Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Qadri Nuranti B.
"Pertumbuhan dokumen putusan pengadilan sangat pesat, setiap bulannya bertambah hingga kurang lebih sebanyak 100.000 dokumen dan 94% diantaranya merupakan putusan pengadilan tingkat pertama. Meskipun sistem hukum Indonesia menganut sistem civil law yang mengutamakan perundang-undangan sebagai sumber hukum, namun salah satu sumber pertimbangan hukum dapat bersumber dari putusan hakim terdahulu (yurisprudensi). Oleh karena pertumbuhan dan kebermanfaatan yurisprudensi dalam memutuskan suatu perkara, sangat sulit menemukan informasi atau memanfaatkan dokumen yang bersesuaian dengan kasus yang dihadapi. Penelitian ini melakukan suatu prediksi masa hukuman putusan pengadilan tingkat pertama dengan memanfaatkan yurisprudensi menggunakan Multi-Level Learning CNN+Attention. Hasil dari eksperimen ini mendapatkan kombinasi fitur terbaik yang diperoleh dari dokumen yaitu dengan menggunakan fitur informasi dari riwayat_tuntutan, fakta, fakta_hukum, dan pertimbangan_hukum. Prediksi dilakukan dengan cara category prediction dan regresion prediction. Pada category prediction membuktikan bahwa model Multi- Level CNN+Attention mendapatkan akurasi yang lebih baik dibandingkan model deep learning lainnya yaitu sebesar 77.32%. Untuk regresion prediction menunjukkan bahwa label amar putusan representasi tahun menghasilkan R2-Score lebih baik dibanding representasi hari dan bulan dengan peningkatan sebesar 28.51% dan 25.62%.

The growth of court decision documents has been extremely rapid, each month increasing to approximately 100,000 cases, and 94% of them are court decisions of the first-level case. Although the Indonesian legal system adheres to a civil law system that prioritizes legislation as a source of law, one source of legal considerations can come from previous judges' decisions (jurisprudence). Because of jurisprudence's growth and usefulness in deciding a case, it is complicated to find information or use documents relevant to the topic at hand. This study conducted a prediction of first-level judicial decisions by utilizing jurisprudence using Multi- Level Learning CNN+Attention. This experiment's results get the best combination of features obtained from the document, namely by using the features of prosecution history, facts, legal facts, and legal considerations. Prediction is made through category prediction and regression prediction. The category prediction proves that the Multi-Level CNN+Attention model gets better accuracy than other deep learning models, which is 77.32%. The regression prediction shows the label of year representation decision results in a better R2-Score than the representation of days and months with an increase of 28.51% and 25.62%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandwi Ghurran Muhajjalin Arreto
"Artificial Intelligence (AI) telah berkembang sangat pesat sehingga sudah sering terlihat dan digunakan secara umum oleh masyarakat. Salah satu jenis AI yang sering digunakan adalah speech recognition terutama keyword spotting yang disebabkan karena pandemi COVID-19. Implementasi keyword spotting dapat diterapkan pada lift sebagai sistem navigasi agar para pengguna lift tidak perlu melakukan kontak pada tombol, melainkan dapat menggerakkan lift hanya dengan mengucapkan lantai yang dituju. Metode untuk melakukan implementasi keyword spotting pada sistem lift dapat dilakukan dengan banyak metode, namun pada skripsi ini, metode yang diujikan adalah CNN (Convolutional Neural Network) dan MHAtt RNN (Multihead Attention Recurrent Neural Network). Penelitian yang dilakukan memiliki batasan untuk setiap metode agar dapat melakukan klasifikasi enam keyword dan melihat performa kedua metode dalam berbagai skenario yang dapat terjadi dalam lift. Dalam pembentukan model dari MHAtt RNN, dapat diketahui bahwa model memiliki performa terbaik ketika dibentuk dengan jumlah head untuk attention sebesar 8 dan LSTM dengan jumlah unit sebanyak 32. Pelatihan pada model dilakukan menggunakan optimizer Adam dengan learning rate sebesar 0.001 dan decay 0.005 agar pelatihan dapat menghasilkan model yang paling baik. Setelah melakukan pengujian pada berbagai skenario yang dapat terjadi di dalam sebuah lift, didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan model CNN memiliki performa yang lebih baik dibandingkan model MHAtt RNN karena memiliki nilai F1-score dan precision yang lebih tinggi.

