Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhil Pradana Putra
"Berbagai sistem modern tidak lagi langka kita jumpai di lingkungan sekitar, seperti misalnya sensor pintu otomatis, pendeteksi kedalaman air, dan hingga pendeteksi kebakaran yang ditangkap menggunakan drone. Teknologi yang bisa mendukung pekerjaan semacam ini biasanya menggunakan SAR (synthetic aperture radar). Gelombang elektromagnetik ditembakkan oleh SAR ke suatu objek yang ingin diamati, lalu gelombang pantul akan diterima dari arah objek tersebut dan menjadikannya sebuah citra.
CP-SAR (circular polarized synthetic aperture radar) memiliki karakteristik polarisasi sirkular ini bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada pada sistem SAR sebelumya, yaitu ketika gelombang melewati lapisan ionosfer maka akan rentan terhadap rotasi faraday, akibatnya karakteristik gelombang yang dipancarkan akan berubah. Pengembangan CP-SAR inipun bisa juga diaplikasikan dalam pengoperasian UAV atau pesawat nir-awak.
Pada buku skripsi ini, dilakukan sebuah perancangan antena mikrostrip array 4x2 yaitu berarti terdapat 8 elemen di bagian patch antena dengan target spesifikasi SAR UAV yaitu bekerja di frekuensi 1.27 GHz. Metode yang dipakai dalam perancangan yaitu ditahap memberikan slot diagonal pada setiap patch antena bertujuan untuk menghasilkan polarisasi sirkular pada antena.
Teknik diagonal slot (notch) yang disisipkan di patch membuat pengaruh pada hasil polarisasi menjadi sirkular. Simulasi yang dilakukan terhadap antena susun dengan elemen 4x2 menghasilkan return loss sebesar -14.09 dB dengan bandwidth dari frekuensi 1.256 GHz-1.320 GHz dan VSWR sebesar 1.49. Axial ratio yang terbaik diperoleh bernilai 5.31 dB namun belum memenuhi kriteria polarisasi melingkar, serta nilai gain sebesar 6.51 dBi. Adapun hasil yang teramati adalah surface current dari antena yang menjadi penunjuk bentuk polarisasi antena tersebut sudah mulai membentuk sirkular dengan pola left-hand circular polarized (LHCP). Hasil pengukuran yang diperoleh yaitu dengan melakukan pengukuran menghasilkan return loss dengan nilai impedance bandwidth sebesar 55 MHz dengan rentang dari 1.262 GHz-1.317 GHz.

Various modern systems are no longer a rare things that we find in our society. For example like automatic door sensor, water depth detector, and fire detector using drones. This kind of things are usually can be done by a technology called SAR that applicable for the benefits of military as well as non-military. Specific object will be illuminated by an electromagnetic waves of SAR and then an echo will formed from the object then SAR will turns it into some kind of visual information.
CP-SAR (circular polarized synthetic aperture radar) which has circular polarization characteristic can be a solution to the problems that existed in the previous SAR system, for example when the electromagnetic wave passes through the ionosphere layer it will be susceptible to faraday rotation. As a result, the characteristic of the emitted waves will change. The development of this CP-SAR can also be applied in UAV operations.
In this paper, a 4x2 microstrip array antenna is carried out, which means that there are 8 elements in the patch antenna with a target UAV SAR specification that works at a frequency of 1.27 GHz. In the first method of design the antenna, it was providing a diagonal slot on each patch antenna which aims to produce circular polarization on the antenna. Some treatment to find the most effective results is done by varying the length of the diagonal slot on the patch and the length of the rectangular DGS on the ground.
