Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisha Diva Sedona Yuwani
"Industri musik telah mengalami revolusi dari tahun ke tahun. Berbagai genre musik telah menjadi populer pada masanya dan tergantikan dengan genre lain pada masa berikutnya. Dewasa ini, berbagai jenis genre mulai digemari dan bahkan lagu yang telah lama rilis kembali didengarkan karena adanya media sosial terutama Tiktok. TikTok sendiri merupakan aplikasi yang dibuat di Cina pada tahun 2014 dan awalnya dikenal sebagai Musical.ly. Platform ini menggabungkan konten musik, video, dan micro-video, dan penggunanya memiliki opsi untuk membuat video berdurasi 15 atau 60 detik. Dengan lebih dari 80 juta pengguna aktif per bulan (data di Amerika Serikat), aplikasi Tiktok menjadi sensasi viral dan digunakan secara luas di seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan aplikasi Tiktok memiliki daya tariknya sendiri yang membuat aplikasi tersebut dari aplikasi yang telah ada. Para pengguna Tiktok dapat menambahkan musik, teks, dan filter untuk membuat konten yang menarik dan selanjutnya akan dihubungkan dengan orang lain secara acak sehingga konten dapat dengan mudah tersebar dan dilihat orang lain (Montag dkk, 2021)

The music industry has undergone a revolution over the years. Various genres of music have become popular in their time and were replaced by other genres in the following period. Nowadays, various types of genres are becoming popular and even songs that have been released for a long time are being listened to again because of social media, especially TikTok. Formerly known as Musical.ly, TikTok is a Chinese app that was launched in 2014. The platform combines music, video, and micro-video content, and users can create 15-second or 60- second videos. (Johnson, n.d.) With more than 80 million monthly active users (US data), the TikTok app has become a viral sensation and is widely used all over the world. This is because TikTok has unique features that differentiated itself from other existing app. TikTok users can create interesting content by combining music, text, and filters, and then randomly connecting with others so that the content can be easily shared and seen by others (Montag et al, 2021). "
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hana Ramadhani
""Ketika tergiur untuk berpikir bahwa label rekaman ada untuk 'membantu' mereka atau untuk mempermudah kreativitas mereka, artis tidak boleh melupakan fakta ini." Oleh karena itu, untuk meraih “kesuksesan” yang diimpikan oleh setiap produser musik, platform media sosial seperti TikTok harus dimanfaatkan secara lebih strategis. Karena perkembangan teknologi yang cepat, industri musik mampu berkembang dan menawarkan lebih banyak pilihan. Mendorong interaksi antara musisi dan pendengarnya, terutama melalui media sosial. Salah satu platform media sosial terbesar dengan basis pengguna yang luas dan fokus pada musik, pertumbuhan dan sifat TikTok telah meningkatkan interaksi pengguna dengan musik. Menjadi sulit untuk memaksimalkan potensi musik di TikTok akibat dampak evolusi ini terhadap cara kerja bisnis musik. Meskipun teknologi sangat menjanjikan, label dan distributor sering menunjukkan kenaifan dan melihatnya sebagai alat pemasaran, melupakan bahwa musik adalah seni dan sarana ekspresi bagi para seniman.

