Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Yuliana
"Caring merupakan filosofi keperawatan dan dasar dalam penerapan asuhan keperawatan komprehenshif. Tujuan : menganalisis pengaruh penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap psikososial pasien COVID-19. Metode: penelitian kuantitatif, desain Cross sectional. Sampel 105 responden. Hasil: terdapat hubungan bermakna antara penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap gangguan psikososial pasien COVID-19(pvalue=0,10). Analisis mulivariat pengaruh caring dapat menurunkan gangguan psikososial secara bermakna (pvalue=0,016) tanpa dikontrol oleh variabel perancu jenis kelamin, meskipun jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi gangguan psikososial sebagai variabel bebas. Kesimpulan: semakin tinggi penerapan caring dalam asuhan keperawatan semakin rendah presentasi gangguan psikososial pasien COVID-19yang dirawat di rumah sakit. Kepemimpinan transformasional dan empati mengoptimalkan mutu asuhan di era pandemi, sehingga dapat mengembangkan asuhan keperawatan berbasis caring, sehingga dapat menurunkan gangguan psikososial pasien COVID-19dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental. Kemampuan kepemimpinan manajer dalam memaknai dan menerapkan 4 pilar utama etik dalam kepemimpinannya secara konsisten akan menjadi role model bagi staf keperawatan yang dipimpinnya, sehingga akan membangun karakter caring dalam penerapan asuhan keperawatan kepada pasien, khususnya pasien COVID-19. Penerapan caring Swanson dalam asuhan keperawatan dan didukung 4 pilar utama etik dapat meningkatkan kualitas asuhan yang komprehensif menjadi intervensi terhadap penurunan gangguan psikososial pasien COVID-19.

Caring is a philosophy of nursing and the basis in the application of comprehensive nursing care. Objective: analyzing the effect of caring in nursing care on psychosocial COVID-19patients. Method: quantitative research, Cross sectional design. Sample of 105 respondents. Result: there is a meaningful relationship between the application of caring in nursing care to psychosocial disorders of COVID- 19patients (pvalue=0.10). Mulivariate analysis of the influence of caring can significantly reduce psychosocial disorders (pvalue=0.016) without being controlled by gender role variable, although gender significantly affects psychosocial disorders as free variables.. Conclusion: the higher the application of caring in nursing care the lower the presentation of psychosocial disorders of COVID- 19patients who are hospitalized. Transformational leadership and empathy optimize the quality of care in the pandemic era, so as to develop caring-based nursing care, so as to reduce psychosocial disorders of COVID-19patients and prevent the occurrence of mental health disorders. The manager's leadership ability in interpreting and applying the 4 main pillars of ethics in his leadership will consistently be a role model for the nursing staff he leads, so that it will build a caring character in the application of nursing care to patients, especially COVID-19patients. The application of Caring Swanson in nursing care and supported by 4 main pillars of ethics can improve the quality of comprehensive care into interventions to decrease psychosocial disorders of COVID-19patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Rahmaniyah Sjarif
"Caring menjadi sari dari keperawatan dan sebagai core dari keperawatan itu sendiri. Perawat dituntut untuk memiliki sikap caring yang baik. Penanaman sikap caring dimulai sejak dalam masa pendidikan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap caring dosen dengan sikap caring mahasiswa. Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan pengambilan data cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 91 mahasiswa regular Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2014.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi mahasiswa terhadap caring dosen dengan sikap caring mahasiswa. Penelitian ini merekomendasikan perawat, mahasiswa dan dosen untuk menerapkan caring pada kesehariannya. Terlebih untuk institusi pendidikan keperawatan untuk melakukan evaluasi berkala terhadap sikap caring mahasiswa dan dosen.