Artificial Intelligence (AI) has grown so rapidly that it has often been seen and used in general by the public. One type of AI that is often used is speech recognition, especially keyword spotting caused by the COVID-19 pandemic. The implementation of keyword spotting can be applied to elevators as a navigation system so that elevator users do not need to make contact with buttons but can move the elevator just by saying the intended floor. There are many methods to implement keyword spotting in elevator systems, but in this thesis, the methods tested are CNN (Convolutional Neural Network) and MHAtt RNN (Multihead Attention Recurrent Neural Network). The research conducted has limitations for each method in order to be able to classify six keywords and see the performance of both methods in various scenarios that can occur in an elevator. In forming the model from MHAtt RNN, it can be seen that the model has the best performance when it is formed with the number of heads for attention of 8 and the LSTM with the number of units of 32. The training on the model is carried out using the Adam optimizer with a learning rate of 0.001 and a decay of 0.005 so that the training can produce the best models. After testing on various scenarios that can occur in an elevator, the results show that the CNN model overall has better performance than the MHAtt RNN model because it has a higher F1-score and precision."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Alfarel
"Diagnosa dan pengobatan kanker pada tahap jinak adalah hal yang sangat penting. Akhir akhir ini, ahli patologi menggunakan bantuan komputer dengan teknologi machine learning untuk membantu mendiagnosis pasien menggunakan citra medis. Namun, jumlah data yang dibutuhkan machine learning besar dan biasanya jumlah citra medis yang tersedia terbatas. Transfer learning adalah teknik machine learning yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah data. Transfer learning adalah teknik yang mentransfer pengetahuan yang didapat saat model mempelajari untuk menyelesaikan suatu masalah dan digunakan untuk menyelesaikan masalah lain. Pada machine learning, pemilihan arsitektur model dan hyperparameter lainnya sangat berpengaruh pada performa model. Penelitian ini melakukan hyperparameter optimization terhadap CNN yang mengklasifikasi citra histopatologi berisi jaringan sehat dan jaringan kanker. Penelitian ini menemukan CNN dengan arsitektur DenseNet121, freeze rate 75%, 0 lapis classifier, learning rate 0.001, dan optimizer RMSProp mempunyai performa keakuratan terbaik pada 98% dengan waktu latih selama 19.5 detik.

Diagnosis and treatment of cancer at the benign stage is very important. Recently, pathologists are using computer-aided diagnostics with machine learning techniques to diagnose patients from medical images. However, the amount of data required for machine learning is large and the number of medical images available is usually limited. Transfer learning is a machine learning technique that can handle limited amounts of data. Transfer learning is a technique that transfers knowledge gained when learning to solve a problem, to use it to solve a different problem. In machine learning, choosing an optimum architecture and hyperparameters is very important because it affects the performance of the network. In this research, we did a hyperparameter optimization of a CNN that classifies images that contain healthy tissue and cancer tissue. The research concludes that CNN with architecture DenseNet121, freeze rate 75%, zero hidden layer on classifier, learning rate 0.001, and optimizer RMSProp have the best performance with 98% accuracy and 19.5 seconds training time."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amnia Salma
"Retinopati Diabetik (RD) merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan pada mata, bahkan dapat menyebabkan kebutaan jika penanganan yang dilakukan tidak tepat. Upaya penanganan penyakit RD dapat dilakukan dengan deteksi dini. Melalui pendeteksian dini, pasien RD dapat diobati sesuai dengan tingkat keparahan yang diderita. Namun, pemeriksaan penyakit RD membutuhkan waktu yang lama dan hanya dapat dilakukan oleh profesional.
