Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikhwa Amalia
"Prevalensi stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Tidak terpenuhinya kebutuhan zat besi dan asam folat pada ibu hamil menjadi kontribusi terjadinya stunting pada bayi. Anemia yang menjadi dampak pada kondisi ini meningkatkan risiko gangguan tumbuh kembang pada janin. Konsumsi zat besi dan asam folat yang rendah merupakan masalah yang perlu diatasi. Selain itu, sediaan suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat dianggap tidak menarik. Hal tersebut menimbulkan keresahan sehingga contoh olahan alternatif yang dapat meningkatkan selera ibu dalam mengonsumsi zat besi dan asam folat perlu diperkenalkan. Buah bit dikenal memiliki kandungan zat besi yang tinggi dan sering dimanfaatkan untuk mengatasi anemia, tetapi cara pengolahan dan produk yang kurang bervariasi terkadang mengurangi minat masyarakat untuk mengonsumsinya. Kue nastar yang mengandung kalori tinggi adalah kue yang banyak digemari masyarakat terutama pada perayaan hari besar, seperti Idul Fitri dan Natal. BITTAR (bit nastar) adalah olahan kue nastar, tetapi berisi selai buah bit. Inovasi ini dapat memberdayakan ibu hamil untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dan berkontribusi dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia melalui langkah preventif.

The prevalence of stunting in children is still a health problem in Indonesia. The unfulfilled need for iron and folic acid in pregnant women contributes to stunting in infants. Anemia, which is the impact of this condition, increases the risk of impaired growth and development of the fetus. Low consumption of iron and folic acid is a problem that needs to be fixed. In addition, supplement preparations containing iron and folic acid are considered unattractive. Therefore, examples of alternative preparations that can increase the mother's appetite for consuming iron and folic acid need to be introduced. Beetroot is known for its high iron content and is often used to treat anemia, but the processing methods and products that are less varied sometimes reduce people's interest in consuming them. Nastar cake which contains high calories is a cake that is very popular with the public, especially during big celebrations such as Eid al-Fitr and Christmas. BITTAR (bit nastar) is a nastar cake preparation, but contains beetroot jam. This innovation can empower pregnant women to improve the nutritional status of pregnant women and contribute to reducing the prevalence of stunting in Indonesia through preventive measures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Ch. Salim
"Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih cukup tinggi di Indonesia. Pada umumnya anemia gizi pada ibu hamil disebabkan kekurangan zat besi. Penyebab utama anemia gizi tampaknya adalah konsumsi zat makanan yang tidak cukup, terutama protein dan bahan lainnya pembentuk darah seperti besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C. Konsumsi zat makanan tersebut sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan zat makanan yang dianjurkan sehari. Pada ibu hamil, jugs didapatkan penurunan kadar asam folat yang lebih besar dari pada wanita yang tidak hamil, hal ini merupakan salah satu faktor kontribusi untuk terjadinya anemia gizi. Suplementasi preparat zat besi dan asam folat, merupakan pendekatan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat pada waktu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh pemberian zat besi dengan zat besi dan asam folat terhadap kadar Hb pada ibu hamil dengan anemia. Dilakukan studi eksperimental terhadap 92 orang ibu hamil dengan umur kehamilan 16 - 32 minggu dengan anemia gizi (8 g% S Hb < 11 g%, Ht < 37%) yang berkunjung ke Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Subyek dibagi menjadi kelompok perlakuan (45 orang) dan kelompok kontrol (47 orang). Selama 8 minggu kelompok perlakuan diberikan pil zat besi dan asam folat (200 mg + 0,25 mg/hari) sedangkan kelompok kontrol mendapat pil zat besi (200 mg/hari) saja.
Dari penelitian ini ditemukan :
  1. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih cukup tinggi (42,73%).
  2. Subyek umurnya berasal dari golongan sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah, berpengetahuan gizi dan berperilaku gizi kurang. Agaknya hal tersebut yang menyebabkan kurangnya asupan zat gizi, terutama protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dibandingkan AKG yang dianjurkan untuk ibu hamil, serta memungkinkan terjadinya anemia gizi pada kehamilan.
  3. Dengan pemberian setiap hari pil zat besi atau pil zat besi + asam folat selama 8 minggu, didapatkan kenaikan kadar Hb dan Ht. Tetapi pada pemberian pil zat besi + asam folat didapatkan kenaikan kadar Hb dan Ht yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pemberian pil zat besi saja (nilai rata-rata kenaikan Hb kelompok perlakuan 2,12 g% dan kelompok kontrol 0,78 g%, nilai rata-rata kenaikan Ht kelompok perlakuan 4,49% dan kelompok kontrol 1,98 %).(p < 0,01).

