Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Fatullah
"Kecamatan Kembangan merupakan wilayah yang sangat kompleks dari segi tutupan lahannya. Tutupan lahan di kecamatan ini mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan didominasi perubahan dari area vegetasi menjadi area lahan terbangun. Perubahan tutupan lahan tersebut sangat berpotensi dalam memengaruhi penginkatan fenomena urban heat island yang terjadi di Kecamatan Kembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keterkaitan antara perubahan tutupan lahan yang terjadi dengan fenomena urban heat island di Kecamatan Kembangan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kembangan dengan memanfaatkan data dari citra satelit Landsat 8 OLI/ TIRS yang diketahui datanya dapat diekstraksi menjadi nilai suhu permukaan daratan karena terdapatnya kanal termal pada citra tersebut. Waktu penelitian ini adalah tahun 2014, 2018, dan 2022. Pengukuran lapang dilakukan guna memvalidasi data suhu yang didapatkan dari citra (LST) dengan suhu di lapangan (AST) dengan menggunakan uji regresi linier dan RMS Error. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang paling dominan terjadi adalah perubahan lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun. Kenaikan area lahan terbangun ini memengaruhi peningkatan nilai LST yang semula pada tahun 2014 rata-rata nilainya hanya sebesar 32,13 oC menjadi 34,25 oC pada tahun 2022. Kenaikan nilai LST pada akhirnya mengakibatkan terjadinya peningkatan persebaran wilayah terdampak UHI di Kecamatan Kembangan yang semula pada tahun 2014 hanya seluas 825,12 Ha atau 805 grid menjadi 1176,39 Ha atau 1139 grid pada tahun 2022. Secara spasial perluasan wilayah UHI dominan dari arah pusat ke arah utara dan selatan yang mengikuti perubahan tutupan lahan yang terjadi. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Chi-Square yang menyatakan bahwa perubahan tutupan lahan berpengaruh terhadap peningkatan fenomena UHI di Kecamatan Kembangan.

Kembangan District is a very complex area in terms of land cover. Land cover in this sub-district changes from year to year and is dominated by changes from vegetation areas to built-up land areas. The change in land cover has the potential to affect the increase in the urban heat island phenomenon that occurs in Kembangan District. The purpose of this study was to determine the relationship between changes in land cover that occurred with the urban heat island phenomenon in Kembangan District. This research was conducted in Kembangan District by utilizing data from Landsat 8 OLI/TIRS satellite imagery which is known to extract the data into land surface temperature values ​​due to the presence of thermal channels in the image. The time of this research is 2014, 2018, and 2022. Field measurements were carried out to validate the temperature data obtained from the image (LST) with the temperature in the field (AST) using linear regression test and RMS Error. The results showed that the most dominant change in land cover occurred was the change of vegetated land into built-up land. This increase in the area of ​​built-up land affects the increase in the value of ESG which was originally in 2014 the average value was only 32.13 oC to 34.25 oC in 2022. The increase in the value of ESG eventually resulted in an increase in the distribution of areas affected by UHI in Kembangan District which was originally in 2014 only an area of ​​825.12 Ha or 805 grids to 1176.39 Ha or 1139 grids in 2022. Spatial expansion of the UHI area is dominant from the center to the north and south following changes in land cover that occur. This is reinforced by the results of the Chi-Square correlation test which states that changes in land cover affect the increase in the UHI phenomenon in Kembangan District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
"Dekade ini, Kota Bekasi mengalami peningkatan pesat dalam urbanisasi dan pembangunan infrastruktur, yang menyebabkan perubahan signifikan dalam tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan tersebut sangat berpotensi dalam peningkatan fenomena Urban Heat Island (UHI) yang terjadi di Kota Bekasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) menganalisis tutupan lahan di Kota Bekasi; (2) menganalisis distribusi spasial dan temporal Land Surface Temperature (LST) di Kota Bekasi; (3) menganalisis distribusi spasial dan temporal UHI di Kota Bekasi; dan (4) mengidentifikasi pengaruh tutupan lahan terhadap UHI di Kota Bekasi. Tahun yang diteliti pada penelitian ini adalah tahun 2013, 2019, dan 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, statistik, dan deskriptif dengan menggunakan citra satelit Landsat 8 untuk mengolah data LST, UHI, peta tutupan lahan, serta indeks NDVI dan NDBI. Hasil penelitian menunjukkan perubahan signifikan pada tutupan lahan di Kota Bekasi, dengan peningkatan area terbangun dan penurunan luas lahan terbuka, vegetasi, dan badan air dengan total perubahan tutupan lahan seluas 9.308,43 Ha atau sebesar 43,7%. Kemudian, pada tahun 2013, perubahan paling jelas terlihat pada area dengan LST tinggi (>34°C) yang meningkat dari 34 Ha menjadi 4.195 Ha. Selain itu, wilayah dengan intensitas UHI sedang (1,5-3°C) meningkat paling signifikan dengan naik sebesar 214,4%. Peningkatan ini terutama terjadi di wilayah pusat Kota Bekasi. Penelitian ini menegaskan bahwa perubahan tutupan lahan, khususnya peningkatan area terbangun dan penurunan vegetasi, berkontribusi signifikan terhadap intensifikasi UHI di Kota Bekasi.

