Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saskia Trifidita
"Cerpen Pembakaran Dupa Pertama (沉香屑·第一炉香Chenxiang xie-di yi luxiang) adalah cerpen karya Zhang Ailing (1943). Cerpen ini bercerita tentang seorang perempuan remaja bernama Ge Weilong yang berkeinginan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Hong Kong. Untuk mendapatkan bantuan dana studi ia terpaksa tinggal di rumah bibinya yang berprofesi sebagai seorang mucikari. Setelah ia tinggal di rumah bibinya, niat untuk melanjutkan studi mengalami gangguan dan hambatan. Meskipun pada awalnya ia mampu mengatasi hal-hal yang menggoyah cita-citanya, tetapi pada akhirnya Ge Weilong gagal meraih cita-citanya. Penelitian terdahulu yang membahas cerpen Pembakaran Dupa Pertama karya Zhang Ailing fokus membahas tokoh utama perempuan dalam cerpen, hidup, dan kisah cintanya. Meski membahas tokoh utama perempuan dalam cerpen ini juga, artikel ini mencoba menganalisis dari sudut yang berbeda, yaitu tahapan kehidupan tokoh Ge Weilong semenjak ia membangun cita-cita, hambatan yang ia temui, dan bagaimana akhir dari cita-citanya. Dari hasil mengkaji teks cerita didapat kesimpulan bahwa tokoh Ge Weilong tidak teguh merealisasi cita-cita, mudah tergoda, dan gagal meraih cita-citanya. Gambaran hidupnya adalah representasi dari dupa yang muncul pada judul cerpen, bagian awal, dan bagian akhir cerpen. Pengarang nampak menyisipkan pesan agar perempuan hati-hati dalam menjalankan hidupnya.

The short story of “First Incense Burning” (沉香屑·第一炉香Chenxiang xie-di yi luxiang) is a short story by Zhang Ailing (1943). This short story tells about a teenage girl named Ge Weilong who wants to continue her studies to a higher level in Hong Kong. To get financial support for her studies she was forced to live at her aunt's house who works as a pimp. After she lived at her aunt's house, her intention to continue her studies was disturbed and hindered. Although at first she was able to overcome the things that disturbed her goals, but in the end Ge Weilong failed to achieve her goals. Previous research that discussed the short story of “First Incense Burning” by Zhang Ailing focused on discussing the main female character in the story, her life, and love story. Although discussing the main female character in this short story as well, this article tries to analyze from a different angle, namely the stages of Ge Weilong's life since she built her goals, the obstacles she encountered, and how her goals ended. From the results of analyzing the story, it can be concluded that the character Ge Weilong is not firm in realizing her goals, she easily tempted, and fails to achieve her goals. Her life is a representation of the incense that appears in the title of the short story, the beginning, and the end of the short story. The author seems to have inserted a message for women to be careful in carrying out their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Rahayuningtyas
"Belakangan ini, isu terkait kinerja non-finansial perusahaan menjadi sorotan para pemangku kepentingan dan hal tersebut dapat berpengaruh pada kinerja finansial perusahaan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) terhadap kebijakan dividen serta peran moderasi dari siklus hidup perusahaan dalam memperkuat pengaruh tersebut. Penelitian dilakukan dalam lingkup perusahaan publik non-keuangan di negara-negara di wilayah ASEAN yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan periode penelitian 2015-2019. Kelima negara tersebut dirasa telah mewakili beragam iklim usaha dan kesamaan sebagai negara berkembang. Metodologi yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode Least Square dengan jumlah observasi 515 firm-year. Beberapa kontribusi dari penelitian ini antara lain meneliti pengaruh kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) terhadap kebijakan dividen, termasuk peran moderasi dari siklus hidup perusahaan dalam memperkuat pengaruh tersebut dengan menggunakan analisis antar negara ASEAN yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Berdasarkan hasil pengujian, ditemukan bahwa kinerja ESG tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selain itu, ditemukan bahwa peran siklus hidup perusahaan yang memperlemah pengaruh kinerja ESG terhadap kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan pemangku kepentingan perusahaan yang memang tidak terlalu memerhatikan aspek ESG dan lebih fokus pada kinerja keuangan perusahaan saja dan siklus hidup perusahaan yang sudah berada dalam tahapan dewasa (mature) tetapi masih memiliki peluang untuk tumbuh.