"When tempted to think that a record label exists to "help" them or to make their creativity easier, artists should never lose sight of this fact." Therefore, in order to reach the "success" that every music producer dreams of, social media platforms like TikTok should be exploited more strategically. Because of the quick development of technology, the music industry is able to develop and offer more options. Encouraging interaction between musicians and their listeners, particularly through social media. One of the biggest social media platforms with a broad user base and a focus on music, TikTok's growth and nature have enhanced user interaction with music. It becomes difficult to maximize the potential of music in TikTok as a result of this evolution's impact on how the music business functions. Although technology holds great promise, labels and distributors frequently exhibit naiveté and view it as a tool for marketing, forgetting that music is an art and a means of expression for the artists."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Christoval Pratama Irawan
"Perlindungan Hak Cipta di Indonesia telah diatur dalam UU No. 28 Tahun 2014 yang merupakan wujud dari ikut sertanya Indonesia sebagai anggota World Trade Organization yang mencakup tunduknya pada Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights. Hadiurnya peraturan perundang-undangan tersebut menjadi suatu perlindungan atas Kekayaan Intelektual berupa Hak Cipta atas suatu Ciptaan, yang salah satunya adalah Ciptaan berupa karya lagu dann/atau musik dengan atau tanpa teks. Di era digital ini, manusia dapat dengan mudah memanfaatkan teknologi media internet untuk menjalankan kegiatannya sehari-hari. Namun, hal ini juga menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah dalam masalah pelanggaran Hak Cipta. Mudahnya penggunaan media internet untuk mengkomunikasikan suatu informasi menyebabkan mudahnya terjadi pelanggaran Hak Cipta atas suatu Ciptaam seperti lagu dan/atau musik. Permasalahan semacam ini dapat ditemukan dalam pelanggaran atas Hak Cipta lagu dan/atau musik di media sosial seperti TikTok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, UU No. 28 Tahun 2014 telah membuka peluang bagi Pencipta, Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait untuk mempertahankan hak-haknya apabila terjadi suatu pelanggaran. Selain itu, undang-undang tersebut juga memberikan kesempatan bagi Pemerintah untuk ambil peran dalam upaya pencegahan dengan melakukan koordinasi dengan pihak dalam maupun luar negeri dalam upaya terjadi suatu pelanggaran dalam suatu sistem informasi. Skripsi ini pada pokoknya membahas 3 (3) permasalahan, yaitu bagaimana pengaturan terkait Hak Cipta di dunia dan Indonesia, bagaimana pelaksanaan Hak Cipta di Indonesia, dan bagaimana penegakkan pelanggaran hak cipta lagu dan musik di Indonesia yang terjadi di media sosial TikTok. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis-normatif, yang menggunakan pendekatan norma hukum secara tertulis dan hasil penelitian mengenai perlindungan Hak Cipta. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa meskipun peraturan perundang-undangan di Indonesia masih dapat diandalkan untuk menangani permasalahan dalam hal terjadi pelanggaran Hak Cipta, namun dirasa perlu restrukturisasi atau penambahan ketentuan spesifik mengenai perlindungan Hak Cipta seperti Hak Cipta atas lagu dan musik di era digital dengan tujuan adanya upaya preventif yang lebih menjamin perlindungan dan menghindari adanya kerugian baik secara materiil maupun imateriil oleh banyak pihak, serta untuk menghindari adanya hambatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Copyright protection in Indonesia has been regulated in Law no. 28 of 2014, a manifestation of Indonesia's participation as a member of the World Trade Organization, which includes compliance with the Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights. The presence of these laws and regulations is protection for Intellectual Property in the form of Copyright on a work, one of which is a work in the form of a song and/or music with or without text. In this digital era, humans can easily use internet media technology to carry out their daily activities. However, this also has a negative impact, one of which is the issue of copyright infringement. The easy use of internet media to communicate information makes it easy for copyright infringement to occur on a work such as songs and/or music. This kind of problem can be found in infringement of Copyright of songs and/or music on social media such as TikTok. To overcome these problems, Law