya (0,09639) dan kriteria ukuran lobster (C3) pada domain sumber daya merupakan kriteria yang menempati urutan ketiga (0,09566). Sedangkan, hasil analisis yang terkait dengan solusi ideal untuk pengelolaan lobster di Pangandaran adalah sesuai dengan alternatif dioptimalkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sumber daya lobster di Pangandaran telah mencapai overfishing sebagai akibat dari jumlah upaya penangkapan yang tinggi. Penurunan produksi ini turut dipengaruhi oleh penurunan luas tutupan karang yang adalah habitat lobster sehingga hal ini perlu mendapat perhatian atau, dengan kata lain perlu diprioritaskan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan sumber daya lobster di Pangandaran. Solusi ideal bagi pengelolaan lobster yang berkelanjutan di Pangandaran adalah pengelolaan lobster berdasarkan alternatif dioptimalkan.

ABSTRACT
The arrest of lobsters in Pangandaran has been going on since the 1990s. The development of lobster production over the past decade has shown a downward trend. This decrease in lobster production may be affected or otherwise affect the socio-economic life of the community and the institutional management of lobsters in the region. The purpose of this study was to analyze the potential of lobster resources in Pangandaran and to see the relationship between the criteria in each EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) domain, and to analyze the ideal solution as an alternative to the management of lobster resources in Pangandaran. The approach used in this research is quantitative, with the method of quantitative and qualitative mix, and analysis of MSY (Maximum Sustainable Yield), AHP (Analytic Hierarchi Process) and TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). The results showed that the value of lobster catch effort in Pangandaran area during 2008-2017 has exceeded fMSY approximately 67.94% while the average value of lobster production in this region is only 9,031 kg or less 43,59% below value MSY with CPUE value decreasing 31,75% between 2016 and 2017 so that potency status of lobsters in Pangandaran area has been overfishing. The relationship between the criteria in each EAFM domain based on the weighting result of each criterion indicates that the criteria for coral cover (C6) extent in the highest domain and ecosystem habitats (0.13239), followed by JTB lobster (C1) criteria on resource domain (0.09639) and lobster size criterion (C3) on resource domain existing (0.09566). Meanwhile, the analysis results related to the ideal solution for lobster management in Pangandaran is in accordance with the optimized alternatives. The conclusion of this research is that the lobster resources in Pangandaran have reached overfishing as a result of the high number of fishing effort. The decline in production is done by coral habitats that are habitat for habitat lobsters that need attention or, in other words, need to be prioritized as resources in the management of lobster resources in Pangandaran. The ideal solution for existing lobster management in Pangandaran is optimized alternative lobster management."
2018
T50995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widharma Jaya Sentosa
"State capture corruption yang terjadi dalam pengiriman benih lobster keluar dari wilayah Indonesia merupakan bentuk kejahatan korupsi terorganisir dalam ranah legal dan dilakukan melalui pembentukan aturan Permen KP No. 12 Tahun 2020.  Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik wawancara terarah terhadap sumber informan dan studi dokumen untuk menganalisis korupsi dalam 3 (tiga) periode. Hasil analisis dalam penelitian ini menggambarkan tahapan korupsi pada kondisi terjadinya overfishing, korupsi administratif oleh individu birokrat dalam periode larangan pengiriman benih lobster, hingga terbentuk persekongkolan jahat birokrat-korporat secara sistematis dan terorganisir yang bertujuan untuk "melegalkan" penyelundupan benih lobster dalam bentuk state capture corruption.  Kasus suap ekspor benih lobster yang melibatkan menteri kelautan dan perikanan RI tahun 2020 dengan eksportir benih lobster terjadi untuk kepentingan pribadi dengan memanfaatkan diskresi jabatan menteri. Untuk kepentingan itu, maka dibuatlah pengaturan terhadap pengelolaan benih lobster yang sejatinya bertujuan untuk melegalkan penyelundupan benih lobster dengan modus cost-enhancing pada perusahaan patungan antara birokrat dan korporat melalui nominee.

