Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riany Dwi Delphia
"Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan kompos hasil produksi Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI) sebagai pupuk untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terung (Solanum melongena cv. Black Beauty). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima kali ulangan. Komposisi media tanam meliputi tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 1:1:0 (P0), 1:1:0,5 (P1), 1:1:1 (P2), 1:1:2 (P3), dan media tanam komersil (P4). Parameter penelitian terdiri atas parameter kualitatif dan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dianalisis secara deskriptif. Parameter kuantitatif dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji Tukey (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan buah paling disukai dan jumlah buah tertinggi di antara perlakuan lainnya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan rata-rata tertinggi dan berbeda nyata dengan P0 (kontrol negatif) pada parameter jumlah daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk, panjang akar, berat basah akar, berat kering akar, jumlah bunga, berat basah buah, dan berat kering buah. Kompos UPS UI tidak berpengaruh pada parameter warna daun, warna buah, diameter buah, panjang buah, dan diameter buah. Unsur hara yang terkandung dalam kompos UPS UI dapat menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terung (Solanum melongena cv. Black Beauty)

This study aims to utilizing compost produced by the Waste Management Unit (UPS) of Universitas Indonesia (UI) as a fertilizer to support the vegetative and generative growth of eggplant (Solanum melongena L. cv. Black Beauty). Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and five replications were performed. The composition of the growing media consisting of soil, sand, and compost in a ratio of 1:1:0 (P0), 1:1:0,5 (P1), 1:1:1 (P2), 1:1:2 (P3), and commercial fertilizer (P4). Research parameters consist of qualitative and quantitative parameters. Qualitative parameters were analyzed descriptively. Quantitative parameters were analyzed using ANOVA test and Tukey (α = 0,05). The results showed that P3 treatment was significantly affected on number of leaves, shoot fresh weight, shoot dry weight, root length, root fresh weight, root dry weight, number of flowers, number of fruits, fruit fresh weight, and fruit dry weight. There were no differences in the parameters of leaf colour, fruit colour, fruit length, and fruit diameter. The nutrients contained in the UPS UI compost can support the vegetative and generative growth of eggplant (Solanum melongena L. cv. Black Beauty)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Christine Prabowo
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemanfaatan kompos Unit Pengolahan Sampah (UPS) Universitas Indonesia terhadap pertumbuhan terung ungu (Solanum melongena L. var. Lezata) dilasanakan pada bulan Oktober sampai dengan November. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi kompos dalam media tanam yang paling baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman terung. Kompos dalam media tanam divariasikan sebagai berikut P1 (tanah: pasir: kompos 1:1:0), P2 (tanah: pasir: kompos 1:1:0.5), P3 (tanah: pasir: kompos 1:1:1), dan P4 (tanah: pasir: kompos 1:1:2), serta P5 (media tanam komersil) sebagai kontrol positif. Dua fase pertumbuhan yang akan diamati yaitu vegetatif dan generatif. Data diolah berdasarkan parameter kualitatif (warna daun, bentuk daun, besar daun, warna buah dan tes organoleptik) dan kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering, panjang akar,jumlah buah, panjang dan berat buah). Data kualitatif menunjukkan adanya perbedaan warna daun dan warna buah tanaman terung ungu pada perlakuan media tanam. P5 dan P1 menunjukkan warna daun yang lebih terang dibandingkan dengan tiga perlakuan lainnya. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan warna kulit buah terung ungu yang gelap dan sesuai dengan literatur, sementara perlakuan lainnya menunjukkan warna buah ungu terang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kompos UPS UI berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering tanaman, dan jumlah bunga tanaman. Namun, kompos UPS UI tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan jumlah buah. Kombinasi terbaik untuk pertumbuhan vegetatif ditunjukkan oleh P3. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan hasil yang hampir serupa pada hasil pertumbuhan generatif.

