Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masnia Rahayu
"Masyarakat Papua menjunjung tinggi adat istiadat yang sangat lekat dengan ideologi patriarki sehingga menguasai kehidupan masyarakat termasuk kehidupan perempuan. Budaya patriarki di Papua memiliki keterkaitan antara perempuan dan lingkungannya. Melalui dua novel yang berjudul Tambo Bunga Pala dan Hutan Rahasia karya Aprila Wayar, novelis perempuan Papua pertama yang paling produktif, menunjukkan upaya resistensi perempuan Papua menggugat dominasi patriarki yang memarginalkan perempuan dan alam Papua. Artikel ini bertujuan untuk membahas bagaimana resistensi perempuan Papua melalui alam dan perspektif ekofeminisme transformatif ditampilkan sebagai kritik terhadap dominasi patriarki dalam dua novel karya Aprila Wayar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori naratif Tzvetan Todorov (1985) digunakan untuk menganalisis makna dan hubungan dari peristiwa dan resistensi tokoh utama dalam cerita pada kedua novel. Selanjutnya, penelitian ideologis menggunakan teori ekofeminisme yang dikemukakan oleh Karen J. Warren (1997) untuk melihat dinamika resistensinya. Temuan artikel ini menunjukkan bahwa Meskipun perjuangan perempuan di Papua belum dikatakan berhasil, namun proses dalam menuju keberhasilan tersebut masih terus dilakukan. Penguatan subjektifitas perempuan dalam ruang publik, privat, dan literasi dapat menggugat posisi perempuan Papua sebagai subordinat di Indonesia maupun di Papua.

The Papuan people respect traditions which are very closely related to the patriarchal ideology so that they dominate people's lives, including the lives of women. The patriarchal culture in Papua has a relationship between women and their environment. Through two novels entitled Tambo Bunga Pala and Hutan Rahasia by Aprila Wayar, the first Papuan female novelist. She shows the resistance efforts of Papuan women to challenge patriarchal domination which marginalizes Papuan women and nature. This article aims to discuss the resistance of Papuan women through nature and the perspective of transformative ecofeminism presented as a critique of patriarchal domination in two novels by Aprila Wayar. The method used in this research is qualitative method. Tzvetan Todorov's (1985) narrative theory was used to analyze the meaning and relationship between events and the main character's resistance in the stories in both novels. Furthermore, ideological research uses the ecofeminism theory proposed by Karen J. Warren (1997) to see the dynamics of resistance. The findings of this article show that although the struggle of women in Papua has not been said to be successful, the process towards success is still ongoing. Strengthening women's subjectivity in public, private, and literacy spaces can challenge the position of Papuan women as subordinates in Indonesia and in Papua."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentukbentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulitin Sungkowati
"Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pembauran etnis melalui perkawinan campur dalam dua novel karya dua perempuan pengarang Jawa Timur dengan perspektif hibriditas. Sumber data tulisan ini adalah novel Pecinan Kota Malang karya Ratna Indraswari Ibrahim dan novel Prosesi (Jiwa yang Terpenjara) Karya Zoya Herawati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Pecinan Kota Malang melihat pembauran etnis melalui perkawinan campur dengan optimis sebagai sarana menjembatani perbedaan budaya dan membuat etnis pendatang dapat menyatu dengan masyarakat dan budaya setempat, sedangkan novel Prosesi (Jiwa yang Terpenjara) memberikan pandangan sebaliknya."
