Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Oktaviani
"Terung (Solanum melongena L.) termasuk komoditas hortikultura yang dikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan maupun untuk pengobatan karena kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pupuk N, P, dan K dapat digunakan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman terung sehingga pemanfaatan buah terung dapat ditingkatkan. Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio konsentrasi pupuk NPK terbaik, di antara 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, dan 15:15:20 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio N:P:K pupuk berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, dan jumlah bunga yang membentuk buah. Perlakuan dengan rasio N:P:K 15:20:15 memberikan hasil terbaik pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, kadar klorofil, dan jumlah bunga yang membentuk buah.

Eggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural commodity that are consumed by the community as food and for treatment because of its nutritional content that is beneficial to health. N, P, and K fertilizer can be used to optimize plant cultivation so that the utilization of eggplant can be increased. The aim of the study was to determine the best ratio of NPK fertilizer, among 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, and 15:15:20 on the growth and production of eggplant (Solanum melongena L.). The experimental design used was a randomized block design with four treatments and six replications. The results showed that the difference in the ratio of N:P:K fertilizer had a significant effect on plant height, number of flowers, and number of fruit set from flower. The best NPK ratio is 15:20:15 for flowering age, number of flowers, chlorophyll content, and number of fruit set from flower."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Maretha Putri
"Terjadi penurunan jumlah produksi Terung ungu (Solanum melongena L.) akibat berkurangnya lahan pertanian dan hanya tersisa lahan marginal dengan kondisi tanah yang kurang optimal. Di Indonesia terdapat banyak lahan marginal seperti tanah salin yang kurang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sehingga perlu dilakukan penanaman tanaman pada lahan marginal dengan memilih varietas tumbuhan budidaya yang toleran terhadap kondisi lingkungan lahan marginal. Tanaman terung diduga dapat menyintesis senyawa prolin ketika dihadapkan dengan cekaman salinitas sebagai bentuk pertahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman terung melalui pengamatan parameter kuantitatif, kualitatif, dan kadar senyawa prolin yang dihasilkan saat diberikan perlakuan berupa kadar salinitas (NaCl) pada konsentrasi 0% (kontrol), 0,3%, 0,6%, dan 0,9%. Penanaman terung dilakukan selama 40 hari dengan pemberian perlakuan salinitas (NaCl) setiap 2 hari selama 14 hari terakhir. Metode yang digunakan untuk analisis prolin adalah metode Bates, dkk. (1973). Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan salinitas pada konsentrasi yang sudah ditentukan terhadap tanaman terung berpengaruh nyata (Sig. < 0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat segar tanaman, dan klorofil tanaman. Prolin juga berhasil diproduksi oleh terung yang diberikan perlakuan cekaman dan terjadi peningkatan antar perlakuan kontrol, perlakuan NaCl 0,3% dan 0,9%. Namun, terdapat penurunan produksi kadar prolin pada perlakuan 0,6%. Tidak terdapat hubungan antara kadar prolin dengan parameter kuantitif, namun terdapat hubungan antara kadar prolin dengan parameter kualitatif seiring meningkatnya konsentrasi cekaman NaCl yang diberikan.

Eggplant (Solanum melongena L.) production has declined due to a decrease in available agricultural land and only marginal land remains with suboptimal soil conditions. In Indonesia, there is plenty of marginal land such as saline soil that underutilized for agriculture, so it is necessary to planting plants on marginal land by selecting cultivated plants that are tolerant of marginal land environmental conditions. Eggplant is thought to synthesize proline compounds when faced with salinity as a form of defense. This study aims to determine the quantitative and qualitative parameters also the level of the proline compounds produced by eggplants when treated in salinity (NaCl) at concentrations of 0,3%, 0,6%, and 0,9%. The planting carried out for 40 days with giving salinity treatment every 2 days on the last 14 days. The method used for proline analysis is the Bates, et al. method (1973). Results show the treatment of salinity at a predetermined concentration on eggplant has a significant effect (Sig. < 0.05) on plant height, number of leaves, root length, fresh weight, and chlorophyll content. Proline is also successfully produced by plants and there is an increase in control treatment, NaCl treatment 0,3%, and 0,9%. However, there was a decrease in proline production in the treatment of 0,6%. There was no relation between proline levels and quantitative parameters, but there is a relation between proline levels and qualitative parameters as the NaCl stress concentration increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri
"Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan sayuran buah yang memiliki banyak khasiat. Permintaan mentimun meningkat, namun produksi mentimun di Indonesia mengalami penurunan. Pertumbuhan dan produktivitas mentimun dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk N-P-K karena mudah diaplikasikan, mudah diserap oleh tanaman, meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, serta menjaga keseimbangan unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N-P-K berbeda komposisi yaitu 16-16-16, 09-25-25, 15-09-20 terhadap pertumbuhan dan produktivitas mentimun, serta mengetahui komposisi pupuk N-P-K terbaik bagi pertumbuhan dan produktivitas mentimun. Penelitian terdiri dari kontrol (tanpa pemupukan) dan tiga perlakuan, masing-masing terdiri dari enam ulangan yaitu P1 (NPK 16-16-16); P2 (NPK 09-25-25); P3 (NPK 15-09-20). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disiram setiap tujuh hari sekali. Pemberian pupuk NPK menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan produktivitas mentimun dibandingkan dengan tanaman kontrol (tanpa pemupukan) dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil daun, jumlah bunga, jumlah buah, waktu berbuah, panjang buah, diameter buah, dan berat buah. Pupuk NPK 16-16-16 merupakan komposisi terbaik untuk pertumbuhan vegetatif, sedangkan NPK 09-25-25 merupakan komposisi terbaik untuk produktivitas mentimun. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai kandungan N, P, K media tanam sebelum dan sesudah penanaman, kandungan organoleptik, dan profil metabolit sekunder buah mentimun yang diberi perlakuan pupuk NPK 16-16-16 dan 09-25-25.

Cucumber (Cucumis sativus L.) is a vegetable that has many benefits. Although the demand for cucumber is increasing, the production of cucumber in Indonesia has decreased. The growth and productivity of cucumbers can be increased by applying N-P-K fertilizer because it is easy to apply, easily absorbed by plants, increases growth, productivity, and it maintains a balance of nitrogen, phosphorus and potassium elements.  The purpose of this study is to determine the effect of N-P-K fertilizer with different compositions, namely 16-16-16, 09-25-25, 15-09-20 on the growth and productivity of cucumbers, and to determine the best N-P-K fertilizer composition for the growth and productivity of cucumber. The study consisted of a control plant (without NPK administration) and three treatments, each consisting of six replications, namely P1 (NPK 16-16-16); P2 (NPK 09-25-25); P3 (NPK 15-09-20). Fertilizer application is done by pouring the liquid fertilizer onto the soil every seven days. Compared to control plants (without fertilization) N-P-K fertilizer application showed an increase in the growth and productivity of cucumbers and significantly affected plant height, number of leaves, leaf chlorophyll content, number of flowers, number of fruits, fruiting time, fruit length, fruit diameter, and fruit weight. NPK 16-16-16 fertilizer is the most suitable composition for cucumber vegetative growth while NPK 09-25-25 fertilizer is the best composition for cucumber productivity. Further studies are needed regarding the N, P, K content of the planting media before and after planting, organoleptic content and profile of secondary metabolites of cucumber treated with NPK 16-16-16 and 09-25-25 fertilizer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alsuhendra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya terima minuman fungsional kaya antioksidan dari ekstrak klorofil rumput pahit dan antosianin ubi jalar ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga, Fakultas Teknik UNJ. Ekstraksi klorofil dari rumput pahit dilakukan dengan menggunakan larutan NaHCO3 pada konsentrasi 0.1% (b/v). Ekstrak klorofil tersebut selanjutnya ditambah dengan ion Cu2+ dalam bentuk CuSO4 sebanyak 100 mg Cu2+/L ekstrak klorofil rumput pahit untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang lebih stabil. Sementara itu, ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan asam asetat 25% pada perbandingan 30:0.5. Ekstrak klorofil dan antosianin kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk mendapatkan tiga minuman fungsional. Agar dapat diterima panelis, ke dalam campuran tersebut ditambahkan pemanis madu serta flavor pisang dan menthol. Minuman yang dihasilkan selanjutnya dinilai oleh 28 orang panelis agak terlatih dengan menggunakan uji organoleptik (uji hedonik). Hasil uji organoleotik memperlihatkan bahwa ketiga jenis minuman fungsional memiliki tingkat penerimaan agak suka hingga suka (skor 3.4-3.8) untuk aspek warna, rasa, dan aroma. Tidak ada perbedaan nyata tingkat penerimaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma untuk ketiga jenis minuman tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rumput pahit dan ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional.