ABSTRACT
Research on the use of UPS UI compost on the growth of purple eggplant (Solanum melongena L. var. Lezata) was conducted from October to November. The research was conducted with the aim to find out the proportion of compost in the growing media to support the growth of eggplant plants. Compost in the planting medium is varied as follows P1 (soil: sand: compost 1: 1: 0), P2 (soil: sand: compost 1: 1: 0.5), P3 (soil: sand: compost 1: 1: 1), and P4 (soil: sand: compost 1: 1: 2), and P5 (commercial growing media) as a positive control. Two growth phases will be observed, vegetative and generative. Data were processed based on qualitative parameters (leaf color, stem color, leaf shape, leaf size, fruit shape, fruit color and organoleptic tests) and quantitative (plant height, number of leaves, wet weight and dry weight, root length, and number of fruits, fruit length and weight). Qualitative data shows the differences in leaf color and fruit color of purple eggplant plants in the planting media treatment. P5 and P1 showed lighter leaf color compared to the other three treatments. Treatments P3 and P4 showed dark purple eggplant skin color and according to the literature, while other treatments showed light purple fruit color. Statistical analysis showed that UPS UI compost significantly affected the parameters of plant height, number of leaves, wet and dry weight. However, UPS UI compost has no significant effect on root length and number of fruits. The best combination for plant vegetative growth shown by P3. P3 and P4 shows an almost similar result in generative growth ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilah Farhani
"Ekonomi sirkuler, yang belakangan ini mulai naik daun, bertumpu pada sektor limbah untuk menutup prosesnya. Tetapi, kondisi dari pengelolaan limbah di Indonesia masih memiliki isu. Sebagai institusi pendidikan tinggi, Universitas Indonesia memiliki kewajiban akademis untuk membantu menyelesaikan tantangan nasional dan global. Institusi pendidikan tinggi serupa dengan sebuah kota sehingga dapat digunakan sebagai studi kasus untuk urusan terkait. Studi ini melihat kinerja dari sektor limbah dengan mempertimbangkan kondisi pandemi melalui analisis efisiensi dari pengelolaan limbah di Universitas Indonesia. Ini merupakan studi metode campuran, menggunakan Data Envelopment Analysis untuk analisis efisiensi kuantitatif dan wawancara mendalam sebagai alat kualitatif. Kami menemukan bahwa setelah penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh dan bekerja di rumah, secara rata-rata, efisiensi sistem pengelolaan limbah berkurang sebanyak 19.36%. Nilai awalnya berupa 62.4% dan menjadi 43.04% setelahnya. Penurunan juga terjadi ketika disagregasi menjadi efisiensi kompos dan efisiensi daur ulang, digunakan untuk membandingkan keluaran dari sektor limbah. Nilai rata-rata efisiensi kompos adalah 52.51% dan menjadi 43.61%, sementara efisiensi daur ulang adalah 61.26% dan menjadi 4.22%. Wawancara kualitatif menunjukkan bahwa pengurangan yang lebih besar pada efisiensi daur ulang disebabkan oleh keterbatasan bahan daur ulang atau bahan anorganik. Efisiensi kompos masih didukung dengan bahan organik dari daun dan potongan rumput. Akan tetapi, karena total sampah dan tenaga kerja berkurang di sebagian besar unit, tingkat efisiensi masih berkurang.