Caring is the essence and core of nursing. Nurses are required to possess a proper caring attitude. Caring attitude is developed since in the academy. This study aimed to identify correlation between students perception on teachers caring attitude and students caring attitude. The study was quantitative with cross sectional approach. It involved 91 regular students of Faculty of Nursing of University of Indonesia batch 2014.
The result indicated that there was no significant correlation between students perception on teacher's caring attitude and students caring attitude. The study suggested for all nurses, nursing students, and teachers to apply caring attitude in their daily lives. Especially for nursing education institution to give periodic evaluation for teacher's and students caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Dwiastani
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini adalah penyakit infeksi dengan karakteristik sangat menular dan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Kategori pasien terkonfirmasi menunjukan hasil pemeriksaan RT -PCT positif. Gejala yang umum dijumpai adalah demam dan gejala gangguan pernapasan. Risiko manifestasi menjadi lebih berat terjadi pada lanjut usia (lansia) dan memiliki komorbid. Pasien dengan gejala memberat harus ditransfer ke rumah sakit bahkan harus ke ICU atau HCU. Rumah sakit yang menjadi rujukan COVID-19 dituntut untuk memiliki kapasitas melakukan manajemen klinis, asuhan keperawatan, pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif. Ibu SY, pasien suspek COVID-19 berusia 70 tahun, suku Jawa dirawat di HCU dengan gejala saat datang adalah diare, mual, dan muntah tanpa menunjukan gejala klinis gangguan sistem pernapasan. Hasil CT Scan thoracoabdomen menunjukan gambaran ground-glass opacity. Pasien memiliki komorbid hipertensi dan diabetes sehingga membutuhkan monitoring dan intervensi kesehatan yang ketat. Asuhan keperawatan berorientasi pasien yang komprehensif dan efektif menjadi tantangan ditengah situasi harus menjalankan prosedur kewaspadaan transmisi infeksi. Keterbatasan durasi waktu dan sumber daya dalam proses asuhan secara langsung pada pasien, menjadikan suasana perawatan di HCU-Covid ini bukan perkara mudah untuk dihadapi oleh perawat maupun pasien. 

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease that is highly contagious and can be fatal to the point of death. The patient category confirmed positive RT-PCT examination results. Common symptoms are fever and respiratory symptoms. The risk of manifestation becomes more severe in the elderly (elderly) and has comorbidities. Patients with worsening symptoms must be transferred to the hospital even to the ICU or HCU. Hospitals that are referred to for COVID-19 are required to have the capacity to carry out effective clinical management, nursing care, prevention, and control infection. Mrs. SY, a 70-year-old suspected COVID-19 patient, of Javanese ethnicity who was treated at HCU with symptoms when she arrived were diarrhea, nausea, and vomiting without symptoms of respiratory system disease. Thoracoabdomen CT scan results show a blurry image of ground glass. The patient has comorbid hypertension and diabetes and thus requires close monitoring and health interventions. Patient-oriented nursing care that is ready and effective becomes a challenge in situations where infection transmission precautions are required. The limited duration of time and resources in the process of direct care for the patient makes the atmosphere of care at HCU-COVID not an easy matter for the relationship between nurses and patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 terutama menyerang sistem pernapasan yang dapat  menyebabkan gangguan pemenuhan oksigen ditandai dengan sesak napas dan penurunan saturasi oksigen. Masalah keperawatan utama yang ditemukan yaitu besihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik pursed lips breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen pada klien COVID-19 di ruang High Care Unit RS Universitas Indonesia. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Pulse oximetry yang menunjukkan rata-rata peningkatan saturasi oksigen dari 94.75%  menjadi 96.75% selama lima hari perawatan. Sebagai  kesimpulan, pursed lips breathing diberikan untuk membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan cara meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat, membantu mendorong secret pada jalan  napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal. Oleh karena itu, hasil praktik ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien COVID-19 dengan gangguan pemenuhan oksigenasi.

 


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 primarily attacks the respiratory system that can disruption fulfillment of oxygen characterized by shortness of breath and decreased oxygen saturation. The main nursing problem found is that the airway is not effective. The purpose of this scientific work to describe the results of nursing analysis by using application of pursed lips breathing to increase oxygen saturation in COVID-19 client in High Care Unit Universitas Indonesia Hospital. Measurement evaluation was conducted using Pulse oximetry which showed an average increase in oxygen saturation from 94.75% to 96.75% over five days of treatment. In conclusion, pursed lips breathing is given to help overcome the ineffectiveness clearance the airway by increasing the development of alveoli on each lung lobe so that the pressure of alveoli increases, helping to push the secret on the airway during an expiratory and can induce a pattern of breath into normal. Therefore, the results of this practice can be used as a reference for nursing practice in COVID-19 patients with disruption fulfillment of oxygen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Winarti
"Perawat spesialis maternitas berperan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu AKI akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasien perdarahan post partum dengan pedekatan teori keperawatan. Penerapan model need for help Wiedenbach diterapkan pada fase akut untuk mefasilitasi ibu mengatasi masalah perdarahan yang dialami dan teori self care Orem diterapkan pada fase pemulihan untuk memfasilitasi pasien meningkatkan kemampuan dalam merawat dirinya. Lima kasus kelolaan pasien memiliki masalah yang berbeda beda sesuai hasil pengkajian model need for help Wiedenbach dan self care Orem.
Kasus yang dilaporkan adalah pasien perdarahan post partum akibat retensio plasenta dengan keluhan perdarahan aktif, lemas, pusing. Masalah keperawatan yang ditemukan pada fase akut adalah perdarahan, kurang volume cairan, resiko gangguan perfusi jaringan, kecemasan, sedangkan masalah keperawatan pada fase pemeliharaan adalah defisit perawatan diri, risiko cidera, nyeri, kecemasan, dan berduka. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada fase akut adalah untuk mengatasi masalah kegawatan dengan menghentikan perdarahan dan resusitasi cairan. Sedangkan intervensi keperawatan pada fase pemulihan adalah untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirinya. Evaluasi yang didapatkan adalah perdarahan teratasi dan pasien mandiri dalam melakukan perawatan dirinya