Para peneliti telah mengembangkan sistem deteksi pengklasifikasian penyakit RD yang dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti penerapan Artifficial Intelligence (AI) pada gambar fundus. Dalam penelitian ini, peneliti mengaplikasikan Attention Mechanism (AM) pada Convolutional Neural Network (CNN) untuk selanjutnya menganalisis dan mengevaluasi hasil dari kinerja algoritma tersebut dalam mengklasifikasikan RD ke dalam level normal, mild, moderate, severe dan PDR. AM berfokus pada daerah yang berpenyakit dan CNN digunakan untuk proses klasifikasi. Arsitektur CNN yang digunakan adalah AlexNet dan GoogleNet. Phyton digunakan sebagai bahasa pemrograman dengan perpustakaan Pytorch. Hasil performa akurasi yang paling tinggi diperoleh oleh GoogleNet dan AM dengan capaian akurasi mencapai 85%. Performa model pada tiap-tiap kelas menunjukkan nilai akurasi terbaik pada kelas normal, severe, dan PDR dengan capaian nilai f-1 score masing-masing 86%, 90% dan 95%. Sementara untuk kedua kelas lainnya yaitu mild dan moderate cenderung lebih rendah, yaitu 73% dan 76%. Hal ini menunjukkan bahwa model mampu mengklasifikasikan kelas normal, Severe, dan PDR lebih baik daripada mild dan moderate.

Diabetic retinopathy (DR) is a disease that can cause decreased vision function in the eye, and can even lead to blindness. Efforts to treat DR disease can be done with early detection. Through early detection, DR patients can be treated according to their severity. However, DR disease examination takes a long time and can only be done by a professional.
Researchers have developed a detection system for classifying DR disease by technological developments such as the application of Artifficial Intelligence to fundus images. In this study, the researchers applied the Attention Mechanism (AM) to CNN to further analyze and evaluate the results of the algorithm's performance in classifying RD into normal, mild, moderate, severe and PDR levels. AM focused on pathological area in the fundus images and CNN is used as classifier. We used Architecture of CNN such AlexNet and GoogleNet. The results of the highest accuracy performance were obtained by GoogleNet and AM with the achievement of 85%. The performance of the model in each class shows the best accuracy values in the normal, severe, and PDR classes with the achievement of f-1 scores of 86%, 90% and 95%, respectively. Meanwhile, the other two classes, namely mild and moderate, tended to be lower, namely 73% and 76%. This shows that the model is able to classify normal, severe, and PDR classes better than mild and moderate.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Pratista Tastaftian
"Speech Emotion Recognition adalah teknologi yang mampu bisa mendeteksi emosi lewat data suara yang diproses oleh sebuah mesin. Media yang sering digunakan untuk menjadi media interaksi antara 2 orang atau lebih yang saat ini sedang digunakan oleh banyak orang adalah Podcast, dan Talkshow. Seiring berkembangya SER, penelitian terakhir menunjukkan bahwa penggunaan metode Deep Learning dapat memberikan hasil yang memuaskan terhadap sistem SER. Pada penelitian ini akan diimplementasikan model Deep Learning yaitu dengan Recurrent Neural Network (RNN) variasi Long Short Term Memory (LSTM) untuk mengenali 4 kelas emosi (marah, netral, sedih, senang). Penelitian ini menguji model yang digunakan untuk mengenali emosi dari fitur akustik pada data secara sekuensial. Skenario training dan testing dilakukan dengan metode one-against-all dan mendapatkan hasil (1) Dataset talkshow mengungguli dataset podcast untuk tipe 1 dan 2 dan untuk semua emosi yang dibandingkan; (2) Untuk dataset podcast pada emosi marah, senang, dan sedih didapatkan akurasi optimal pada dataset tipe 1 yaitu 67.67%, 71.43%, dan 68,29%, sedangkan untuk emosi netral didapatkan akurasi terbaik pada dataset tipe 2 dengan 77.91%; (3) Untuk dataset talkshow pada emosi marah, netral, dan sedih didapatkan akurasi terbaik pada dataset tipe 2 yaitu 78.13%, 92.0%, dan 100%. Dapat disimpulkan bahwa dataset talkshow secara garis besar memberikan hasil yang lebih optimal namun memiliki variasi data yang lebih sedikit dari dataset podcast. Dari sisi panjang data, pada penelitian ini didapatkan akurasi yang lebih optimum pada dataset dengan tipe 2.

