Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jena Sinanda
"Perempuan rentan diposisikan sebagai objek yang dinilai berdasarkan bentuk tubuh dan penampilannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya wacana objektifikasi terhadap perempuan. Wacana tersebut terdapat pada salah satu film Indonesia yang disutradarai oleh Ernest Prakasa, yaitu film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019) yang menjadi korpus penelitian ini. Pemosisian perempuan sebagai objek di dalam film memicu perlawanan perempuan untuk terlepas dari praktik objektifikasi. Dengan menggunakan teori sinema Bordwell dan Thompson, teori objektifikasi Nussbaum, dan kritik feminis Bartky, penelitian ini berusaha membongkar struktur film dan menganalisis praktik objektifikasi serta upaya pendisiplinan tubuh perempuan di dalam film. Selanjutnya, konsep new femininity Taylor digunakan untuk menganalisis strategi perempuan yang dihadirkan di dalam film. Penelitian ini menemukan bahwa film ini berusaha menampilkan pandangan kritis terhadap objektifikasi perempuan dengan menampilkan perlawanan terhadap konstruksi tubuh ideal. Perlawanan dihadirkan melalui kesadaran perempuan sebagai seorang subjek dan menampilkan feminitas sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sebagai hasil konstruksi kecantikan yang berlaku.

Women are vulnerably positioned as objects that are judged based on their body shape and appearance. This has led to the formation of a discourse of objectification toward women. This discourse is contained in one of the Indonesian films directed by Ernest Prakasa, Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019). The film is the corpus of this research. The positioning of women as objects in the film triggers women's resistance to being separated from the practice of objectification. By using Bordwell and Thompson's theory of cinema, Nussbaum's theory of objectification, and Bartky's feminist critique, this study tries to uncover the film’s structure and analyze the practice of objectification and efforts to discipline the female body in films. Furthermore, Taylor's new femininity concept is used to analyze the strategies of women presented in the film. The study found that this film attempts to present a critical view of the objectification of women by showing resistance to the ideal body’s construction. Resistance is presented through the awareness of women as a subject and shows femininity as a form of self-expression, not because of the existing beauty construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Shafira
"ABSTRAK
Paprika merupakan sebuah film yang menceritakan bagaimana mimpi dapat mempengaruhi dunia nyata dan kesadaran orang-orang yang bermimpi. Mereka yang berada di dunia nyata dapat masuk ke dalam dunia mimpi, miliknya maupun milik orang lain dengan bantuan teknologi pada zaman tersebut. Dalam skripsi ini akan dibahas objektifikasi seksual terhadap perempuan yang terlihat dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan teori feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir yang mengatakan bahwa laki-laki adalah subjek dan memosisikan perempuan sebagai objek, juga teori male gaze oleh Laura Mulvey yang mengatakan bahwa perempuan dalam film merupakan hasil imajinasi laki-laki terhadap perempuan. Analisis akan dilakukan dengan sekuen-sekuen yang diambil dari film dan dialog yang diucapkan oleh para karakter. Hasil penelitian ini adalah dalam film Paprika, karakter laki-laki diperlihatkan sebagai subjek dengan perempuan sebagai objek erotis yang ada untuk memenuhi kebutuhan laki-laki, penonton maupun karakter laki-laki dalam film.

ABSTRACT
Paprika is a film about how dreams could affect the real life world and the consciousness of the people who dreamt. Those people in the real world could go into the dream world, their own or others rsquo , with the help of the technology at that time. This study is focusing on how sexual objectification of women is shown in the film. This research is based on existentialist feminism by Simone de Beauvoir which talks about man as subject and positioning the women as objects. Male gaze theory by Laura Mulvey is about how women in films are the embodiment of women in man rsquo s imaginations, is also used to see how women in film Paprika is shown as the erotic objects of man characters. The scenes and the dialogue in the films will be used for the analyzation. The researcher suggest that in Paprika, the man characters is shown as the subjects and women as erotic objects that exist for the need of man, as audience and as characters in the films. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Sekarningrum
"Perempuan di film Amerika masih mengalami representasi yang kurang tepat. Isu ini terdapat pada film Catch Me If You Can 2002 yang terkandung konsep objektifikasi perepuan di dalamnya. Dengan menganalisis beberapa adegan yang terdapat karakter perempuan dan terdapat konsep objektifikasi di dalamnya, dan memakai teori ldquo;Male gaze rdquo; Laura Mulvey dan teori penggambaran perempuan di media massa oleh Gaye Tuchman, artikel ini bertujuan untuk membahas bentuk dari objektifikasi perempuan dan posisi mereka yang ditampilkan di film ini. Artikel ini mengungkapkan bahwa mise-en-scene dari beberapa adegan di film ini dan karakterisasi dari karakter perempuan tertentu di film ini mengindikasikan penggambaran perempuan sebagai objek yang tidak berdaya.