The circular economy, which has been gaining traction in recent years, hinges on the waste sector to close the loop. Yet, the condition of Indonesia’s waste sector is packed with issues. As a higher education institution, Universitas Indonesia has an academic obligation to help solve national and global challenges. Higher education institutions are similar to municipalities and so can be use as a case study for current affairs. This study examines the waste sector performance in light of the pandemic through an efficiency analysis of Universitas Indonesia’s waste system. This is a mixed method study, using Data Envelopment Analysis for the quantitative efficiency analysis and in-depth interviews to related administrators for the qualitative technique. We found that during the practice of remote learning and working from home policies, on average, the waste system’s overall efficiency score deteriorates by 19.36%. Its score before was 62.40% and became 43.04% during COVID-19. Reduction also occurs when disaggregated to the composting and recycling efficiency, acts as comparison to the waste sector’s output. The former’s mean score was 52.51% which became 43.61%, while the latter was 61.26% and became 4.22%. Qualitative interview shows that the sharper drop in recycling efficiency is brought by the lack of recyclable or inorganic materials. The composting efficiency is still saved by the organic materials of leaves and grass. However, because the total waste amount decreases in most unit as well as the sector’s manpower, the efficiency still took a fall."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Yuniarti
"Komposisi sampah yang mendominasi di kampus Universitas Indonesia yaitu sampah organik. Salah satu cara yang ramah lingkungan untuk mengurangi sampah organik yaitu dengan cara mengolah sampah organik menjadi kompos yang ada di Unit Pengolahan Sampah UI. Manfaat kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah dan nutrisi pada media tanam. Penelitian menggunakan tanaman terung hijau varietas Kenari yaitu tanaman terung yang banyak digunakan sebagai lalapan khsususnya di daerah Jawa Barat. Tujuan penelitian dilakukan untuk menguji variasi komposisi kompos UPS UI Depok sebagai media tanam terhadap pertumbuhan tanaman terung hijau Solanum melongena L. var. Kenari). Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Komposisi media tanam masing-masing yaitu tanah : pasir : kompos terdiri dari K0 yaitu pasir : tanah (1: 1: 0), K1 yaitu media tanam siap pakai komersil, K2 yaitu tanah : pasir : kompos (1 : 1 : 0,5 ), K3 yaitu tanah : pasir : kompos (1 : 1 : 1), K4 yaitu tanah : pasir : kompos (1 : 1 : 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat perlakuan tidak menunjukkan perbedaan terhadap bentuk daun dan warna batang. Hasil penelitian pertumbuhan vegetatif terbaik terdapat pada K4, sementara pertumbuhan generatif terdapat pada perlakuan K3 dan K4.

The composition of waste that dominates in the University of Indonesia campus is organic waste. One of the environmentally friendly ways to reduce organic waste is by processing organic waste into compost made at the Universitas Indonesia of Waste Management Unit. The benefits of compost can increase soil fertility and nutrition in planting media. The study used Kenari variety of green eggplant which is a widely used eggplant as a special vegetable in the area of West Java. The purpose of this study was to examine variations in the compost composition of Universitas Indonesia of Waste Management Unit as a planting media for the growth of green eggplant (Solanum melongena L. var. Kenari). The research method used was a completely randomized design one factor with five treatments and five replications. The composition of the planting media of each treatment consisted of K0, namely sand: soil: compost (1: 1: 0), K1, namely commercial planting media, K2, soil: sand: compost (1: 1: 0.5), K3, namely soil : sand: compost (1: 1: 1), K4 namely soil: sand: compost (1: 1: 2). The results showed that the five treatments did not show differences in leaf shape and stem color. The results of the best vegetative plant growth research were in the K4 treatment, while the best generative growth of the eggplant plants was the best in the K3 and K4 treatments."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent
"Analisis dan Optimasi Kinerja Bank Sampah dan Unit Pengolahan Sampah UPS Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Beji Depok. Timbulan sampah Kota Depok terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan timbulan sampah membuat kondisi TPA Cipayung tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Depok. Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Depok dalam menangani hal tersebut adalah dengan membangun UPS Unit Pengolahan Sampah. Kondisi tersebut juga menggerakkan masyarakat untuk membangun bank sampah sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah dan UPS serta timbulan dan karakteristik sampah di Kelurahan Beji. Selain itu dilakukan pula peninjauan manfaat ekonomi langsung dari dua model pengelolaan sampah yaitu bank sampah dan UPS serta optimasi kedua model pengelolaan tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah yang sesuai dengan SNI 19 3964 1994 serta menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian sebelumnya ataupun yang berasal dari para stakeholder yang bersangkutan.