Recently, issues related to the firm's non-financial performance have become stakeholders’ concern and can affect firm performance. Therefore; the aim of this study is to empirically examine the effect of environmental, social and governance (ESG) performance on dividend policy and the moderating role of the firm life cycle. The research was conducted within the scope of non-financial public companies in ASEAN countries, located in Philippines, Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand for 2015-2019. The five countries are deemed to have represented the business climate and the region as developing countries. The methodology used is multiple linear regression with the Least Square method with 515 firm-year observations. Some of the contributions of this study include the influence of the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on dividend policy, including the moderating role of firm life cycle by using analysis among ASEAN countries, located in Philippines, Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand. The result shows that ESG’s performance has no effect on dividend policy. As well as the role of the firm life cycle which weakens the effect of ESG performance on dividend policy. This is because company’s stakeholders do not really pay attention to ESG aspects, instead the pay more attention to focus on the company's financial performance and the life cycle of a company on a mature stage, yet has a chance to grow."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Chitrahadi
"Detak jantung manusia dapat memberikan informasi yang berguna tentang aktivitas yang terjadi di dalam tubuh. Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari rekaman detak jantung atau elektrokardiogram adalah tingkat keterlelapan tidur seseorang (sleep stages). Dari sinyal elektrokardiogram seseorang, tingkat keterlelapan tidurnya dapat dikenali dengan terlebih dahulu mengekstrak fitur yang merepresentasikan sinyal elektrokardiogram tersebut secara keseluruhan. Ekstraksi dilakukan agar dimensi data dapat tereduksi sehingga proses klasifikasi dapat lebih mudah dilakukan. Penelitian ini melakukan ekstraksi fitur fraktal dan morfologi dari sinyal elektrokardiogram yang diperoleh dari PhysioNet. Sebelum melakukan ekstraksi fitur morfologi dari sinyal elektrokardiogram, terlebih dahulu dilakukan “Wavelet Denoising” untuk menghilangkan noise yang terdapat pada sinyal.

Human heart rate can provide useful information about the activities that occur in the body. One of information which may be obtained from recording the heart rate or electrocardiogram is commonly called a person's level of deep sleep (sleep stages). From a person's electrocardiogram signal, the level of deep sleep recognizable by extracting features that represent the electrocardiogram signal as a whole. Extraction is done so that the dimension of the data can be reduced so that the classification process can be more easily done. This study aims to extract fractal features and morphology of the electrocardiogram signal obtained from PhysioNet. Prior to the extraction of morphological features of the electrocardiogram signal, first performed “Wavelet Denoising” to remove the noise contained in the signal."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas sebuah cerpen Kisah Desa Pohon Murbei karya Zhu Xiaoping melalui pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pengkajian intrinsik membahas mengenai tokoh dan penokohan, latar waktu dan latar tempat. Pengkajian ekstrinsik menghubungkan antara kehidupan petani Cina yang ada di dalam cerita dengan kondisi riil petani. Analisis tersebut bertujuan untuk memaparkan kegiatan yang dilakukan tokoh ldquo;aku rdquo; selama berada di Desa Pohon Murbei dan memaparkan pemahaman tokoh ldquo;aku rdquo; mengenai kehidupan petani, desa, dan tokoh Li Jindou. Kesimpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa selama berada di Desa Pohon Murbei dan berinteraksi dengan penduduk desa, tokoh ldquo;aku rdquo; mendapatkan pemahaman mengenai Li Jindou dan kehidupan petani di desa yang sesungguhnya.

ABSTRAK
This thesis discusses a short story of Mulberry Tree Village by Zhu Xiaoping through intrinsic and extrinsic approaches. Intrinsic review discusses characters and characterizations, setting of place and time. Extrinsic assessment links the life of Chinese farmers in the story to the real condition of farmers. The analysis aims to describe the activities of the I figure during his stay in the Mulberry Tree Village and describes the I understanding of the life of the peasants, village, and Li Jindou. The conclusions show that while in the Mulberry Tree Village and interacting with the villagers, the I figure gained an understanding of Li Jindou and the peasant life in the real village."
