Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Putri Indy Prasetyo
"Onomatope merupakan kata yang meniru bunyi hasil tangkapan indra pendengaran, sedangkan mimesis adalah kata dibuat untuk mengekspresikan gerakan atau peristiwa yang tidak bisa dirasakan oleh indra pendengar. Penggunaan onomatope dan mimesis banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea dengan menggunakan lirik lagu-lagu dari grup Ikon dan Stray Kids sebagai korpus penelitian. Penelitian ini berfokus pada satu rumusan masalah, yaitu bagaimana penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus, dengan metode analisis deskriptif komparatif terhadap penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu-lagu grup Ikon dan Stray Kids. Penelitian menunjukan bahwa onomatope dan mimesis banyak digunakan dalam lirik lagu-lagu Korea dengan bentuk yang bervariasi, dan mimesis lebih banyak digunakan dibandingkan onomatope.

Onomatopoeia is a word that imitates the sound perceived by the sense of hearing, while mimesis is made to express movement or condition that can’t be received by the sense of hearing. The use of onomatopoeia and mimesis occurs frequently in everyday language use because of its effectiveness. This study aims to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics by using Ikon and Stray Kids songs lyrics as the corpus. This study focuses on one problem formulation, how is the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics. This study uses both quantitative and qualitative methods, with comparative descriptive design to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Ikon and Stray Kids songs lyrics. This study shows that onomatopoeia and mimesis are widely used in Korean songs lyrics with various forms, and mimesis is used more than onomatopoeia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Luthfita
"Onomatope adalah kata yang mengimitasi, mereproduksi atau merepresentasikan suara alamiah seperti bunyi hewan atau bunyi tawa manusia. Sementara itu, mimesis adalah kata yang dibuat untuk mengekspresikan gerakan manusia atau kondisi sebuah benda bergerak atau benda mati seperti cara berjalan manusia. Skripsi ini membahas bentuk morfologis dan makna konseptual onomatope dan mimesis yang terdapat dalam komik Mabeob Cheonjamun Volume I.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51 jenis onomatope yang ditemukan sebanyak 165 kali dan 56 jenis mimesis yang ditemukan sebanyak 93 kali yang terbagi dalam 26 makna konseptual. Selain itu terdapat 50 jenis onomatope dan mimesis berbentuk tunggal, 19 jenis reduplikasi suara sama, 10 jenis reduplikasi bagian dan 35 jenis bentuk modifikasi. Sementara itu, bentuk reduplikasi suara modifikasi tidak dapat ditemukan sama sekali dalam komik ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Onomatopoeic expression is a word which imitates, reproduces, or represents natural sound such as an anima's cry and human laughter. While, Mimesis is words designed to express mimicry of human actions or the states or conditions of animate and inanimate objects and movements, such as human walk. This thesis explain about morphological form and conceptual meaning of onomatopoeia and mimesis which is found on Mabeob Cheonjamun 1st Volume Comic.
The research shows that there 51 kinds of onomatopoeia which is found 165 times and 56 kinds of mimesis which is found 93 times classified to 26 kinds of conceptual meaning. Beside that, there are 50 kinds of single onomatopoeia and mimesis form, 19 kinds of same voice reduplication form, 10 kinds of part reduplication onomatopoeia and mimesis form and 35 kinds of modification onomatopoeia and mimesis form. Modification voice reduplication can not be found on this comic. This thesis uses qualitative method with descriptive approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aileen Trifena
"Dalam bahasa Korea, onomatope dan mimesis memiliki ciri-ciri yang unik dan digunakan luas baik dalam komunikasi sehari-hari maupun media. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perbandingan antara onomatope dan mimesis bahasa Korea dari segi bentuk. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan empat kesamaan ciri dari onomatope dan mimesis. Onomatope dan mimesis bisa mengalami alternasi vokal dan konsonan, memiliki bentuk reduplikasi, membentuk kata kompleks, dan berfungsi sebagai adverbia. Kemudian, terdapat lima perbedaan antara onomatope dan mimesis. Pertama, mimesis memiliki ketergantungan terhadap bentuk reduplikasi, berbeda dengan onomatope yang hanya memakai bentuk reduplikasi jika bunyi terjadi berulang. Kedua, mimesis memiliki kecenderungan kuat untuk membentuk kombinasi rima. Ketiga, kombinasi sufiks -hada dengan onomatope hanya membentuk verba, sedangkan kombinasi dengan mimesis membentuk verba atau adjektiva, serta sufiks -i/-hi hanya berkombinasi dengan mimesis. Keempat, sejumlah onomatope memiliki kelas kata interjeksi. Terakhir, bentuk onomatope lebih bebas dikreasikan dibandingkan dengan mimesis. Disimpulkan bahwa mimesis memiliki bentuk yang lebih beraturan daripada onomatope.
Korean onomatopoeia and mimetic word possess unique characteristics and are widely used in everyday communication and media. This study aims to describe a comparison between Korean onomatopoeia and mimetic word based on their forms. This study is a qualitative research that uses library research method. The result shows four similar characteristics of onomatopoeia and mimetic word. Onomatopoeia and mimetic word can have change in vowel or consonant, have reduplicative form, form complex word, and function as adverb. There are five differences between onomatopoeia and mimetic word. First, mimetic word have dependency on reduplicative form, unlike onomatopoeia which use reduplicative form only when the sound occurs repeatedly. Second, mimetic word has a strong tendency to make rhyme combinations. Third, suffix -hada combined with onomatopeia only form verb, while combined with mimetic word can form verb or adjective, and suffix -i/-hi can only be combined with mimetic word. Fourth, some onomatopoeias can function as interjection. Lastly, onomatopoeia are freer to be modified as opposed to mimetic word. To conclude, mimetic word’s form have more consistent patterns compared to onomatopoeia’s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lainufar Nur Hanifah
"Skripsi ini membahas tentang penerjemahan metafora dalam lirik lagu idol group pria dari Korea Selatan yaitu BTS dari bahasa Korea ke bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur penerjemahan metafora dari bahasa sumber yaitu bahasa Korea ke bahasa sasaran yaitu bahasa Jepang. Data penelitian diambil dari metafora yang terdapat dalam lagu BTS versi bahasa Korea dan lagu tersebut memiliki versi bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan bersifat kualitatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan strategi penerjemahan metafora oleh Peter Newmark dan Mildred L. Larson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima strategi penerjemahan metafora yang digunakan, dalam penerjemahan metafora lirik lagu BTS dari bahasa Korea ke bahasa Jepang yaitu metafora dapat diterjemahkan menjadi metafora yang sama, metafora dapat diterjemahkan menjadi metafora lain, metafora dapat diterjemahkan menjadi non metafora, metafora dapat diterjemahkan menjadi simile, dan metafora dapat dieliminasi. Dari lima strategi penerjemahan metafora di atas, diketahui bahwa strategi penerjemahan metafora yang paling banyak digunakan adalah penerjemahan metafora menjadi simile.