Diagonally slot technique that made in the patch of antenna can bring out a circularly polarized antenna. The measurements carried out resulted in a return loss of -14.09 dB with bandwidth from 1.256 GHz-1.320 GHz and VSWR of 1.49. the results of axial ratio are 5.31 dB, and gain for 6.51 dBi. The observed result is that the surface current of the antenna, which indicates the type of the polarization of the antenna, is circular with a left-hand circular polarized pattern. The measurement results obtained are by measuring VNA in the form of return loss results with a value of -14 dB with bandwidth 1.262 GHz-1.317 GHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Rahmadyanto
"Pada jurnal ini, desain elemen atau patch yang digunakan adalah desain patch antena berdasarkan hasil riset grup AMRG UI. Elemen atau patch yang digunakan berbentuk segitiga dan parameter desainnya disesuaikan agar memiliki karakteristik polarisasi melingkar dengan axial ratio bandwidth dan impedance bandwidth sebesar 10 MHz pada rentang frekuensi 1,265 - 1,275 GHz dengan frekuensi tengah 1,27 GHz. Gain sebesar 14,32 dBiC diperoleh dengan menggunakan teknik susun (array). Desain kemudian disimulasikan dengan perangkat lunak Computer Simulation Technology (CST). Setelah dilakukan fabrikasi, antena array yang didesain dapat beresonansi di frekuensi 1,27 GHz dengan impedance bandwidth sebesar 33 MHz pada rentang frekuensi 1,2605 ? 1,2935 GHz, karakteristik polarisasi melingkar (axial ratio) ≤ 3 dB pada rentang frekuensi 1,263 ? 1,277 GHz dan memiliki gain sebesar 11,42 dBi.

In this journal, patch design is based on the results of the previous research of AMRG UI research group. Triangular patch are used and the design parameters are adjusted to have the characteristics of the circular polarization with axial ratio bandwidth and impedance bandwidth of 10 MHz in the frequency range from 1.265 to 1.275 GHz with center frequency of 1.27 GHz. Gain of 14.32 dBiC is obtained by using the array technique. Design then simulated with Computer Simulation Technology (CST) software. The result is, the simulation results gives impedance bandwidth is about 22,5 MHz and its frequency range between 1,2625 ? 1,285 GHz, circular polarization characteristics ≤ 3 dB with its frequency range between 1,265 ? 1,276 GHz and its gain is 11,42 dBi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Riyanto
"Banjir di perkotaan merupakan bencana yang signifikan karena banyaknya penduduk yang terkena dampaknya. Dalam kebanyakan kasus, banjir terjadi bersamaan dengan hujan lebat, sehingga jika diamati dari satelit yang menggunakan sensor optik, daerah tersebut tertutup awan. Penelitan ini mengusulkan framework baru untuk klasifikasi banjir daerah perkotaan menggunakan sensor satelit penginderaan jauh Synthetic Aperture Radar (SAR) yang mempunyai kemampuan menembus awan. Framework ini dikembangkan untuk mengklasifikasi daerah banjir dengan mempertahankan variasi temporalnya. Studi kasus yang digunakan adalah wilayah Jakarta menggunakan metode 3D CNN multi-sensor pada data Sentinel-1 (S-1) multi-temporal dan curah hujan rata-rata Climate Hazard Infrared Precipitation Sensor (CHIRPS). Data terdiri atas 24 scene S-1 dengan polarisasi ganda VV dan VH antara bulan Maret 2019-Februari 2020 yang terdiri dari 20 citra co-polarized dan cross-polarized yang terdiri dari 2 citra co-event, 18 citra pre-event, dan 4 citra post-event sebagai testing data dan data curah hujan dari CHIRPS. Training dilakukan dengan menggunakan hyperparameter 150 epoch, batch size sebesar 100, learning rate sebesar 0,001 dan komposisi data set training/testing digunakan 80/20. Hasil pengujian 3D CNN memberikan rata-rata overall accuracy sebesar 70,3% dengan waktu pemrosesan 113 detik untuk setiap epoch. Dengan hasil tersebut metode 3D CNN diharapkan mampu membantu mengestimasi luas area banjir yang akurat dan mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami banjir dalam rangka deteksi dini/pencegahan banjir kota-kota lain di masa mendatang.

