Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Habib Mahfudz Ismail
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis asosiasi antara teknologi digital dan pernikahan anak di Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret tahun 2020. Unit analisis penelitian ini adalah responden berusia 10-18 tahun. Variabel tidak bebas penelitian ini adalah usia kawin pertama. Variabel bebas penelitian adalah teknologi digital (penggunaan telepon seluler dan penggunaan internet) tempat tinggal, gender, partisipasi sekolah, status pekerjaan, jumlah anggota keluarga, tipe penerangan, dan tipe bahan bakar. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital, yaitu penggunaan telepon seluler dan penggunaan internet, berkorelasi negatif dengan pernikahan anak di Indonesia, bahkan setelah dikontrol terhadap pengaruh tempat tinggal, gender, partisipasi sekolah, status pekerjaan, jumlah keluarga, dan tipe bahan bakar. Probabilitas menikah pada usia anak lebih tinggi pada anak yang tidak menggunakan telepon seluler, tidak menggunakan internet, tinggal di perdesaan, berjenis kelamin perempuan, tidak bersekolah, tidak bekerja, memiliki jumlah anggota keluarga lebih banyak, dan menggunakan gas sebagai tipe bahan bakar untuk memasak di rumah.

The purpose of this study was to analyze the association between digital technology and child marriage in Indonesia. The data source for this research came from the results of the March 2020 National Social and Economic Survey (SUSENAS). The unit of analysis was respondent aged 10-18 years. The dependent variable was the age at first marriage. The independent variables included digital technology (cell phone use and internet use), place of residence, gender, school participation, employment status, number of family members, type of lighting, and type of fuel. The data were analyzed using a binary logistic regression model.

The results of the study showed that the use of digital technology, namely the use of cell phones and internet use, was negatively correlated with child marriage in Indonesia, even after controlling for the influence of place of residence, gender, school participation, employment status, number of families, and type of fuel. The probability of getting married at a child's age was higher among children who did not use cell phones, did not use the internet, lived in rural areas, were females, did not go to school, did not work, had more family members, and using gas as a type of fuel for cooking at home."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Sanding Kinanthi
"Education is found to be one of the leading factors of child marriage, though the relationship between the two is complex. The two-way relationship between education attainment and the probability of child marriage indicate an endogeneity problem. To address this problem, this study exploited the implementation of School Operation Assistance (henceforth be referred to as BOS) as an exogenous factor that indicates a jump in the years of schooling for a Fuzzy Regression Discontinuity design using data from the 2002/2003, 2007, 2012, and 2018 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). This study found that an increased year of schooling decreases the probability of child marriage by an average of 3.8-6.6 percent. The study also shows that there is some evidence of a knowledge effect, which means that educational attainment affects the probability of child marriage through the channel of media and increased reproductive health knowledge.

Pendidikan kerap kali disebut sebagai faktor utama dalam pernikahan anak, sekalipun hubungan di antara keduanya kompleks. Hubungan dua-arah antara pendidikan dan  kemungkinan pernikahan anak mengindikasikan adanya permasalahan endogenitas. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mengeksploitasi implementasi Bantuan Operasi Sekolah (BOS) sebagai faktor eksogen yang menunjukkan lompatan dalam lama bersekolah untuk fuzzy regression discontinuity design yang menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003, 2007, 2012, dan 2017. Studi ini menemukan bahwa peningkatan satu tahun bersekolah rata-rata mengurangi kemungkinan pernikahan anak sebesar 3,8-6,6 persen. Studi ini juga menunjukkan bahwa terdapat bukti efek pengetahuan, yang berarti pengaruh pendidikan pada probabilitas pernikahan anak disalurkan melalui media masa dan peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhalza Septya Dewi
"Penelitian ini melengkapi literatur mengenai hubungan antara ukuran kota tempat bekerja dan pendapatan di Indonesia dengan penekanan pada perempuan. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pola pendapatan berdasarkan ukuran kota dan jenis kelamin, di mana pendapatan rata-rata cenderung lebih tinggi di kota-kota besar dan untuk laki-laki. Analisis multivariat juga mengungkapkan adanya fenomena urban wage premium di Indonesia, di mana terdapat hubungan signifikan antara ukuran kota dan pendapatan. Lebih menariknya lagi, ketika perempuan dan laki-laki dianalisis secara terpisah, penelitian ini menemukan bahwa urban wage premium perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa infrastruktur dan pelayanan publik yang lebih baik serta fasilitas pendidikan yang lebih baik di perkotaan dapat menjadi faktor penentu dalam perbedaan urban wage premium antara perempuan dan laki-laki.

