Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karen Shaka Wiranti
"Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan kronik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup serta menyebabkan kematian. Lansia sebagai populasi yang mengalami proses penuaan, rentan menderita penyakit DM. Rendahnya pengendalian terhadap faktor risiko DM meningkatkan keparahan hiperglikemia dan risiko komplikasi kronis berupa neuropati diabetes. Latihan senam kaki sebagai salah satu intervensi praktik keperawatan berbasis bukti dapat mengurangi keparahan gejala neuropati dan meningkatkan sensitivitas kaki pada penderita neuropati dibetes. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan lansia dengan DM dan gejala neuropati menggunakan latihan senam kaki untuk mencegah risiko kerusakan integritas jaringan pada Nenek I di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I usia 66 tahun memiliki penyakit DM yang terdeteksi beberapa tahun lalu dengan kadar GDP saat ini 400mg/dl. Gejala neuropati yang dirasakan adalah telapak kaki terasa kebas, kesemutan, terasa tebal saat berjalan, serta terjadi penurunan sensitivitas kaki. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 10 kali selama 3 minggu, terjadi penurunan gejala neuropati dan peningkatan sensitivitas kaki. Latihan senam kaki diharapkan dapat menjadi program rutin dan berkelanjutan yang diterapkan di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan jaringan pada lansia dengan DM dan gejala neuropati.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic health problem that can affect the quality of life and cause death. The elderly as a population experiencing the aging process, are susceptible to diabetes. The low control of DM risk factors will increase the severity of hyperglycemia and the risk of chronic complications—such as diabetic neuropathy. Foot gymnastics exercise as an evidence-based nursing practice intervention can reduce the severity of neuropathic symptoms and increase foot sensitivity in diabetic neuropathy sufferers. This writing aims to describe nursing care for the elderly with DM and symptoms of neuropathy using foot gymnastics  exercises to prevent the risk of tissue integrity damage to Nenek I at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I aged 66 years, had DM which was detected a few years ago with a current GDP level of 400mg/dl. Symptoms of neuropathy that are felt at this time are numbness of the feet, tingling, feeling thick when walking, and decreased foot sensitivity. After the intervention 10 times for 3 weeks, there was a decrease in neuropathy symptoms and an increase in foot sensitivity. Foot gymnastics exercise is expected to become a routine and sustainable program implemented at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung to prevent the risk of tissue damage in the elderly with DM and symptoms of neuropathy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunnisa
"Covid-19 (Coronavirus Disease-2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2). Usia tua (≥65 tahun), jenis kelamin laki-laki, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes, PPOK dan kanker dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19. Desain penelitian ini adalah studi analitik kasus kontrol dari data penelusuran epidemiologi (PE) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sejak bulan Maret 2020-Juli 2021. Jumlah sampel kelompok kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 344 sehingga total sampel adalah 688 sampel. Proporsi pasien Covid-19 yang memiliki diabetes mellitus (DM) pada kelompok kasus adalah 35% dan pada kelompok kontrol sebanyak 4%. Analisis bivariat hubungan diabetes mellitus dengan mortalitas pasien Covid-19 di Tangerang Selatan menunjukkan OR=12.47 (p-value=0.0000; 95% CI 6.9-24). Analisis multivariat dengan regresi logistik dihasilkan OR=15.87 (p-value=0.000; 95% CI 7.09-35.5) setelah dikontrol dengan usia, hipertensi, interaksi DM dengan hipertensi, dan interaksi DM dengan gangguan imunologi.