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
407 WID 38:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Auly Nona Bunga Evelyn Bias Iswara
"Potret perempuan dalam memerdekakan hak-haknya di lingkungan kerja merupakan hal yang esensial untuk dikaji. Fenomena tersebut secara eksplisit dipaparkan Woro Januarti dalam Novel Di Balik Dinding Penampungan. Penelitian ini berisi gambaran perjuangan buruh migran perempuan yang selalu dimarginalkan secara sosial, ekonomi, dan budaya, menjadi objek seksual, serta mendapatkan perlakuan kasar oleh atasan mereka. Novel tersebut dipilih sebagai korpus penelitian karena memiliki kekhususan penggambaran cerita yang ditunjukkan tokoh utama dengan menggunakan budaya Jawa sebagai alat untuk memperjuangkan hak dan harga diri perempuan migran. Dalam hal ini, keharusan buruh migran perempuan untuk memotong rambutnya seperti laki-laki dan hilangnya kemaskulinan tokoh laki-laki yang memiliki otoritas kuasa sebagai wujud resistensi perempuan. Dengan demikian, perempuan memiliki peluang untuk memperoleh kekuasaan dengan memasuki wilayah laki-laki di ranah pekerjaan dengan menerima legitimasi fungsi domestik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural yang memfokuskan pada penokohan dengan metode close reading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskriminasi terhadap perempuan di ranah pekerjaan dapat disebabkan beberapa faktor, seperti latar belakang pendidikan, keterampilan, dan kecantikan sehingga menyebabkan hadirnya pemerkosaan, penghinaan, marginalisasi, dan kekerasan fisik yang tidak manusiawi. Hasil yang ditemukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami posisi perempuan untuk memerdekakan haknya sebagai subjek perubahan.

The portrait of women in liberating their rights in the work environment is an essential thing to study. This phenomenon is explicitly described by Woro Januarti in the Novel Behind the Walls of Shelters. This research contains an overview of the struggles of female migrant workers who are always marginalized socially, economically, and culturally, become sexual objects, and receive harsh treatment by their superiors. The novel was chosen as the research corpus because it has the specificity of depicting the story shown by the main character by using Javanese culture as a tool to fight for the rights and dignity of migrant women. In this case, the necessity of female migrant workers to cut their hair like men and the loss of masculinity of some male figures who have power as a form of women’s resistance. Thus, women have the opportunity to gain power by entering the realm of men in the realm of work by accepting the legitimacy of the domestic function. The approach used is a structural approach that focuses on characterizations using the close reading method. The results of the study show that discrimination against women in the field of work can be caused by several factors, such as educational background, skills, and beauty, causing rape, humiliation, marginalization, and inhumane physical violence. It is hoped that the results found will be useful for readers in understanding the position of women to liberate their rights as subjects of change."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wawat Rahwati
"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagairnana interaksi antara tokoh perempuan dengan slam, dan bagaimana gambaran metafor air sebagai salah satu unsur alam serta perannya terhadap tokoh perempuan dalam menghadapi penindasan dari patriarki.
Dengan menggunakan perspektif ekofeminisme kultural, didapati bahwa dalam novel tersebut mengandung bentuk-bentuk interaksi antara perempuan dengan alam secara empiris dan biologis. Hentuk interaksi secara empiris digambarkan melalui komunikasi antara tokoh Kaoru dengan irama ombak laut yang menyatu dalam hatinya melahirkan energi dan spirit pada diri Kaoru. Interaksi antara Kaoru dengan laut juga digambarkan melalui pembenaman tubuh Kaoru ke dalam air laut. Hentuk interaksi seperti ini tidak hanya bersifat empiris, tetapi juga bersifat biologis karena tubuh Kaoru yang berada di dalam air dapat diumpamakan sebagai bentuk spesies yang hidup dalam rahim seorang Thu yang disebut dengan janin (fetus). Melalui interaksi antara Kaoru dengan air laut tersebut, maka dapat diketahui pula bahwa air memiliki peranan panting yaitu sebagai proses revitalisasi pads diri Kaoru. Air telah memberikan perubahan pada diri Kaoru, yaitu semangat dan keyakinan bare untuk dapat menghadapi berbagai tekanan dari masyarakat patriarki, salah satunya mengalahkan Kepala Polisi di pengadilan. Air yang telah melahirkan semangat pada tokoh Kaoru, secara metaforis tidak hanya digambarkan sebagai media penghapus dosa, tetapi juga dipersonifikasikan sebagai sesuatu yang hidup, memiliki spirit dan dapat bergerak sesuai dengan iramanya. Terciptanya berbagai interaksi antara perempuan dengan alam melalui tokoh Kaoru dalam novel Hana wo Hakobu Imouto ini, menunjukkan sebuah gagasan kritis terhadap budaya patriarki yang bersifat dualistis dan hierarkis dengan menekankan kebudayaan perempuan yang selama ini dianggap rendah oleh masyarakat patriarki.