no. 28 of 2014 has opened up opportunities for Authors, Copyright Holders, or Related Rights Owners to defend their rights in the event of an infringement. In addition, the law also provides an opportunity for the Government to take a role in prevention efforts by coordinating with domestic and foreign parties to prevent a violation in an information system. This thesis basically discusses 3 (3) problems, namely how to regulate copyright in the world and Indonesia, how to implement copyright in Indonesia, and how to enforce song and music copyright infringement in Indonesia that occurs on TikTok social media. The research method used in writing this thesis is juridical-normative, which uses a written legal norm approach and the results of research on Copyright protection. The conclusion that can be drawn is that although the laws and regulations in Indonesia can still be relied upon to handle problems in the event of copyright infringement, it is deemed necessary to restructure or add specific provisions regarding Copyright protection such as Copyright on songs and music in the digital era with the aim of the existence of preventive measures that better guarantee protection and avoid material and immaterial losses by many parties, as well as to avoid obstacles in national economic growth."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Daniella Harjono
"[Industri musik saat ini sedang menghadapi konflik karena inovasi teknologi yang menganggu. Teknologi baru ini identik dengan pembajakan musik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembajakan musik terhadap industri musik dan bagaimana hukum terlibat dalam mengatasi masalah ini. Literatur dan kuesioner digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui tesis ini, dapat disimpulkan bahwa pembajakan musik mempengaruhi industri baik secara positif maupun negatif. Selain itu, hukum juga memiliki peranan penting dalam mengubah industri secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua perusahaan musik harus mengadaptasikan model bisnis mereka baik untuk keuntungan secara finansial maupun untuk mematuhi undang-undang.;Music industry today is facing conflicts because of the disruptive technological innovations. This emerging technology is identical with music piracy. Therefore, this research aims to find effect of music piracy to music industry and how the laws engage to overcome this problem. Literature review and questionnaire are used to answer this question. To be concluded, it is found that the music piracy affects the industry both positively and negatively. Also, the laws have an important role in changing industry as a whole. This implies that all music companies should adapt their business model both to make profit and comply with the laws., Music industry today is facing conflicts because of the disruptive technological innovations. This emerging technology is identical with music piracy. Therefore, this research aims to find effect of music piracy to music industry and how the laws engage to overcome this problem. Literature review and questionnaire are used to answer this question. To be concluded, it is found that the music piracy affects the industry both positively and negatively. Also, the laws have an important role in changing industry as a whole. This implies that all music companies should adapt their business model both to make profit and comply with the laws.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rizky Akbar
"Pekerja Musik Café pada Industri Pariwisata di Bali menerangkan dua hal penting: iterseksi yang terjadi pada pembacaan mikro pekerja kreatif dan rasionalitas yang terbangun melalui catatan sejarah panjang dari turbulensi yang hadir dan menerpa Industri Pariwisata tersebut. Relasi yang telah tumbuh secara organik jauh sebelum perbincangan Ekonomi Kreatif mencuat melalui kajian akademik. Membaca Pekerja Musik Café dalam konteks Bali tidak sesederhana merentangkan narasi optimalitas kreatif, struktur ekonomi, dan penempuhan risiko. Tulisan ini berargumen bahwa pariwisata dalam kacamata industri dapat menjadi arena relasional, yang didalamnya terdapat Pekerja Musik Café, sub-sektor Hiburan dan Rekreasi, sub-sektor Akomodasi, dan Wisatawan yang berjalan dalam konstruksi strategis pada andil kepentingan masing-masing. Relasi timbal balik demikian memberikan semacam normalitas pada peristiwa kerentanan yang dalam, dialami, serta direkonfigurasi melalui catatan turbulensi pada Industri Pariwisata. Data diperoleh melalui studi etnografi, studi literatur, dan pembacaan pada teks kultural yang diproduksi legal melalui organ pemerintah.