A functional beverage made of chlorophyll extract from bitter grass and anthocyanin from purple sweet potato was formulated and evaluated. Chlorophyll was extracted using of NaHCO3solution with a concentrations of 0.1% (w / v) and then was stabilized with Cu2+ ions through the addition of CuSO4 as much as 100 mg Cu2+/L chlorophyll extract. Meanwhile, anthocyanin was extracted using a mixture of water and 25% acetic acid at a ratio of 30:0.5. Functional beverage was prepared by blending different ratios of chlorophyll and anthocyanin extracts(1: 1, 1: 2 and 1: 3). To increase the acceptance of the panelists, honey, banana flavor and menthol flavorwas added into the beverages. Sensory characteristic was evaluated by 28 panelists using hedonic test. Hedonic test found that the three types of functional beverages has a acceptance score between 3.4-3.8 or in the range rather like to like, both for the aspect of color, flavor, and aroma (p > 0.05). It can be concluded that the bitter grass and purple sweet potato can be used as raw material in making of functional beverages."
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Teknik, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Distribution of chlorophyll-A and its relation with eotrophication in Jakarta bay . Eutrophication has been recognized as a serious problem in estuarine systems for many years....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Christine Prabowo
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemanfaatan kompos Unit Pengolahan Sampah (UPS) Universitas Indonesia terhadap pertumbuhan terung ungu (Solanum melongena L. var. Lezata) dilasanakan pada bulan Oktober sampai dengan November. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi kompos dalam media tanam yang paling baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman terung. Kompos dalam media tanam divariasikan sebagai berikut P1 (tanah: pasir: kompos 1:1:0), P2 (tanah: pasir: kompos 1:1:0.5), P3 (tanah: pasir: kompos 1:1:1), dan P4 (tanah: pasir: kompos 1:1:2), serta P5 (media tanam komersil) sebagai kontrol positif. Dua fase pertumbuhan yang akan diamati yaitu vegetatif dan generatif. Data diolah berdasarkan parameter kualitatif (warna daun, bentuk daun, besar daun, warna buah dan tes organoleptik) dan kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering, panjang akar,jumlah buah, panjang dan berat buah). Data kualitatif menunjukkan adanya perbedaan warna daun dan warna buah tanaman terung ungu pada perlakuan media tanam. P5 dan P1 menunjukkan warna daun yang lebih terang dibandingkan dengan tiga perlakuan lainnya. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan warna kulit buah terung ungu yang gelap dan sesuai dengan literatur, sementara perlakuan lainnya menunjukkan warna buah ungu terang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kompos UPS UI berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering tanaman, dan jumlah bunga tanaman. Namun, kompos UPS UI tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan jumlah buah. Kombinasi terbaik untuk pertumbuhan vegetatif ditunjukkan oleh P3. Perlakuan P3 dan P4 menunjukkan hasil yang hampir serupa pada hasil pertumbuhan generatif.

ABSTRACT
Research on the use of UPS UI compost on the growth of purple eggplant (Solanum melongena L. var. Lezata) was conducted from October to November. The research was conducted with the aim to find out the proportion of compost in the growing media to support the growth of eggplant plants. Compost in the planting medium is varied as follows P1 (soil: sand: compost 1: 1: 0), P2 (soil: sand: compost 1: 1: 0.5), P3 (soil: sand: compost 1: 1: 1), and P4 (soil: sand: compost 1: 1: 2), and P5 (commercial growing media) as a positive control. Two growth phases will be observed, vegetative and generative. Data were processed based on qualitative parameters (leaf color, stem color, leaf shape, leaf size, fruit shape, fruit color and organoleptic tests) and quantitative (plant height, number of leaves, wet weight and dry weight, root length, and number of fruits, fruit length and weight). Qualitative data shows the differences in leaf color and fruit color of purple eggplant plants in the planting media treatment. P5 and P1 showed lighter leaf color compared to the other three treatments. Treatments P3 and P4 showed dark purple eggplant skin color and according to the literature, while other treatments showed light purple fruit color. Statistical analysis showed that UPS UI compost significantly affected the parameters of plant height, number of leaves, wet and dry weight. However, UPS UI compost has no significant effect on root length and number of fruits. The best combination for plant vegetative growth shown by P3. P3 and P4 shows an almost similar result in generative growth ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riany Dwi Delphia
"Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan kompos hasil produksi Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI) sebagai pupuk untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terung (Solanum melongena cv. Black Beauty). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima kali ulangan. Komposisi media tanam meliputi tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 1:1:0 (P0), 1:1:0,5 (P1), 1:1:1 (P2), 1:1:2 (P3), dan media tanam komersil (P4). Parameter penelitian terdiri atas parameter kualitatif dan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dianalisis secara deskriptif. Parameter kuantitatif dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji Tukey (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan buah paling disukai dan jumlah buah tertinggi di antara perlakuan lainnya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan rata-rata tertinggi dan berbeda nyata dengan P0 (kontrol negatif) pada parameter jumlah daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk, panjang akar, berat basah akar, berat kering akar, jumlah bunga, berat basah buah, dan berat kering buah. Kompos UPS UI tidak berpengaruh pada parameter warna daun, warna buah, diameter buah, panjang buah, dan diameter buah. Unsur hara yang terkandung dalam kompos UPS UI dapat menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terung (Solanum melongena cv. Black Beauty)

This study aims to utilizing compost produced by the Waste Management Unit (UPS) of Universitas Indonesia (UI) as a fertilizer to support the vegetative and generative growth of eggplant (Solanum melongena L. cv. Black Beauty). Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and five replications were performed. The composition of the growing media consisting of soil, sand, and compost in a ratio of 1:1:0 (P0), 1:1:0,5 (P1), 1:1:1 (P2), 1:1:2 (P3), and commercial fertilizer (P4). Research parameters consist of qualitative and quantitative parameters. Qualitative parameters were analyzed descriptively. Quantitative parameters were analyzed using ANOVA test and Tukey (α = 0,05). The results showed that P3 treatment was significantly affected on number of leaves, shoot fresh weight, shoot dry weight, root length, root fresh weight, root dry weight, number of flowers, number of fruits, fruit fresh weight, and fruit dry weight. There were no differences in the parameters of leaf colour, fruit colour, fruit length, and fruit diameter. The nutrients contained in the UPS UI compost can support the vegetative and generative growth of eggplant (Solanum melongena L. cv. Black Beauty)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josiana Nethania
"Peningkatan kebutuhan pangan yang diproduksi secara berkelanjutan terhambat oleh keterbatasan lahan subur. Perluasan lahan pertanian dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan marginal yang dicirikan dengan pH masam, defisiensi unsur P, Ca, dan Mo, serta toksisitas Al dan Mn. Amelioran tanah masam yang biasa digunakan oleh petani adalah dolomit. Eco-enzyme merupakan cairan hasil fermentasi sisa buah dan sayur yang berfungsi sebagai pupuk organik dan berpotensi dapat meningkatkan pH tanah. Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura penting di Indonesia yang tumbuh pada tanah sedikit masam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah eco-enzyme dapat berfungsi sebagai amelioran tanah masam serta konsentrasi optimal untuk meningkatkan pH tanah, mengetahui dampak eco-enzyme pada pertumbuhan tanaman S. melongena, dan membandingkan kemampuan eco-enzyme dan dolomit sebagai amelioran. Penelitian meliputi tahap pembuatan eco-enzyme buah, sayur dan campuran dan pengencerannya menghasilkan tiga konsentrasi yang berbeda, penanaman dan pengamatan pertumbuhan terung, serta analisis tanah. Parameter pertumbuhan yang diukur meliputi parameter vegetatif dan generatif, serta parameter lingkungan. Eco-enzyme dapat berfungsi sebagai amelioran tanah masam, terlihat dari semua perlakuan eco-enzyme telah berhasil menaikkan pH tanah secara nyata (P < 0,05). Aplikasi eco-enzyme memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan tanaman S. melongena, terlihat dari tinggi tanaman, berat, jumlah bunga, serta umur berbunga yang berbeda secara nyata (P < 0,05) terhadap kontrol. Eco-enzyme memiliki kemampuan sebagai amelioran sama baiknya dengan dolomit karena dapat mempertahankan pH tanah pada nilai yang sama, dan bahkan lebih baik dari dolomit karena menaikkan pH tanah menjadi lebih tinggi.