Speech Emotion Recognition is a technology that is able to detect emotions through voice data that is processed by a machine. Media that is often used to be a medium of interaction between two or more people who are currently being used by many people are Podcasts, and Talkshows. As SER develops, recent research shows that the use of the Deep Learning method can provide satisfactory results on the SER system. In this study a Deep Learning model will be implemented, this study uses Long Short Term Memory (LSTM) as one of the variation of Recurrent Neural Network (RNN) to recognize 4 classes of emotions (angry, neutral, sad, happy). This study examines the model used to recognize emotions from acoustic features in sequential data. Training and testing scenarios are conducted using the one-against-all method and get results (1) The talkshow dataset outperforms the podcast dataset for types 1 and 2 and for all emotions compared; (2) For the podcast dataset on angry, happy, and sad emotions, the optimal accuracy in type 1 dataset is 67.67%, 71.43%, and 68.29%, while for neutral emotions the best accuracy is obtained in type 2 dataset with 77.91%; (3) For the talkshow dataset on angry, neutral, and sad emotions the best accuracy is obtained for type 2 datasets, namely 78.13%, 92.0%, and 100%. It can be concluded that the talkshow dataset in general gives more optimal results but has fewer data variations than the podcast dataset. In terms of data length, this study found more optimum accuracy in dataset with type 2."
Depok: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Hisyam
"Turbiditas adalah salah satu ukuran yang sering digunakan untuk menilai kualitas air. Pengukuran turbiditas dapat dijadikan estimasi untuk mengetahui parameter fisis lain seperti zat padat tersuspensi total (TSS) atau parameter biologis seperti konsentrasi mikroorganisme. Beberapa penelitian telah mencoba menerapkan metode computer vision untuk memprediksi nilai turbiditas dari citra sebuah sampel air. Kebanyakan penelitian yang dilakukan masih menggunakan ekstraksi fitur secara manual sehingga diperlukan pengetahuan yang mencukupi terkait pengolahan citra dan pengukuran turbiditas. Pada penelitian ini dibuat sistem instrumentasi prediksi nilai turbiditas air berbasis pengolahan citra ponsel dengan ekstraksi fitur dan regresi oleh model deep convolutional neural network (DCNN). Penggunaan DCNN memungkinkan dilakukannya untuk melakukan ekstraksi fitur secara otomatis. Arsitektur DCNN yang digunakan yaitu ResNet-50 dan DenseNet-121. Efektivitas penerapan transfer learning berupa weight initialization pada DCNN juga ditinjau dalam kasus ini. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa suspensi formazin dengan berbagai nilai turbiditas untuk pelatihan model dan beberapa sampel air untuk validasi model. Sampel disinari oleh LED di dalam kotak akuisisi yang dibuat untuk menampakkan fitur. Citra dari sampel diakuisisi menggunakan ponsel Samsung S20 FE dari dua sudut berbeda yaitu 0° (turbidimetry) dan 90° (nephelometry) terhadap sampel. Hasil terbaik pada penelitian ini diperoleh oleh Model ResNet-50 dengan transfer learning yang memperoleh MAE sebesar 2.44 untuk sampel formazin dan 7.31 untuk sampel air dengan citra turbidimetry. Hasil penelitian menunjukkan potensi menjanjikan penggunaan DCNN pada kasus regresi nilai turbiditas air untuk dikembangkan lebih lanjut.

