Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhea Ramadhani Saputri
"Tulisan ini membahas etika keselarasan dalam lakon wayang kulit purwa lakon Bagong Mbangun Pabrik karya Ki Seno Nugroho. Lakon wayang kulit purwa dengan tokoh utama Bagong banyak ditemukan, seperti Bagong Mbangun Deso, Bagong Ratu, Bagong Duto, dan lain-lain. Lakon Bagong Mbangun Pabrik menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian ini karena lakon ini mengandung nilai moral yang berkaitan erat dengan zaman sekarang. Masalah utama dalam penelitian ini bagaimana etika keselarasan digambarkan dalam lakon Bagong Mbangun Pabrik karya Ki Seno Nugroho. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan strategi penyelarasan yang dilakukan oleh tokoh Bagong. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu video pagelaran wayang kulit purwa lakon Bagong Mbangun Pabrik karya Ki Seno Nugroho yang diunggah di Youtube Ki Dalang Seno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif serta menggunakan kerangka konseptual teoritis Etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Hasil yang ditemukan adalah etika keselarasan yang digambarkan oleh tokoh Bagong berkaitan dengan strategi penyelarasan dengan menggunakan kekuasaan, eksistensi kayu dewandaru dan jayandaru, serta diplomasi dan negosiasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai keselarasan hidup perlu adanya etika dalam berinteraksi, mengutamakan prinsip rukun dan hormat serta mengusahakan perdamaian.

This paper discusses the ethics of harmony in the wayang kulit purwa play Bagong Mbangun Pabrik by Ki Seno Nugroho. There are quite a number of wayang kulit purwa plays with the main character Bagong, such as Bagong Mbangun Deso, Bagong Ratu, Bagong Duto, and others.play Bagong Mbangun Pabrik is considered in conducting this research because this play contains moral values ​​that are closely related to today's era. The main problem in this research is how the ethics of harmony is described in the play Bagong Mbangun Pabrik by Ki Seno Nugroho. This study aims to describe the alignment strategy carried out by the Bagong character. The data used in this study is a video of the wayang kulit purwa play Bagong Mbangun Pabrik by Ki Seno Nugroho uploaded on YouTube Ki Dalang Seno. The method used in this research is descriptive qualitative with an objective approach and uses the theoretical conceptual framework of Javanese Ethics from Franz Magnis Suseno. The results found are the ethics of harmony described by the Bagong figure related to the alignment strategy using power, the existence of Jayandaru and wood, as well as diplomacy and negotiation. Based on the results of the study, it can be concluded that in achieving harmony in life, it is necessary to have ethics in interacting, prioritizing the principles of harmony and respect and seeking peace.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Siswoharsojoi
Ngajogjakarta: Ki Siswoharsojo, 1960
899.222 SIS s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emerson, Kathryn Anne
Surakarta: ISI Press, 2017
791.5 EME p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kurnia Ayu P.T.H.
"Artikel ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan sistem, jenis, dan fungsi dari sistem sapaan dalam wayang kulit jawa. Subjek yang diteliti adalah rekaman pertunjukan wayang kulit yang berjudul cantrik durna dilakukan oleh timbul hadiprayita sebagai dalang. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan teknik menyimak dan menuliskan serta dianalisis dengan menggunakan interretasi kontekstual. Jasil penelitian ini adalah sebagai berikut: sistem sapaan dalam wayang kulit terdiri dari aspek (1) Hubungan antara penyapa dan tersapa, (2) jenis kelamin, (3) latar (tempat, waktu, dan suasana), (4) penghormatan, dan (5) pelaku/pekerjaan."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kania Dwi Wigati
"ABSTRAK
Masyarakat Jawa memiliki suatu pandangan tersendiri dalam memahami alam semesta yang menjadi identitas mereka, yaitu kosmologi Jawa. Nilai nilai pada pandangan kosmologi Jawa tertuang pada setiap aspek kehidupan mereka. Melalui organisasi ruang, keselarasan nilai nilai tersebut dapat dilihat pada rumah tradisional Jawa dan upacara yang dilakukan di dalamnya. Upacara pada masyarakat Jawa berhubungan dengan siklus kehidupan mereka; mulai dari kelahiran, pernikahan, pencapaian hidup, hingga kematian. Hampir di setiap upacara yang dilakukan diiringi dengan pagelaran wayang kulit sebagai simbol kehidupan masyarakat Jawa, sehingga hubungan organisasi ruangnya dengan rumah tradisional Jawa tidak dapat dipisahkan. Skripsi ini menganalisis organisasi ruang pagelaran wayang kulit dan keselarasannya dengan kosmologi Jawa yang diterapkan pada rumah tradisional Jawa. Berdasarkan hubungan organisasi ruang dan upacara adat yang dilakukan di dalamnya, penulisan ini juga mencoba untuk menganalisis lebih lanjut perubahan dari masa ke masa melalui contoh dua pagelaran wayang kulit yang berbeda, yaitu yang dilakukan sebagai tradisi di dalam rumah tradisional Jawa dan yang dilakukan sebagai rekreasi di luar rumah tradisional Jawa.