State capture corruption that occurred in the export of lobster seeds out of the territory of Indonesia is a form of organized corruption in the legal aspect and carried out during the establishment of Regulation of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries No. 12 year 2020. Qualitative research methods are carried out using structured interviews with informant sources and document literature studies to analyze corruption in 3 (three) periods. The results of the analysis in this study describe the stages of corruption starting conditions of overfishing, administrative corruption by individual bureaucrats in the period of prohibition of export lobster seeds, until the formation of a systematic and organized bureaucrat-corporate conspiracy that aims to "legalize" lobster seed smuggling in the form of state capture corruption. The lobster seed export bribery case involving the Indonesian Minister of Maritime Affairs and Fisheries in 2020 where the lobster seed export occurred for personal interests by taking advantage of the minister's discretion. For this purpose, an arrangement is made for the management of lobster seeds, which is actually aimed at legalizing the smuggling of lobster seeds, with a cost enhancing mode under joint venture company between bureaucrats and corporations through nominees."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Suwartono
"Sumberdaya perikanan lobster merupakan komoditas bahan makanan populer yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga banyak dicari dan ditangkap secara global dan mempunyai harga jual yang sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan penangkapan lobster dilakukan secara terus menerus dan tidak memperhatikan kondisi sumberdaya dan lingkungan. Teluk Palabuhanratu merupakan salah satu sentra perikanan lobster di Jawa Barat. Spesies lobster di Teluk palabuhanratu yaitu lobster pasir (Panulirus homarus) telah mengalami penurunan tangkap.
Tujuan penelitian ini (1) mengkaji populasi lobster pasir berdasarkan aspek biologi dan aspek dinamika populasi; (2) mengetahui status pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lobster pasir; (3) menyusun strategi pengelolaan sumberdaya lobster pasir di perairan Palabuhanratu yang berkelanjutan.
Penelitian dilaksanakan dengan pengambilan sampel setiap satu bulan sekali. Analisis parameter populasi digunakan program FISAT II dan pengkajian potensi Maximum Sustainable Yield (MSY) dianalisis dengan model surplus produksi, strategi pengelolaan dan A`WOT. Hasil penelitian menunjukkan kisaran panjang karapas lobster pasir sebesar 30-101 mm dengan ukuran panjang karapas dibawah 8 cm sebanyak 97,6%. Pola pertumbuhan lobster pasir bersifat allometrik negatif. Nilai Lc< Lr menunjukkan bahwa lobster pasir betina sudah banyak tertangkap sebelum mencapai ukuran rata-rata pertama kali mengerami telur. Panjang asimtotik (L) lobster pasir jantan lebih kecil dari betina, sedangkan koefisien pertumbuhan (K) jantan lebih cepat dari betina. Nilai laju eksploitasi (E) untuk lobster pasir jantan maupun betina diperoleh hasil diatas nilai optimum yaitu 0,59 dan 0,61. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya lobster di perairan WPP 573 sebesar 662,93 ton/tahun dan 910 ribu trip dengan alat tangkap standar jaring. Hasil tangkapan terjadi fluktuasi dengan trend menurun dan laju eksploitasi diatas nilai optimum, hal ini mengindikasikan terjadinya overfishing.
Berdasarkan analisis alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah (1) optimalisasi pemanfataan sarana dan prasarana (2) peningkatan kualitas sumber daya manusia, (3) peningkatan layanan transportasi distribusi pemasaran, (4) penegakkan aturan untuk menghindari overfishing.