The Final Report of residential of Maternity Nursing Specialist which focus on application Theori of need for Help Wiedenbach and Self Care orem of Women with Post Partum Haemorhagae AbstrackMaternity nursing specialists have role in reducing maternal mortality due to complication of pregnancy and childbirth. One of the nurses 39 roles is to provide comprehensive nursing care by identifying and resolving patient problems with postpartum hemorrhage using nursing theories. The application of "the need for help" Wiedenbach theory in the acute phase is to facilitate mother in overcoming the bleeding problem and "the self care" Orem theory is applied in the recovery phase to facilitate patient having self care. Five cases of postpartum hemorrhage patients have different problems according to the results of "the need for help" theory of Wiedenbach and "self care" theory of Orem.
Reported cases were postpartum hemorrhage patients due to placental retention with active bleeding, weakness and dizziness complaints. Nursing problems found in the acute phase are bleeding, lack of fluid volume and risk of tissue perfusion disorders, while the problems in the recovery phase are self care deficits, risk of injury, pain, anxiety and grief. In the acute phase, nursing interventions is conducted to overcome emergency problem by stopping bleeding and fluid resusitation. While in the recovery phase, the nursing interventions is conducted to facilitate patients in doing self care. Evaluation obtained is bleeding resolved and having self care patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Fitri
"Residensi spesialis keperawatan medikal bedah kekhususan respirasi melakukan proses pembelajaran dan manajemen asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah pada masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut dan kronik dengan penanganan konservatif maupun tindakan pembedahan dengan tetap berorientasi kepada upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui tindakan keperawatan mandiri maupun kolaboratif. pemberi asuhan keperawatan dengan mengelola kasus pasien medikal bedah dan khususnya kasus pasien respirasi. Penerapan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori model keperawatan model konseptual adaptasi yang dikembangkan oleh sister kalista roy. Calista roy mengembangkan konsep adapatasi dengam menggambarkan tingkat adapatasi sebagai kondisi proses kehidupan yang dapat berubah secara terus menerus dibangun dari stimulus fokal, kontekstual dan residual. Kasus bekas tuberkulosis mengalami berbagai gejala sisa dan komplikasi dapat terjadi pada paru dan bagian ekstrapulmonal dari thorax pada pasien yang dirawat atau tidak diobati. Diperkirakan 58 juta orang selamat dari tuberkulosis sejak tahun 2000, namun banyak dari mereka akan menderita post tuberculosis lung disease (PTLD). Latihan napas yang diberikan kepada pasien salah satunya dengan mindful breating, Latihan napas ini dilakukan pasien dengan bimbingan perawat dan focus terhadap pernapasannya sehingga menimbulkan perasaan tenang dan dampak dapat mengriangi sesak napas yang dirasakan. Inovasi keperawatan dengan mengembangkan video edukasi monitoring dan perawatan di rumah pasien terpasang WSD sebagai media self-management bagi perawat ruang rawat dan pasien yang terpasang WSD.