Penelitian ini memberikan hasil berupa nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah yang nilainya sama yaitu 0 17 Nilai recycling rate dan recovery rate dari UPS adalah sebesar 7 7 dan 53. Keuntungan dari penjualan material daur ulang oleh bank sampah adalah sebesar Rp 4 055 560 00 tahun sedangkan perhitungan keuntungan penjualan material daur ulang di UPS tidak dilakukan. Melalui optimasi secara analisis SWOT diperoleh strategi S O yang disarankan untuk mengoptimasikan kedua jenis pengolahan sampah tersebut. Pengurangan sampah yang masuk ke TPA dapat dilakukan dengan meningkatkan participation rate dari bank sampah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan sampah di UPS dengan batas maksimal 30m3 hari juga dapat membantu mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

Analysis and Optimization of Waste Bank and Material Recovery Facility Performance In Solid Waste Management at Beji Sub district City of Depok. The amount of waste in Depok is undoubtedly increasing each passing year in line with the growing number of its population. This leads to the insufficiency of space in Cipayung landfill site In order to solve the problem of insufficient space the local government has developed a unit named MRF. Meanwhile the community is attempting to build a waste bank on their own to reduce their own waste.
The objectives of this research are to determine the value of recycling rate and recovery rate of waste banks and MRF as well as waste characteristics in Beji sub district. Moreover this research also attempts to observe direct economic benefits along with the optimalization of the two models through SWOT analysis. The data of this research were collected through the measurement of waste generation and composition in accordance with SNI 19 3964 1994.
This research revealed that the value of recycling rate and recovery rate is 0 17 for waste bank while the value for MRF is 7 7 and 53. The profit gained through the sale of recycled materials from waste bank is approximately Rp4 055 560 00 year However the sale for MRF is not calculated. The S O strategy gained through SWOT analysis could be used to optimalize both models. Furthermore the reduction of waste in landfill site could be achieved by increasing the participation rate of waste bank supported by the socialization to the community. The research showed that the waste processing in MRF with the maximum value of 30m3 day was able to reduce the amount of waste in the landfill site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Syifa Kurniawan
"Prinsip ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah agar dapat digunakan kembali sebagai bahan baku dapat membantu permasalahan manajemen sampah akibat penggunaan sumber daya yang tidak regeneratif. Salah satu metodenya adalah menggunakan teknologi anaerobic digestion (AD) yang dapat mengolah sampah organik menjadi biogas dan digestat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat sirkularitas pengelolaan sampah organik di FMIPA UI menggunakan AD, menganalisis jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh AD (skenario 1) dan skenario 2 sebagai representasi pengolahan sampah linear, dan nilai ekonomi yang dapat dihasilkan dari pengolahan tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengacu pada kerangka kerja Circular Transition Indicator (CTI) serta acuan 2006 IPCC Guideline untuk perhitungan emisi GRK yang dihasilkan. Hasil penelitian pada bulan Agustus 2023 menunjukkan dengan jumlah sampah organik berupa sampah sisa makanan dan sampah daun sebanyak 1,189 ton, teknologi AD menghasilkan gas metana sebanyak 0,78±0,4 m3/hari, daya sebesar 176,2 – 201 kWh/hari, dan tingkat sirkularitas sebesar 50,25%. Hasil analisis emisi GRK yang dihasilkan oleh AD menghasilkan rata-rata emisi sebesar 8,66±4,43 kg CO2e/hari dan skenario 2 menghasilkan rata-rata emisi sebesar 701,26±361,09 kg CO2e/hari. Pengolahan sampah berbasis AD dapat mengurangi emisi GRK sebanyak 21.268 kg CO2e atau sebesar 98% dari total emisi yang dihasilkan skenario 2. Analisis nilai ekonomi kondisi eksisting pengolahan sampah organik menggunakan AD menghasilkan kerugian sebesar Rp29.191. Berdasarkan hasil analisis, peningkatan jumlah sampah organik yang diolah oleh unit AD menjadi 2,4 t/bulan berpotensi menghasilkan keuntungan sebesar Rp13.479.120 dengan mayoritas berasal dari penjualan pupuk kompos. Menurut CTI, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat sirkularitas, sampah sisa makanan dapat dimanfaatkan untuk alternatif pakan ayam ternak di area laboratorium. Metode pemanfaatan tersebut tidak hanya meningkatkan tingkat sirkularitas, namun juga dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan yang dapat disebabkan oleh sampah organik.