Urban flooding is a significant catastrophe due to its widespread impact on the population. Typically, floods occur concurrently with heavy rainfall, rendering the affected area obscured by clouds when observed through optical sensors on satellites. To address this issue, a novel approach is proposed in this study, aiming to classify flooded urban areas using a remote sensing synthetic aperture radar (SAR) sensor on a satellite. Unlike optical sensors, SAR has the ability to penetrate clouds. The framework was developed by employing the 3D Convolutional Neural Network (CNN) method to preserve the temporal variability, which processed multi-temporal SAR data from Sentinel-1 (S-1) and average rainfall data from the Climate Hazards Infrared Precipitation Sensor (CHIRPS). The dataset used in this research comprised 24 S-1 scenes with Dual VV and VH polarization, covering the period between March 2019 and February 2020 divided into 2 co-event images, 18 pre-event images, and 4 post-event images, along with rainfall data from CHIRPS. The training phase employed hyperparameters of 150 epochs, batch size of 100, and learning rate at 0,001, with training/testing data split of 80/20. The 3D CNN achieved an average overall accuracy of 70.3%, with maximum accuracy at 71,4% and each epoch taking 113 seconds on average to process. These results demonstrate the potential of the 3D CNN method to accurately estimate the extent of flooding and identify areas at risk of flooding, thereby aiding early detection and flood prevention efforts in other cities in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katmoko Ari Sambodo
"Disertasi ini membahas suatu metodologi alternatif untuk mengklasifikasi secara tidak terbimbing (unsupervised classification) data polarimetrik-SAR. Pada tahap permulaan dua metode pengekstraksian fitur diterapkan untuk mengeksploitasi secara optimal berbagai informasi yang terkandung dalam data polarimetrik-SAR tersebut. Metode pengekstraksi yang pertama didasarkan atas penurunan berbagai litur dari representasi matriks kovarian polarimetrik (totalnya terdapat sembilan parameter yang merepresentasikan masing-masing power kanal polarisasinya, koherensi polarimetriknya, dan perbedaan tase polarimetriknya), dan metode yang kedua didasarkan atas dekomposisi polarimetrik Cloude (totalnya terdapat tiga parameter yang memberikan informasi mengenai karakteristik hamburan balik sinyal radar atas berbagai target yang berbeda-beda). Selanjutnya suatu teknik penyeleksian (pereduksian) titur bardasarkan transformasi marimum noise fraction (MNF) diaplikasikan pada fitur-fitur tersebut untuk mendapatkan informasi-informasi yang paling berguna dan mengurangi informasi lain yang sifatnya redundan ataupun informasi yang tidak terkait Iainnya.
Tahapan klasifikasi kemudian dilakukan dengan algoritma klustering fuzzy maximum likelihood estimation (FMLE). Algoritma FMLE tersebut memungkinkan pembentukan kluster-kluster yang berbentuk clips dalam sembarang arah sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan algoritma klustering fuzzy K-means yang standar. Namun demikian, algoritma dasar FMLE semata-mata hanya menggunakan informasi spektral (alan intensitas) dari masing-masing vektor piksel dan informasi spasial-kontekstual tidak ikut diperhitungkan dalam proses klustering. Oleh karena itu, hasil klasifikasi yang kurang bagus (ber-noise) biasanya akan didapatkan apabila diterapkan pada data SAR sebagai akibat keberadaan noise speckle. Pada penelitian ini diajukan suatu metode baru yang mengintegrasikan antara hasil klustering FMLE (yang berbasis piksel per piksel) dngan informasi spasial-kontekstual yang dieksploitasi dengan analisa statistikal atas informasi kelas piksel-piksel yang bersebelahan dan informasi spasial-kontekstual tambahan yang diperoleh dari hasil analisa klustering menggunakan fitur-fitur hasil dekomposisi wavelet.
Metodologi yang diajukan tersebut telah diujicoba dengan menggunakan data polarimetrik E-SAR yang diakuisisi di daerah Penajam, Kalimantan Timur dan data polarimetrik ALOS-PALSAR yang diakuisisi di daerah Lumajang, Jawa Timur, Indonesia. Dari hasil-hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa hasil klasifikasi yang diperoleh lebih meningkatkan performansi pembedaan berbagai objek tutupan lahan, lebih homogen pada area yang bersifat homogen, dan tetap mempertahankan batas-batas objek dan struktur-struktur detail lainnya.

This dissertation shows a study on an altemative method for unsupervised classification of polarimetric-SAR data. First, two feature extraction methods are performed in order to exploit the information of fully polarimetric-SAR data properly. One is based on derivation of features from polarimetric covariance matrix (totally nine parameters which represent each polarisation power, polarimetric coherence, and polarimetric phase difference), and other is based on Cloude?s polarimetric decomposition (totally three parameters which characterize the target?s backscattering mechanism). A feature reduction technique based on maximum noise fraction (MNF) transformation is then applied to these features to obtain most pertinent information and remove any redtmdant and other irrelevant information.