Women in American film are still very much underrepresented. This includes in Catch Me If You Can 2002 movie that features a concept of women objectification. Through analyzing particular scenes that involve the and affirms the objectification concept, and using Laura Mulvey rsquo;s framework of ldquo;male gaze rdquo; and Gaye Tuchman rsquo;s ldquo;women depiction by mass media, rdquo; this article aims to examine the form of women objectification and their position portrayed in this movie. This article reveals that the mise-en-scene of selected scenes and the characterization of particular female characters in the movie indicate the portrayal of women as powerless objects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Satria Darmalaksana
"Film horor merupakan genre film yang menghadirkan ketakutan kepada penonton melalui aspek naratif dan sinematografis. Ketakutan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk yang beragam, seperti ketakutan terhadap kematian, kegelapan, keangkeran rumah, termasuk perempuan. Perempuan kerap dihadirkan sebagai sosok yang menakutkan di dalam film horor baik secara visual maupun aural karena film horor pada umumnya menggunakan pandangan laki-laki. Salah satunya adalah film Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar. Maka dari itu, tesis ini disusun untuk menunjukkan manifestasi ketakutan terhadap perempuan yang dihadirkan di dalam film Perempuan Tanah Jahanam dalam mengukuhkan dominasi maskulinitas. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian sinema struktural dan gynaehorror. Analisis dalam tesis ini menggunakan teori sinema Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie untuk melihat struktur teks dan strategi naratif film serta konsep gynaehorror Erin Harrington dan konsep Visual PleasureLaura Mulvey untuk melihat perempuan monster yang mengukuhkan dominasi maskulinitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks menghadirkan beberapa pola sebagai kekhasannya, seperti opresi, represi, dan objektivikasi perempuan oleh laki-laki hanya kamuflase untuk menyembunyikan pertarungan perempuan melawan perempuan, hubungan antartokoh memperlihatkan bahwa pada mulanya perempuan merupakan pihak terancam lalu berubah menjadi pihak mengancam, ambivalensi rumah sebagai ruang privat dan publik sekaligus, malam hari sebagai waktu teror terjadi, serta sinematografis yang menekankan perempuan mempunyai kekuatan supranatural yang menjadikannya mengerikan. Tidak hanya itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ideologi teks menghadirkan manifestasi perempuan monster yang menakutkan melalui ketubuhannya yang dianggap menjijikkan dan hina, melalui potensinya melakukan kastrasi, dan melalui gagasan keibuan yang ideal. Dengan demikian, ketakutan terhadap perempuan memang ditampilkan di dalam film Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar untuk menunjukkan keberpihakannya kepada dominasi maskulinitas sebagai ideologi teks dengan menggambarkan perempuan sebagai monster.