This research is aim at showing how woman character interact with nature, and how water as one of the elements signifies it many meanings metaphoric and than what role it plays to woman character in facing patriarchal oppression.
By employing the cultural eco-feminism perspective, it is found that the novel contents forms of empirical and biological interaction between woman and nature. The empirical interaction has been illustrated through communication between Kaoru as a woman character and the rhythm of waves which has become united in her which in turn produces energy and spirit. Interaction between Kaoru and the sea is portrayed by her submergence in to the sea. This kind of interaction is not only empirical, but also biological, as her submergence in to the sea can be compared to the species that dwell in the mother's womb called fetus. Through Kaoru's interaction with the sea it can be inferred that water plays a significant role as a revitalization process in Kaoru; spirit and new confidence to face the oppression of patriarchal society, for example defeating the police chief in court. Water that has given spirit to Kaoru, metaphoric is not only portrayed as a medium for purifying sin, but also personified as a living thing that possesses spirit and can move according to its rhythm. The interaction between woman and nature through Kaoru in this novel shows a critical idea toward dualistic and hierarchical patriarchal culture with the emphasis on woman culture that has been look down upon for generations by patriarchal society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Nisrina Kaharu
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai konflik rumah tangga dalam novel karya perempuan Israel. Korpus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah novel yang berjudul The Beauty Queen of Jerusalem karya Sarit Yishai Levi asal Israel. Tujuan dipilihnya konflik Rumah tangga dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana konflik rumah tangga yang digambarkan dalam novel yang diusung oleh novelis Israel. Dalam penelitian ini, selain digunakan metode deskriptif kualitatif, yang analisisnya mengarah kepada pendeskripsian secara rinci novel tersebut, juga digunakan pendekatan obyektif, dan pendekatan struktural. Adapun, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang analisis unsur-unsur intrinsik dalam menganalis tokoh, penokohan, alur, latar dan amanat yang digunakan untuk melihat satuan isi cerita yang terdapat dalam novel tersebut dan teori tentang isotopi yang digunakan untuk melihat keberkaitan makna antara isi cerita tersebut. Dari hasil penelitian terhadap novel tersebut ditemukan bahwa konflik rumah tangga dalam novel The Beauty Queen of Jerusalem menggambarkan keadaaan konflik rumah tangga berbeda-beda yang dialami oleh keluarga keturunan Sheparadic selama empat generasi.

ABSTRACT
This study discusses domestic conflict in a novel by Israeli women. The corpus used in this study is novel entitled The Beauty Queen of Jerusalem by Sarit Yishal Levi from Israel. The purpose of choosing domestic conflict in this study was to find out how the domestic conflict was described in the novel carried by Israeli novelists. In this study, besides using descriptive qualitative method, whose analysis leads to the detailed description of the novel, using an objective approach, and a structural approach are also used. Meanwhile, the theory used in this study is the theory of the analysis of intrinsic elements in analyzing the characters, characterization, plot, background and moral of the story used to see the unit of content of the stories contained in the novel and the isotope theory used to see the relationship between the story content. The results of this study of the novel found that domestic conflicts in the novel The Beauty Queen of Jerusalem described the different circumstance of domestic conflict experienced by the Sherapadic Family of four generations."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Silfania Zahra
"Pasca-disahkannya code de famille, undang-undang yang mengatur tentang hubungan keluarga di Aljazair, kesusastraan Aljazair banyak mengangkat tema tentang perlawanan perempuan terhadap diskriminasi berbasis gender. Artikel ini membahas tentang resistensi perempuan dan Écriture Féminine dalam novel Hizya karya Maïssa Bey. Novel ini menceritakan tokoh Hizya seorang perempuan berusia 23 tahun yang bermimpi untuk memiliki kebebasan di lingkungan patriarki. Hizya menyajikan penderitaan perempuan Aljazair akibat dominasi budaya patriarki yang mengekang kebebasan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tingkat dan bentuk resistensi para tokoh perempuan akibat represi di berbagai aspek kehidupan serta bagaimana upaya resistensi itu dihadirkan dalam novel Hizya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang didukung oleh teori naratologi Gerard Genette (1972), teori analisis teks naratif Roland Barthes (1975). Teori resistensi Stephen Slemon (1997) dan konsep Écriture Féminine miliki Hélene Cixous (1975) juga digunakan untuk mendukung analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar tokoh perempuan berhasil menunjukkan resistensi pada tingkat pertama di ruang privat dan tingkat lanjutan di ruang publik, khususnya pada kelompok perempuan ambisius.  Selain itu, kekhasan resistensi juga dihadirkan melalui penulisan,  penggunaan satu sudut pandang, unsur intertekstual, serta bentuk resistensi yang beragam yaitu aktif, pasif, dan terselubung.