Covid-19 (Coronavirus Disease-2019) is a new disease caused by SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2). Old age (≥65 years old), male, hypertension, cardiovascular disease, diabetes, COPD, and cancer are associated with higher mortality risk. The design of this study is case control using secondary data penelusuran epidemiologi (PE) of Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan since March 2020-July 2021. The sample size from each case and control was 344 so the total sample was 688 sample. Proportion of Covid-19 patients with diabetes mellitus (DM) is 44.77% in case group and 8.14% in control group. Bivariate analysis of the association of diabetes mellitus with mortality among Covid-19 patients in South Tangerang showed OR=12.47 (p-value=0.0000; 95% CI 6.9-24). Multivariate analysis using logistic regression showed OR=15.87 (p-value=0.000; 95% CI 7.09-35.5) after age, hypertension, interaction between DM and hypertension, and interaction between DM and autoimmune disease were controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mengurangi harapan hidup. Lansia tentunya mengalami proses penuaan sehingga lebih mudah terkena penyakit diabetes. Kurangnya pencegahan faktor risiko diabetes menyebabkan keparahan dan durasi hiperglikemia yang lama, berisiko terjadi komplikasi kronis seperti neuropati diabetik. Latihan senam tangan dan kaki merupakan tindakan keperawatan berbasis bukti yang dapat mengurangi gejala neuropati, serta meningkatkan sensasi dan kemampuan ADL. Penulisan ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan pada lansia dengan diabetes tipe 2 dengan gejala neuropati melalui latihan senam tangan dan kaki untuk mengurangi keluhan nyeri kronis dan menurunkan risiko kerusakan integritas jaringan pada Nenek L di PSTW Budi Mulia 4 Ciracas. Nenek L berusia 64 tahun mengalami diabetes tipe 2 dengan kadar GDS saat ini 335 mg/dL. Gejala yang dirasakan berupa kesemutan, nyeri (seperti tertusuk), terasa tebal saat berjalan dan beristirahat, serta penurunan sensasi pada tangan dan kaki. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 24 kali selama 8 hari, terjadi peningkatan sensasi pada kaki dan tangan, serta penurunan gejala neuropati. Latihan senam tangan dan kaki diharapkan dapat menjadi program harian yang dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 4 Ciracas pada lansia dengan diabetes tipe 2 dengan gejala neuropati untuk mengurangi keluhan nyeri kronis dan mencegah risiko kerusakan integritas jaringan.

Diabetes mellitus is a chronic disease that can reduce life expectancy. The elderly experience an aging process, are susceptible to diabetic. The lack of prevention of diabetic risk factors causes the severity and long duration of hyperglycemia, the risk of chronic complications such as diabetic neuropathy. Hand and foot exercises are evidence-based nursing actions that can reduce neuropathy symptoms and improve ADL sensation and ability. This paper aims to describe nursing care for the elderly with type 2 diabetic with symptoms of neuropathy through exercise of the hands and feet to reduce complaints of chronic pain and reduce the risk of damage to tissue integrity in Nenek L at PSTW Budi Mulia 4 Ciracas. Nenek L, 64 years old, has type 2 diabetes with current GDS level of 335 mg/dL. Symptoms are tingling, pain (like being stabbed), feeling thick when walking and resting, and decreased sensation in the hands and feet. After 24 interventions for 8 days, can increase in sensation in the feet and hands, and reduce in neuropathy symptoms. Hand and foot exercises expected to become a daily program carried out at PSTW Budi Mulia 4 Ciracas in elderly with type 2 diabetes with neuropathy symptoms to reduce chronic pain complaints and prevent the risk of damage to tissue integrity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Astriana Lestari
"Diabetes melitus merupakan salah satu dari penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di dunia. Kondisi hiperglikemia akan menyebabkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis mencakup komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Salah satu diantaranya yang paling berbahaya yaitu munculnya peripheral arterial  disease (PAD) yang menyebabkan terjadinya foot ulcers. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus serta efektivitas pemeriksaan ankle brachial index (ABI) dan senam kaki diabetes untuk mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan sirkulasi perifer dengan mengidentifikasi terjadinya gangguan pada sirkulasi perifer,  meningkatkan aliran kolateralisasi darah pada kaki dan meningkatkan fungsi insulin. Intervensi pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes dilakukan pada pasien diabetes melitus selama 7 hari perawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes dapat meningkatkan sirkulasi perifer dan mencegah timbulnya luka kaki. Melihat keefektifan pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes untuk meningkatkan sirkulasi perifer maka diharapkan intervensi ini dapat digunakan sebagai perawatan rutin pada pasien diabetes melitus.