In this decade, Bekasi City has experienced rapid urbanization and infrastructure development, leading to significant changes in land cover. These changes in land cover have a high potential to increase the phenomenon of the Urban Heat Island (UHI) in Bekasi City. The objectives of this study are: (1) to analyze the land cover in Bekasi City; (2) to analyze the spatial and temporal distribution of Land Surface Temperature (LST) in Bekasi City; (3) to analyze the spatial and temporal distribution of UHI in Bekasi City; and (4) to identify the influence of land cover on UHI in Bekasi City. The years studied in this research are 2013, 2019, and 2023. The research methods used are spatial, temporal, statistical, and descriptive analyses using Landsat 8 satellite imagery to process LST data, UHI, land cover maps, as well as NDVI and NDBI indices. The results of the study indicate significant changes in land cover in Bekasi City, with an increase in built-up areas and a decrease in open land, vegetation, and water bodies, with a total land cover change of 9,308.43 hectares or 43.7%. In 2013, the most noticeable change was in the area with high LST (>34°C), which increased from 34 hectares to 4,195 hectares. Additionally, the area with medium UHI intensity (1.5-3°C) increased most significantly by 214.4%. This increase primarily occurred in the central area of Bekasi City. This study confirms that changes in land cover, particularly the increase in built-up areas and the decrease in vegetation, significantly contribute to the intensification of UHI in Bekasi City."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Inayah
"Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga di Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan sehingga terjadi perluasan wilayah terbangun. Tutupan lahan terbangun atau tutupan permukaan kedap air akan menyebabkan suhu permukaan daratan di suatu wilayah lebih tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial suhu permukaan daratan, tutupan lahan, emisi karbon monoksida, dan fenomena UHI, serta menganalisis hubungan fenomena UHI dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida di Kota Bogor. Tutupan lahan dan fenomena Urban Heat Island diamati menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018 dan 2021. Sedangkan titik emisi karbon monoksida diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Data tersebut dianalisis secara spasial untuk mengetahui distribusi fenomena UHI dan kaitannya dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode waktu 2018 ke 2021, distribusi spasial suhu mengikuti tutupan lahan dan tidak mengikuti emisi karbon monoksida di mana tutupan lahan terbangun memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan lahan yang lain. Distribusi spasial fenomena UHI dari 2018 ke 2021 mengikuti tutupan lahan terbangun dan tidak mengikuti sebaran emisi karbon monoksida. Berdasarkan analisis hubungan pada data tahun 2018 dan 2021 menunjukkan bahwa suhu akan meningkat dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila tutupan lahannya berupa lahan terbangun. Sedangkan untuk wilayah yang bervegetasi cenderung memiliki suhu permukaan daratan yang rendah. Untuk emisi karbon monoksida, suatu wilayah akan memiliki suhu yang tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila terjadi peningkatan emisi karbon monoksida terutama di tutupan lahan terbangun.