Horror movie is a film genre that presents fear to the audience through narrative and cinematographic aspects. This fear is manifested in various forms, such as the fear of death, the dark, the awesomeness of the house, including women. Women are often presented as frightening figures in horror movies, both visually and aurally because horror movies generally use a male perspective. One of them is the Perempuan Tanah Jahanam (2019) movie by Joko Anwar. Therefore, this thesis is structured to show the manifestation of the fear of women presented in the Perempuan Tanah Jahanam movie in strengthening the domination of masculinity. This thesis uses a qualitative research method with a structural cinema study approach and gynaehorror. The analysis in this thesis uses the cinema theory of Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie to see the text structure and narrative strategy of the film as well as Erin Harrington's gynaehorror concept and Laura Mulvey's Visual Pleasure concept to see the female monster who reinforces the dominance of masculinity. The results of this study indicate that the text presents several patterns as its peculiarities, such as oppression, repression, and the objectification of women by men is just a camouflage to hide women's fights against women, the relationship between characters shows that initially women are the threatened party and turn into threatening parties, home ambivalence as a private and public space at the same time, night as a time of terror, as well as cinematography which emphasizes that women have supernatural powers that make them terrible. Not only that, the results of this study also show that the ideology of the text presents the manifestation of a scary monster woman through her body which is considered disgusting and despicable, through her potential for castration, and through the ideal of motherhood. Thus, the fear of women is indeed shown in the Perempuan Tanah Jahanam (2019) movie by Joko Anwar to show its side with the dominance of masculinity as a text ideology by depicting women as monsters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvana Gustin Santoso
"Perilaku seksisme masih dijumpai di negara dengan tingkat kesetaraan gender yang cukup tinggi, salah satunya negara Jerman. Di era feminisme yang cukup baik, perilaku seksisme justru dilakukan oleh sesama perempuan. Sesama perempuan ini membentuk persaingan intraseksual atau feminine rivalry dengan standar yang dibuat laki-laki. Standar tersebut dibuat bukan karena pengaruh langsung dari laki-laki, melainkan melalui proses internalisasi objektifikasi perempuan terhadap diri sendiri dan orang lain. Isu tersebut akan diteliti melalui film Freibad (2022) yang disutradarai oleh Doris Dörrie. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Representasi oleh Stuart Hall dan teori film Auteur. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa persaingan antar perempuan banyak terjadi di ruang lingkup feminisme. Kehadiran laki-laki yang minim nyatanya masih memiliki pengaruh besar terhadap pandangan perempuan terhadap sesamanya. Kebebasan perempuan masih terkekang oleh standar laki-laki yang diaplikasikan kepada diri sendiri dan perempuan lain.

Sexist behavior is still found in countries with high gender equality index, such as Germany. In the feminism era, sexist behavior is actually carried out by fellow women. These women form an intrasexual competition or feminine rivalry with standards made by men. These standards are no longer made because of direct influence of men, but through the internalization process of women’s objectification of themselves and others. This issue will be researched through the film Freibad (2022) directed by Doris Dörrie. This study is conducted using the qualitative method through Representation theory by Stuart Hall and Auteur film theory. The results of this study show that competition between women occurs in the scope of feminism. The insignificant presence of men still has big influence on women’s view towards each other. Women’s freedom is still limited by male standards applied to themselves and other women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mei, Liu Xiang
"Penelitian ini membahas tentang perbedaan representasi objektifikasi perempuan dalam humor seksual antara Tiongkok dan Indonesia, serta implikasinya terhadap persepsi sosial. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi ini membandingkan konten humor dari kedua negara, mengidentifikasi cara-cara perempuan diobjektifikasi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda. Di Indonesia, humor cenderung menggambarkan perempuan dalam peran domestik dan tradisional, sementara di Tiongkok, objektifikasi lebih eksplisit dan berfokus pada aspek seksual dan transaksional. Metodologi penelitian melibatkan analisis konten terhadap humor dalam media massa dan digital, dengan teori Avner Ziv tentang humor, teori objektifikasi Nussbaum dan Langton, dan perspektif feminisme serta teori kritis media sebagai kerangka teori. Hasil studi ini menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai budaya mempengaruhi representasi objektifikasi perempuan dalam humor, serta dampaknya terhadap pandangan masyarakat terhadap perempuan, menunjukkan perlunya pemahaman kritis terhadap humor dalam konteks sosial dan gender yang lebih luas.