Café Musician on the Tourism Industry in Bali explains two important things: the intersection that occurs in the micro-reading of creative labour and the rationality that is awakened through the long historical record of turbulence that is present and hits the Tourism Industry. Relationships that have grown organically long before the discussion of Creative Economy emerged through academic studies, making context is not as simple as stretching out a narrative of creative optimality, economic structure, and risk-taking. This thesis argues that the Tourism Industry can be a relational arena, in which there are Café Musicians, Entertainment and Recreation sector, the Accommodation sector, the F&B sector, and Tourists who are running in strategic construction on their respective interests. Such reciprocal relations provide normality to deep vulnerability and precarity events, experienced and reconfigured through turbulence records. Data were obtained through fieldwork, literature studies, and readings on legally produced texts or documents through government agencies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Naufalia Fitriyani
"ABSTRAK
Ada sebuah anggapan umum bahwa digitalisasi musik telah mengurangi pendapatan industri musik dan terlihat bahwa penjualan musik telah mengurang secara drastis. Pembajakan telah menjadi isu utama yang industri selama ini eluhkan. Ada yang mengatakan bahwa awal dari musik digital menyebabkan menurunnya penjualan dan juga pendapatan industri musik karena sekarang pendengar musik dapat mendapatkan musik secara gratis. Esai ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mencoba untuk memahami dampak oleh musik digital streaming pada musik industri baik secara positif maupun negatif. Karya ilmiah ini secara eksplisit mencoba untuk mengevaluasi masalah musik streaming dan dampaknya terhadap industri musik dan juga untuk menyelidiki tanggapan dari musik industri sendiri tentang digital musik streaming. Metode yang digunakan untuk esai ini adalah menggukan penelitian deskop dan tinjauan pustaka. Makalah ini disimpulkan dengan menawarkan saran untuk peran yang dapat dilakukan oleh musik industri di masa depan terhadap layanan streaming berdasarkan penelitian dan hasil survei yang telah dilakukan.

ABSTRACT
There is a general assumption that the digitalization of music has reduced the music industry?s revenue and it looks like the music sales are drastically reducing. Piracy has been a major issue the industry complains about. Some say that the introduction of digital music caused a fall in music sales and income because people can now get music they would have bought for free. This paper aims to explore and trying to understand the impacts that digital music streaming has made on the music industry both positively and negatively. This work explicitly attempts to evaluate the problem of music streaming and evaluate its impacts on the industry and also to investigate the responses of the music industry to music digital streaming. The methods used for this paper includes desktop research and literature review. This paper was concluded by offering suggestions for the future role of streaming services in the music industry based on the research and survey results.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Mandira Sugandi
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan strategi dan model bisnis di industri musik Indonesia. Internet of Things mengubah industri secara lebih dinamis dengan munculnya perkembangan teknologi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi produk musik. Layanan streaming digital dan jejaring media sosial sangat memengaruhi semua aspek dalam bisnis. Meskipun penjualan produk musik fisik telah jatuh dan label rekaman sedang berjuang mengadaptasi bisnis mereka dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak peluang terbuka bagi artis independen untuk tumbuh dengan perubahan teknologi. Artis independen sekarang direkomendasikan untuk mendiversifikasi kegiatan bisnis secara independen dari fokus utama tradisional mereka pada kreativitas dan komposisi musik. Tantangan ini perlu dipahami secara integral, sehingga diperlukan pengembangan model konseptual untuk menjelaskan tantangan tersebut akibat model bisnis musik artis independen di industri musik Indonesia. Pendekatan sistem dinamis dilakukan untuk menentukan kompleksitas sistem dalam model. Kerangka model konseptual dibuat dalam bentuk diagram lingkaran kausal, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam menemukan titik ungkit bagi pelaku industri untuk beradaptasi.

Rapid development of information technology has driven changes in strategy and business model in Indonesian music industry. The Internet of Things transformed the industry more dynamically by the emergence of technological development in production, distribution and consumption of music products. Digital streaming services and social media networking are heavily affecting all of the aspects in the business. Although physical music product sales have been falling and record labels are struggling adapting their business in recent years, more opportunities are opened for independent artists to grow with the technological changes. Independent artists are now enabled and recommended to diversify business activities independently from their traditional main focus on creativity and music composition. This challenge needs to be understood integrally, so the development of a conceptual model is needed to explain the challenge due to the music business model of independent artist in Indonesian music industry. System dynamics approach is conducted to specify the complexity of the system in the model. The framework of the conceptual model is created in the form of a causal loop diagram, in order to give better understanding in finding the leverage point for the industry actors to adapt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti musisi dalam industri musik live performance di Villa Sanctus Bali. Pertunjukan tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan dan hiburan kepada tamu. Pengamatan awal menunjukkan bahwa para musisi di sana dapat memberi suasana hikmat pada acara wedding ceremony dan suasana santai di acara hiburan. Para musisi berasal dari latar belakang pendidikan formal dan otodidak. Walaupun dengan latar belakang yang berbeda tetapi mereka bisa bermain dengan kompak. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menyingkap fenomena mususi berpendidikan formal dan musisi otodidak, dengan mengadakan studi kasus pada musisi yang bekerja di Villa Sanctus Bali. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan jawaban yaitu; pertama bagaimana bentuk industry musik di Villa Sanctus Uluwatu Bali, kedua bagaimana metode musisi dalam bermain musik di Villa Sanctus Uluwatu Bali, ketiga bagaimana pengembangan musikalitas dari musisi yang ada di Villa Sanctus Uluwatu Bali."