Medical surgical nursing specialist residency specializing in respiration conducts a learning process and nursing care management is carried out with a nursing process approach based on scientific evidence on health problems that commonly occur in adults both acute and chronic in nature with conservative management and surgical procedures while remaining oriented towards efforts preventive, curative, and rehabilitative through independent and collaborative nursing actions. nursing care providers by managing medical surgical patient cases and especially respiratory patient cases. The application of nursing care uses a theoretical approach to the nursing model conceptual adaptation model developed by sister Kalista Roy. Calista Roy developed the concept of adaptation by describing the level of adaptation as a condition of a life process that can change continuously and is built from focal, contextual and residual stimuli. Cases of former tuberculosis have a variety of sequelae and complications can occur in the lungs and extrapulmonary parts of the thorax in treated or untreated patients. An estimated 58 million people have survived tuberculosis since 2000, but many of them will develop post- tuberculous lung disease (PTLD). One of the breathing exercises given to patients is mindful breathing. This breathing exercise is carried out by the patient under the guidance of a nurse and focuses on his breathing so that it creates a feeling of calm and the impact can relieve the shortness of breath that is felt. Nursing innovation by developing educational videos for monitoring and caring for patients with WSD installed as a self-management medium for ward nurses and patients with WSD installed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Lukitasari
"Pandemi COVID-19 yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China saat ini turut melanda Indonesia dengan angka kasus yang meningkat secara signifikan. COVID-19 diketahui menimbulkan komplikasi terhadap fungsi pernafasan. Salah satu di antara komplikasi yang disebabkan oleh COVID-19 adalah Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). ARDS menimbulkan masalah keperawatan utama, yaitu gangguan pertukaran gas. Sehingga, pasien dengan masalah gangguan pertukaran gas membutuhkan intervensi keperawatan yang dapat membantu ventilasi-perfusi yang adekuat, salah satunya dengan penerapan pemberian posisi yang sesuai, seperti high-fowler. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi efektivitas penerapan pemberian posisi high-fowler pada pasien COVID-19 dengan ARDS. Pemberian posisi high-fowler dilakukan selama tiga hari dengan durasi 8 jam per hari pada pasien COVID-19 dengan ARDS di setting ruang high-care. Hasil menunjukkan perbaikan difusi alveolar paru yang adekuat berdasarkan indikator laju respirasi, saturasi oksigen, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas dapat dipertahankan dalam batas normal. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi gangguan pertukaran gas pada pasien COVID-19 dengan ARDS.

The COVID-19 pandemic, which was obtained from Wuhan City, Hubei Province, China, is currently experiencing a significant increase in Indonesia. COVID-19 is known caused complication for respiratory function. One of complications that caused by COVID-19 is Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). ARDS poses a major nursing problem, namely impaired gas exchange. Thus, patient with impared gas exchange problem require nursing interventions that can help reach adequate ventilation-perfusion, one of which is by applying appropriate positioning, such as high-fowler. The aim of the study is to identify the effectiveness of applying high-fowler positioning in COVID-19 patient with ARDS. The implementation of high-fowler positioning was carried out for three days with a duration 8-hours per day in COVID-19 patient with ARDS in high-care unit setting. The results show an adequate improvement in pulmonary alveolars diffusion based on indicator, such as respiration rate, oxygen saturation, absence the use of breath-assisted muscles can be maintained within normal limits. This research is expected to be useful in providing effective nursing interventions to overcome impaired gas exchange in COVID-19 patient with ARDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien COVID-19 Dengan Ansietas Menggunakan Penerapan Teknik Distraksi Di Rumah Sakit Universitas Indonesia

 

Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Pasien dengan COVID-19 mengalami ansietas, diskriminasi, stigma sosial yang buruk, berada dalam karantina mengalami kebosanan, kesepian, dan kemarahan. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik distraksi pada klien dengan COVID-19 di ruang Wijaya Kusuma RS Universitas Indonesia. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan matriks asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial; sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Sclae (HADS) yang menunjukkan penurunan dari total skor 15 menjadi 6 selama 12 hari perawatan. Masalah psikososial (ansietas) dan fisik (COVID-19) pada klien saling memengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Patients with COVID-19 experience anxiety, discrimination, poor social stigma, being in quarantine experiencing boredom, loneliness, and anger.
The purpose of this scientific work is to outlining the analysis result of psychosocial nursing care plans for anxiety using the application of distraction techniques to COVID-19 patients in Wijaya Kusuma Unit at University of Indonesia Hospital. Nursing care for anxiety which was given to the patient already customized with psychosocial mental health nursing care matrix; and this thesis using Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) to evaluate the work that shows decreasing in total score from 15 to 6 in 12 days of hospitalization. This thesis result suggests that mentally & physically probles affect each other, so we need a holistic integrated nursing care plan that includes bio-psycho-social-spiritual to solve anxiety problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuridha Fauziyah
"Rumah sakit harus menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi atau keterlibatan pasien didalam proses asuhan. Pelibatan pasien merupakan upaya memfasilitasi keterlibatan pasien dalam proses perawatan. Adanya keterbatasan hubungan dan interaksi antara pasien dan perawat menjadi sebuah tantangan tersendiri di masa pandemi Covid-19. Pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19 tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor yang berhubungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional terhadap 238 perawat dengan menggunakan kuesioner online. Hasil analisis bivariat menggunakan korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan dan self efficacy perawat dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan (p < 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat (p> 0,005) dan keterampilan komunikasi perawat (p = 0,919) dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Perlu adanya pendidikan berkelanjutan untuk kepala ruangan terkait pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan dan fungsi manajemen dalam pelibatan pasien.