The circular economy principle, which leverages waste to be reused as raw materials, can help address waste management issues resulting from the use of non-regenerative resources. One of the methods to achieve this is by using anaerobic digestion (AD) technology, which can convert organic waste into biogas and digestate. This research aims to analyze the circularity level of organic waste management at the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia (FMIPA UI) using AD, assess the amount of greenhouse gas (GHG) emissions generated by AD (scenario 1) in comparison to scenario 2, representing linear waste processing, and evaluate the economic value generated by this processing. The research was conducted following the Circular Transition Indicator (CTI) framework and referencing the 2006 IPCC Guidelines for GHG emissions calculations. The research results indicate that with a total of 1,189 tons of organic waste during August 2023, including food scraps and leaf waste, AD technology produces approximately 0,78±0,4 m3/day of methane gas, with a power output ranging from 176,2 to 201 kWh/day, and a circularity rate of 50.25%. The analysis of GHG emissions generated by AD shows an average emission of approximately 8,66±4,43 kg CO2e/day, while scenario 2 results in an average emission of about 701,26±361,09 kg CO2e/day. AD-based waste processing can reduce GHG emissions by 21.268 kg CO2e or 98% of the total emissions generated by scenario 2. The economic analysis of the existing condition of organic waste processing using AD shows a loss of Rp29.191. Based on the analysis, increasing the amount of organic waste processed by the AD unit to 2,4 tons per month has the potential to generate a profit of Rp13.479.120, primarily from compost fertilizer sales. According to the CTI, efforts to enhance circularity can be made by utilizing food waste as an alternative feed for livestock, specifically in the laboratory area. This method not only improves circularity but also helps mitigate the adverse environmental impacts associated with organic waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulin Amrizal
"Permasalahan sampah yang dialami oleh Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta adalah semakin meningkatnya timbunan volume Sampah Kota (Municipal Solid Waste/MSW) ) yang dilaporkan pada tahun 2021 sebesar 5.733 ton/hari. Salah satu teknologi pengolahan sampah yang efektif untuk mengurangi volume sampah tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan proses termal (insinerator). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan rancangan PLTSa Insinerator yang optimal secara teknologi dan finansial di Jakarta. Dalam penelitian ini, PLTSa Insinerator berkapasitas 120 MW mampu membakar sampah sebanyak 5.733 ton/hari yang memiliki nilai kalor 7,76 MJ/kg. Kelayakan finansial dilakukan melalui tinjauan Net Present Value (NPV) dan Break Even Point (BEP). Dari hasil yang diperoleh, varian kapasitas 9 x 15 MW PLTSa Insinerator menjadi yang paling menguntungkan dengan nilai NPV Rp 13,72 triliun dan BEP 7 tahun. Tingkat NPV dan BEP ini sangat menarik karena harga jual listrik yang tinggi yaitu 14,5 USD/kWh (Rp 2.181/kWh), karena listrik yang dihasilkan tergolong energi yang berasal dari pembangkit listrik energi baru dan terbarukan.

The waste problem experienced by the Bantargebang Integrated Waste Disposal Center managed by the Environmental Agency of Jakarta is the disposal of Municipal Solid Waste (MSW) volume that was reported in 2021 of 5,733 tons/day. One of the effective MSW processing technologies that can reduce its volume is the Waste to Energy (WTE) with a thermal process (incinerator). Therefore, this study’s aim is to determine the technologically and financially optimal design of a WTE Incinerator in Jakarta. In this study, a WTE Incinerator with a capacity of 120 MW can burn 5,733 tons/day of waste, which has a heating value of 7.76 MJ/kg. The financial feasibility was conducted through Net Present Value (NPV) and Break-Even Point (BEP) review. From the results obtained that the 9 x 15 MW capacity variant of WTE Incinerator is the most profitable with an NPV value of 13.72 trillion IDR and a BEP of 7 years. This level of NPV and BEP is very attractive due to the high electricity selling price of 14.5 USD/kWh (2,181 IDR/kWh), because the generated electricity is classified as energy from a new and renewable energy plants"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhrizal Bakti
"Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Solok, Nomor 05 Tahun 1995, telah ditetapkan bahwa tugas dan wewenang sebagai pelaksana pengelolaan sampah di Kabupaten Solok di limpahkan kepada Badan Pengelola Kebersihan Dan Keindahan (BPKK) Kabupaten Solok.