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bellarini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan utuk memetakan industri jasa promotor musik di Indonesia dengan menggunakan pendekatan S-C-P secara kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Dalam penelitian ini, dilakukan juga pemetaan dari industri jasa promotor musik sehingga ekosistem dari industri dan pemangku kepentingan di industri bisa diidentifikasi.
Pada industri jasa promotor musik, diketahui bahwa struktur pasarnya adalah pasar persaingan monopolistik, dengan produk yang terdiferensiasi serta adanya kompetisi harga dan non-harga. Kinerja industri jasa promotor musik juga meningkat setiap tahunnya dan kinerja mempengaruhi struktur dan perilaku, sehingga analisa S-C-P yang digunakan dalam industri ini adalah analisa S-C-P yang dinamis.

ABSTRACT
The purpose of this research if to scheming the music promoter industry in Indonesia with S-C-P analyses approach with qualitavie, descrptive-analysis method. The ecosystem of the industry is being captured and researcher can identify who is the stakeholders of the industry.
In the music promoter industry, the market structure is a monopolistic competition with product differentiation and price or non-price competition among firm. The performance in the industry is growing rapidly every year. The performance of this industry is affecting the structure and conduct, therefore the best S-C-P analysis to analyze this industry is the dynamic S-C-P analysis."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakry C. Halim
"Pemasaran musik di era digital telah mengalami transformasi yang cukup signifikan. Kehadiran media sosial Tiktok telah mengubah dinamika para musisi dan industri musik dalam menerapkan content marketing sebagai strategi komunikasi pemasaran musik. NIKI, penyanyi internasional asal Indonesia turut menggunakan Tiktok sebagai media pemasaran album musiknya berjudul Buzz melalui serial konten Bitz of Buzz. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi transformasi musik di era digital dengan menganalisis strategi komunikasi pemasaran dalam penerapan content marketing oleh NIKI. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis implementasi pemasaran album Buzz melalui serial konten Bitz of Buzz di Tiktok. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pemasaran musik di era digital mengalami transformasi melalui penerapan content marketing di Tiktok. Melalui serial konten tersebut, terdapat pendekatan utama dalam content marketing seperti relevansi, interaktivitas, narasi, dan konsistensi yang mendatangkan keterlibatan dan membangun kedekatan dengan khalayak.

Music marketing in the digital era has undergone quite a significant transformation. The presence of social media Tiktok has changed the role and dynamics of musicians and the music industry in implementing content marketing as a music marketing communication strategy. NIKI, an international singer from Indonesia, also uses Tiktok as a marketing medium for her music album entitled Buzz through the Bitz of Buzz content series. This study aims to explore the transformation of music in the digital era by analyzing the marketing communication strategy in the implementation of content marketing by NIKI. Using a narrative analysis method with a qualitative approach, this study analyzes the implementation of Buzz album marketing through the Bitz of Buzz content series on Tiktok. The results of the study show how music marketing in the digital era has undergone a transformation through the implementation of content marketing on Tiktok. Through the content series, there are main approaches in content marketing such as relevance, interactivity, narrative, and consistency that generate engagement and build closeness with the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>