The prevalence of nutritional anemia among pregnant women is still high in Indonesia. The most common nutritional anemia among pregnant women is iron deficiency anemia which is apparently due to inadequate dietary nutrient intake, i.e. protein, iron, folic acid, vitamin B12 and vitamin C. Estimated dietary nutrients intake is often below two thirds of the RDA. The decrease of plasma folic acid concentration in pregnancy is more than in non pregnant women, which forms one of the contributing factors in the causation of the nutritional anemia in pregnancy. Combined iron and folate supplementation is an effective approach to meet the high iron and folate requirement during pregnancy.
The objective of this study is to compare the effect of iron and combined iron and folate supplementation. An experimental study, was carried out on 92 women 16-32 weeks pregnant with hemoglobin concentration between 8 g% and less than 11 g%, and hematocrit less than 37%, who visited the Primary Health Center Cilandak at Kecamatan Cilandak, South Jakarta. Subjects are deviled into study and control groups consisting of 45 and 47 subjects respectively. During 8 weeks the combined iron and folate preparation (200 mg ferrosulfate and 0,25 mg folic acid) were distributed to the study group and the iron preparation (200 mg ferrosulfate) to the control group.
From this study can be concluded as follow :
  1. The prevalence of nutritional anemia in pregnancy is still high ( 42,73 % ).
  2. Subjects were primarily from low socio economic level, had low education, poor knowledge and nutritional behavior. Which apparently led to inadequate dietary nutrient intake (i.e. protein, iron, folic acid, vitamin B12) compared to RDA causing probably the nutritional anemia in pregnancy.
  3. Daily supplementation of combined iron and folic acid pils or iron pils only for 8 weeks, increased the hemoglobin and hematocrit concentration of the subjects. But combined pits increased the Hb and Ht concentration more significant than iron pils only. (The mean of increased hemoglobin concentration of the study group was 2,12 mg% and 0,78 mg% of the control group. The mean of the increased hematocrit concentration of the study group was 4,49 % and 1,98 % of the control group )(p<0.41).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hananto Wiryo
Jakarta : Sagung Seto , 2002
613.043 2 HAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Djulaeha Yahya
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Suatu penelitian eksperimental telah dilaksanakan pada 29 orang wanita hamil trimester II dengan anemia (kadar Hb 8 - 10,9 g%) pengunjung poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pil besi (ferrosulfat 200 mg + asani folat 0,25 mg) & riboflavin (5 mg) terhadap kenaikan kadar Hb. Kelompok I (perlakuan) diberikan pil besi & riboflavin dan kelompok II (kontrol) hanya diberikan pil besi. Lama penelitian; 6 (enam) minggu, diberikan 1 X / hari.
Hasil : Terdapat prevalensi anemia 30,77 % dengan kadar Hb 10,18 ± 0,92 untuk kelompok perlakuan dan 10,29 ± 0,49 untuk kelompok kontrol. Asupan kalori, protein, zat besi dan riboflavin di bawah AKG. Terdapat kenaikan status hematologi kedua kelompok setelah suplementasi, secara analisis statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05 ). Kelompok perlakuan rerata nilai perubahan VER & HER naik Iebih besar dibanding kelompok kontrol. Kelompok perlakuan rerata nilai perubahan VER 3,13 ± 2,42 dan HER 1,84 ± 2,56, kelompok kontrol rerata nilai perubahan VER 0,86 ± 3,11 dan HER 0,07 ± 1,44. Secara analisis statxstik berbeda bermakna (p < 0,05 ).
Kesimpulan : Prevalensi anemia pada wanita hamil trimester II 30,70 %. Penyebabnya asupan zat gizi kurang dari AKG. Kenaikan Hb setelah suplementasi pil besi ditambah riboflavin setiap hari selama 6 minggu tidak berbeda bermakna. Kenaikan VER dan HER secara analisis statistik pada kekompok perlakuan berbeda bermakna dibanding dengan kelompok kontrol.

Material and methods: An experimental study was done on 29 pregnant women, 2nd trimester, with anemia (Hb 8 - 10,9 g %) attending the mother and child Health Care at the Public Health Centre of Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. The aim of the study was to study the effect of Iron and Riboflavin Tablets supplementation on the level of Hb. The treatment group was given Iron Tablets (Ferrous sulfate 200 mg and folic acid 0,25 mg) and Riboflavin 5 mg where as the control group was given Iron Tablets only. The duration of the study was 6 weeks.