This research discusses the differences in the representation of women's objectification in sexual humor between China and Indonesia, and its implications on social perceptions. Utilizing qualitative analysis, the study compares humor content from both countries, identifying how women are objectified within different cultural and social contexts. In Indonesia, humor tends to depict women in domestic and traditional roles, whereas in Tiongkok, objectification is more explicit and focuses on sexual and transactional aspects. The research methodology involves content analysis of humor in mass media and digital platforms, employing Avner Ziv’s theory of humor, Nussbaum and Langton's objectification theory, and perspectives from feminism and critical media theory as the theoretical framework. The findings highlight how social norms and cultural values influence the representation of women's objectification in humor, and its impact on societal views of women, indicating the need for a critical understanding of humor within broader social and gender contexts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Yulia
"Tesis ini membahas pemaknaan khalayak perempuan terhadap film Ketika Tidak Bicara Cinta. Film Ketika Tidak Bicara Cinta merupakan film yang mengangkat tema mengenai percintaan penyandang disabilitas yang dibumbui oleh beberapa adegan seksual. Penelitian ini melihat bagaimana khalayak memaknai kisah cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis dengan memakai teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall untuk melihat pemaknaan dari khalayak aktif. Penelitian ini bersifat deskriptif, hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara dengan para informan. Teknik pengumpulan menggunakan wawancara mendalam dengan informan.
Hasil penelitian ini terlebih dahulu melihat pemaknaan cinta, adegan seksual, dan disabilitas yang telah terkonstruksi pada khalayak perempuan "normal". Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Konsep encodingdecoding film tersebut menghasilkan bahwa posisi ketiga informan dalam memaknai film Ketika Tidak Bicara Cinta cenderung dipengaruh oleh budaya yang dianut, latar belakang keluarga dan pendidikan, serta pola pergaulan

This thesis discusses about women audiences reception toward What They Don’t Talk about When Talk about Love Movie. The story of this film is about disabilities love and sexual stories. This thesis sees how the audience's reception about disabilities love and sex stories in the film. This research uses constructivist approach along with the encoding-decoding reception theory by Stuart Hall. This research is descriptive because the data that has been gathered is the description from all informants. The data gathered technique is through in-depth interview.
The result of this research is to see audience reception for love, sexual film scene, and disability that has been construct in a "normal" society especially women. Then, it will proceed with women audience reception toward disabilities love and sexual scene from What They Don't Talk about When They Talk about Love film. Encoding-Decoding concept brings a result that the audience receptions depend on their culture, family and education background, also their peer group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuriza Ratno Saputra
"ABSTRAK
Jurnal ini berfokus pada objektifikasi potret tubuh perempuan telanjang pada karya grafis Anthon Beeke. Tiga karya grafis Studio Anthon Beeke yang menunjukkan potret tubuh perempuan telanjang dipilih karena poster-poster tersebut dianggap kontroversial untuk mempromosikan sebuah pentas teater. Melalui analisis deskriptif menggunakan pembacaan lima kode semiotik oleh Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah objektifikasi tubuh perempuan dalam karya grafis Anthon Beeke yang kontroversial ini efektif untuk menarik perhatian pengamat dan membelokkan pola pikir publik dalam melihat tubuh telanjang dalam sebuah karya seni. Analisis leksia dimanfaatkan sebagai pengurai struktur sebelum pemaknaan, pemilihan leksia dibatasi pada penampakan figur tubuh telanjang dan tata letak ornamen dan tipografi. Dari analisis ditemukan bahwa Beeke berhasil menjadikan tubuh perempuan sebagai subjek dan bukan sekadar objek.