Turbidity is a measure that is often used to assess water quality. Turbidity measurements can be used as estimates to determine other physical parameters such as total suspended solids (TSS) or biological parameters such as the concentration of microorganisms. Several studies have tried to apply computer vision methods to predict the turbidity value from images of water samples. Most of the research conducted still uses manual feature extraction, hence sufficient knowledge regarding image processing and turbidity measurements is needed. In this study, an instrumentation system for predicting water turbidity values based on mobile phone images is made. The feature extraction and regression process are done using a deep convolutional neural network (DCNN) model. The use of DCNN allows it to perform feature extraction automatically. The DCNN architecture used is ResNet-50 and DenseNet-121. The effectiveness of implementing transfer learning in the form of weight initialization on DCNN is also reviewed in this study. The samples used in this study were formazine suspensions with various turbidity values for model training and several water samples for model validation. The sample is illuminated by an LED inside an acquisition box to reveal its features. The images of the samples were acquired using a Samsung S20 FE mobile phone from two different angles, namely 0° (turbidimetry) and 90° (nephelometry) to the sample. The best results in this study were obtained by the ResNet-50 model with transfer learning applied which obtained MAE values of 2.44 for formazine samples and 7.31 for water samples using turbidimetry images. The results show the promising potential for further development of DCNN usage in the case of water turbidity values regression."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah Zhultriza
"Turbin gas di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) harus dijaga keandalannya dengan melakukan prediksi anomali untuk menghindari kerusakan turbin gas. Untuk melakukan prediksi anomali turbin gas, perlu menggunakan metode yang tepat dengan memperhatikan beberapa hal. Prediksi anomali pada real-performance turbin gas di pembangkit listrik sulit dilakukan dengan simulasi model fisik karena kondisinya yang dinamis dan banyaknya parameter operasi yang saling memiliki korelasi, sehingga, dibutuhkan metode yang memiliki kemampuan ekstrasi informasi input dengan baik. Selain itu, parameter operasi turbin gas juga memiliki sifat sekuensi waktu, dimana hubungan parameter sebelum dan sesudah waktu tertentu memiliki hubungan yang berkorelasi. Beberapa penelitian belum dapat mengatasi kedua permasalahan tersebut untuk pemodelan real-performance turbin gas. Metode Convolutinal Neural Network dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pertama dan metode Recurrent Neural Network dapat menjawab permasalahan kedua. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan metode hybrid Convolutional Neural Network (CNN) dengan tipe dari Recurrent Neural Network (RNN), yakni Long Short-term Memory (LSTM) dan Gate Recurrent Unit (GRU), untuk dapat mengekstrasi korelasi hubungan antar-parameter yang tepat dengan kemampuan komputasi time variant yang baik. Prediksi anomali yang didapatkan menggunakan model CNN sebesar 81,33%, metode hybrid CNN-LSTM sebesar 91,79%, dan hybrid CNN-GRU sebesar 91,46%. Sehingga, hybrid CNN-LSTM memberikan peningkatan akurasi prediksi anomali turbin gas dengan kemampuan ekstrasi fitur parameter dan komputasi time-variant yang lebih baik.