Bogor City is one of the buffer cities in Jabodetabek which is experiencing rapid population growth and urban development. This can cause changes in land cover resulting in an expansion of the built-up area. Built-up land cover or impervious surface has higher land surface temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island. This study aims to analyze the spatial distribution of land surface temperature, land cover, carbon monoxide emissions, and the UHI phenomenon, and to analyze the relationship between the UHI phenomenon and land cover and carbon monoxide emissions in Bogor City. Land cover and the Urban Heat Island phenomenon were observed using Landsat 8 OLI/TIRS image data for 2018 and 2021. Meanwhile, the carbon monoxide emission point was obtained from the Bogor City Environment Agency. The data was analyzed spatially to determine the distribution of the UHI phenomenon and its relation to land cover and carbon monoxide emissions. The results show that in the time period 2018 to 2021, the spatial temperature distribution follows land cover and does not follow carbon monoxide emissions where built-up land cover has a higher temperature compared to other land cover classes. The spatial distribution of the UHI phenomenon from 2018 to 2021 follows the built-up land cover and does not follow the distribution of carbon monoxide emissions. Based on the relationship analysis on the data for 2018 and 2021, it shows that temperatures will increase and there is a potential for an Urban Heat Island if the land cover is built-up land. Meanwhile, vegetated areas tend to have low land surface temperatures. For carbon monoxide emissions, an area will have high temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island if there is an increase in carbon monoxide emissions, especially in built-up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sella Isnaini
"Aktivitas manusia di perkotaan telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang masif dan mengakibatkan tingginya land surface temperature di daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan alam sekitarnya yang dikenal sebagai efek urban heat island (UHI). Fenomena urban heat island (UHI) dapat dinilai berdasarkan suhu land surface temperature (LST) dengan threshold temperature diatas 30°C. Peneliti melakukan analisis fenomena urban heat island di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial temporal urban heat island di Kota Sukabumi tahun 2000, 2010, dan 2020. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan land surface temperature dengan perubahan tutupan lahan, kehijauan vegetasi, dan kerapatan bangunan di Kota Sukabumi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena urban heat island semakin meningkat dan menyebar di Kota Sukabumi dan hampir seluruh Kota Sukabumi mengalami fenomena urban heat island. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara land surface temperature dengan kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan yang diketahui bahwa nilai kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan land surface temperature dan kerapatan bangunan berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan land surface temperature.

Human activities in urban areas have led to massive changes in land cover, resulting in elevated land surface temperatures in urban areas compared to the surrounding natural environment, known as the urban heat island (UHI). The UHI phenomenon is assessed based on land surface temperature (LST) with a threshold temperature above 30°C. Researchers analyzed the urban heat island phenomenon in Sukabumi City, West Java. This study aims to analyze the spatial-temporal distribution of the urban heat island in Sukabumi City for 2000, 2010, and 2020. Additionally, the research examines the relationship between land surface temperature and changes in land cover, vegetation greenness, and building density in Sukabumi City. The findings reveal a growing and widespread urban heat island phenomenon in Sukabumi City, with almost the entire city experiencing this effect. Statistical tests indicate a correlation between land surface temperature and vegetation greenness and building density. It is observed that vegetation greenness is inversely related to land surface temperature, while building density correlates positively or directly with land surface temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecil Nadira Putri Ramadhan
"ABSTRAK
Kecamatan Cikarang Utara merupakan kawasan yang termasuk dalam CBD (Central Business District) Kabupaten Bekasi, oleh karena itu perkembangan dan perkembangannya sangat pesat terutama untuk penggunaan lahan untuk kawasan industri dan pemukiman. Hal ini kemudian menyebabkan lahan berubah fungsinya dengan menambah luas lahan terbangun dan mengurangi luas lahan bervegetasi yang dapat mempengaruhi perubahan suhu permukaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Cikarang Utara, menganalisis variasi suhu permukaan tanah dan korelasinya dengan kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi dari tahun 2007 hingga 2018. Data yang diperoleh berdasarkan pengolahan citra Landsat 5 dan Landsat 8. di bulan-bulan kering. Metode yang digunakan adalah ekstraksi nilai LST, NDVI, NDBI dan klasifikasi terbimbing. Kemudian dilakukan uji akurasi menggunakan metode Khat Kappa dan diperkuat dengan survei lapangan untuk validasi tutupan lahan dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi penurunan luas areal bervegetasi dari tahun 2007 hingga tahun 2018 yang berubah menjadi lahan terbangun atau lahan kosong / terbuka. Hal tersebut terkait dengan nilai LST yang terus meningkat. Hasil uji korelasi antara LST dan NDBI bertanda positif sedangkan korelasi antara LST dan NDVI bertanda negatif.
