Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Luthfi Adillah
"Pandemi COVID-19 membuat banyak dari kita tinggal dirumah dan sulit untuk melakukan jenis olahraga yang biasa kita lakukan. Bahkan kualitas tidur pasien yang terdiagnosa COVID-19 dengan gejala berat menunjukkan efisiensi tidur dan waktu imobilitas yang lebih dibandingkan dengan pasien yang hanya mengalami gejala yang ringan. Latihan fisik yang cukup dan kualitas tidur yang baik sangat diperlukan untuk mencegah terkonfirmasi COVID-19 dan menjaga imunitas tubuh selama masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan aktifitas fisik dengan derajat keparahan COVID-19. Desain penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional dengan 120 Sampel. Hasil penelitian menunjukan prosentase 75,8% responden mempunyai kualitas tidur yang buruk dan aktifitas fisik sedang mencapai 60% responden. Responden dengan derajat keparahan COVID-19 mempunyai prosentase yang tidak parah 60%. Hasil uji Rank Spearmen variabel Kualitas tidur diperoleh nilai p > 0,05 sebesar 0,409 yang menunjukkan bahwa korelasi tidak bermakna dan Variabel Aktifitas fisik diperoleh nilai p < 0,05 sebesar 0,007 yang menunjukkan bahwa korelasi bermakna. Kesimpulannya latihan fisik merupakan faktor utama dalam membantu individu untuk lebih meningkatkan imunitas. Aktivitas fisik dan latihan fisik mungkin menjadi faktor utama untuk mencegah derajat keparahan COVID-19 di masa pandemi.

The COVID-19 pandemic has left many of us staying at home and finding it difficult to do the kind of exercise we are used to. Even the sleep quality of patients diagnosed with COVID-19 with severe symptoms showed more sleep efficiency and immobility time compared to patients who only experienced mild symptoms. Adequate physical exercise and good quality sleep are necessary to prevent confirmed COVID-19 and maintain body immunity during the COVID-19 pandemic. The purpose of this study was to identify the relationship between sleep quality and physical activity with the severity of COVID-19. The design of this research is retrospective descriptive with a cross sectional approach with 120 samples. The results showed the percentage of 75.8% of respondents had poor sleep quality and moderate physical activity reached 60% of respondents. Respondents with the severity of COVID-19 had a non-severe percentage of 60%. The results of the Spearmen Rank test for the sleep quality variable obtained p value > 0.05 of 0.409 which indicates that the correlation is not significant and the physical activity variable obtained p value <0.05 of 0.007 which indicates that the correlation is significant. In conclusion, physical exercise is a major factor in helping individuals to further enhance their immunity. Physical activity and physical exercise may be the main factors to prevent the severity of COVID-19 during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2018
616.849 8 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Danti Permatasari
"HIV/AIDS masih menjadi penyakit kronis yang cukup sering ditemukan di masyarakat. Orang dengan HIV/AIDS dapat mengalami masalah psikologis karena pengaruh stres internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan psikologis: stres, depresi, ansietas dengan kualitas tidur pasien HIV/AIDS. Metode penelitian yang digunakan deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Depression Anxiety Stress Scale-21 dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Sebanyak 110 subjek penelitian ikut serta dalam penelitian ini. Analisis univariat dan bivariat dilakukan dengan menggunakan uji T-test independent dan chi square. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketidaknyamanan psikologis: stres, depresi, dan ansietas dengan kualitas tidur pasien HIV/AIDS (p < α = 0,05). Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan khususnya poli HIV/AIDS agar lebih peduli terkait ketidaknyamanan psikologis yang dialami pasien guna meningkatkan kualitas tidur pada pasien HIV/AIDS.