Classification stage is then performed using fuzzy maximum likelihood estimation (FMLE) clustering algorithm. FMLE algorithm allows for ellipsoidal clusters of arbitrary extent and is consequently more flexible than standard fuzzy K-means clustering algorithm. However, basic FMLE algorithm makes use exclusively the spectral (or intensity) properties of the individual pixel vectors and spatial-contextual information of the image was not taken into account. Hence, poor (noisy) classification result is usually obtained liom SAR data due to t.he presence of speckle noise. In this study, we propose a modified FMLE which integrate basic FMLE (pixel-by-pixel basis) clustering result with spatial-contextual information by statistical analysis of local neighborhoods and additional context-depend support information exploited using clustering result analysis of wavelet-based decomposed feature images.
The proposed method has been tested on E-SAR polarimetric data acquired on the area of Penajam, East Kalirnantan and ALOS-PALSAR polarimetric data acquired on the area of Lumajang, East Java, Indonesia. Results obtained show classified images improving land-cover discrimination perfomiance, exhibiting homogeneous region, and preserving edge and other fine structures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
D989
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Dalam sistem komunikasi, antena memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, antena harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: gain yang tinggi, polarisasi melingkar dan keterarahan yang baik. Dalam makalah ini, telah didesain sebuah an tena susun microstrip secara linear yang terdiri dari empat elemen berbentuk patch segitiga dengan slot berbentuk silang untuk sistem satelit Quasi-Zenith. Penelitian secara simulasi maupun eksperimen telah dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa 3 dB axial ratio bandwidth diperoleh sebesar 87 MHz (2,569-2,656 GHz) dan melalui hasil pengukuran diperoleh sebesar 96 MHz (2,556-2,652 GHz). Antena susun linear 4 elemen menghasilkan gain sebesar 13,73 dB dan pola radiasi maksimum pada sudut 40 °and -40°. Baik hasil simulasi maupun pengukuran memperlihatkan bahwa kinerja antena telah memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk sistem satelit Quasi-Zenith.

In satellite communication system, antenna plays an important role. Therefore, the antenna must meet some requirements, such as high gain, circular polarization, and good directivity. In this paper, a four element linear array triangular patch microstrip antenna with cross slot is designed to be used for Quasi-Zenith satellite system. A simulation study as well as experimental study was carried out. The simulation showed that the 3 dB axial ratio bandwidth of 87 MHz (2.569-2.656 GHz) is achieved while the measured results showed 96 MH z (2.556-2.652 GHz). The linear array of 4 element antenna has a gain of 13.73 dB and maximum radiation pattern at 40° and -40°. Simulation and experiment results show that this antenna has met the characteristic requirements of Quasi-Zenith satellite."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Fauziyyah
"Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi gempa bumi dikarenakan letaknya yang berada di antara beberapa lempeng tektonik yang aktif (Sungkawa, 2016). Gempabumi yang terjadi di bagian barat laut provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Oktober 2022 dengan kekuatan 5.8 Mw merupakan bukti bahwa lempeng-lempeng bumi di wilayah tersebut bergerak aktif. Dari gempa tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui besar deformasi yang terjadi setelah gempa dikarenakan pada umumnya, gempabumi dapat menyebabkan terjadinya deformasi atau perubahan bentuk pada kerak bumi di sekitarnya. Deformasi coseismic merupakan deformasi yang terjadi pada kerak bumi akibat gempa utama dan gempa-gempa susulan yang memiliki magnitudo yang cukup besar. Untuk mendapatkan besar nilai dari deformasi coseismic dapat menggunakan teknologi remote sensing seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) dengan 2 pasang citra Sentinel-1 yang diolah menggunakan aplikasi SNAP. Hasil pengolahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di Tapanuli pada 1 Oktober 2022 menyebabkan terjadinya deformasi permukaan tanah berupa uplift pada sekitar daerah titik gempa dengan sebesar 0.32 m-0.47 m. Deformasi coseismic yang terjadi juga berhubungan erat dengan kondisi geologi dari daerah penelitian tersebut seperti litologi batuan berdasarkan formasinya, struktur geologi, bentuk lahan, serta kemiringan lereng.