ABSTRACT
Cikarang Utara District is an area included in the CBD (Central Business District) of Bekasi Regency, therefore its development and development is very rapid, especially for land use for industrial and residential areas. This then causes the land to change its function by increasing the area of ​​built land and reducing the area of ​​vegetated land which can affect changes in land surface temperature. This study aims to analyze changes in land cover that occurred in North Cikarang Regency, analyze variations in soil surface temperature and their correlation with building density and vegetation density from 2007 to 2018.Data obtained are based on processing Landsat 5 and Landsat 8 imagery in the months dry. The method used is the extraction of LST, NDVI, NDBI values ​​and supervised classification. Then performed an accuracy test using the Khat Kappa method and strengthened by field surveys to validate land cover and temperature. The results showed that there had been a decrease in the area of ​​vegetated areas from 2007 to 2018 which turned into built-up land or empty / open land. This is related to the increasing value of LST. The results of the correlation test between LST and NDBI are positive, while the correlation between LST and NDVI is negative."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahlevi Muhammad Thoriq
"Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang memiliki aset vital nasional karena terdapat Kawasan Industri Krakatau, PLTU Suralaya, Pelabuhan Merak, permukiman padat penduduk, serta salah satu pusat ekonomi terbesar di Provinsi Banten. Perubahan tutupan lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan, sedikit banyak, memengaruhi suhu permukaan daratan serta memicu adanya fenomena urban heat island. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan menganalisis distribusi spasial dan temporal serta pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap fenomena urban heat island di Kota Cilegon pada Tahun 2016, 2019, dan 2022. Variabel yang digunakan pada penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan citra Landsat 8 Tahun 2016, 2019, dan 2022 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 40 titik yang dipilih dengan metode purposive random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kota Cilegon berada di antara 8,81 °C hingga 35.26 °C. Fenomena urban heat island mendominasi tengah dari timur hingga barat yang merupakan wilayah padat permukiman dan merata di wilayah pesisir barat kota dari utara hingga selatan yang merupakan kawasan industri besar kimia, batu bara, dan pelabuhan. Tutupan lahan yang mendominasi di kawasan terjadinya fenomena urban heat island merupakan lahan terbangun dan lahan terbuka yang dahulu adalah kawasan bertutup lahan vegetasi. Di Kota Cilegon, kenaikan suhu permukaan daratan berasosiasi dengan wilayah tutupan lahan terbuka dan terbangun serta kerapatan bangunan tinggi dan suhu permukaan rendah tidak selalu dipengaruhi oleh kawasan dengan tutupan vegetasi tinggi.

The city of Cilegon is one of the cities that has vital national assets because there is the Krakatau Industrial Area, the Suralaya PLTU, Merak Harbor, densely populated settlements, and one of the largest economic centers in Banten Province. Changes in land cover from vegetation cover to built-up land will, more or less, affect land surface temperatures and trigger the urban heat island phenomenon. The purpose of this study was to map and analyze the spatial and temporal distribution and the effect of land cover changes on the urban heat island phenomenon in Cilegon City in 2016, 2019 and 2022. The variables used in this study were land cover, green vegetation, building density, and land surface temperature obtained from the results of Landsat 8 image processing for 2016, 2019, and 2022 which were validated with field survey data at 40 points selected by the purposive random sampling method. The results of this study indicate that the land surface temperature of Cilegon City is between 8.81 °C to 35.26 °C. The urban heat island phenomenon dominates the center from east to west which is a densely populated area and is evenly distributed in the western coastal area of ??the city from north to south which is a large chemical, coal and port industrial area. Land cover that dominates in the area where the urban heat island phenomenon occurs is built-up land and open land that used to be areas covered with vegetation land. In Cilegon City, land surface temperature increases are associated with open and built-up land cover areas and high building density and low surface temperatures are not always affected by areas with high vegetation cover."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Cahyo Galih Pranoto
"Urban Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu permukaan kota yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Kecamatan Pinang merupakan Kecamatan di Kota Tangerang yang pembangunannya mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan serta tutupan lahan yang cepat mempengaruhi suhu permukaan darat di Kecamatan Pinang. Metode yang digunakan yaitu pengolahan dari citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai Kerapatan Vegetasi (NDVI), Kerapatan Bangunan (NDBI) dan Land Surface Temperature (LST).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pinang telah mengalami perluasan wilayah yang terdampak Urban Heat Island yang menjalar di bagian selatan Kecamatan Pinang. Hasil ini didukung oleh uji statistik yang menunjukan semakin tinggi kerapatan bangunan, semakin tinggi pula suhu permukaan daratnya serta semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka semakin rendah suhu permukaan daratnya.