2017
S69260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Amalia Rachmawati
"Cerpen Ciuman Pertama (初吻) karya Zhang Xianliang adalah cerpen yang mengisahkan berpindahnya tokoh “aku” ke kota baru, yang membuatnya berkenalan dengan seorang gadis, dan menjadi teman hanya dalam waktu yang singkat. Beberapa penelitian terdahulu mengkaji Ciuman Pertama melalui gambaran kecantikan tokoh “gadis”, kekuatan narasi dalam cerpen maupun aspek “Oedipus kompleks” tokoh “Aku”. Penelitian ini mengungkap bahwa sudut pandang tokoh “Aku” serta latar tempat, waktu dan peristiwa sebagai aspek penting dalam mengungkap persoalan yang diangkat dalam cerpen. Dengan demikian, penelitian dilakukan dengan pendekatan intrinsik melaluiunsur yang ada dalam karya sastra. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu walaupun judul cerpen adalah Ciuman Pertama, namun narasi yang muncul dari sudut pandang tokoh “Aku” membuat pembaca menemukan sisi lain bahwa kondisi politik dan Perang Saudara di Cina pada 1945-1949 yang secara tak langsung telah membuat pertemanan tokoh “Aku” dan tokoh “Gadis” nantinya tidak dapat berlangsung lama karena mere harus berpisah tempat tinggal.

Short Story First Kiss (初吻) by Zhang Xianliang is a story of the character "I" that move to a new city, where he meets a young girl and becomes friends with her for a brief period. Some previous studies have analyzed the "First Kiss" through the depiction of the girl's beauty, the narrative power in the story, and the "Oedipus complex" aspect of the protagonist. These studies reveal that the perspective of the protagonist and the background of the setting, time, and events are crucial aspects in unraveling the issues raised in the story. Thus, this research is conducted with an intrinsic approach by examining the elements present in the literary work. The conclusion of this study is that despite the title being "First Kiss," the narrative from the protagonist's perspective allows readers to discover another aspect: the political situation and the Chinese Civil War during 1945-1949, which indirectly led to the short-lived friendship between the protagonist and the girl, as they had to be separated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Talbiya Tourisia
"[ABSTRAK
Kemandirian pelajar telah menjadi tema penting dalam konteks pembelajaran bahasa asing selama beberapa decade, tetapi penelitian mengenai mengenai keyakinan guru tentang kemandirian pelajar ini masih sangat terbatas. Artikel ini membahas persepsi dan keyakinan guru tentang konsep kemandirian pelajar dan bagaimana keyakinan tersebut dituangkan ke dalam praktek mengajar. Aspek yang akan diobservasi adalah orientasi pengajaran, prinsip pedagogik, tahapan dalam pengembangan kemandirian pelajar dan peran guru dalam mengembangkan sikap mandiri pelajar.Tiga orang guru bahasa Inggris dari 3 sekolah yang berbeda menjadi partisipan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan data kuantitatif dan kualitatif melalui instrumen kuesioner, wawancara dan observasi kelas untuk mendapatkan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman mengajar, lingkungan sekolah, karakteristik guru, latar belakang pendidikan dan program pengembangan profesi memengaruhi keyakinan dan praktek mengajar guru dalam mengembangkan kemandirian pelajar.