Lobster fishery resources are popular food commodities with high economic value so they are captured globally and have very high selling prices. This causes lobster capture to be condunted continuously and does not notice to resource condition and environment. Palabuhanratu bay is one of the lobster fishing centers in West Java. Scalloped spiny lobster (Panulirus homarus), one of the lobster species in Pelabuhanratu bay, was run into overexploitation.
The purpose of this study (1) study the population of scalloped spiny lobsters in Palabuhanratu waters based on aspects of biology and aspects of population dynamics; (2) know the status of utilization and management of scalloped spiny lobster resources in the waters of Palabuhanratu and its surroundings; (3) develop a strategy for managing sustainable of scalloped spiny lobster resources in the waters of Pelabuhanratu.
The study was conducted from October 2017 to September 2018 with sampling every once a month. Population parameter analysis used the FISAT II program and the assessment of Maximum Sustainable Yield (MSY) potential was analyzed by the production surplus model, management strategy and A`WOT. The results showed a range of scalloped spiny lobster carapace length of 30-101 mm with a carapace length below 8 cm as much as 97.6%. The growth pattern of scalloped spiny lobster both of female and male was negative allometric. The value of Lc
Based on an analysis of alternative management strategies that can be carried out based on priority scale is (1) optimization of utilization of facilities and infrastructure; (2) The increasing of human resources quality; (3) improvement of marketing distribution transportation services; (4) enforce rules to avoid overfishing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Rikopaltera
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leader member exchange, adaptability culture, dan psychological capital terhadap Individuals Readiness to Change dengan change fatigue sebagai moderator. Data empiris dikumpulkan dari 723 pegawai tetap BPJS Kesehatan dengan menggunakan metode survei online. Studi ini di analisis menggunakan program aplikasi SPSS dengan analisis regresi berganda untuk menguji tujuh hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptability culture dan psychological capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Individuals Readiness to Change dengan change fatigue bukan sebagai variabel moderator dari hubungan yang terjadi antara leader member exchange, adaptability culture, dan psychological capital terhadap Individuals Readiness to Change. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengambil kebijakan di bidang sumber daya manusia untuk mengidentifikasi kesiapan individu untuk berubah sekaligus dapat mengantisifasi kelelahan berubah yang terjadi khususnya di sektor publik

This study aims to examine the effect of leader member exchange, adaptability culture, and psychological capital on Individuals Readiness to Change with change fatigue as a moderator. Empirical data were collected from 723 permanent employees of BPJS Health using an online survey method. This study was analyzed using the SPSS application program with multiple regression analysis to test the seven hypotheses proposed. The results show that adaptability culture and psychological capital have a positive and significant effect on Individuals Readiness to Change with change fatigue not as a moderating variable of the relationship between leader member exchange, adaptability culture, and psychological capital on Individuals Readiness to Change. This research is expected to contribute to policy makers in the field of human resources to identify individual readiness to change as well as to anticipate change fatigue that occurs especially in the public sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Muhammad
"Pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia tidak lepas dari peran sumber daya manusianya. Mengingat kondisi perusahaan yang masih tergolong baru dan masih berjuang untuk tetap eksis, perusahaan perlu untuk mengoptimalkan peran SDM nya seefektif mungkin. Sehingga penting halnya bagi perusahaan rintisan berbasis digital untuk menjaga karyawannya tetap engage pada pekerjaannya, serta meminimalisir intensi karyawan untuk keluar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh career adaptability dan leader member exchange (LMX) terhadap work engagement dan turnover intention, serta melihat peran mediasi Job insecurity pada pengaruh antar variabel tersebut. Sebanyak 312 responden yang merupakan karyawan aktif di perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia berhasil dikumpulkan datanya dan di olah dengan structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa work engagement dipengaruhi secara positif oleh career adaptability dan LMX, serta dipengaruhi secara negatif oleh job insecurity. Turnover intention dipengaruhi secara negatif oleh LMX dan secara positif oleh job insecurity. Job insecurity dipengaruhi oleh career adaptability dan LMX. Serta terbuktinnya peran mediasi job insecurity pada pengaruh career adaptability dan LMX terhadap work engagement dan turnover intention.

The rapid growth of digital startups in Indonesia cannot be separated from the role of human resources. Given the condition of the company which is still relatively new and still struggling to exist, the company needs to optimize its HR role as effectively as possible. So it is important for digital startup companies to keep their employees engaged in their work, and to minimize employee intention to leave. This study aims to analyze the effect of career adaptability and leader member exchange (LMX) on work engagement and turnover intention, and to see the mediating role of Job insecurity on the influence between these variables. 312 respondents who are active employees of digital startups in Indonesia have successfully collected their data and processed them with structural equation modeling (SEM). The results revealed that work engagement is positively influenced by career adaptability and LMX, as well as negatively influenced by job insecurity. Turnover intention is affected negatively by LMX and positively by job insecurity. Job insecurity is influenced by career adaptability and LMX. And the mediation role of job insecurity on the influence of career adaptability and LMX on work engagement and turnover intention is proven in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Desfara Adzani
"