Results : The prevalence of anemia was 30,77 % with Hb levels of 10,18 ± 0,92 for the treatment group and 10,29 ± 0,49 for the control group. Calory intake, Protein, Iron and Riboflavin were below the RDA. Hematological state increases in both groups after supplementation but it was not statistically significant (p > 0,05). In the treatment group the changes of MCV & MCH was bigger compared to control that was changes MCV 3,13 ± 2,42 and MCH 1,84 ± 2,56 compared to changes MCV 0,86 ± 3,11 and MCH 0,07 t 1,44. These results were statistically significant (p < 0,05).
Conclusion : The prevalence of anemia in pregnant woman, 2ND triunes ter was 30,70 %. The etiology of anemia was mainly nutrient intake that was below the RDA. Iron and Riboflavin Tablets Supplementation every day for 6 weeks did not increase the hemoglobin level significantly compared to iron tablets supplementation alone. However, changes in MCV & MCH in riboflavin group were significantly different.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Abyor Handayani (Noera)
"Rendahnya ketersediaan hayati zat besi merupakan tantangan bagi program fortifikasi pangan. Asam askorbat (AA) dan asam folat (AF) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi. Metode enkapsulasi akan digunakan untuk melindungi senyawa tersebut dari berbagai reaksi yang merugikan. Pada penelitian ini, besi (II) glukonat (FeG)–AA–AF, kitosan, dan tripolifosfat masing-masing digunakan sebagai bahan inti, material penyalut, dan senyawa tautan silang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah (i) mengkaji pengaruh formulasi Fe, AA, dan AF terhadap karakteristik fisiko-kimia, profil rilis zat besi, dan ketersediaan hayati besi dari mikropartikel hasil spray dryer, dan (ii) mengkaji pengaruh jumlah mikropartikel hasil spray dryer dan konsentrasi gelatin yang ditambahkan terhadap karakteristik fisiko-kimia, profil rilis besi, dan ketersediaan hayati dari permen lunak terfortikasi. Produksi mikropartikel kitosan-tripolifosfat bermuatan FeG, AA, dan AF dilakukan menggunakan spray dryer (Mini Buchi B-290). Fortifikasi permen lunak dilakukan dengan cara menyebarkan mikropartikel ke dalam larutan permen yang sudah didinginkan. Campuran tersebut kemudian dikeringkan dan siap untuk dianalisis. Mikropartikel FeG–AA dan FeG–AA–AF memiliki ketersediaan hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikropartikel FeG. Lebih lanjut, ketersediaan hayati zat besi dari permen lunak terfortifikasi meningkat lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan mikropartikel FeG–AA–AF. Penemuan ini akan membantu ahli teknologi pangan, dan pengembang produk memilih formulasi yang tepat sehingga produk pangan terfortifikasi memiliki ketersediaan hayati zat besi yang lebih tinggi.

The low bioavailability of iron is a challenge for food fortification programs. Ascorbic acid (AA) and folic acid (FA) are compounds that can increase iron absorption. Encapsulation method will be used to protect the compound from various adverse reactions. In this study, iron (II) gluconate (FeG)–AA–FA, chitosan, and tripolyphosphate were used as core materials, coating materials, and crosslinked compounds, respectively. The main objectives of this study were (i) to examine the effect of the Fe, AA, and FA formulations on the physico-chemical characteristics, iron release profile, and iron bioavailability of microparticles produced by the spray dryer, and (ii) to examine the effect of the number of microparticles produced by the spray dryer and concentration of added gelatin on the physico-chemical characteristics, iron release profile, and bioavailability of the fortified soft candy. The production of chitosan-tripolyphosphate microparticles containing FeG, AA, and FA was carried out using a spray dryer (Mini Buchi B-290). Soft candy fortification is done by spreading microparticles into a cooled candy solution. The mixture is then dried and ready for analysis. FeG–AA and FeG–AA– FA microparticles have higher bioavailability than FeG microparticles. Furthermore, the bioavailability of iron from the fortified soft candy was increased more than 5-fold compared to the FeG–AA– FA microparticles. This discovery will help food technologists and product developers choose the right formulation so that fortified food products have a higher bioavailability of iron."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sandra Fikawati
Jakarta: Rajawali, 2015
613.2 SAN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ballada Santi
"Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent.
Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Muchtadi
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994
613.04 Muc g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>