Sejak mulai berdiri sampai saat ini BPKK Kabupaten Solok belum mempunyai rencana strategis dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang, permasalahan sampah dimasa yang akan datang di Kabupaten Solok, maka organisasi BPKK Kabupaten Solok ini dipandang sangat perlu mempunyai perencanaan strategis.
Untuk dapat menyusun rencana strategis BPKK Kabupaten Solok, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penyusunan strategi ini dilaksanakan melalui tiga tahap. Tahap I (input stage) terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dari BPKK yang dilakukan oleh Decision Making Consensus Group (DMCG), yang terdiri dari Kepala dan seorang staf Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), Kepala BPKK serta seorang pejabat dari Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan/KB & Tenaga Kerja Kabupaten Solok. Kemudian pada Tahap II (matching stage), DMCG melakukan identifikasi alternatif strategi dengan analisis Matriks Internal-Ekstemal (1E) dan Matriks SWOT. Setelah itu dilanjutkan dengan Tahap III (decision stage) untuk menentukan prioritas strategis terpilih dengan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT memperlihatkan BPKK berada dalam kuadran Weaknesses-Opportunities (WO), dimana pada kondisi yang demikian BPKK dapat meminimalkan kelemahan internalnya dengan memanfaatkan peluang yang ada. Sedangkan pada analisisis dengan Matriks IC, inemperlihatkan posisi BPKK pada Sel V ( Hold and Maintain ), yang berarti BPKK masih punya peluang untuk melakukan pertumbuhan atau pengembangan organisasinya.
Melalui analisa kedua matriks tersebut, maka strategi prioritas yang tepat untuk digunakan oleh BPKK Kabupaten Solok di dalam pengembangan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya adalah sebagai berikut ; 1). Strategi Penetrasi Pasar, 2). Strategi Perluasan Pasar dan, 3). Strategi Diversifikasi Terkait.
Secara umum ada tiga komponen kegiatan yang dapat dijalankan didalam penerapan strategi tersebut yaitu ; a). Melakukan peningkatan penjualan dan pemasaran, b). Melakukan peningkatan kemampuan operasi dan c). Melakukan pembenahan/peningkatan infrastruktur pendukung.
Sebagai saran, agar perencanaan strategis BPKK yang telah dibuat ini dapat dioperasionalkan maka perlu adanya rekomendasi dan dukungan dari Kepala Daerah dan DPRD Kabupaten Solok, setelah itu baru dilakukan sosialisasi kepada pihak terkait untuk menjalin koordinasi didalam pelaksanaannya.

Chief Executive's (Bupati's) of Solok District Decree No.: 05, 1995, had given the responsibility and authority of waste management at Solok District to the Cleanliness and Beauty Management Board (BPKK).
Since it was founded, the Board has not had Strategic Planning to conduct its tasks and functions yet. To anticipate the future environmental cleanliness, especially in waste problems at Solok District, this Strategic Plan would be a necessity for Solok District organization of BPKK.
In order to build a Strategic Planning of this Board, this operational research had been conducted using qualitative and quantitative analyses. These strategies were built in three steps. First (input stage), consists of external and internal environmental analyses of BPKK through Decision Making Consensus Group (DMCG). People in this group include Head and one staff of District Financial Management Board (BPKD), head of BPKK and Head of District Health Office and Head of District Demographic/ Family Planning and Manpower Office. On the second stage (matching stage), DMCG identified alternative strategies by Internal-External Matrix and SWOT Matrix analyses. Finally, the third step (decision stage) was selecting the strategic priority, using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) method.
