Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Anggraini Hanafiah
"Salah satu jenis naskah yang masih relevan dengan masa kini adalah naskah pengobatan. Dalam naskah pengobatan tersimpan informasi mengenai sebuah penyakit beserta gejala dan cara pengobatannya. Praktik pengobatan tradisional ini banyak dilakukan oleh berbagai suku di Indonesia termasuk Bali. Praktik pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Bali disebut dengan usada. Praktik pengobatan usada ini dapat ditemukan dalam naskah. Salah satu naskah lontar usada yang berisi ilmu pengetahuan mengenai obat-obatan adalah naskah lontar usada 59 L 878. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik etnomedisin yang dilakukan oleh masyarakat Bali berdasarkan naskah lontar 59 L 878. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode penelitian filologi. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu pertama, dalam naskah lontar usada 59 L 878 terdapat 39 jenis penyakit tiwang. Kedua, terdapat juga beberapa penyakit lainnya, seperti batuk, gelisah, mokan, dan rematik. Ketiga, praktik etnomedisin dalam naskah lontar usada 59 L 878 terbagi menjadi dua, yaitu pengobatan dengan bahan alam dan juga pengobatan dengan perpaduan antara bahan alam dan mantra.

One kind of manuscript that is still relevant today is the medical manuscript. In the treatment manuscripts, information is stored about a disease along with its symptoms and how to treat it. The practice of traditional medicine is widely practiced by various tribes in Indonesia, including Bali. The medical practice carried out by the Balinese people is called usada. This usada medical practice can be found in the manuscript. One of the manuscripts of lontar usada which contains knowledge about medicine is the manuscript of lontar usada 59 L 878. This study aims to explain the ethnomedicine practices carried out by the Balinese people based on the manuscript of lontar usada 59 L 878. The method used in this study is a qualitative method with philological research methods. The results of the research obtained, namely first, in the manuscript of lontar usada 59 L 878 there are 39 types of tiwang disease. Second, there are also several other diseases, such as coughing, anxiety, mokan, and rheumatism. Third, the practice of ethnomedicine in the manuscript of lontar usada 59 L 878 is divided into two, namely treatment with natural ingredients and also treatment with a combination of natural ingredients and mantras."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karimatus Sahrozat
"ABSTRACT
Hingga saat ini, naskah Melayu klasik masih kurang dikenal oleh maysarakat umum meski di dalamnya terkandung pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat pemiliknya, misalnya tentang ramalan dan pengobatan tradisional yang hingga saat ini masih relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu naskah Melayu klasik yang membahas kedua hal tersebut adalah Ramalan tentang Gempa, Obat, Doa, dan Azimat RtGODA yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1 menyajikan edisi teks dan 2 membahas isi naskah, khususnya bagian ramalan dan pengobatan tradisional, serta kaitannya dengan budaya masyarakat Melayu masa lampau. Metode edisi teks yang dipilih adalah metode edisi standar, sedangkan analisis isi dilakukan dengan pendekatan budaya untuk menganalisis ramalan dan pendekatan etnomedisin untuk menganalisis pengobatan tradisional. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun masyarakat Melayu masa lampau percaya dan mengamalkan ajaran Islam, mereka tetap mempercayai ramalan dan adanya hal-hal magis. Kepercayaan tersebut masuk dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pengobatan. Kepercayaan terhadap ramalan yang bertentangan dengan ajaran Islam menunjukkan bahwa masuknya agama Islam tidak mempengaruhi tradisi dan kepercayaan masyarakat Melayu masa lampau secara keseluruhan. Sebaliknya, tradisi yang telah hidup dalam masyarakat berbaur dengan kepercayaan masyarakat terhadap agama Islam.