HIV/AIDS is a chronic disease that is quite often found in the community. People with HIV/AIDS can experience psychological problems because of the influence of internal and external stress. This study aims to determine the correlation between psychological discomfort: stress, depression, anxiety with sleep quality in patients with HIV/AIDS. The research method used was descriptive-correlational with cross sectional approach using consecutive sampling technique. The questionnaire instrument used was the Depression Anxiety Stress Scale-21 questionnaire and Pittsburgh Sleep Quality Index. A total of 110 research subjects participated in this study. Univariate and bivariate analyzes were performed using independent T-test and chi square. The results of bivariate analysis showed that there was a relationship between psychological discomfort: stress, depression and anxiety with sleep quality in HIV / AIDS patients (p < α = 0,05). Researchers hope this research can be applied for health services to be more concerned about psychological discomfort experienced by patients to improve sleep quality in patients with HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Wanto Juli
"Pendahuluan : Tidur adalah proses fisiologis yang terjadi secara alami yang ditandai dengan terlepasnya persepsi dan realitas sehingga seseorang menjadi tidak sadar akan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien yang memakai ARV. Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat adalah dukungan sebaya (peer support) dimana ODHA (Orang dengan HIV) dapat lebih terbuka untuk menceritakan permasalahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur korelasi antara
Metode: Desain cross-sectional dengan metode purposive sampling yang melibatkan 120 responden berusia 18 - 40 tahun. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Peer Group Caring International Scale, dan Medical Adherence Scale (MARS-5) merupakan kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. SPSS 20.0 digunakan untuk analisis data.
Hasilnya menunjukkan adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut di atas. Sebagian besar responden ditemukan memiliki kualitas tidur yang buruk (17,5) disertai dengan tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi (81,7). Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara dukungan teman sebaya dengan kepatuhan minum obat (p=0,021). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa dukungan teman sebayalah yang paling mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan; nilai p 0,004 ≥ α = 0,05, OR 95% CL = 0,253 (0,098-0,650).
Kesimpulan: Kualitas tidur dan dukungan sebaya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan metode intervensi yang dapat berkontribusi lebih positif dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada Odha. Kualitas tidur dan dukungan sebaya diketahui berpengaruh nyata terhadap peningkatan kepatuhan minum obat ODHA yang memakai ARV. Namun, penelitian yang lebih terkontrol dengan pengambilan sampel acak yang melibatkan ukuran sampel yang lebih besar dan kontrol yang lebih ketat diperlukan untuk penelitian selanjutnya.

Latar belakang: Tidur adalah proses fisiologis alami, yang ditandai dengan persepsi persepsi dan ketidaktanggapan terhadap apa pun yang terjadi. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kepatuhan pasien untuk minum ARV. Salah satu untuk meningkatkan kepatuhan minum ARV adalah dukungan sebaya, di mana ODHA akan lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hubungan kualitas tidur dan dukungan sebaya terhadap kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS.
Metode: Digunakan desain cross sectional dengan metode purposive sampling, sebanyak 120 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI ), Peer Group Caring Internasional Scale dan Medication Adherence Rating Scale (MARS-5) dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2023. Kisaran usia responden antara 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 20.0.
Hasil: penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dan dukungan sebaya dengan kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS. Sebagian besar responden mengalami kualitas tidur yang buruk 17,5 namun masih memiliki kepatuhan tinggi 81,7. Analisis korelasi hubungan dukungan sebaya dan dengan kepatuhan p=0.021. Hasil uji regresi logistik adalah dukungan sebaya yang mempengaruhi kepatuhan minum obat ARV nilai p 0,004 ≥ α = 0,05 dengan OR 95% CL = 0,253 (0,098-0,650).
Pembahasan : kualitas tidur dan dukungan sebaya sangat penting untuk diperhatikan sebagai intervensi pengembangan yang berkontribusi lebih positif dalam meningkatkan kepatuahan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS. Kualitas tidur dan dukungan sebaya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kepatuhan minum antiretroviral pada pasien HIV/AIDS . Uji coba perdamaian acak tambahan dengan desain yang ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ages Setia Rahayu
"Adiksi internet merupakan penggunaan internet maladaptif dan menjadi salah satu perilaku kecanduan yang meningkat selama pandemi COVID-19, terutama di kalangan pelajar dapat mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara adiksi internet dan kualitas tidur mahasiswa kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 185 responden yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Adiksi internet diukur menggunakan instrumen Internet Addiction Test (IAT) dan kualitas tidur diukur menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi adiksi internet dan kualitas tidur buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Prevalensi kualitas tidur buruk yaitu 61,6% mahasiswa dan 69,2% mahasiswa memiliki adiksi internet ringan hingga berat. Hasil analisis statistik menunujukan ada hubungan yang signifikan (p= 0.004 : X2= 13.319) antara adiksi internet dan kualitas tidur. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi promosi kesehatan sebagai upaya mengurangi adiksi internet dan memperbaiki kualitas tidur mahasiswa.