The reliability of the gas turbine in Combined Cycle Power Plant (CCPP) should be maintained by predicting anomalies to avoid damage failure. To predict the gas turbine anomaly, it is necessary to use the right method by paying attention to several things. The operating parameters of the gas turbine system are a form of inter-parameter correlation with a high dynamic change correlation, so it requires a method that can extract the feature input between parameters correctly. In addition, the gas turbine operating parameters also have time sequence properties, where the correlation between parameters before and after a certain time has a correlated variant. Several studies have not been able to overcome these two problems for modeling real-performance gas turbines. The Convolutional Neural Network method can be used to answer the first problem and the Recurrent Neural Network method can answer the second problem. Therefore, this research proposes a hybrid Convolutional Neural Network (CNN) method with a type of Recurrent Neural Network, called Long Short-term Memory (LSTM) and Gate Recurrent Unit (GRU), in order to extract the right correlation between parameters with better time variant computation. The anomaly prediction obtained using the CNN model is 81.33%, the CNN-LSTM hybrid method is 91.79%, and the CNN-GRU hybrid is 91.46%. Thus, the CNN-LSTM hybrids provide increased accuracy of gas turbine anomaly predictions with better parameter extraction and time-variant analysis capabilities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
"Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia. Apabila dihitung dari populasi penduduk Indonesia ada 28,62% penduduk yang merokok di tahun 2023 dan persentase ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 0,36%. Perilaku merokok ini menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit paru-paru kronis, kerusakan gigi, penyakit mulut, stroke, serangan jantung, kanker rahim, gangguan mata, dan kerusakan pada rambut. Untuk menekan jumlah perokok di Indonesia, diperlukan sistem untuk deteksi perokok. Deteksi perokok saat ini memakan biaya yang mahal, bantuan ahli, dan sistem yang kompleks. Oleh karena itu, deep learning dengan algoritma Convolutional Neural Network hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Skripsi ini membahas bagaimana merancang sistem deep learning dengan Convolutional Neural Network (CNN) untuk keperluan deteksi wajah perokok. Skripsi ini juga membahas bagaimana pengaruh berbagai skenario jumlah data pelatihan dan data pengujian serta penambahan ekstraksi fitur wajah terhadap metrik evaluasi . Hasil dari rancangan dievaluasi dengan metrik evaluasi kalkulasi loss function, akurasi, dan F1 score. Hasil simulasi menunjukan skenario data pelatihan 70% dan data pengujian 30% adalah skenario terbaik dengan nilai metrik evaluasi pengujian pada skenario ini sebesar 2.236 untuk loss, 54.5% untuk akurasi, dan 34.9% untuk F1 score. Skenario ini diimprovisasi dengan adanya penambahan ekstraksi fitur perokok pada awal preprocessing yang ditandai dari penurunan loss sebesar 65.65%, peningkatan akurasi sebesar 19%, dan peningkatan F1 score sebesar 24.08%.

The 2023 Indonesian Health Survey (SKI) conducted by the Ministry of Health (Kemenkes) reported that there are approximately 70 million active smokers in Indonesia. This accounts for 28.62% of the Indonesian population in 2023, representing a 0.36% increase from the previous year. Smoking behavior leads to various diseases such as chronic lung disease, tooth damage, oral diseases, stroke, heart attacks, uterine cancer, eye disorders, and hair damage. To reduce the number of smokers in Indonesia, a smoker detection system is necessary. Current smoker detection methods are expensive, require expert assistance, and involve complex systems. Therefore, deep learning with Convolutional Neural Network (CNN) algorithms presents a solution to address these issues. This thesis discusses how to design a deep learning system using Convolutional Neural Networks (CNN) for smoker face detection. It also examines the impact of different training and testing data scenarios and the addition of facial feature extraction on evaluation metrics. The designed system is evaluated using metrics such as loss function calculation, accuracy, and F1 score. The simulation results show that a scenario with 70% training data and 30% testing data is the best scenario, yielding evaluation metric values of 2.236 for loss, 54.5% for accuracy, and 34.9% for F1 score. This scenario was improved with the addition of smoker feature extraction in the preprocessing stage, resulting in a 65.65% reduction in loss, a 19% increase in accuracy, and a 24.08% increase in F1 score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricad Ragapati Prihandini
"Kemajuan di bidang teknologi dan kecerdasan buatan memungkinkan inspeksi otomatis dapat dilakukan. Sebuah drone dilengkapi kamera yang dapat mengidentifikasi permasalahan struktur kapal seperti korosi akan membuat proses inspeksi kapal menjadi lebih efisien dari segi waktu dan biaya yang dibutuhkan sekarang. Pada studi ini dibuat model yang dilatih untuk dapat mengidentifikasi korosi secara otomatis dengan algoritma Convolutional Neural Network memanfaatkan metode transfer learning. MobileNetV2 dipilih sebagai artsitektur model klasifikasi yang memanfaatkan transfer learning dari ImageNet ke dalam dataset yang digunakan. Berdasarkan model yang telah dibuat model mencapai nilai akurasi training sebesar 92,86% dengan loss sebesar 0.0578 dan akurasi validasi sebesar 90,66% dengan loss sebesar 0.0091. Secara keseluruhan, model mempunyai performa yang baik dalam proses training maupun validasi dataset. Tidak ada indikasi overfitting berdasarkan kurva akurasi dan loss.