ABSTRACT
Until now, the classical Malay manuscripts are still less known by the common people even if they can contain knowledge and local wisdom of the owner community, for example about the divination and traditional medicine that still relevant with the life of Indonesian people. One of the classical Malay manuscript that discussing these two things is a manuscript titled Ramalan tentang Gempa, Obat, Doa, Azimat RtGODA stored in Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI. This study was conducted with the aim of 1 presenting the text edition and 2 discussing the divination and the practice of ethnomedicine in the manuscript and its relation to the culture of ancient Malay society. The text edition method chosen in this study is the standard edition method. Meanwhile, content analysis was conducted with a cultural approach to analyze the divination and an ethnomedicin approach to analyze the traditional medicine. Based on the analysis that has been done, this study concludes that although the Malay community in the past believed and practiced the teachings of Islam, they still believed in divination and the existence of magical things. That belief exist in various areas of their live, including the field of medicine. Their belief in divination that are contrary to Islamic teachings shows that the entry of Islam does not affect the traditions and beliefs of ancient Malay society as a whole. In contrast, traditions that have lived in society mingle with public belief in Islam."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Firdha Az-Zahra
"Serat Pelatuk Bawang adalah teks dari naskah berbahasa dan beraksara Jawa yang ditemukan pada Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teks Serat Pelatuk Bawang (SPB) di dalamnya mengandung informasi berupa khasiat burung Pelatuk Bawang atau bernama Latin Dinopium Javanense yang berguna bagi kehidupan manusia. Penamaan pupuh menggunakan sasmitaning tembang, misalnya terlihat pada kang winangun sekar pamijil, untuk menyebutkan pupuh Mijil. Jumlah pupuh dalam SPB terdiri dari tiga pupuh. Keunikan dari SPB adalah pupuh I pada teks SPB ini bentuk salinan dari pupuh XXIII Serat Centhini Jilid 1. Sebagai teks yang memuat khasiat burung Pelatuk Bawang untuk kehidupan manusia, teks SPB menyampaikan bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang yang digunakan sebagai bahan pengobatan, khususnya pemanfaatan dalam bidang kesehatan manusia. Penelitian SPB ini menggunakan dua pendekatan, yaitu langkah filologi dan analisis deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teori ethno-medicine berupa animal-medicine. Berdasarkan analisis filologi, penulis SPB “menyalin” dari naskah Serat Centhini pupuh XXIII. Penyalinan teks yang mengutip Serat Centhini pada pupuh I SPB ini terlihat dari perbedaan dan persamaan dalam teks. Teks SPB juga menghadirkan manfaat bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang. Sebagai teks klasik, SPB adalah sebuah teks tentang khasiat burung Pelatuk Bawang yang berguna untuk pengobatan tradisional berbahan dari hewan.

Serat Platuk Bawang is the text of the Javanese script and script found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. The text of Serat Platuk Bawang (SPB) contains information in the form of the benefits of the Common Goldenback bird or the Latin Dinopium javanense which is useful for human life. The naming of pupuh uses the sasmitaning tembang, for example seen in kang winangun sekar pamijil, to mention pupuh Mijil. The number of pupuh in SPB consists of three pupuh. The uniqueness of SPB is that pupuh I in the SPB text is in the form of a copy of pupuh XXIII Serat Centhini Volume 1. As a text that contains the efficacy of the Woodpecker for human life, the SPB text conveys the parts of the Common Goldenback bird which are used as medicinal ingredients, especially the use in the field of human health. This SPB research uses two approaches, namely philological steps and descriptive analysis. This study also uses ethnomedicine theory in the form of animal medicine. Based on the philological analysis, the writer of SPB "copied" from the manuscript of Serat Centhini pupuh XXIII. The copying of the text quoting Serat Centhini on pupuh I SPB can be seen from the differences and similarities in the text. The SPB text also presents the benefits of the Common Goldenback body parts. As a classic text, SPB is a text about the efficacy of the Common Goldenback which is useful for traditional medicine made from animals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini memuat judul Usada, menguraikan segala macam penyakit, bahan-bahan obatnya, serta tatacara pengobatannya secara tradisional. Ada yang berupa ramuan dari beberapa bahan obat tradisional yang diulek (berupa bureha) dan dioleskan pada bagian yang sakit, ada dengan cara sembur, minum loloh (ramuan cair), dan beberapa menggunakan mantra. Jenis-jenis penyakit yang disebutkan dalam naskah ini di antaranya: panas, semakin kurus, disengat kelabang, moro, maluang, rematik, rumpu, uyang, sakit prana, buh, panas dingin, panuwed, segala tiang dan lain sebagainya. Semuanya ini dapat diobati, sembur, maupun dengan cara minum loloh. Lempir awal dari naskah atau awal penulisan naskah tidak ada. Pada sisi kanan naskah terdapat cuplikan-cuplikan singkat yang menyebabkan nama-nama penyakit yang keterangannya diuraikan pada tiap-tiap teks di mana cuplikan itu berada. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.143-LT 262b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar asal Bali ini berisi teks berjudul usada keling, menguraikan bermacam-macam nama penyakit (tiwang), penyebabnya, dan pengobatannya secara tradisional dengan menggunakan sarana-srana khusus yang bersifat tradisional lengkap dengan mantra-mantranya. Antara lain disebutkan nama-nama penyakit seperti: tiwang bumi (bengkak dalam perut), tiwang jawat (gatal pada badan), tiwang susu (berdenyut-denyut pada tubuh), tiwang nuju angin (berkunang-kunang pada mata), dan lain sebagainya. Di tengah-tengan teks terdapat keterangan tentang obat dan mantra dari segala tiwang, dan disebutkan ada satu jenis tiwang yang sangat berbahaya bernama tiwang dongkang atau tiwang dopang. Ciri-ciri tiwang ini adalah sakit pada pinggang sampai melengkung dan selama tiga malam penderita pasti dan tidak dapat terobati. Teks dilanjutkan dengan bentuk-bentuk pengobatan lainnya seperti: panuwed, tutuh hidung, loloh (sejenis ramuan yang diminun), rerajahan, pemancut guna bebai lan pemedi, pematuh alas angker serta mengalahkan setra aeng angker. Diakhiri dengan ajaran Sanghyang Sarwa Griguh sehubungan dengan pengobatan secara tradisional dengan segala tata cara dan sarana yang ada didalamnya. Halaman 1-3 hilang dari naskah ini. Uraiannya dimulai dari h.4-52. Kemungkinan besar halaman/lempir yang tak termuat ini berisikan uraian pendahuluan naskah atau mungkin juga merupakan uraian lain dari judul ini (?)."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.144-LT 177
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992.