ABSTRACT
This paper examines objectification of naked female body portraits on Anthon Beeke s graphic work. Anthon Beeke s three graphic works showing portraits of naked female bodies were chosen because the posters were considered controversial to promote a theater performance. Through descriptive analysis using Roland Barthes's reading of five semiotic codes, this study aims to examine whether the objectification of the female body in Anthon Beeke s controversial graphic work is effective in attracting the attention of observers and deflecting the public mindset in seeing a naked body in an artwork. Analysis of lexia is used as a structural decoder to read the symbol purposes, lexia selection is limited to the appearance of naked body figures and the layout of ornaments and typography. From the analysis it was found that Beeke succeeded in making the female body a subject and not just an object."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggi Marsetti Layyinanti
"Film drama cinta dongeng memiliki keragaman cerita dari masa ke masa, dari dongeng masa kecil hingga film dewasa yang menggambarkan kehidupan percintaan yang penuh dengan koflik dan perjuangan yang berakhir dengan bahagia. Film drama cinta dongeng ini memiliki peminatnya sendiri yang umumnya khalayak perempuan. Penelitian ini membahas bagaimana proses keberadaan katarsis, fantasi, dan hiperrealitas dalam diri penonton saat menonton film drama cinta dongeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film drama cinta dongeng memunculkan berbagai emosi dalam kisahnya dan ditutup dengan kebahagiaan. Penonton merasakan peranan katarsis, dimana rasa pembersihan jiwa dan emosinya muncul saat menonton film tersebut. Lalu, fantasi muncul dengan memposisikan diri penonton sebagai pemeran tersebut yang didukung dengan adanya simulasi. Dari fantasi, muncul rasa kepuasan yang menghadirkan sisi hiperealitas di dalam diri penonton, yaitu dengan mengimajinasikan dan menginginkan kisah cintanya. Bahkan ada yang mempraktekkan adegan-adegan dalam film drama cinta dongeng tersebut. Kehadiran hiperrelitas inilah yang membuat para penonton mencampur adukkan antara kenyataan dan imajinasi yang berujung pada suatu kebutuhan.

Drama of Fairy tale love movie vary in its stories from time to time, from childhood tale to movies which depict love life with its conflicts and happy ending struggle. This drama of fairy tale love movie has its own audience which mainly female. This research provide explanations about how the catharsis and hypereality process exists in audience's selves when they watch the drama of fairy tale love movie. This research uses qualitative approach and post constructivist paradigm.
This research results that, drama of fairy tale love movie bring out various emotions in their stories and end happily. Audieces experience chatarsis' role, where the purgation of their soul and emotion appear. Then, fantasy arise by positioningthe audience as the cast, which is supported by the simulation. Fantasy cause satisfaction which bring out hyperreality in audiences' selves, by imagining and wanting their own love story. Some audiences even act out the scenes from the film. The presence of hyperreality is what makes the audience confuses between reality and imagination that pointed to a need.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Shabrina
"Makalah ini bertujuan untuk mendiskusikan objektifikasi terhadap perempuan melalui penggunaan bahasa kiasan di dalam lirik lagu Women, Naked, dan Candy oleh Doja Cat dan Sweat dan Pillowtalk oleh Zayn Malik karena lagu-lagu tersebut diasumsikan telah mengobjektifikasikan perempuan. Makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data-data yang telah diperoleh. Lebih lanjut, lirik dari lagu-lagu terpilih dianalisis menggunakan teori semiotika, secara khusus menggunakan teori bahasa kiasan oleh X.J. Kennedy (1977) untuk mengidentifikasi penggunaaan bahasa kiasan di dalam lirik lagu. Setelah bahasa kiasan di dalam lagu telah ditemukan, hasil dari data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan teori objektifikasi oleh Fredrikson & Roberts (1997) untuk meneliti apakah objektifikasi terhadap perempuan benar-benar terjadi di dalam lirik lagu. Makalah ini menemukan bahwa melalui beberapa jenis bahasa kiasan yang digunakan di dalam lirik lagu, objektifikasi terhadap perempuan benar-benar terjadi.

This article aims to discuss the objectification toward women through the figurative language used inside the song lyrics Women, Naked, and Candy by Doja Cat and Sweat and Pillowtalk by Zayn Malik as the songs are argued to have objectified women. This article uses a descriptive qualitative method to analyze the data. Furthermore, the song lyrics were analyzed with the semiotic theory, specifically using the figurative language theory by X.J. Kennedy (1979) to identify figurative language used in the song lyrics. After the figurative language was found, the results were then analyzed further using objectification theory by Fredrikson & Roberts (1997) to examine whether objectification toward women happens in the song lyrics. The article found that through several kinds of figurative language used in the song lyrics, objectification toward women indeed happened."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>