Masa remaja merupakan masa yang penting untuk mulai mempersiapkan karier. Salah satu sumber daya yang penting untuk dimiliki individu untuk dapat menghadapi tantangan karier adalah adaptabilitas karier. Terdapat empat kemampuan yang menunjukkan adaptabilitas karier, yakni career concern, career control, career curiosity, dan career confidence. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi dari dimensi connectedness dan value dalam perspektif waktu masa depan terhadap adaptabilitas karier siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan terhadap 1.214 siswa SMP (M = 13,52, SD = 1,029). Hasil analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa connectedness dan value dapat memprediksi adaptabilitas karier pada siswa SMP di Banyuwangi secara signifikan (F(2, 1211) = 143.934, p < 0,001, R2 = 0,192). Dimensi connectedness menunjukkan pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dimensi value. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pentingnya mendorong remaja untuk mulai memahami hubungan antara perilaku di masa kini dengan konsekuensi di masa depan (connectedness) serta menghargai tujuan jangka panjang (value) secara lebih dini.


Adolescence is an important time to start preparing for a career. One of the important psychological resources’ individuals need to develop to successfully manage career challenges is career adaptability. There are four abilities that show career adaptability, namely career concern, career control, career curiosity, and career confidence. This study aims to investigate the contribution of connectedness and value dimensions in future time perspective to career adaptability of middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study with a cross-sectional design was conducted on 1.214 middle school students (M = 13.52, SD = 1.029). Multiple linear regression analysis indicates that connectedness and value significantly predicted career adaptability among middle school students in Banyuwangi (F(2, 1211) = 143.934, p <.001, R2 = 0.192). Connectedness dimension shows higher contribution than value dimension. The results of this study also show the importance of encouraging early adolescents to understand the connection between present behavior and future consequence (connectedness) and to value long-term goals (value).

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Fathi Rahmah
"Penyelundupan benih lobster di Wilayah Provinsi Jambi untuk menuju Singapura dilakukan melalui jalur laut. Kondisi geografis Wilayah Provinsi Jambi telah menyediakan peluang penyelundupan benih lobster dengan modus operandi dan rute yang beragam. Pihak Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan pihak yang memiliki wewenang dalam kasus penyelundupan benih lobster. Hal ini dikarenakan berkaitan langsung dengan kebijakan kelestarian sumber daya perikanan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena penyelundupan benih lobster di Wilayah Provinsi Jambi dapat terjadi. Tulisan ini menggunakan Double Crime Triangle yang termasuk dalam studi Strategi Pencegahan Kejahatan di dalam Kriminologi untuk menjelaskan bagaimana tiga elemen diperlukan untuk membentuk sebuah kejahatan: pelaku, korban, dan tempat kejadian kejahatan, lokasi, lingkungan). Segitiga kejahatan menunjukkan elemen-elemen berbeda yang terdiri dari tindakan kriminal, bagaimana hubungan dan interaksi antara elemen-elemen tersebut menciptakan peluang terjadinya kejahatan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membantu memahami bagaimana pola perilaku yang berbeda dapat menciptakan peluang dalam kejahatan penyelundupan benih lobster dan memungkinkan untuk mengantisipasi pola perilaku tersebut. Dengan memahami modus operandi maka upaya pencegahan penyelundupan benih lobster akan dapat dilakukan dengan baik.

Smuggling of baby lobster in the Jambi Province Region to Singapore is usually operated through the sea. The geographical condition of the Jambi Region has created opportunities for smuggling baby lobster with various methods and routes. Fish Agency, Quality Control, and Safety of Fisheries Products, Ministry of Maritime Affairs and Fisheries is the institution that has authority in smuggling baby lobster. This is because it is related to the regulations of fishery conservation resources. The purpose of this writings is intended to explained by the means of the phenomenon of smuggling of baby lobster in the Jambi Province Region can occur. This paper used Double Crime Triangle which is included in crime prevention study in criminology to explain how three (3) elements are needed to form a crime: perpetrators, victim, crime scene, location, neighborhood) crime triangle showing different elements which consist of act of crime, how the connection and interaction between those elements create an opportunity to perform crime. This paper aim to help the readers to understand how such behaviour could create a chance to execute a crime of smuggling baby lobster and creating possibilities for anticipate these behaviour. By comprehending Modus Operandi, therefore, the prevention of smuggling baby lobster could be executed well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>