Diabetes mellitus is one of the highest chronic disease causes of death in the world. The condition of hyperglycemia will cause various complications either acute and chronic including microvascular and macrovascular complications. One of the most dangerous is the emergence of peripheral arterial disease (PAD) which causes foot ulcer. The scientific paper aims to analyze nursing care in patient with diabetes mellitus and the effectiveness of measuring the ankle brachial index (ABI) and diabetic foot exercises to overcome the ineffectiveness of peripheral tissue perfusion. The examination of ABI and diabetic foot exercises are interventions that can be used to improve peripheral circulation by identifying disturbances in peripheral circulation, increasing the flow of blood collateralisation in the foot and improving insulin function. Intervention of ABI examination and diabetic foot exercises were carried out in patient with diabetes mellitus for 7 days treatment. The results show that the application of ABI examination and diabetic foot exercises can improve peripheral circulation and prevent foot injuries. Reviewing the effectiveness of ABI examination and diabetic foot exercises to improve peripheral circulation, then it is hoped that this interventions can be used as a routine treatment in patients with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faruq Fauzi
"Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular serta penyakit kronis yang terjadi orang dewasa yang membutuhkan pengawasan medis berkelanjutan dan pendidikan perawatan diri. Diabetes melitus mampu mempengaruhi vaskularisasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada makrovaskular umumnya mengenai otak, jantung dan pembuluh darah dan mikrovaskular dapat terjadi pada mata dan ginjal serta terjadi perubahan pada sistem saraf atau neuropati seperti europati motorik, sensorik, ataupun neuropati otonom. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan intervensi senam kaki diabetes dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus. Senam kaki diabetes juga dapat meningkatkan perfusi, mencegah perburukan neuropati pada pasien diabetes mellitu. Intervensi dilakukan selama lima hari perawatan dan dimulai intervensi pada hari ketiga perawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa senam kaki diabetes dapat meningkatkan sirkulasi perifer yang ditandai perubahan pulse oximetry, CRT dan nilai ABI. Selain itu terjadi penurunan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Melihat keefektifan senam kaki diabetic pada pasien diabetes melitus maka diharapkan intervensi ini dapat digunakan sebagai perawatan rutin pada pasien diabetes melitus
Diabetes Mellitus is a non-communicable and chronic disease that occurs in adults and requires ongoing medical supervision and self-care education. Diabetes mellitus can affect vascularization, causing changes in the macrovasculature generally affecting the brain, heart, and blood vessels and microvasculature can occur in the eyes and kidneys as well as changes in the nervous system or neuropathy such as motor, sensory neuropathy or autonomic neuropathy. The aim of writing this scientific work is to analyze the application of diabetic foot exercise interventions in providing nursing care to diabetes mellitus patients. Diabetic foot exercises can also increase perfusion, preventing worsening neuropathy in diabetes mellitus patients. The intervention was carried out for five days of treatment and began on the third day. The results show that diabetic foot exercises can improve peripheral circulation as indicated by changes in pulse oximetry, CRT, and ABI values. Apart from that, there was a decrease in complaints felt by patients. Seeing the effectiveness of diabetic foot exercises in diabetes mellitus patients, it is hoped that this intervention can be used as routine care for diabetes mellitus patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada populasi lansia di perkotaan. Lansia merupakan populasi yang rentan mengalami DM. Faktor risiko penyakit DM pada lansia di perkotaan adalah kurangnya aktivitas fisik. Gejala DM yang umum ditemui di perkotaan adalah penurunan sensitivitas kaki yang berdampak rasa kebas dan kesemutan pada kaki. Salah satu intervensi yang tepat diberikan untuk menangani gejala tersebut adalah peningkatan sensitivitas kaki melalui senam kaki dan terapi SPA kaki. Senam kaki dan terapi SPA bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan sensitivitas kaki. Praktik profesi ini bertujuan untuk menguji intervensi senam kaki dan terapi SPA kaki untuk meningkatkan sensitivitas kaki pada lansia dengan DM. Hasil asuhan keperawatan yang dilakukan selama 12 kali pertemuan menunjukkan peningkatan nilai sensitifitas kaki kanan dari 5 menjadi 8 dan kaki kiri dari 5 menjadi 7. Intervensi keperawatan ini perlu dilakukan secara rutin untuk mendapatkan efek yang lebih baik.