This research complements the literature on the relationship between city size of employment and income in Indonesia, with a focus on females. The findings of this study indicate differences in income patterns based on city size and gender, where average income tends to be higher in larger cities and for men. The multivariate analysis also reveals the existence of an urban wage premium phenomenon in Indonesia, with a significant relationship between city size and income. Interestingly, when female and men are analyzed separately, this research finds that the urban wage premium for female is higher compared to men. The study concludes that better infrastructure, public services, and educational facilities in urban areas can be determining factors in the difference in urban wage premium between female and men."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartato
"Optimalisasi penggunaan teknologi berperan dalam industri manufaktur agar mampu mencapai potensi produktifitas yang penuh di era ekonomi digital. Adanya transformasi teknologi digital ini dapat memberikan kontribusi besar pada struktur pendapatan pekerja industri manufaktur. Sementara itu, industri manufaktur yang merupakan leading sector perekonomian nasional dalam kurun waktu 2014 hingga 2018. Namun didominasi dengan pekerja berkarakteristik vertical mismatch (ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan) yakni diatas 90 persen dan Indonesia menempati posisi tertinggi diantara negara Asia Pasifik lainnya untuk proporsi pekerja vertical mismatch. Resiko tenaga kerja yang berkarakteristik vertical mismatch, khususnya bagi pekerja overqualified adalah upah di bawah standar yang dikarenakan investasi mereka pada tingkat pendidikan tidak dipakai secara optimal. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh teknologi digital dan vertical mismatch terhadap pendapatan pekerja industri manufaktur di Indoensia menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2019. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa teknologi digital dan vertical mismatch berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Pekerja underqualified cenderung memperoleh pendapatan lebih besar dibandingkan mereka yang tergolong well-matched sedangkan pekerja overqualified akan dihadapkan dengan wage penalthy atau upah yang rendah. Adanya kemampuan menguasai teknologi digital seperti komputer, smartphone, dan teknologi digital lainnya mampu menambah pendapatan pekerja vertical mismatch dengan kecenderungan lebih tinggi.

Optimizing the use of technology has a role in the manufacturing industry in order to be able to reach its full productivity potential at this digital economy era. The existence of this digital technology transformation impacts on a major contribution toward income structure of manufacturing industry labors. Meanwhile, the manufacturing industry was the leading sector of the national economy from 2014 to 2018. However, it is dominated by workers with vertical mismatch characteristics (the mismatch between the level of education and the type of work) which is above 90 percent. Furthermore, Indonesia occupied the highest position among other Asia Pacific countries in terms of vertical mismatch worker proportion. The risk of labor which is characterized by a vertical mismatch, especially for overqualified workers, is wages that are below standard because their investment in education level is not used optimally. This research aims to study the effect of digital technology and vertical mismatch on the income of manufacturing industry labors in Indonesia using data from the National Labor Force Survey (Sakernas) August 2019. The results of multiple linear regression indicate that digital technology and vertical mismatch have a significant effect on income. Underqualified labors tend to earn more than those who are classified as well-matched, while overqualified labors will be faced with wage penalthy or low wages. The ability to master digital technology such as computers, smartphones and other digital technologies is able to increase the income of vertical mismatch labors with a higher tendency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakan Sulthan Muhammad H.
"Selaras dengan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, meningkatnya juga jumlah kebutuhan bangunan dan infrastruktur yang melibatkan proses konstruksi. Akan, tetapi dampak negatif dari proyek konstruksi masih menjadi kekhawatiran sampai sekarang, teknologi digital menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan dengan pelibatan digitalisasi, jaringan, visualisasi, otomatisasi, dan kecerdasan pada berbagai tahap konstruksi bangunan. Sementara itu, tingkat penerapan teknologi digital di Indonesia masih belum maksimal sesuai dengan jenis berserta manfaat penerapannya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis teknologi digital dan manfaat penerapannya dalam meningkatkan kinerja aspek proyek dan aspek sustainability serta mengidentifikasi jenis-jenis teknologi yang sudah diterapkan pada konstruksi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi pakar dan studi kasus dengan analisa kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan 13 teknologi beserta manfaat penerapannya dapat diimplementasikan dalam meningkatkan kinerja konstruksi. Kehadiran teknologi digital ini dapat mendukung ketiga pilar sustainability, terlebih lagi kuantitas manfaat terbanyak pada aspek sustainability ekonomi konstruksi. Selain itu, kondisi eksisting penerapan teknologi digital dalam meningkatkan kinerja dan sustainability pada konstruksi di Indonesia masih cukup rencah terkecuali pada konstruksi mega proyek di IKN yang direncanakan sebagai kota cerdas.