Indonesia is an area where earthquakes frequently occur due to its location between several active tectonic plates (Sungkawa, 2016). The earthquake that occurred in the northwestern part of North Sumatra province on October 1 2022 with a magnitude of 5.8 Mw is evidence that the earth's plates in the region are actively moving. From the earthquake, research was carried out to determine the amount of deformation that occurred after the earthquake because in general, earthquakes can cause deformation or changes in the shape of the surrounding earth's crust. Coseismic deformation is deformation that occurs in the earth's crust due to the main earthquake and aftershocks that have a large enough magnitude. To get the value of coseismic deformation, remote sensing technology can be used, such as the Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) with 2 pairs of Sentinel-1 images processed using the SNAP application. The processing results of this study indicate that the earthquake that occurred in Tapanuli on October 1 2022 caused deformation of the ground surface in the form of an uplift around the earthquake point area of 0.32 m – 0.47 m. The coseismic deformation that occurs is also closely related to the geological conditions of the study area such as rock lithology based on its formation, geological structure, landform, and slope."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhermanto Ismoyo
"Upaya deteksi deformasi setelah terjadi gempa bumi sangat penting sebagai salah satu sarana untuk pemantauan kejadian bencana yang tidak terduga. Gempa bumi dapat menyebabkan kerak bumi mengalami deformasi. Yedisu berada di wilayah Turki Timur, wilayah ini telah mengalami 6 kali guncangan gempa bumi di bulan Juni 2020. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh distribusi dan nilai deformasi vertikal di Yedisu (Turki Timur) bulan Juni 2020. Differensial Interferometry Synthetic Aperture Radar (DinSAR) merupakan metode penginderaan jauh gelombang mikro dengan memanfaatkan beda phase dari dua citra SAR untuk menyelidiki fenomena deformasi permukaan dengan akurasi sentimeter hingga milimeter dengan cakupan wilayah yang besar. Penelitian ini menggunakan dua data citra satelit Sentinel-1A 8 Juni 2020 dan 20 Juni 2020 dengan memanfaatkan metode DinSAR untuk mengamati deformasi permukaan tanah. Hasil dari penelitian ini diperoleh adanya deformasi penurunan tanah, dimana nilai penurunan tanah berkisar antara 0.001 meter hingga 0.11 meter dipercaya deformasi ini diakibatkan oleh aktivitas gempa bumi tektonik 14 Juni 2020 dan 15 Juni 2020 dan aktifnya patahan North Anatolia Fault (NAF).

Deformation detection efforts after an earthquake are very important as a means of monitoring unexpected disaster events. Earthquakes can cause the earth's crust to deform. Yedisu is located in Eastern Turkey, this region has experienced 6 earthquakes in June 2020. This study aims to obtain the distribution and value of vertical deformation in Yedisu (East Turkey) in June 2020. Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DinSAR) is a a microwave remote sensing method by utilizing the phase difference of two SAR images to investigate the phenomenon of surface deformation with an accuracy of centimeters to millimeters with a large area coverage. This study uses two Sentinel-1A satellite image data on June 8, 2020 and June 20, 2020 by utilizing the DinSAR method to observe ground surface deformation. The results of this study showed that there was subsidence deformation, where the value of land subsidence ranged from 0.001 meters to 0.11 meters. It is believed that this deformation was caused by tectonic earthquake act4ity on June 14, 2020 and June 15, 2020 and the active North Anatolia Fault (NAF)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Febyanti
"DKI Jakarta merupakan ibukota negara dengan jumlah populasi 10,56 juta jiwa. Tingginya populasi menyebabkan tingginya ektraksi air tanah yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah. Penurunan muka tanah dapat disebabkan oleh kondisi geologi berupa konsolidasi aluvium, ektraksi air tanah, bangunan dan infrastruktur, serta aktivitas tektonik. Penurunan muka tanah dapat memberikan dampak negatif kepada lingkungan dan masyarakat, seperti rusaknya bangunan dan infrastruktur, serta banjir rob. Oleh karena itu, dilakukan penelitian penurunan muka tanah di DKI Jakarta dengan bertujuan mengetahui laju penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya agar dapat dijadikan acuan dalam perencanaan tata ruang kota. Metode yang digunakan adalah metode Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) menggunakan data citra SAR Sentinel-1A untuk mengetahui nilai kelajuan penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya pada periode 2019, 2020, dan 2021 dan didukung oleh metode gravitasi untuk melihat penurunan muka tanah berdasarkan perbedaan densitas. Berdasarkan hasil pengolahan metode DInSAR diperoleh laju penurunan muka tanah pada tahun 2019, 2020, dan 2021 masing-masing sebesar 120 mm/tahun, 70 mm/tahun, dan 60 mm/tahun, serta kelajuan penurunan muka tanah rata-rata sebesar 83,3 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan hasil pengolahan metode gravitasi terdapat peningkatan anomali gravitasi yang mengindikasikan adanya penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah.