Based on the result of SWOT Matrix Analysis, BPKK is positioned at Weaknesses-Opportunities (WO) quadrant, which means BPKK could minimize its internal weaknesses using the opportunities. Meanwhile, the result of IE Matrix shown a position of BPKK was at Cell five (Hold and maintain), it means that the Board still the opportunity to grow and develop its organization.
Both matrix analyses resulted in the priority strategies for organization development of BPKK, related to the tasks and functions, are as follows : 1). Market Penetration Strategy 2). Market Development Strategy and 3). Related Diversification Strategy.
In general, there are three of actions that can be done to apply the strategies: a). Increasing sales and marketing efforts b). Enhancing operational abilities, and c). Improving supporting infrastructures.
In order to operational this BPKK strategic planning, there is a need of recommendation and support from Bupati and District Parliament (DPRD). After ward socialization to the related sectors should be done to build coordination of the delivery of the programs.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Trisna Delfyan
"Kabupaten Bekasi menempati peringkat pertama kabupaten dengan total timbulan sampah harian dan total timbulan sampah tahunan terbanyak di Provinsi Jawa Barat, dengan total timbulan sampah harian sebesar 1.900 Ton/hari dan jumlah timbulan sampah tahun 2020 sebesar 693.586 ton/tahun. Pemerintah daerah kabupaten Bekasi menetapkan sebuah peraturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 91 Tahun 2018 berbentuk Peraturan Bupati Bekasi Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Kebijakan dan Strategi Daerah (JAKSTRADA) Kabupaten Bekasi Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga di kabupaten Bekasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kerangka hukum yang terdapat pada kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga sudah tersedia dari hierarki peraturan tertinggi pada level nasional, provinsi, Sampai kepada level peraturan daerah kabupaten. Permasalahan teknis yang dihadapi cukup beragam yaitu tidak adanya teknologi yang digunakan pada proses pengelolaan sampah akhir di TPA, Lahan TPA yang sudah Overload dan kurangnya sarana prasarana pengelolaan. karakteristik kebijakan menunjukan bahwa tujuan kebijakan sudah jelas dan detail membahas teknis tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi pelaksana kebijakan, serta target dan capaian kebijakan. Alokasi anggaran yang besar terlihat tidak sebanding dengan pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Bekasi yang masih dihadapi dengan permasalahan pada teknologi dan sarana dan prasarana. Masih terdapat ego sektoral atau tindakan mementingkan instansi masing-masing.pada koordinasi antar hierarki instansi pelaksana kebijakan. Satu aspek penting pada lingkungan kebijakan yang masih perlu untuk diperbaiki adalah ketersediaan teknologi dalam pengelolaan akhir sampah rumah tangga. Pada tahapan dalam proses implementasi kebijakan, Output yang dikeluarkan sebagai bentuk turunan kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga dikabupaten Bekasi adalah berupa program dan kegiatan masing-masing instansi pelaksana. Disiplin dan Kesadaran Masyarakat terkait Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Masih Rendah Bentuk pelanggaran kelompok sasaran berupa membuang sampah ke aliran sungai dan tempat pembuangan sampah liar.