As the population increases yearly, the number of buildings and infrastructure needs that involve the construction process also increases. However, the negative impact of construction projects is still a concern, digital technology is one of the solutions to solve the problem by involving digitization, networking, visualization, automation, and intelligence at various stages of building construction. Meanwhile, the level of application of digital technology in Indonesia is still not maximized according to the type and form of application. Therefore, this research is aimed at identifying the types of digital technologies and the benefits of their application in improving the performance of project aspects and sustainability aspects and identifying the types of technologies that have been applied in construction in Indonesia. The methods used in this research are expert validation and case studies with qualitative analysis. The results of this research are obtained from 13 technologies and their benefits that can be implemented in improving construction performance. The presence of digital technology can support the three pillars of sustainability, especially the largest quantity of benefits in the economic sustainability aspect of construction. In addition, the existing condition of the application of digital technology in improving performance and sustainability in construction in Indonesia is still quite low, except for the construction of mega projects in IKN which are planned as smart cities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Zakhary
"Selama 2010-2014 industri televisi didominasi 10 televisi swasta nasional dengan pendapatan iklan Rp 64 triliun. Untuk memperoleh pendapatan lebih besar, televisi dominan pun melakukan akuisisi terhadap pesaing (integrasi horisontal). Selain itu, adanya peralihan teknologi analog ke digital pada 2018, membuat televisi mulai melakukan perubahan. Kualitas siaran yang lebih baik dengan teknologi digital membuat industri ini berbenah untuk menarik minat penonton dan pengiklan.
Tujuan akhirnya stasiun televisi yang berintegrasi horisontal dan memulai transformasi teknologi akan meraih pendapatan lebih tinggi. Dengan analisis deskriptif pendekatan SCP dan metode ekonometri didapatkan hasil berupa integrasi horizontal dan teknologi digital memiliki pengaruh positif terhadap kinerja industri televisi.

During the 2010 to 2014 television industry dominated by 10 national television with IDR 64 trillion of total advertising revenue. To earn a higher income, the dominant television was the acquisition of competitors (horizontal integration). In addition, the transition analog to digital technology in 2018, making the television began to make changes. Better-broadcast quality with digital technology makes this industry to clean up to attract viewers and advertisers.
The end goal of television that integrate horizontal and begin the transformation technology will achieve higher incomes. SCP approach with descriptive analysis and econometric methods is obtained in the form of horizontal integration and digital technology has a positive effect on the performance of the television industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harfidyah Rahmi
"Penelitian ini membahas tentang kasus pernikahan anak yang terjadi dalam budaya lokal di Indonesia yang ditinjau berdasarkan konsep perlindungan anak dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Konsep perlindungan anak yang dimaksud meliputi kerangka asesmen untuk child safeguarding and promoting welfare serta mengulas tentang kebijakan yang berhubungan dengan pernikahan anak. Penelitian dilakukan dengan metode penulisan context review dan tahapan tinjauan pustaka. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus pernikahan anak di Indonesia dari tahun ke tahun. Beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus pernikahan anak yang tinggi memiliki unsur budaya yang melanggengkan praktik pernikahan anak. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa terdapat budaya lokal di Indonesia yang mendukung terjadinya pernikahan anak, seperti ketentuan pernikahan adat Kaharingan, nilai Urang Banjar, tradisi uang panai, kebiasaan kawin paksa, dan budaya merariq. Penelitian menyimpulkan bahwa budaya yang dianut oleh suatu komunitas atau kelompok masyarakat seolah ‘mengatur’ cara berpikir seseorang dan bagaimana mereka mengambil keputusan, terutama dalam kasus pernikahan anak. Demi menjaga tradisi budaya dan nama baik keluarga, anak dapat terjebak dalam praktik pernikahan anak yang dapat membahayakan kesejahteraan dan perlindungan kehidupan mereka sebagai anak. Urgensi dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana budaya pernikahan anak menempatkan anak pada posisi yang rentan dan berbahaya serta memberikan penjelasan bagaimana unsur kebudayaan tertentu dapat menimbulkan masalah yang berpotensi membahayakan kehidupan anak.