Internet addiction (IA) is defined as a maladaptive internet use and one of the most growing addictive behaviors during COVID-19 pandemic, especially among students affecting their sleep quality. This study aimed to identify the relationship between internet addiction and sleep quality among health students. This study used cross sectional design, involving 185 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by convenience sampling. IA was measured by using Internet Addiction Test (IAT) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of IA and poor sleep quality is high enough among college students. The prevalence of poor sleep quality is 61,6% among the students and 69,2% of the students are having mild to severe IA. The result showed a significant relationship (p= 0.004 : X2= 13.319) between IA and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce IA and to increase students sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khotimah Jannah
"ABSTRAK
Ulkus kaki diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronis Diabetes Melitus yang biasanya muncul 10 tahun setelah onset Diabetes Melitus. Ulkus kaki diabetikum dapat menimbulkan sensasi nyeri dan ketidaknyamanan yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat keparahan ulkus dengan kualitas tidur pada pasien ulkus kaki diabetikum di Rumah Perawatan Luka RUMAT Wilayah Bekasi dan Jakarta. Desain penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan potong lintang Cross-Sectional . Sebanyak 73 pasien ulkus kaki diabetikum dilibatkan dan diwawancarai melalui teknik purposed random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah PSQI Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur pasien dan format pengkajian luka Wagner untuk menilai derajat keparahan ulkus pasien. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan ulkus dengan kualitas tidur pada pasien ulkus kaki diabetikum p=0,004; ? ? =0,05. Pasien dengan luka yang lebih parah berisiko 5,2 kali lebih tinggi memiliki kualitas tidur buruk dibandingkan dengan pasien dengan derajat luka yang lebih ringan 95 CI: 1,783;15,475. Melalui hasil penelitian ini direkomendasikan peningkatan perawatan luka untuk proses penyembuhan yang lebih berkualitas. Hal tersebut untuk mewujudkan kualitas tidur yang lebih baik.