DKI Jakarta is the Indonesia capital city with 10.56 million populations. The high populations could cause a high groundwater extraction that effects land subsidence because the reducing soil volume. Land subsidence can be caused by several factors, including geological conditions in alluvial consolidation, groundwater extraction, buildings and infrastructure, also tectonic activity. Land subsidence can negatively impact to the environment and society, damaging the infrastructure and tidal flooding. The research that related to land subsidence in DKI Jakarta aims to determine the rate of land subsidence along with its distribution pattern to be the reference in urban spatial planning. This research utilizes Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) collecting SAR Sentinel-1A image data to determine the land subsidence rates and its distribution pattern in 2019, 2020, and 2021, supported by the gravity method to see the changes in the gravitational anomaly. From the DInSAR data, the land subsidence rate in 2019, 2020, and 2021 are 120 mm/year, 70 mm/year, 60 mm/year, and the average rate is 83.3 mm/year. But in fact, the gravitational data notes, the gravitational anomaly increase which indicated a land subsidence impacted by increasing density caused by the reduced volume of the soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana
"

Pemantauan lahan sawah penting dilakukan demi menjamin ketersediaan data untuk perencanaan pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknik penginderaan jauh. Sensor penginderaan jauh aktif yang dimiliki sistem SAR (Synthetic-Aperture Radar) Sentinel-1A memiliki resolusi spasial 10 meter sangat cocok untuk digunakan dapat digunakan untuk pemantauan fase tumbuh padi, khususnya pada wilayah dengan iklim tropis yang banyak terdapat awan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fase pertumbuhan tanaman padi sawah dan pola tanamnya dalam satu tahun. Metode yang digunakan adalah Supervised Maximum Likelihood Classification dengan training sample lokasi-lokasi yang disurvei saat ke lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai backscatter pada fase persiapan lahan sangat rendah yaitu dengan rata-rata -25.81 dB dan terus meningkat ketika memasuki fase vegetatif (-20.64 dB) dan mencapai nilai maksimum reproduktif (-14.82 dB). Saat menjelang fase generatif dan panen, nilai backscatter akan turun Kembali dengan rata-rata -17.76 dB. Fase bera ditandai dengan nilai backscatter yang turun naik tidak berpola karena tidak adanya perubahan kekasaran pada permukaan sawah. Pola spasial masa tanam padi yang dihasilkan dalam penelitian ini ada 6 yaitu padi-padi-padi, padi-padi-bera, padi-bera-padi, bera padi-padi, padi-bera-bera, dan bera-padi-bera.


The monitoring of paddy fields conducted to guarantee national food data. One of the ways is to use the Sentinel-1A (Synthetic-Aperture Radar) system with a spatial resolution of 10 meters and able to penetrate the clouds. The purpose of this research is to know how the growing phases of paddy fields and planting patterns within one year. The method used is supervised maximum likelihood classification with training sample based on ground truth survey. The results showed that the backscatter value in the land preparation phase was very low (-25.81 dB), then continued to increase upon entering the vegetative phase (-20.64 dB), which achieve maximum value on reproductive phase (-14.82 dB). When entering generative and harvest phases, the backscatter value would drop to averages -17.76 dB. The fallow phase is characterized by backscatter values that are ascending or not patterned due to the absence of roughness changes on the surface of the paddy field. The results of the study had three planting patterns in Pabuaran Subistrict. The planting pattern found are are six patterns, which are (1) paddy-paddy-paddy, (2) paddy-paddy-fallow, (3) paddy-fallow-paddy, (4) fallow-paddy-paddy, (5) paddy-fallow-fallow, and (6) fallow-paddy-fallow. Dominated of planting patterns on paddy-fallow-paddy that distributed around Pabuaran Subistrict.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>