This thesis discusses the translation of metaphors in the lyrics of male idol group from South Korea, namely BTS from Korean to Japanese. This study aims to find out the metaphor translation structure of the source language which is Korean language to the target language which is Japanese language. The research data is taken from the metaphor contained in the Korean version of the BTS song which has a Japanese version. The method used in this research is descriptive and qualitative analysis. This research is based on metaphor translation strategies by Peter Newmark and Mildred L. Larson.
The results show that there are five metaphor translation strategies used, in translating the metaphorical lyrics of BTS songs from Korean to Japanese, metaphor can be translated into the same metaphor, metaphor can be translated into another metaphor, metaphor can be translated into non metaphor, metaphor can be translated into simile, and metaphor can be eliminated. Out of the five metaphor translation strategies mentioned above, it is known that the most widely used metaphor translation strategy is the translation of metaphors into similes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Qamarani
"ABSTRAK
Jurnal ini mengetahui tentang interjeksi bahasa Korea melalui lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi selalu mendahului ujaran sebagai ucapan yang lepas atau berdiri sendiri. Dalam bahasa Korea, interjeksi disebut dengan ??? gamtansa . Gamtansa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengungkapkan perasaan pembicara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu media yang digunakan adalah melalui musik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi dan makna interjeksi bahasa Korea yang terdapat dalam lirik lagu-lagu boyband Seventeen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif serta mengumpulkan sumber data dan mencari informasi terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam 12 lagu boyband Seventeen yang dijadikan sumber data, ditemukan penggunaan interjeksi bahasa Korea dengan fungsi dan maknanya yang berbeda-beda.