This study discusses cases of child marriage that occur in local culture in Indonesia which are reviewed based on the concept of child protection from the discipline of Social Welfare Studies. The concept of child protection in question includes an assessment framework for child safeguarding and promoting welfare as well as reviewing policies related to child marriage. The research was conducted using a context review writing method and the literature review stage. This research is motivated by the high number of cases of child marriage in Indonesia from year to year. Some areas in Indonesia with high cases of child marriage have cultural elements that perpetuate the practice of child marriage. This is evidenced by the results of research which reveals that there is a local culture in Indonesia that supports child marriage, such as the provisions of the Kaharingan traditional marriage, the Urang Banjar value, the tradition of uang panai, the habit of forced marriage, and the merariq culture. The research concludes that the culture adopted by a community or group of people seems to 'regulate' a person's way of thinking and how they make decisions, especially in the case of child marriage. To maintain cultural traditions and the good name of the family, children can be trapped in child marriage practices that can endanger their welfare and the protection of their lives as children. The urgency of carrying out this research is to reveal how the culture of child marriage places children in a vulnerable and dangerous position and provide an explanation of how certain cultural elements can cause problems that have the potential to endanger children's lives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felicitas Tania Elvina
"Pendahuluan: Wasting, underweight, dan stunting meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas serta merupakan permasalahan yang masih ditemukan di Indonesia. Paparan asap rokok terhadap anak meningkatkan resiko wasting, underweight, dan stunting pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara paparan asap rokok terhadap status gizi anak 0-59 bulan yang berdomisili di DKI Jakarta.
Metode: Studi dengan pendekatan potong lintang dilakukan terhadap 121 orangtua dengan anak yang berusia 0-59 bulan pada Jakarta Pusat. Data mengenai paparan asap rokok diambil melalui kuesioner yang dibagikan kepada responded. Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Status gizi anak dianlisa berdasarkan WHO Weight-for-Height, Weight-for-Age, and Height-for-Age Z-score.
Hasil: Dalam riset ini, prevalensi wasting, underweight, and stunting masing-masing adalah 6.6%, 9.1% and 31.4%. Analisis statistik bivariat dilakukan menggunakan chi-square dan fisher’s exact test yang menunjukan tidak adanya asosiasi antara paparan asap rokok dari ayah dan ibu yang merokok dengan wasting, underweight, dan stunting pada anak. Ditemukan adanya asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap ibu saat kehamilan terhadap stunting pada anak (p= 0.024; OR= 0.409; CI(95%)= 0.186-0.898). Melalui analisa logistic regression, ditemukan assosiasi anatara umur ibu (p=0.042; OR= 3.223) dan pendidikan ayah (p=0.011; OR= 4.082) terhadap terjadinya stunting pada anak. Terdapat pula asosiasi antara umur ibu dan underweight pada anak (p= 0.047; OR= 4.229).
Kesimpulan: Tidak ditemukan asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap anak dan wasting, underweight, dan stunting. Terdapat asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap ibu saat hamil terhadap stunting pada anak.

Introduction:Wasting, underweight, and stunting is associated with an increase morbidity and mortality in children and is still a problem in Indonesia. Environmental tobacco smoke exposure towards children has been associated with an increase risk of wasting, underweight, and stunting in children. In this research, we aim to investigate the association between tobacco smoke exposure in DKI Jakarta household and nutritional status of children <5 years old.
Methods : Cross-sectional study with random sampling technique in 121 parents with children age 0-59 months in Central Jakarta. Tobacco smoke exposure is measured through questionnaire. The results are analyzed using SPPS statistic program. Nutritional status of children is analyzed through WHO Weight-for-Height, Weight-for-Age, and Height-for-Age Z-score.
Results: In this research, the prevalence of wasting, underweight, and stunting are 6.6%, 9.1% and 31.4%, respectively. Bivariate statistical analysis using chi-square and Fisher’s Exact Test showed no association between tobacco smoke exposure with wasting, underweight, and stunting, while an association was found between tobacco smoke exposure during pregnancy with stunting in children aged 0-59 months (p= 0.024; OR= 0.409; CI(95%)= 0.186-0.898). Logistic regression analysis showed that Mother's age (p and paternal education (p=0.011; OR= 4.082) increases risk of stunting in children. Age of mother is associated with Underweight in children (p= 0.047; OR= 4.229).
Conclusion: No association between paternal and maternal smoking with underweight, wasting, and stunting is found, while an association was found between tobacco smoke exposure during pregnancy with stunting in children."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Kristyawisesagati
"Literasi digital dan sikap terhadap teknologi merupakan faktor penting dalam adaptasi profesional di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap terhadap teknologi dan literasi digital pada kelompok pekerja dewasa awal di Jabodetabek, Indonesia. Dimensi sikap terhadap teknologi meliputi, Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, dan Preference for Task Switching, yang diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Sedangkan, literasi digital diukur menggunakan Digital Literacy Model. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Positive Attitudes Toward Technology dan literasi digital (r = 0.493, p < 0.01), sementara dimensi lainnya tidak menunjukkan korelasi signifikan: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), dan Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa sikap positif terhadap teknologi berperan penting dalam meningkatkan literasi digital pekerja dewasa awal. Limitasi penelitian termasuk keterbatasan representasi demografis dan adaptasi alat ukur yang mungkin mempengaruhi reliabilitas hasil. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan memperbaiki adaptasi alat ukur untuk hasil yang lebih akurat.