The increasing demand for sustainable food production is impacted by the limited availability of fertile ground. Agricultural land expansion into utilizing marginal land with acidic soil, P, Ca, and Mo deficiency, as well as Al and Mn toxicity is a possible alternative. Dolomitic lime is a common soil ameliorant. Eco-enzyme is the liquid product from the fermentation of fruit and vegetable waste that serves as an organic fertilizer and potentially could raise soil pH. Eggplant (Solanum melongena L.), one of the most important crops in Indonesia, can grow on slightly acidic soil. The aim of this research is to determine whether eco-enzyme could ameliorate acidic soil and its optimum concentration in doing so, to determine the effect of eco-enzyme on the growth of S. melongena, and to compare the ability of eco-enzyme and lime in raising soil pH. This research began with fruit, vegetable and mixed eco-enzyme production and its subsequent dilution into three concentrations, followed by eggplant planting and observation, and lastly soil analysis. Vegetative and generative growth traits as well as environmental parameters are measured. Eco-enzyme raised soil pH significantly (P < 0.05) compared to the control. Eco-enzyme application had a positive effect on eggplant growth as observed in the significant (P < 0.05) increase of plant height, weight, number of flowers, and earlier age of flowering. Eco-enzyme had a similar effect as lime on soil pH as their pH were not significantly different and some eco-enzyme treatments resulted in higher pH than soil treated with lime."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Fanany Koetin
"ABSTRAK
Anggrek Oncidium Golden Shower adalah hasil silangan antara Oncidium flexuosum jantan dengan Oncidium sphacelatum betina. Anggrek ini merupakan sumber utama anggrek kuning yang memberi sumbangan terbesar dalam industri bunga potong di Asia Tenggara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan sitozim crop+ 0,00%; 0,15%; 0,20%; 0,25%; 0,30%; dan 0,35% terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Oncidium Golden Shower. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah tunas anakan, dan berat basah tanaman. Hasil uji dengan analisis regresi linier pada a = 0,01, menunjukkan bahwa pemberian sitozim crop+ berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, dan jumlah tunas anakan. Sedangkan hasil analisis variansi satu faktor pada a = 0,05, menunjukkan bahwa pemberian sitozim crop+ tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat basah tanaman. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa pemberian sitozim crop+ dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Oncidium Golden Shower. Pada pemakaian sitozim crop+ 0,15% menunjukkan hasil terbaik, yaitu memberikan pertambahan 106,54% untuk tinggi tanaman, 57,58% untuk luas daun, dan 69,56% untuk jumlah tunas anakan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Maharani Rosa Wibowo
"Tanaman hias syngonium podophyllum menunjukkan variasi warna daun yang terbagi menjadi tiga, yaitu merah muda, kombinasi merah muda-hijau, dan hijau. Berdasarkan ketiga variasi tersebut, merah muda adalah warna daun yang paling diminati masyarakat. Intensitas cahaya matahari diduga berpengaruh terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Syngonium podophylllum ditanam di dalam naungan paranet berbentuk kubus dengan kerapatan berbeda sebagai representasi intensitas cahaya yang diterima tanaman. Terdapat tiga perlakuan kerapatan paranet, yaitu 45%, 65%, dan 85%. Ketiga tanaman perlakuan dibandingkan terhadap tanaman kontrol yang ditumbuhkan tanpa naungan paranet. Pengambilan data berupa data kualitatif dan data kuantitatif dilakukan terhadap setiap tanaman. Data kualitatif berupa variasi bentuk dan warna daun, sedangkan data kuantitatif berupa pertumbuhan tanaman, kadar pigmen daun, dan parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh naungan paranet terhadap kemunculan warna daun S. podophyllum. Naungan paranet 85% memiliki tanaman dengan jumlah daun berwarna merah muda yang paling banyak dan laju pertumbuhan yang paling tinggi. Sementara itu, naungan paranet 65% menunjukkan peluang paling besar pada kemunculan daun berwarna kombinasi merah muda-hijau. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor internal yang paling berpengaruh terhadap perubahan warna daun S. podophyllum

The ornamental plant Syngonium podophyllum displays leaf color variations that are divided into three categories: pink, pink-green combination, and green. Among these variations, the pink color is the most preferred by the community. It is believed that the intensity of sunlight affects the leaf color variations of S. podophyllum. A study was conducted to determine the effect of light intensity on the leaf color variations of S. podophyllum. Syngonium podophyllum plants were grown under cube-shaped shade nets with different densities to represent the received light intensity. Three shade net densities were used as treatments: 45%, 65%, and 85%. These three treatment plants were compared to a control plant grown without shade net. Data were collected for each plant, including qualitative data such as leaf shape and color variations, and quantitative data such as plant growth, leaf pigment content, and environmental parameters. The research results indicate that shade nets have an influence on the appearance of leaf colors in S. podophyllum. The 85% shade net density resulted in the highest number of pink-colored leaves and the fastest growth rate. Meanwhile, the 65% shade net showed the highest probability of the pink-green combination leaf color. Further research is needed to determine the internal factors that have the most significant impact on the leaf color changes in S. podophyllum"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>