ABSTRACT
This journal analyzes the Korean interjection through boyband Seventeen rsquo s songs. Interjection is a category to express the speaker 39 s feelings and syntactically not related to other words in speech. Interjection always precedes as a loose or stand alone speech. In Korean, interjection is called gamtansa . Gamtansa is widely used in everyday life to express the speaker 39 s feelings, both orally and in writing. One of the media used is through music. The purpose of this journal is to explain the function and meaning of Korean interjection in boyband Seventeen rsquo s songs. This journal applies descriptive qualitative method by collecting the data and finding the related information from literature source. The results of this journal is in 12 boyband Seventeen rsquo s songs which became the source of data, found some Korean interjections and its different functions and meanings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farrelia Khana Khairunnisa
"Musik yang merupakan bagian dari keseharian banyak orang berfungsi sebagai sarana mengekspresikan diri. Musik indi populer di kalangan anak muda karena liriknya mengisahkan cerita yang banyak dialami oleh anak muda. Krisis seperempat abad adalah fenomena yang umumnya dialami oleh individu di usia dewasa awal. Penelitian ini akan membahas bagaimana krisis seperempat abad direpresentasikan dalam lagu karya Jannabi dan Okdal. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika untuk menggali lebih dalam maksud dari tanda dalam lagu yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah mengumpulkan data, kemudian makna yang ditemukan dianalisis menggunakan konsep krisis seperempat abad, lalu ditarik simpulannya berdasarkan analisis data yang telah dilakukan. Hasil penelitian menemukan bahwa krisis seperempat abad direpresentasikan melalui tipe locked-in dan locked-out

Music, a part of many people's daily lives has a function as a medium of self-expression. Indie music is popular among young people because the lyrics tell stories that many young people can relate to. Quarter life crisis is a phenomenon commonly experienced by individuals in early adulthood. This research discusses how quarter life crisis is depicted in Jannabi's and Okdal's songs. The researcher uses a qualitative research method with a semiotic approach to dig deeper into the meaning of the signs in the songs to be studied. This research is conducted by collecting data, then the meaning found is analyzed by using the concept of the quarter life crisis. Then, conclusions are drawn based on the data analysis that has been done. The results found that Jannabi's and Okdal's songs represents quarter life crisis through locked-in and locked-out types."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Arfiany
"Onomatope adalah kata yang terbentuk dari imitasi bunyi hasil tangkapan indra pendengaran. Onomatope sering ditemukan dalam cerpen, komik, maupun novel Korea. Objek penelitian ini adalah teknik penerjemahan onomatope dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dengan menggunakan novel Almond sebagai korpus data. Latar belakang dilakukannya penelitian, yaitu kebaruan penelitian pada onomatope bahasa Korea dalam novel yang belum ditemukan dalam penelitian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan jumlah onomatope diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan onomatope bahasa Korea ke bahasa Indonesia dari novel Almond berdasarkan jenis klasifikasinya. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif-kualitatif dengan analisis penelitian menggunakan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Hasil penelitian menunjukkan 1 kata termasuk jenis onomatope suara binatang, 101 kata suara manusia, tidak ada kata suara instrumen, dan 9 kata lainnya termasuk dalam aneka ragam tiruan bunyi lain. Sementara, ada 5 teknik penerjemahan yang digunakan: peminjaman, deskripsi, kreasi diskursif, padanan lazim, dan kompresi linguistik.

Onomatopoeia is a word formed from the imitation of sounds captured by the sense of hearing. Onomatopoeia is often found in Korean short stories, comics, and novels. The object of this research is translation techniques of onomatopoeia from Korean to Indonesian using Almond novel as a data corpus. The novelty of Korean onomatopoeia analysis in novel that has not been found in other research became the background to the research. The aim of this research is to show the number of onomatopoeia classified based on the sound classifications and the translation techniques that used in translating Korean onomatopoeia into Indonesian from the Almond novel also based on the sound classifications. This qualitative-descriptive research used the translation techniques by Molina and Albir (2002) for analysing. Research result shows that 1 word is classified as animal sounds, 101 words are human sounds, no word is instrument sounds, and 9 there words are miscellaneous sounds. There are 5 translation techniques used: borrowing, description, discursive creation, established equivalent, and linguistic compression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Nurhanifa
"Lirik merupakan salah satu intrumen terpenting dalam penciptaan sebuah lagu. Melalui lirik, penulis atau pencipta lagu bertujuan untuk menyampaikan sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya. Di Korea, dalam proses penulisan lirik, sering kali menggunakan kata bunga matahari sebagai kiasan atau simbol dalam menggambarkan suatu keindahan. Bunga Matahari adalah salah satu contoh bunga yang paling banyak dijadikan sebagai simbol dalam lagu-lagu Korea dari tahun ke tahun. Melalui penelitian ini, penulis menjabarkan makna kata bunga matahari yang terdapat dalam lirik lagu Korea yang berjudul Sunflower. Dalam melakukan penelitiannya, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan cara mengambil penggalam lirik yang mengandung kata bunga matahari untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat makna denotatif dan konotatif dari keenam lagu Korea yang berjudul Sunflower. Makna denotatif tersebut adalah makna sebenarnya, yaitu bunga matahari yang tumbuh dan mekar berwarna kuning, sedangkan pada makna konotatifnya tergambarkan perasaan senang dan sedih. Dari keenam lagu tersebut, penulis mendapatkan 3 lagu diantaranya menggambarkan perasaan sedih, dan 3 lagu lainnya menggambarkan perasaan senang.