Advancements in technology and artificial intelligence make automated inspections become possible to do. A drone which is mounted with a camera identifying ship structural issues such as corrosion will make ship inspections become more efficient for a fraction of time and cost that is currently needed. In this study, a trained model is made in order to automatically identify corrosion using Convolutional Neural Network employing transfer learning method. MobileNetV2 is chosen as a classification model architecture which leverages transfer learning from ImageNet to the dataset. According to the data, the model achieved a training accuracy of 92,86% with loss 0.0578 and a validation accuracy of 90,66 with loss 0.0091. Overall, the model performs well on both the training and validation datasets. There is not any indication of overfitting based on their accuracy and loss curves."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Maharani Dwi Yuan Syah
"ABSTRAK
Daerah perbatasan perairan Indonesia merupakan salah satu wilayah yang rentan akan kegiatan ilegal yang dapat merugikan negara. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan untuk setiap objek yang melewati perbatasan perairan tersebut. Pengawasan dapat dilakukan dengan pendeteksian jenis kapal yang melewati area perbatasan antar negara. Saat ini di Indonesia sudah terdapat pendeteksian khusus untuk mendeteksi adanya kapal perang asing. Selain kapal perang, kapal nelayan juga perlu dilakukan pengawasan untuk mencegah adanya illegal fishing. Pendeteksian kapal perang dan kapal nelayan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin. Mesin dapat diprogram untuk menjalani perintah secara berulang kali, hal tersebut disebut sebagai Machine Learning, yang merupakan salah satu bidang dari Artificial Intelligence. Metode untuk memprogram pembelajaran mesin tersebut disebut dengan Deep Learning. Deep learning bekerja dengan membentuk hubungan antara neuron seperti layaknya cara kerja otak manusia atau biasa disebut dengan neural network.Salah satu jenis dari neural network yang terkenal adalah Convolutional Neural Network(CNN). CNN digunakan untuk simulasi pendeteksian kapal nelayan dan kapal militer dengan hasil keluaran berupa nilai akurasi training, akurasi validasi, dan juga prediksi. CNN juga ditambahkan additional layer, yaitu dropout dan batch normalization untuk meningkatkan ketepatan prediksi. Hasil yang didapatkan adalah pengaruh dari parameter layer dan dataset yang digunakan terhadap nilai akurasi pada pelatihan program. Dari simulasi didapatkan nilai akurasi yang paling baik dengan penggunaan pooling layer jenis max pooling dengan penggunaan layer tambahan berupa batch normalization dan dropout.

ABSTRACT
Indonesia's waters border is one of the areas that are vulnerable to illegal activities that can disserve the country. Detecting types of ships that cross border areas between countries is needed. Controlling can use machine thats automatically detect the object can do detection of warships and fishing boats. The concept is called machine learning. Machine learning is one of the types of Artificial Intelligence. The method for programming the machine learning is called Deep Learning. Deep learning works by forming relationships between neurons like the way the human brain works or commonly called a neural network. Convolutional Neural Network (CNN) is the famous method for deep learning. CNN is used to simulate the detection of fishing vessels and military vessels with the output in the form of training accuracy, validation accuracy, and the final prediction. CNN can also added an additional layer, namely dropout and batch normalization to improve the accuracy of predictions. The results obtained are the effect of the layer and dataset parameters used on the accuracy value in the training program. The best accuracy is obtained by using max pooling for pooling layer with additional layers of batch normalization and dropout."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>