ABSTRACT
Javanese people have their own views in understanding the universe that forms their identity, namely Javanese cosmology. Values in Javanese cosmological views are expressed in every aspect of their lives. Through the spatial organization, the harmony of these values can be seen in traditional Javanese houses and ceremonies performed therein. The ceremonies are related to life cycle of javanese people; from birth, wedding, life attainment, to funeral. Almost every ceremony that is performed is accompanied by shadow puppet performances as a symbol of Javanese life, so that the relationship between its spatial organization and traditional Javanese houses cannot be separated. This undergraduate thesis analyze the spatial organization of shadow puppet performance and its connection Javanese cosmology applied in Javanese traditional houses. From the connection of spatial organization and ceremonies performed therein, this study also tries to further explore changes over time through the example of two different shadow puppet performances, which performed as tradition in Javanese traditional house and as recreation outside Javanese traditional house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Marwah Ningtyas
"Kehidupan yang tidak kekal menuntut manusia untuk terus melakukan kewajiban sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketidakkekalan membuat manusia sadar bahwa ia akan kembali ke Sang Pencipta. Sikap ini tergambarkan pada kesadaran akan sangkan paraning dumadi. Kata sadar berarti mengerti dan tahu akan hakikatnya untuk kembali ke asal mula penciptanya. Kesadaran tersebut dijalani oleh Kunthi dalam lakon Kunthi Swarga karya Ki Purbo Asmoro. Atas dasar kesadaran batin akan hubungan manusia dan Tuhan, orang Jawa selalu melaksanakan laku yang tepat. Serangkaian laku yang dijalani orang Jawa ditujukan untuk mencapai kemanunggalan dan kematian yang bahagia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan sikap sadar sangkan paraning dumadi dengan pendekatan objektif dan teori representasi dengan perspektif religi Jawa. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana laku sangkan paraning dumadi yang dilakukan oleh Kunthi dalam usahanya meraih manunggaling kawula gusti, sehingga tercapainya tujuan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan transendental mengenai konsep kembali ke asal mula. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap sadar dalam batin manusia sebagai langkah awal dalam menjalani serangkaian laku tapa brata untuk kembali kepada Tuhan. Melalui kesadaran sangkan paraning dumadi setiap manusia akan melibatkan batinnya dalam menjalani kehidupan.

The impermanent life requires humans to continue carrying out their obligations as creatures created by God. Impermanence makes man aware that he will return to the Creator. This attitude is reflected in the awareness of the sangkan paraning dumadi. The word conscious means understanding and knowing the essence of returning to the origin of the creator. This awareness is lived out by Kunthi in the play Kunthi Swarga by Ki Purbo Asmoro. Based on inner awareness of the relationship between humans and God, Javanese people always carry out appropriate practices. A series of practices carried out by Javanese people is aimed at achieving oneness and a happy death. This research uses a qualitative descriptive method that describes the conscious attitude of sangkan paraning dumadi with an objective approach and representation theory with a Javanese religious perspective. The formulation of the problem in this research is how the sangkan paraning dumadi is carried out by Kunthi in her efforts to achieve manunggaling kawula gusti, so that she achieves her life goals. This research aims to increase transcendental knowledge regarding the concept of returning to origins. The results of this research show a conscious attitude in the human mind as the first step in carrying out a series of ascetic practices to return to God. Through the awareness of sangkan paraning dumadi, every human being will involve his inner self in living life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Siswoharsojo
Ngajogjakarta: Godolaju Kulon, 1952
899.222 SIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Melina Febrianti
"Penelitian ini membahas visualisasi tokoh Purasara, Rara Amis, dan Semar dalam cerita dan pertunjukan wayang. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana hubungan cerita dan visual Purasara dalam naskah Melayu klasik, wayang kulit Jawa, dan wayang kulit Betawi. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kaitan antara Hikayat Purasara di Betawi dengan pertunjukan wayang di Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka untuk penelusuran sumber dan penelitian lapangan untuk observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan pendekatan sastra bandingan untuk mengkaji keterkaitan antara cerita dan visual Purasara dari tiga korpus, yaitu Hikayat Purasara, lakon “Purasara” gaya Yogyakarta, dan koleksi wayang kulit Betawi milik sanggar Marga Juwita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita dan ilustrasi tokoh wayang baik dalam Hikayat Purasara maupun wayang kulit Betawi dipengaruhi oleh wayang kulit Jawa. Selain itu, melalui visual yang terdapat dalam tiga korpus tersebut ditemukan adanya pola bentuk penggambaran anatomi yang serupa di antara tokoh-tokoh tersebut. Akan tetapi, terdapat kekhasan pada visual tokoh wayang Betawi yang terlihat pada segi pewarnaan yang lebih terang, penggambaran atau tatahan dengan garis lebih tegas dan tebal, dan penyesuaian dengan prinsip agama masyarakat Betawi.

This study discusses the visualization of the characters Purasara, Rara Amis, and Semar in wayang stories and performances. It raises the question of how the story and visuals of Purasara are related in classical Malay scripts, Javanese wayang, and Betawi wayang. In this regard, this study aims to describe the relationship between Hikayat Purasara in Betawi culture and Javanese wayang performances. This study was conducted using qualitative methods with literature study for source tracing, while field research was used in the form of observations and interviews. The data obtained was analyzed by comparing literature in order to examine the relationship between the story and visualization of Purasara from three corpuses, namely Hikayat Purasara, the “Purasara” play performed in the Yogyakarta style, and a collection of Betawi shadow puppets belonging to the studio Marga Juwita. The results showed that the stories and illustrations of wayang characters in both the Hikayat Purasara and in Betawi shadow puppets were influenced by Javanese wayang. Furthermore, through the visuals contained in the three corpuses, it was found that there were similar patterns of anatomical depiction among the characters. However, there is a peculiarity in Betawi wayang visuals, which can be seen in terms of its lighter coloring, the firmer and thicker lines used in depictions or inlays, and adjustments made to adhere to the religious principles of the Betawi people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>