ABSTRACT
Diabetic foot ulcer is one of Diabetes Mellitus chronic complications that occur around 10 years after Diabetes Mellituss onset. Ulcers made sense of pain and discomfort that affecting patient 39s sleep quality. This study identified the relation between ulcers severity with sleep quality among diabetic foot ulcer patients in Clinic of Wound Care RUMAT Bekasi and Jakarta. Design of this study is analytical with cross sectional approach. That are 73 patients with diabetic foot ulcer who participated and interviewed by a purposed random sampling technique. Two kinds or questionnaire are used, namely Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI to assess patient 39 s sleep quality and Wagner 39s Wound Assessment Format to assess patients ulcer severity. The result are analyzed using Chi square test and showed a significant relationship between ulcer severity and sleep quality among diabetic foot ulcer patient rsquo s p 0,004 0,05. Patients with more ulcer severity had 5,2 time more risk to have poor sleep quality than patients with low severity ulcer 95 CI 1.783 15.475. From the results, it is recommended to improve wound care quality. It should be considered for better sleep quality among diabetic patients. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
"Kualitas tidur buruk pada lanjut usia yang diakibatkan oleh masalah tidur seperti sulit tidur dan mudah terbangun menjadi fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Caregiver sebagai pengasuh lanjut usia terkena dampak tidak langsung dari penurunan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur lanjut usia dengan care burden pada caregiver. Desain penelitian ini adalah korelatif cross-sectional, menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur lanjut usia dan Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengukur beban caregiver. Penelitian ini dilakukan pada 252 responden (126 pasang lansia dan caregiver-nya) yang dipilih dengan teknik consecutive sampling di 2 Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur sebagai pusat pelayanan lansia terpadu di komunitas.
Hasil penelitian menunjukan 65,1% lansia mengalami tidur buruk, 97,6% caregiver mengalami beban fisik, 92,9% mengalami beban psikologis dan sosial, 61,9% mengalami beban finansial, tidak ada hubungan antara kualitas tidur lanjut usia dengan care burden pada caregiver, dan ada hubungan antara gender lansia dengan care burden pada caregiver. Penelitian dapat dilanjutkan untuk mencari tahu faktor yang mempengaruhi serta mengatasi masalah tidur dan beban merawat.

Poor sleep is common among elderly. The presence of caregiver for elderly caregiver is affected indirectly by reduced sleep quality. The research aimed to determine the relationship between elderly sleep quality and care burden in caregiver. The study was correlative cross-sectional, using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to measure the quality of elderly sleep and Zarit Burden Interview (ZBI) to measure burden on caregiver. This study involved 252 respondents (126 pairs of elderly and their caregivers) recruited by consecutive sampling in 2 primary health centers in East Jakarta district.
The results of the study showed 65.1% of elderly experienced poor sleep, 97.6% caregiver experienced physical burden, 92.9% experienced psychological and social burden, 61.9% experienced financial burden. There was no relationship between elderly sleep quality with care burden on caregiver and, there was relationship between elderly gender and care burden on caregiver. Therefore, finding out the factors that influence poor sleep and burden care burden will be essential for further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermin Esti Dianingtyas
"CABG (coronary artery bypass graft) merupakan prosedur revaskularisasi utama bagi penderita penyakit jantung koroner yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke arteri koroner. Kualitas hidup pasien yang menjalani operasi CABG masih menjadi bahan pertanyaan dan diskusi karena dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kualitas tidur. Kurang tidur mempengaruhi kualitas hidup pasien dan kesejahteraan pasien. Gangguan tidur adalah masalah yang sering terjadi pada pasien pasca bedah dibandingkan pada pasien medical (nonbedah).
Studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan fatigue pada pasien pasca CABG dengan menggunakan metode cross sectional yang melibatkan 80 orang responden. Hasil pemodelan yang didapat dari uji regresi logistik, didapatkan bahwa penyakit penyerta, nyeri, dan kualitas tidur yang buruk berkontribusi sebesar 53,7% untuk meningkatkan fatigue pada pasien post CABG. Studi ini memberikan arahan pada perawat untuk lebih memperhatikan pengkajian kualitas tidur pada pasien pasca coronary artery bypass graft (CABG) dengan cara menyiapkan format pengkajian kualitas tidur. 