Urban Heat Island is a phenomenom in which the surface temperature of the crowded city buildings higher than the surrounding temperature both in villages and sub urban. Pinang Sub-District is a Sub-District at Tangerang City who had growth dynamic development. Transformation of vegetation density, density of the roof of the buildings and land cover can affect the land surface temperature at Pinang Sub-District. The research method is using by processing satellite imagery from Landsat 7 ETM+ and Landsat 8 OLI to get vegetation density (NDVI), density of the roof of the building (NDBI) and land surface temperature (LST).
The results showed that the Pinang Sub-District have expanded the area affected by the spread of Urban Heat Island in the southern part of the Pinang Sub-District. This result also tested in statistically. Therefore, when land surface temperature rise, the building density are descend. Beside when land surface temperature descend, the vegetation density are rise up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rakhmawati Rizki
"Fenomena urban heat island (UHI) telah menjadi masalah di kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kondisi ini telah menjadi isu global yang perlu diprioritaskan, karena semakin banyak kota di dunia yang mengalaminya, maka akan semakin pesat pula laju pemanasan global. Studi ini dilakukan di Jakarta Timur sebagai wilayah yang terdeteksi memiliki UHI tertinggi di Jakarta dengan jumlah RTH terluas, yang bertujuan untuk mengetahui sebaran UHI dan mitigasinya melalui perencanaan penggunaan lahan. Studi ini menggunakan metode analisis spasial, analisis statatistk, dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah cakupan UHI tertinggi ada di wilayah Cakung, yang didukung dengan persepsi tingkat kenyamanan termal masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal wilayah Cakung masuk ke dalam kategori tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut kemudian membentuk persepsi masyarakat yang sadar dengan sangat baik tentang kebutuhan masyarakat terhadap hutan kota. Namun, ketersediaan hutan kota di Jakarta Timur saat ini masih belum memenuhi standar 10%, yaitu hanya 1,02% dari luas total wilayahnya. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan penggunaan lahan yang lebih efisien untuk dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan hutan kota di Jakarta Timur, baik dari aspek teknis terkait ketersediaan lahan, aspek kebijakan terkait perumusan regulasi hijau, dan aspek ekonomi terkait alternatif pendanaan.

Urban heat island (UHI) has become a scourge in big cities worldwide, including Jakarta. This condition has become a global issue that needs to be prioritized because the more cities in the world that experience it, the faster the rate of global warming will be. This study was conducted in East Jakarta as an area detected to experience the highest UHI in Jakarta. It aims to determine the distribution of UHI and its mitigation through land use planning. This study used the method of spatial analysis, statistical analysis, and qualitative descriptive analysis. The results of the analysis show that the highest UHI coverage area is in Cakung, which is supported by the perception of the level of thermal comfort of the community, which indicates that the level of thermal comfort in the Cakung area falls into the 'warm' or uncomfortable category. This discomfort then forms the perception of the people who are very well aware of their need for urban forests. However, unfortunately, the availability of urban forests in East Jakarta still does not meet the standard of 10%, which is only 1.02% of the total area. Therefore, there is a need for more efficient land use planning to maximize the fulfillment of urban forest needs in East Jakarta, both from technical aspects related to land availability, policy aspects related to the formulation of green regulations, and economic aspects related to alternative funding."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliza
"Kabupaten Majalengka dinilai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu prioritas pembangunan infra struktur untuk menopang percepatan pembangunan seperti Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati Aero City, permukiman, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan. Alih fungsi lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan memengaruhi suhu permukaan daratan yang memicu adanya fenomena urban heat island.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal urban heat island serta asosiasi tutupan lahan, kerapatan bangunan, dan kehijauan vegetasi terhadap suhu permukaan daratan di Kabupaten Majalengka tahun 2013, 2016 dan 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan Citra Landsat 8 Tahun 2013, 2016, dan 2019 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 98 titik yang dipilih dengan metode randomsampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kabupaten Majalengka berada antara 15,26 derajat celsius hingga 39,99 derajat celcius. Fenomena urban heat island mendominasi bagian tengah hingga utara Kabupaten Majalengka dengan tutupan lahan berupa lahan terbangun, kehijauan rendah, dan kerapatan bangunan tinggi. Bagian selatan suhu permukaan daratan semakin rendah dengan tutupan lahan vegetasi, kehijauan vegetasi tinggi, dan kerapatan bangunan rendah. Suhu permukaan daratan rendah berasosiasi dengan kehijauan vegetasi tinggi dan kerapatan bangunan rendah sedangkan suhu permukaan tinggi berasosiasi dengan tutupan lahan terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi.