Health organization must establish regulations and processes to support patient participation or involvement in the care process. Patient engagement is an effort to facilitate patient involvement in the care process. The existence of limited relationships and interactions between patients and nurses is a challenge during the Covid-19 pandemic. Patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic can be influenced by several related factors. This study aims to analyze the factors associated with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. This study used a cross sectional study design of 238 nurses using an online questionnaire. The results of bivariate analysis using Pearson correlation showed that there was a significant relationship between the management function of head nurse and self-efficacy of nurses with patient engagement in nursing care (p < 0.001). There was no significant relationship between nurse characteristics (p> 0.005) and nurse communication skills (p = 0.919) with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. There needs to be continuous education for head nurse related to patient engagement in nursing care and related to management function in patient engagement and the head nurse needs to be motivated to optimize the actuating function in patient engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cok Ratih Kusumawardhani
"Limfoma Maligna adalah penyakit kanker atau keganasan yang berasal dari sistem
limfatik dan imunitas tubuh. Kanker ini bersifat heterogenitas yang menyebabkan
kelainan umum berupa pembesaran kelenjar limfe, spelnomegali, hepatomegali dan
kelainan sum-sum tulang. Manifestasi klinis dari penyakit ini salah satunya yaitu
menimbulkan gejala sistemik berupa hipertermia intermitten atau demam yang
berkepanjangan. hipertermia pada Limfoma Maligna disebabkan oleh pelepasan sitokin,
faktor interleukin-2, dan interleukin-6, atau zat kimia yang di picu dari sel kanker, sel
mononuclear yang menginfiltrasi di sekitarnya, atau dari peradangan sekunder akibat
reaksi nekrosis sel kanker. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami dehidrasi
karena kehilangan cairan tubuh. Perawat sebagai tenaga medis profesional memiliki
peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien, salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan dasar terkait cairan. Manajemen cairan pada pasien Limfoma maligna
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan, mencegah atau mengurangi dehidrasi, dan
menyeimbangkan suhu tubuh. Intervensi yang dilakukan perawat yaitu monitoring
status hidrasi, mengatur intake cairan oral klien, mengukur balance cairan, dan
memantau nilai elektrolit, dan hematokrit. Sedangkan intervensi kolaboratif yaitu
dengan terapi cairan yang mengandung koloid dan kristaloid, dan penggunaan obat
antipiretik yang diresepkan. Manajemen cairan yang baik dan optimal diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan cairan pasien limfoma maligna dengan hipertermia.

Malignant lymphoma is a cancer or malignancy from the lymphatic system and body
immunity. This cancer is heterogeneous which causes general abnormalities form the
node of lymph, splenomegaly, hepatomegaly and bone marrow abnormalities. One of
the clinical manifestations is systemic symptoms such as intermittent hyperthermia or
prolonged fever. Hyperthermia in Malignant Lymphoma is caused by the release of
cytokines, interleukin-2, and interleukin-6, or triggered chemicals from cancer cells,
mononuclear cells that infiltrate around it, or from secondary inflammation due to
reaction of cancer cell necrosis. This condition can make a patients to become
dehydrated due to loss of body fluids. Nurses as medical professionals have an
important role in meeting the basic needs of patients. Fluid management in patients
Malignant lymphoma aims to meet fluid needs, prevent or reduce dehydration, and
balance body temperature. Interventions conducted by nurses are monitoring status
hydration, regulating the client's oral fluid intake, measuring fluid balance, and
monitoring electrolyte and hematocrit values. While collaborative intervention is by
treating fluid containing colloids and crystalloids, and using prescribed antipyretic
drugs. Optimal fluid management is expected to Sufficient the fluid of malignant
lymphoma patients with hyperthermia

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>