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the most common diseases in the elderly population in urban areas. Elderly is a population that is vulnerable to DM. The risk factors in the elderly in urban areas is lack of physical activity. The symptoms of diabetes mellitus that is commonly found in urban areas is a decrease in foot sensitivity that affects numbness and tingling in the legs. The interventions given to treat these symptoms is an increasing in foot sensitivity which is foot exercises and foot SPA therapy. Foot exercises and SPA therapy are useful for blood circulation and increasing foot sensitivity. The study aims to examine foot exercises intervention and foot SPA therapy to improve foot sensitivity in elderly with DM. The results of nursing care carried out for 12 meeting showed an increasing in the sensitivity of the right foot from 5 to 8 and the left foot from 5 to 7. This nursing intervention needs to be done routinely to get a better effect."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Mario Esau
"ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme tubuh, ditandai dengan hiperglikemik kronis yang dapat mengakibatkan komplikasi akut dan kronis. Salah satu peran perawat sebagai pemberi asuhan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas melalui pendekatan Teori Self Care Orem. Penggunaan pendekatan teori ini diharapkan dapat membantu perawat dalam menanggulangi keterbatasan yang dimiliki pasien dan melibatkan pasien secara aktif dalam proses perawatannya melalui peilaku perawatan mandiri. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menganalisis hasil proses belajar residensi keperawatan medikal bedah melalui penerapan asuhan keperawatan, penerapan evidence based nursing practice, dan inovasi keperawatan. Data yang diperoleh selama praktik klinik menunjukkan sebagian besar pasien diabetes melitus mengalami komplikasi ulkus kaki diabetik yang disebabkan oleh perilaku perawatan kaki mandiri belum optimal. Hasil penerapan evidence based nursing practice berupa kegiatan edukasi perawatan kaki mandiri dapat meningkatkan pengetahuan dan membentuk perilaku perawatan kaki sebagai tindakan pencegahan dini. Hasil kegiatan inovasi keperawatan melalui pengkajian kesehatan mandiri adalah pasien dapat melakukan pengkajian mandiri terhadap kebutuhan edukasi dan mendapatkan edukasi sesuai kebutuhan mereka. Kesimpulan dari karya ilmiah akhir ini adalah perlunya peningkatan kualitas asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus melalui pendekatan teori keperawatan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam pengelolaan penyakitnya.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disorder that characterized by chronic hyperglycemia which could lead to acute and chronic complications. One of nurse roles in managing diabetes mellitus is deliver nursing care using Orem's Theory of Self Care as guide of nursing practice. With this theoretical approach, nursing is expected to be able to overcome the limitations and inability of the patients and actively involve patients in the treatment process through self-care behaviors. The aims of this paper is to analyze the implementation of nursing care, application of evidence based nursing practice, and innovation program which integrated to clinical practice. Based on patient collective data, that was found that the majority of diabetes mellitus patients had been hospitalized with diabetic foot ulcers complications that caused by non-optimal foot self-care behavior. The results of evidence based nursing practice showed that the diabetic foot care education program can improve the knowledge and build the foot self-care behavior as early prevention action. The results of innovation program through self-health assessment program are patients could assess their needs of educations and get health education according to assessment results. In conclusion, it's needed to improve the quality in caring for diabetes mellitus patients through application of nursing theory to increase the self-care behaviors in management of disease.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Kurniawati