Digital literacy and attitudes toward technology are crucial factors in professional adaptation in the digital era. This study aims to analyze the relationship between attitudes toward technology and digital literacy among early adulthood workers in Jabodetabek, Indonesia. Dimensions of attitudes toward technology include Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, and Preference for Task Switching, measured using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Digital literacy is measured using the Digital Literacy Model. The results show a significant positive correlation between Positive Attitudes Toward Technology and digital literacy (r = 0.493, p < 0.01), while other dimensions do not show significant correlations: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), and Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). The implications indicate that a positive attitude toward technology enhances digital literacy among early adulthood workers. Limitations include demographic representation constraints and measurement tool adaptations affecting reliability. Future research should expand the sample and improve measurement tool adaptations for more accurate results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gonoga, Sizi Lia
"Kegagalan kontrasepsi mempunyai konsekuensi negatif diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas maternal. Kegagalan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor individu dari pengguna dan kualitas alat/metode kontrasepsi. Salah satu faktor individu adalah faktor budaya yang dapat dilihat dari keberdayaan perempuan dalam peningkatan kualitas kesehatan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asosiasi keberdayaan perempuan pada kegagalan kontrasepsi di Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah hasil SDKI 2017 dengan unit analisis periode penggunaan alat kontrasepsi sampai dengan perempuan hamil saat menggunakan alat kontrasepsi. Variabel tidak bebas adalah durasi penggunaan kontrasepsi. Variabel bebas adalah kepemilikan aset, partisipasi dalam keputusan rumah tangga, pendidikan, status bekerja, umur, status tempat tinggal, jumlah anak, metode kontrasepsi, alasan penggunaan kontrasepsi, penggunaan internet, serta indeks kekayaan. Keberdayaan perempuan dilihat dari indeks keberdayaan perempuan yang diukur dari empat indikator yaitu kepemilikan aset atas nama istri, keputusan dalam rumah tangga secara sendirian, bekerja dibayar dengan cash, dan bersekolah minimal SMP. Indeks keberdayaan perempuan dihitung menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Data dianalisis dengan menggunakan metode survival analysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan signifikan berasosiasi negatif dengan kegagalan kontrasepsi. Keempat faktor keberdayaan perempuan berpengaruh signifikan terhadap kegagalan kontrasepsi setelah dikontrol dengan faktor sosioekonomi, demografi, dan lingkungan. Variabel yang berasosiasi positif dengan kegagalan kontrasepsi adalah partisipasi dalam keputusan rumah tangga, pendidikan, status tempat tinggal, dan penggunaan internet. Variabel yang berasosiasi negatif dengan kegagalan kontrasepsi adalah kepemilikan aset, status bekerja, jumlah anak, metode kontrasepsi, serta indeks kekayaan.

Contraceptive failure has negative consequences including unwanted pregnancies and abortions which can cause maternal morbidity and mortality. Contraceptive failure is influenced by individual factors from the user and the quality of the contraceptive method/device. One of the individual factors is the cultural factor which can be seen from the empowerment of women in improving the quality of health, including in the use of contraception. This study aims to analyze the association of women's empowerment with contraceptive failure in Indonesia. The data source used is the results of the 2017 IDHS with the unit of analysis from the period of using contraception to when women become pregnant while using contraception. The dependent variable is the duration of contraceptive use. The independent variables are asset ownership, participation in household decisions, education, employment status, age, residence status, number of children, contraceptive methods, reasons for using contraception, internet use, and wealth index. Women's empowerment is seen from the women's empowerment index which is measured from four indicators, namely asset ownership in the name of the wife, making decisions in the household alone, working paid with cash, and attending at least junior high school. The women's empowerment index is calculated using the Principal Component Analysis (PCA) method. Data were analyzed using survival analysis method. The results of the analysis show that women's empowerment has a significant negative association with contraceptive failure. The four factors of women's empowerment have a significant effect on contraceptive failure after controlling for socioeconomic, demographic, and environmental factors. Variables that are positively associated with contraceptive failure are participation in household decisions, education, residence status, and internet use. Variables that are negatively associated with contraceptive failure are asset ownership, working status, number of children, contraceptive methods, and wealth index."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>