ABSTRACT
Learners' autonomy has been a key theme in the field of foreign language learning for over decades, but studies on teacher beliefs regarding learners? autonomy are still very limited. This article discusses teachers' perceptions and beliefs about the concept of learners? autonomy and how these beliefs reflected into teaching practice. Aspects to be observed are the orientation of teaching, pedagogic principles, the stages in developing learners? autonomy and the teacher's role in developing learners? autonomy. Three English teachers from three different schools become participants in this study. The Researcher used quantitative and qualitative data through questionnaires, interviews and classroom observation to triangulate the data.The results showed that teaching experiences, school environment, teacher characteristics, educational background and professional development programs influenced teachers' beliefs and teaching practices in developing learners? autonomy.
learning stages, Learners’ autonomy has been a key theme in the field of foreign language learning for over decades, but studies on teacher beliefs regarding learners’ autonomy are still very limited. This article discusses teachers' perceptions and beliefs about the concept of learners’ autonomy and how these beliefs reflected into teaching practice. Aspects to be observed are the orientation of teaching, pedagogic principles, the stages in developing learners’ autonomy and the teacher's role in developing learners’ autonomy. Three English teachers from three different schools become participants in this study. The Researcher used quantitative and qualitative data through questionnaires, interviews and classroom observation to triangulate the data.The results showed that teaching experiences, school environment, teacher characteristics, educational background and professional development programs influenced teachers' beliefs and teaching practices in developing learners’ autonomy.
learning stages]"
2015
T43568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ancikasa Prapta
"Skripsi ini membahas tentang gambaran kualitas kehidupan kerja karyawan di Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan bagaimana kualitas kehidupan kerja karyawan di suatu Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yang telah tersebar di tiga belas kota di Indonesia dan telah mendapatkan banyak penghargaan skala nasional maupun internasional yaitu di Human Initiative. Pembahasan didasarkan delapan komponen kualitas kehidupan kerja karyawan Human Initiative, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menciptakan kehidupan kerja yang berkualitas bagi para karyawannya. Urgensi penelitian ini adalah mengungkapkan best practice tentang kualitas kehidupan kerja karyawan di Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yaitu Human Initiative. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara yang dilakukan terhadap depalan orang karyawan. Adapun waktu penelitian adalah dari bulan Oktober sampai dengan November 2022. Pemilihan informan secara purposive sampling untuk memperoleh informasi berdasarkan karakteristik masing-masing informan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan di Human Initiative memenuhi delapan komponen kualitas kehidupan kerja yaitu manajemen partisipatif, lingkungan kerja yang baik, desain pekerjaan yang didasari oleh tujuan bersama, kesempatan dalam memperoleh potensi diri karyawan melalui program-program, penghargaan kerja karyawan berupa hadiah umroh, integrasi sosial karyawan berupa hubungan professional antar karyawan, konstitusionalisme karyawan dengan memberikan ruang karyawan untuk memberikan ide, dan ruang hidup karyawan dalam mengatasi masalah kejiawaan karyawan. Faktor pendukung dalam menciptakan kehidupan kerja yang berkualitas bagi para karyawannya yaitu bekerja sama dengan banyak pihak eksternal untuk melaksanakan kegiatan, fasilitas yang memadai, dukungan dari manajemen organisasi, dan kemauan dari diri karyawan untuk berkembang. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kesulitan dalam penyesuaian waktu pelaksanaan kegiatan, kendala teknis, dan penguasaan materi untuk pelatihan yang masih kurang dari perencana program. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan di Human Initiative sudah memenuhi delapan komponen quality of work life. Dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi mata kuliah Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan sebagai referensi serta contoh-contoh dalam teori quality of work life.