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara urutan ke 7 dari 10 negara di dunia dan merupakan negara urutan ke 1 di Asia Tenggara dengan jumlah penderita DM terbanyak yaitu sekitar 10 juta penduduk. Kelompok terbesar yang menderita diabetes melitus adalah kelompok lansia. Dampak dari diabetes tidak berdampak secara fisik saja tetapi berdampak juga secara ekonomi. Sehingga manajemen diabetes melitus menjadi hal penting yang peru dilakukan. Namun, belum banyak masyarakat Indonesia yang melakukan manajemen secara optimal khususnya manajemen non farmakologis seperti latihan fisik. Padahal latihan fisik dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Ibu S usia 63 tahun berasal dari Jawa telah menderita diabetes melitus sejak 6 tahun yang lalu dan post stroke 2 tahun yang lalu. Kondisi ibu S sekarang mata buram, kedua kaki sering kesemutan, bagian tubuh sebelah kanan sulit digerakkan sehingga ibu S kurang gerak, dan GDS 363 mg/dl. Manajemen yang telah dilakukan ibu S adalah minum obat dan menghindari makanan manis. Senam kaki dan rentang pergerakan sendi menjadi intervensi unggulan yang diberikan kepada ibu S selama 3 minggu dengan 8 kali pertemuan selama 30 menit. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa gula darah ibu S menurun dari 363 mg/dl menjadi 239 mg/dl.

ABSTRACT
Indonesia is the 7th country out of 10 countries in the world and is the 1st country in Southeast Asia with the highest number of people with DM, which is around 10 million people. The largest group suffering from diabetes mellitus is the elderly group. The impact of diabetes does not only have a physical impact but also an economic impact. So that diabetes mellitus management becomes an important thing to do. However, there are not many Indonesians who carry out optimal management especially non-pharmacological management such as physical training. Though physical exercise can help reduce blood sugar levels. Mrs. S, 63 years old from Java, has been suffering from diabetes mellitus since 6 years ago and post stroke 2 years ago. Mother's condition is now blurry eyes, her legs often tingling, the right side of the body is difficult to move so that S's mother is less mobile, and GDS 363 mg / dl. The management that has been done by Mrs. S is taking medicine and avoiding sweet foods. Foot exercises and range of joint movements are the superior interventions given to S mothers for 3 weeks with 8 meetings for 30 minutes. The evaluation results showed that the mother's blood sugar decreased from 363 mg / dl to 239 mg / dl."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nusaibah Meili Karimah
"Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Pasien diabetes melitus berisiko mengalami komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu komplikasi makrovaskular pada pasien diabetes melitus adalah penyakit arteri perifer (PAD) yang berkontribusi pengembangan penyakit ulkus kaki diabetik. Latihan fisik sebagai salah satu manajemen non farmakologi pada Penyakit arteri perifer. Buerger allen exercise (BAE) merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan perfusi perifer ke kaki. Buerger allen exercise diterapkan dalam dua kali sehari selama lima hari perawatan dan dilakukan rutin pada pasien untuk mengatasi masalah keperawatan perfusi perifer tidak efektif. Evaluasi dari latihan ini adalah pengukuran ankle-brachial index untuk menilai perfusi pada kaki. Hasil yang didapatkan terdapat kenaikan ankle-brachial index pada kaki kanan 0.88 menjadi 1.03 dan untuk kaki kiri 0.87 menjadi 1.01. Kesimpulan dari hasil penerapan intervensi buerger allen exercise dapat mengatasi masalah perfusi perifer tidak efektif dibuktikan dengan peningkatan pada nilai ankle brachial index.