615.882 IND u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini mengambil sumber dari kitab primbon Betal jemur. Adapun isinya adalah menerangkan kegunaan dari burung pelatuk, bulus dan jamu-jamuan yang berasal dari akar-akar tumbuh-tumbuhan, daun-daunan, rempah-rempahan, sayuran dan lain-lain."
Yogyakarta: Mahadewa, 1942
BKL.0062-PR 8
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi-Djama
"Buku ini adalah petikan dari primbon Jawa yang memuat obat-obatan (jamu) bagi para wanita, antara lain berupa: jamu agar dikasihi oleh pris; jamu bagi wanita yang ingin mempunyai anak; jamu bagi orang yang hamil dan setelah melahirkan putra dan sebagainya."
Yogyakarta: Toko Buku Mahadewa, 1940
BKL.0283-PR 14
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Afiani Ika Limananti
"Jamu berupa ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan: mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh serta untuk tujuan kecantikan. Salah satu jenis jamu yang terdapat di Yogjakarta adalah jamu cekok khusus untuk anak-anak. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui ramuan yang terkandung dalam jamu cekok serta mengetahui manfaat jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan kesehatan anak. Konsumen jamu cekok sebagai informan penelitian ini adalah lima keluaraga yang memiliki anak usia balita. Keterangan tambahan diperoleh dari pemilik warung jamu cekok dan seorang ahli tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Juni tahun 2003. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta sumber pustaka yang relevan. Bahan utama jamu cekok adalah empon-empon yang terdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (Lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (Brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya). Alasan utama orang tua mencekok anaknya karena hilangnya nafsu makan yang dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Manfaat utama pengobatan ini adalah mengembalikan nafsu makan anak disamping sebagai cara penyembuhan mencret, perut kembung, cacingan serta batuk dan pilek. Pengaruh faktor kepercayaan atau sugesti akan khasiat jamu cekok mengakibatkan konsumen menyatakan kepuasaannya setelah mencekokkan anaknya. Kepercayaan ini tidak lepas dari pengaruh tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan alam dianggap relatif lebih aman dan harganya terjangkau abgi masyarakat luas. Kebiasaan minum jamu cekok juga menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat kembali ke alam (back to nature) sebagaimana tradisi yang telah dimiliki oleh nenek moyang mereka.
Jamu Cekok Components for Treating Children Have No Appetite: An Ethnomedicine Approach. Jamu is used
in an efford to treat patiens with a traditional herbal medicine, which is well known among the community. The jamu is
widely used for trating light health problems, preventing illness, increasing the endurance and the health of the body,
besides for cosmetic reasons. Jamu cekok is a kind of jamu used in Yogyakarta, especially for children , given by
forcing the mixture into the throat if children have no appetite. The aims of the article are to know the components of
jamu cekok and also to know the jamu cekok use toward improving child health. The research took 5 Javanese families
as informants. Additional informants is jamu cekok traditional shop and traditional herbalist. Data were obtained by
interviews and observation during February to June 2003. Analysis data was descriptive using medical anthropology
approach. The essential components of jamu cekok, called empon-empon are curcuma xanthorriza Robx (temulawak),
Zingiber Americans l. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx
(temu ireng) and Carica papaya L. (papaya). The main aims to drink jamu cekok is to increase the appetive of the
children because parents worried about the children growth and development. The children were threatened that they
will be forced to drink jamu, if they did not want to consume food. The belief and suggestion factors of jamu cekok
having special characteristics cause consumers become satisfied after giving jamu cekok to their children. Beside that,
traditional medicine using natural ingredients regarded more secure and the price can be reached by common society.
Drinking jamu cekok indicated that there is trend back to nature, which had possessed by their anchestor."
Universitas Gadjah Mada. Jurusan Antropologi, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sukantra
Denpasar: UPADA SASTRA, 1992
R 499.223 8 MAD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>