Following the promulgation of code de famille, the law that regulates familial relations in Algeria, the Algerian literature addresses the issue of women's resistance to gender discrimination. This article discusses women's resistance and Écriture Féminine in the novel Hizya by Maïssa Bey. This novel tells the story of Hizya, a 23-year-old woman who dreams of freedom in a patriarchal environment. Hizya presents the suffering of Algerian women due to the domination of a patriarchal culture that restricts women’s liberation. This study aims to reveal the level and form of resistance of female characters due to repression in various aspects of life and how these resistance efforts are presented in Hizya’s novel. The method used in this study is qualitative which is supported by Gerard Genette's (1972) narrative text analysis theory, Roland Barthes' (1975) narrative text analysis theory. Stephen Slemon’s theory of resistance (1997) and Hélène Cixous’s concept of Écriture Féminine (1975) are also used to support analysis. The results of the analysis show that most female figures manage to show resistance at the first level in the private sphere and at an advanced level in the public sphere, especially in the ambitious women’s group. Apart from this, the specificity of resistance is also presented through writing, the use of a point of view, intertextual elements, and various forms of resistance, namely active, passive and secret."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Delmarrich Bilga Ayu Permatasari
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan atas gerakan perlawanan atau resistensi tokoh-tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Tokoh Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey merupakan perempuan dewasa yang hidup di tengah arus modernitas namun memiliki akar budaya yang tidak dapat dilepaskan dari hukum patriarki yang kental. Dibesarkan dengan latar budaya yang berbeda-beda, keempat tokoh tersebut memiliki cara-cara tersendiri dalam meraih kesejahteraan, kebebasan pribadi, dan keadilan sosial yang secara keseluruhan diwujudkan dalam upaya pemaknaan terhadap virginitas. Dengan menggunakan konsep kritik sastra feminis dapat disimpulkan bahwa virginitas adalah sesuatu yang bersifat cair yang digunakan oleh perempuan sebagai bentuk penghargaan atas tubuhnya. Dengan mengapresiasi virginitasnya seorang perempuan telah berkuasa terhadap kepemilikan tubuhnya yang dalam budaya dan hukum patriarki kuasa perempuan atas kepemilikan tubuhnya seringkali tidak diindahkan."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jodie Samadi
"ABSTRAK
Skripsi ini mengangkat permasalahan mengenai representasi alam dalam novel Ginga Tetsudou no Yoru karya Miyazawa Kenji. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggambaran alam dalam teks novel Ginga Tetsudou no Yoru dengan menggunakan kajian ekokritisisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan memfokuskan pada novel Ginga Tetsudou no Yoru. Penelitian ini menggunakan teori analisis struktural Tzvetan Todorov sebagai metode analisa teks. Hasil penelitian ini menemukan penggambaran unsur-unsur alam dalam teks Ginga Tetsudou no Yoru melalui berbagai macam tokoh dan latar yang ada di dalam teks.

ABSTRACT
This thesis is about the representation of nature in Miyazawa Kenji rsquo s novel Ginga Tetsudou no Yoru. The aim of this thesis is to look for the representation of nature by using the ecocriticism literary approach. This research uses the qualitative method focusing on the novel version of Ginga Tetsudou no Yoru and is analyzed by using Tzvetan Todorov rsquo s structural analysis theory. The conclusion of this research found that the nature is represented in the text of Ginga Tetsudou no Yoru through various characters and settings included in the text of the novel."
2016
S66615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>