Bekasi Regency is ranked first in the city/regency with the highest total daily waste volume and the highest total annual waste volume in West Java Province, with a total daily waste volume of 1,900 tons/day and total waste generation in 2020 of 693,586 tons/year. The Bekasi district government stipulates a derivative regulation from Presidential Regulation Number 97 of 2017 and West Java Governor Regulation Number 91 of 2018 in the form of Bekasi Regent Regulation Number 33 of 2019 concerning Regional Policies and Strategies (JAKSTRADA) Bekasi Regency in the Management of Household Waste and Waste Similar to Household Waste. This study aims to analyze the implementation of household waste management policies in Bekasi Regency. The results of the study show that the legal framework contained in household waste management policies is available from the highest regulatory hierarchy at the national, provincial, to district level regulations. The technical problems faced are quite diverse, namely the absence of technology used in the final waste management process at the TPA, the TPA Land that has been overloaded and the lack of management infrastructure. The characteristics of the policy indicate that the policy objectives are clear and detailed discussing the technical main tasks and functions of each policy implementing agency, as well as policy targets and achievements. The large budget allocation seems disproportionate to the implementation of waste management in Bekasi Regency which is still faced with problems in technology and facilities and infrastructure. There are still sectoral egos or actions that prioritize their respective agencies in coordination between the hierarchies of policy implementing agencies. One important aspect of the policy environment that still needs to be improved is the availability of technology in the final management of household waste. At this stage in the policy implementation process, the output issued as a derivative form of household waste management policy in Bekasi Regency is in the form of programs and activities of each implementing agency. Discipline and Public Awareness related to Household Waste Management Policy is still low. The target group's violations are in the form of throwing garbage into rivers and illegal dumping sites."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Utomo
"Program Zero Waste City (Kota Bebas Sampah) merupakan inisiatif kebijakan pengelolaan sampah di Kota Depok yang berlangsung dari tahun 2016 hingga 2024. Program ini bertujuan utama untuk menjadikan seluruh wilayah Kota Depok bebas dari segala jenis sampah. Meskipun demikian, pelaksanaan program ini menghadapi tantangan sehingga beberapa daerah di Kota Depok masih belum berhasil terbebas dari masalah sampah.Universitas Indonesia, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berlokasi di Kota Depok, menyadari kondisi permasalahan sampah di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, universitas ini berkomitmen untuk turut serta dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang berasal dari lingkungan kampusnya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menangani permasalahan sampah dari sumber, terkhusus dengan menerapkan teknologi tepat guna sesuai dengan kriteria dan subkriteria di Universitas Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi masalah persampahan di Kota Depok dan menjadi contoh bagi pengelolaan sampah dari sumbernya. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menghitung bobot kriteria-subkriteria, bobot tertinggi kriteria lingkugnan (0,519) bobot global tertinggi subkriteria emisi (0,233) dan Fuzzy Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) prioritas ranking pertama biodigester (0,888), kedua pirolisis (0,384). Selain itu, dilakukan analisis tekno ekonomi untuk menilai kelayakan investasi teknologi biodigester dan pirolisis. Parameter-parameter evaluasi kelayakan proyek Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), dan Benefit Cost Ratio (BCR), hasilnya dikatakan layak keduanya secara tekno ekonomi Dengan pendekatan ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi konkrit dan berkelanjutan terhadap permasalahan sampah di Universitas Indonesia dan menginspirasi praktik pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di tingkat institusi pendidikan tinggi.

The Zero Waste City Program is a waste management policy initiative in Depok City that runs from 2016 to 2024. This program's main objective is to make the entire Depok City area free from all types of waste. However, the implementation of this program faces challenges so that several areas in Depok City have not yet been free from waste problems. Universitas Indonesia, as a higher education institution located in Depok City, is aware of the condition of waste problems in its surrounding environment. Therefore, this university is committed to participating in solving waste problems originating from its own campus environment. This study aims to address waste problems from the source, specifically by implementing appropriate technology in accordance with the criteria and sub-criteria at Universitas Indonesia. This step is expected to help reduce waste problems in Depok City and be an example for waste management from the source. The analysis in this study uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to calculate the weight of the criteria-subcriteria, the highest weight of the environmental criteria (0.519) the highest global weight of the emission subcriteria (0.233) and the Fuzzy Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) the first priority ranking of biodigester (0.888), second pyrolysis (0.384). In addition, a techno-economic analysis was carried out to assess the feasibility of investing in biodigester and pyrolysis technology. The parameters for evaluating the feasibility of the project Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), and Benefit Cost Ratio (BCR), the results are said to be feasible both techno-economically. With this approach, this study is expected to provide concrete and sustainable solutions to waste problems at the University of Indonesia and inspire effective and efficient waste management practices at the higher education institution level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>