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease with a prevalence that continues to increase every year. Diabetes mellitus patients are at risk of experiencing microvascular and macrovascular complications. One of the macrovascular complications in diabetes mellitus patients is peripheral arterial disease (PAD), which contributes to the development of diabetic foot ulcers. Physical exercise as a non-pharmacological management of peripheral arterial disease. Buerger Allen Exercise (BAE) is an exercise that aims to increase peripheral perfusion to the feet. The Buerger Allen exercise is applied twice daily for five days of treatment and is carried out routinely on patients to overcome the problem of ineffective peripheral perfusion nursing. The evaluation of this exercise is the measurement of the ankle-brachial index to assess perfusion in the foot. The results showed an increase in the ankle-brachial index for the right leg from 0.88 to 1.03 and for the left from 0.87 to 1.01. The conclusion from the results of implementing the Buerger Allen Exercise intervention can overcome the problem of ineffective peripheral perfusion as evidenced by an increase in the ankle-brachial index value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Mahardini
"Latar Belakang. Pasien diabetes melitus (DM) berisiko mengalami komplikasi pada sistem vaskular dan persyarafan, khususnya pada bagian perifer, yang jika tidak tertangani dengan baik dapat berimbas pada terjadinya luka kaki diabetes. Buerger Allen Exercise (BAE) merupakan salah satu pilihan terapi konservatif yang terbukti efektif dalam menangani Peripheral Artery Disease (PAD). Sayangnya beberpa penelitian sebelumnya belum membuktikan efektivitasnya. Pada penelitian ini akan BAE akan dikombinasikan dengan latihan Range of Motion (ROM) kaki untuk melihat efektivitasnya pada vaskularisasi dan neuropati perifer. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas latihan kombinasi BAE dan ROM kaki terhadap perbaikan vaskularisasi dan neuropati perifer pada pasien DM tipe 2. Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah quassi experiment with pre test-post test two goups dengan total 72 orang pasien DM tipe 2 sebagai responden. Responden dibagi rata secara acak ke dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan latihan kombinasi BAE dan ROM kaki, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan latihan tunggal BAE. Setiap kelompok melaksanakan latihan kaki selama dua minggu dengan 2 siklus latihan perhari dan total durasi 30 menit. Sebelum dan setelah latihan, responden dikaji nilai Ankle Brachial Index (ABI) untuk menilai vaskularisasi dan nilai Michigan Neuropathy Screening Instruments (MNSI) untuk menilai neuropati. Hasil. Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki lebih efektif dalam meningkatkan nilai ABI daripada latihan tunggal BAE (pvalue 0,00). Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki juga lebih efektif dalam menurunkan nilai MNSI daripada latihan tinggal BAE (pvalue 0,00). Kesimpulan Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki efektif dalam memperbaiki vaskularisasi dan neuropati perifer melalui perbaikan nilai ABI dan MNSI.

Background. Patients with diabetes mellitus (DM) are at risk of experiencing complications in the vascular and nervous system, especially in the peripheral areas. These complications can lead to even worse complication without proper intervention such as diabetic foot wounds. Buerger Allen Exercise (BAE) is a conservative therapy option that has been proven effective in treating Peripheral Artery Disease (PAD). Unfortunately, the effect of BAE on neuropathy has not been clearly proven. In this study, BAE will be combined with foot Range of Motion (ROM) exercises to see its effectiveness on vascularization and peripheral neuropathy. Objective. This study aims to identify the effectiveness of combined BAE and foot ROM exercises to improve vascularization and peripheral neuropathy in type 2 DM patients. Methods. Quasi experiment with pre test-post test two groups design was conducted on total of 72 type 2 DM patients. Respondents were divided randomly into intervention and control group. The intervention group received a combination of BAE and foot ROM exercises, while the control group received single BAE exercises. Each group carried out leg training for two weeks with 2 training cycles per day and a total duration of 30 minutes. Before and after exercise Ankle Brachial Index (ABI) score and the Michigan Neuropathy Screening Instruments (MNSI) score were assessed. Results. Combination BAE and foot ROM exercise was more effective in increasing ABI score than BAE-only exercise (pvalue 0.00). The combination of BAE and foot ROM combination was also more effective in reducing the MNSI score than BAE-only exercise (pvalue 0.00). Conclusion: Combination exercise of BAE and foot ROM is effective in improving vascularization and peripheral neuropathy as shown by improved ABI and MNSI score."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>