This research aims to explain he description of the quality of work life of employees in Human Service Organizations discussed from the Social Welfare Science discipline. The purpose of this research is to describe the quality of work life of employees in a Human Service Organization that has spread across thirteen cities in Indonesia and has received many awards on a national and international scale, namely in the Human Initiative. The discussion is based on the eight components of the quality of work life of Human Initiative employees, as well as the influencing factors in creating a quality work life for its employees. The urgency of this research is to reveal best practices regarding the quality of work life of employees in Human Service Organizations, namely the Human Initiative. This research is a qualitative descriptive study and data collection was carried out through literature studies and interviews conducted with eight employees. The time for the research was from October to November 2022. The selection of informants was by purposive sampling to obtain information based on the characteristics of each informant. The research results show that the quality of work life of employees at Human Initiative fulfills the eight components of quality of work life, namely participatory management, good work environment, work design based on common goals, opportunities to gain employee potential through programs, employee work rewards in the form of gifts umrah, employee social integration in the form of professional relations between employees, employee constitutionalism by providing employees space to provide ideas, and employee living space in overcoming employee psychological problems. Supporting factors in creating a quality work life for its employees are working with many external parties to carry out activities, adequate facilities, support from organizational management, and the willingness of employees to develop. While the inhibiting factors are difficulties in adjusting the time of implementation of activities, technical constraints, and mastery of material for training which is still lacking from program planners. Based on this, it is known that the quality of work life of employees at Human Initiative has fulfilled the eight components of quality of work life. In Social Welfare Science, this research can contribute to the Human Service Organization Management course as a reference and examples in the theory of quality of work life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boston : McGraw-HIll., 2003
570 LIF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianita Adrima
"Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat krusial dan menjadi faktor penting yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Kualitas sumber daya manusia akan sangat memengaruhi hasil kinerja perusahaan. Mengingat pentingnya karyawan terhadap keberlangsungan perusahaan, maka kualitas kehidupan kerja karyawan juga perlu diperhatikan. Hal ini tercermin dalam quality of work life yang nantinya akan berpengaruh terhadap job satisfaction dan turnover intention. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh quality of worklife terhadap turnover intention dengan job satisfaction sebagai variabel mediasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online melalui google form. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 102 sampel, yaitu karyawan tetap yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Indonesia. Dalam penelitian ini akan digunakan analisis statistik deskriptif, analisis regresi linear sederhana, analisis regresi linear berganda, dan analisis sobel test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa quality of worklife berpengaruh signifikan secara positif terhadap job satisfaction, quality or worklife berpengaruh signifikan secara negatif terhadap turnover intention dan job satisfaction juga berpengaruh secara negatif terhadap turnover intention. Selanjutnya, hasil sobel test menunjukan bahwa job satisfaction memediasi pengaruh antara quality of worklife terhadap turnover intention.

Human resources are a very crucial factor and are an important factor responsible for achieving the goals of a company. The quality of human resources will greatly affect the company's performance results. Given the importance of employees to the sustainability of the company, the quality of employee work life also needs to be considered. This is reflected in the quality of work life, which will later affect job satisfaction and turnover intentions. The purpose of this study is to examine the effect of worklife quality on turnover intention, with job satisfaction serving as a moderating variable. The survey method is used in this quantitative study, with a questionnaire distributed online via Google Form. The number of samples obtained in this study was 102, namely, permanent employees who work for e-commerce companies in Indonesia. This research will use descriptive statistical analysis, simple linear regression analysis, multiple linear regression analysis, and Sobel test analysis. The results of this study indicate that quality of work life has a significant positive effect on job satisfaction, quality of work life has a significant negative effect on turnover intention, and job satisfaction also has a negative effect on turnover intention. Furthermore, the results of the Sobel test show that job satisfaction mediates the effect of quality of work life on turnover intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
"Sungai-sungai yang membelah Pulau Kalimantan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia sejak masa lalu. Sungai memiliki peran dalam dinamika peradaban dan evolusi lingkungan pada kehidupan manusia hingga sekarang. Namun seiring dengan pembangunan jalan darat, makna sungai bagi masyarakat tepian sungai mengalami perubahan. Kajian ini melihat bagaimana masyarakat Dayak Ngaju memaknai sungai dalam ruang hidup yang berubah dengan adanya pembangunan. Penelitian dilakukan pada dua desa dengan karakteristik lokasi, karakteristik masyarakat, dan laju pembangunan yang berbeda yaitu Desa Talingke yang berada di tepian Sungai Katingan dan Desa Pangi yang berada di tepian Sungai Kahayan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karakteristik wilayah sungai, masyarakat dan laju pembangunan mempengaruhi masyarakat dalam memaknai sungai. Di satu sisi, masyarakat Pangi mulai meninggalkan aktivitas di sungai namun mereka masih memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya. Sebaliknya, masyarakat Talingke masih memusatkan aktivitasnya di sungai namun tidak lagi sepenuhnya memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya"
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2021
900 HAN 5:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>