CABG (coronary artery bypass graft) is the main revascularization procedure for patients with coronary heart disease which aims to increase blood flow to the coronary arteries. The quality of life of patients undergoing CABG surgery is still a question and discussion material because it is influenced by many factors, one of which is the quality of sleep. Sleep deprivation affects the quality of life and the well-being of patients. Sleep disturbance is a problem that often occurs in postoperative patients compared to medical (non-surgical) patients.
This study was conducted to determine the relationship between the quality of sleep and fatigue in patients after CABG using a cross sectional method involving 80 respondents. The modeling results obtained from logistic regression tests, found that comorbidities, pain, and poor sleep quality contributed 53.7% to improve fatigue in post CABG patients. This study provides direction for nurses to pay more attention to the assessment of sleep quality in post coronary artery bypass graft (CABG) patients.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiya Ulya Fawnia
"Mahasiswa memiliki aktivitas akademis dan beban tugas tinggi dan cenderung mengadopsi perilaku gaya hidup yang kurang baik, seperti diet tidak sehat, penurunan aktivitas fisik rutin, dan peningkatan aktivitas sedentari sehingga menyebabkan kualitas tidur buruk disertai gangguan tidur ringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran diet, aktivitas fisik, dan kualitas tidur pada mahasiswa beserta hubungannya terhadap kualitas tidur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, dan Pittsburgh Sleep Quality Index dengan desain penelitian cross-sectional. Terdapat hubungan antara frekuensi diet mahasiswa dengan kualitas tidurnya (p < 0,05), sedangkan pada aktivitas fisik dan kualitas tidur tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p > 0,05). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, diet rendah serat, serta aktivitas fisik yang tidak rutin. Strategi diperlukan untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi diet tinggi serat dan aktivitas fisik rutin setiap harinya serta meningkatkan kesadaran mengenai kualitas tidur untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.

University students, burdened with high academic activities, often adopt unhealthy lifestyles, including poor diets and reduced physical activity, leading to compromised sleep quality. This cross-sectional study investigated the dietary habits, physical activity, and sleep quality of 378 students from 14 faculties at the University of Indonesia. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, and Pittsburgh Sleep Quality Index. A significant correlation was found between dietary frequency and sleep quality (p < 0.05), while no significant link was observed between physical activity and sleep quality (p > 0.05). This study concluded that students have poor sleep quality, a low-fiber diet, and irregular performed physical activity. Strategies are needed to improve a healthy lifestyle by consuming a high-fiber diet, engaging in regular physical activity every day, and increasing awareness of the quality of sleep to meet the basic needs of students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Dinda Gunawan
"Latar belakang: Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) secara global menyebabkan pemerintah Indonesia untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan transmisi COVID-19. Kebijakan ini berdampak pada perubahan gaya hidup anak melalui penutupan sekolah dan fasilitas rekreasional sehingga terjadi penurunan aktivitas fisik dan perubahan pola tidur anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur pada anak usia sekolah dasar di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 437 subjek. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2020 yang menggunakan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) dan Children Sleep Habits Questionnaire-Abbreviated (CSHQ-A). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60,87% subjek tidak aktif dan sebanyak 73,23% subjek mengalami gangguan tidur selama pandemi COVID-19. Hasil uji analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur (p=0,248).
Kesimpulan: Sebagian besar anak usia sekolah dasar tidak aktif melakukan aktivitas fisik, kurang tidur pada hari biasa, tidur cukup pada akhir pekan, dan mengalami gangguan tidur selama pandemi COVID-19. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur pada anak usia sekolah dasar selama pandemi COVID-19.

Introduction: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) globally affected the Indonesian government to implement the large-scale social restriction to prevent the COVID-19 transmission. The policy has altered children’s lifestyles through the closure of schools and recreational facilities which caused the decline in children’s physical activity level and the alteration of children’s sleep pattern. This study aims to determine the relationship between elementary school-aged children’s physical activity level and sleep disorders during the COVID-19 pandemic.
Method: This study was conducted with a cross-sectional design on 437 subjects. The research used secondary data collected in 2020 to obtain the data through the Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and the Children Sleep Habits Questionnaire-Abbreviated (CSHQ-A). The data were analyzed using the Chi-square analysis test.
Result: This study showed that 60,87% of the subjects were not physically active and 73,23% of the subjects had sleep disorders. The statistical analysis test showed no significant relationship (p 0.05) between children’s physical activity level and sleep disorders.
Conclusion: The majority of elementary school-aged children were not physically active and had sleep disorders during the COVID-19 pandemic. There was not a significant relationship between elementary school-aged children’s physical activity level and sleep disorders during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>