Lyrics are one of the most important instruments in the process of creation of a song. Through lyrics, the songwriter aims to convey a message to the listeners. In Korean, the process of writing lyrics often uses the word flower as a metaphor or symbol to describes beauty. For example, sunflowers are the most common use flower that used as a symbol in Korean songs from year to year. In this research, the author describes the meaning of sunflower in the lyrics of Korean song entitled Sunflower. In conducting this research, the author uses qualitative descriptive analysis method by taking some lyrics snippets containing the word sunflower for further analysis. Based on the result of the analysis, the author concludes that there are denotative and connotative meanings from the six Korean song entitled Sunflower. The denotative meaning is indeed the literal meaning of a growing and bloom yellow flower. On the other hand, the connotative meaning describes the feeling of joy and sadness. From the six songs, 3 songs describe the feelings of joy, and the other 3 songs describe the feeling of sadness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanti Dwi Putri Mulyono
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai kata tiruan bahasa Korea lingkup benda alam dalam komik yang berjudul ldquo;4 kheot Cartoon Hanguko Eutaeeo. Euiseongeo rdquo; karya Lee Kyeong Eun dan Choe Hui Jeong dan ldquo;yeppeun gongju euiseongeo donghwa euitaeo dongsi rdquo; karya Moon Man Seok dan Jeong Mi Geum. Penulis menganalisis makna yang dihasilkan dari bentuk variasi vokal dan konsonan kata tiruan bahasa Korea. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 19 kata tiruan dalam korpus memiliki bentuk variasi vokal dan konsonan yang mempengaruhi nuansa dan makna kata tersebut. Kata tiruan dengan vokal? lsquo;a rsquo; dan? lsquo;o rsquo; , memberikan nuansa yang lebih terang dan kecil dibandingkan dengan kata yang bervokal ? lsquo;eo rsquo; dan ? lsquo;u rsquo;. Konsonan ganda dan konsonan aspiratif memberikan nuansa yang lebih kuat dan keras dibandingkan dengan kata yang berkonsonan tunggal.

ABSTRACT
This journal discusses Korean imitation word of natural objects in Lee Kyeong Eun and Choe Hui Jeong rsquo s ldquo 4 kheot Cartoon Hanguko Eutaeeo. Euiseongeo rdquo and Moon Man Seok and Jeong Mi Geum rsquo s ldquo yeppeun gongju euiseongeo donghwa euitaeo dongsi rdquo comics. The writer analyze the effect of vowel and consonant variation in Korean imitation words meaning. In doing this research, the writer used descriptive qualitative method. The result shows that 19 imitation words in the corpus have variations of vowels and consonants that affect the nuance and meaning of the word. Imitation word with lsquo a rsquo and lsquo o rsquo vowels, give lighter and smaller nuance than the word with lsquo eo rsquo and lsquo u rsquo vowels. The intensive consonants and aspirated consonants gives stronger and harder nuance than the simple consonants."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Putera Buana
"Penelitian ini mengkaji tentang makna kedewasaan dalam lirik lagu Eoreun Ai (어른 아이, Kidult) oleh Seventeen dengan analisis semiotika Roland Barthes. Makna yang diperoleh melalui analisis ini adalah konotasi, denotasi, dan mitos. Pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimana makna kedewasaan yang direpresentasikan pada lirik lagu Eoreun Ai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif dengan sumber data primer lirik lagu Eoreunai dan sumber data sekunder berupa penelitian terdahulu, serta kamus Bahasa Korea. Hasil analisis menyimpulkan bahwa makna kedewasaan pada realitas masyarakat Korea adalah orang dewasa tidak selalu menutup-nutupi dan menyembunyikan emosi yang dirasakannya serta memiliki kendali dalam pengekspresian emosi secara berlebihan.

This research examines the meaning of maturity in the lyrics of the song Eoreun Ai (어른 아이, Kidult) by Seventeen with Roland Barthes' semiotic analysis. The meanings obtained through this analysis are connotation, denotation and myth. The question of this research is how the meaning of maturity is represented in the lyrics of the song Eoreun Ai. The research method used is a qualitative method with an interpretive approach with primary data sources of Eoreunai song lyrics and secondary data sources in the form of previous research, as well as a Korean language dictionary. The results of the analysis conclude that the meaning of maturity in the reality of Korean society is that adults do not always cover up and hide the emotions they feel and have control over expressing emotions excessively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>