The Majalengka Regency considering by The Government of West Java Province is one of the priorities of infrastructure development to sustain the accelerate of development such as West Java International Airport, Kertajati Aero City, settlements, hospitals, shopping centres, business centres, resorts, entertainment facilities. The conversion function of agricultural land into non-agricultural or industrial will affect land surface temperature, which triggers the urban heat island phenomenon.
The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal distribution of urban heat island and the effect of land cover, building density, and vegetation greennesson land surface temperatures in Majalengka in 2013, 2016 and 2019. Variables used in this study were land cover, vegetation greenness, building density, and land surface temperature obtained from the processing of Landsat Image 8 of 2013, 2016, and 2019 are validating survey at 98 points selected by random sampling method.
The results showed that the land surface temperature values of Majalengka areas were between 15.26°C to 39.99°C. The phenomenon of urban heat island dominates the north to the Majalengka Regency. The Areas with low land surface temperatures found in areas with land cover in the form of built land, low greenness, and high building density. The southern of Majalengka Regency of the land surface temperature is getting lower with vegetation land cover, high vegetation greenness, and low building density. Low land surface temperature is associated with high vegetation greenness and low building density while the highest surface temperature associated with build up area with high building density.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Yunita
"Suhu permukaan di DKI Jakarta yang terus meningkat mengakibatkan terjadinya fenomena Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena UHI secara spasial di DKI Jakarta berdasarkan morfologi perkotaan yang direpresentasikan oleh Zona Iklim Lokal. Klasifikasi Zona Iklim Lokal dilakukan dengan membagi daerah penelitian ke dalam 17 kelas yang terdiri atas 10 kelas bangunan dan 7 kelas tutupan lahan. Setiap kelas memiliki karakteristik fisik berbeda yang merepresentasikan kondisi iklim mikro perkotaan. Karakteristik lahan tersebut diukur berdasarkan suhu permukaan tanah. Fenomena UHI kemudian ditentukan berdasarkan nilai indeks variasi suhu permukaan tanah (UTFVI) dan dianalisis berdasarkan tipe zona iklim lokal di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi DKI Jakarta didominasi oleh area pemukiman penduduk dengan bangunan rendah (LCZ3 dan LCZ6). Zona iklim lokal yang berkontribusi terhadap fenomena UHI di DKI Jakarta adalah LCZ3 dan LCZ7 dengan suhu permukaan tanah rata-rata mencapai 33,1oC dan 32,9oC. Pola spasial UHI menunjukkan bahwa pusat UHI berada di wilayah Jakarta Timur. Luasan fenomena UHI semakin meningkat tiap tahunnya, dengan intensitas UHI tertinggi selama periode tahun 2018-2020 adalah 6,8oC.

The rising surface temperature in Special Capital Region of Jakarta (DKI Jakarta) has resulted in the Urban Heat Island (UHI) phenomena. This study aims to identify UHI in DKI Jakarta based on urban morphology represented by the Local Climate Zones. Classification of Local Climate Zones is done by dividing research areas into 17 classes consisted of 10 building types and 7 land cover types. Each class has different physical characteristics that represent urban microclimate conditions, these characteristics are measured based on soil surface temperature. UHI phenomena are determined based on Urban Thermal Field Variance Index (UTFVI) value and being analyzed according to the local climate zones. The results showed that the morphology of DKI Jakarta is dominated by residential areas with low buildings (LCZ3 and LCZ6). The local climate zones that contribute to the UHI phenomena in DKI Jakarta are LCZ3 and LCZ7 with average ground surface temperatures reaching 33.1oC and 32.9oC. The spatial pattern of UHI shows that East Jakarta is the center of UHI area in DKI Jakarta. UHI area tends to increase each year with the highest UHI intensity occured during the period 2018-2020 was 6.8 oC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>