Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Maulida Hamdani
"Gireogi appa adalah fenomena sosial yang berkembang di Korea Selatan sejak pertengahan 1990-an. Istilah gireogi appa merujuk pada seorang ayah yang mengirimkan anak beserta istrinya ke negara berbahasa Inggris, sementara ia memilih tinggal di Korea untuk menopang biaya pendidikan anaknya. Penulis berasumsi bahwa menjalani kehidupan sebagai keluarga gireogi yang harus hidup secara terpisah tentu tidaklah mudah, sehingga dalam perpisahan itu pasti terdapat alasan atau pun kondisi tertentu yang menjadi motivasi mereka. Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini mempertanyakan alasan di balik terjadinya fenomena gireogi appa di Korea. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan data yang bersumber pada berita yang berisi tentang kisah orang tua asal Korea Selatan yang hidup terpisah dari anaknya karena belajar di luar negeri. Hasil analisis memperlihatkan bahwa alasan utama yang mendasari keputusan ayah untuk menyekolahkan anaknya di luar negeri ada dua. Alasan pertama dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme dan alasan kedua adalah untuk memberikan anaknya pendidikan yang lebih maju seperti di negara Barat.

Gireogi appa is a social phenomenon that has developed in South Korea since the mid-1990s. The term gireogi appa refers to a father who sends his child and wife to an English-speaking country, while he stays in Korea to support his child's education costs. The author assumes that living life as a gyreogi family who must live separately is not easy, so in the separation there are certain reasons or conditions that motivate them. Therefore, the problem formulation of this research is the reason behind gireogi appa phenomenon in South Korea. This study uses a descriptive-analytical method with data sourced from news about South Korean parents who live separately from their children due to studying abroad. The results of the analysis show that two main reasons underlie the father's decision to send his child abroad. The first reason is influenced by Confucianism and the second reason is to provide their children with a more advanced education like in Western countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Muhayaroh
"Penelitian ini berfokus kepada perubahan peran ayah dalam masyarakat Jepang modern dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial juga terjadi pada peran dan identitas ayah di Jepang dimana saat ini muncul ayah yang menikmati merawat anak sambil bekerja yang disebut dengan ikumen. penyebutan ikumen sendiri dibuat oleh media dan kemudian didukung oleh pemerintah. Tetapi dalam pelaksanaannya ikumen mendapatkan hambatan dari perusahaan dan orang-orang sekitar yang masih menganut sistem patriarki di Jepang dimana mereka masih memiliki pandangan bahwa laki-laki bertugas mencari nafkah dan tidak memiliki hubungan dengan mengurus anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana perubahan peran dan identitas ayah di Jepang dengan menggunakan teori perubahan sosial yang digagas oleh Anthony Giddens. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara langsung dengan ikumen yang tergabung dalam NPO Fathering Japan. Penelitian ini menemukan bahwa saat ini sudah banyak ayah yang memiliki keinginan untuk merawat anak atau paternal leave di Jepang meningkat.

This research focuses on the changes of father?s role within Japanese modern society due to social changes that happen in the life of people. Social changes also happen in the role and identity of father in Japan where it has now appear the type of father who enjoys caring for children while working which is called ikumen. The term of ikumen itself was made by media, and then in was supported by government. However, within is implementation, ikumen gets hindrance from companies and people who still embrance the patriarch system in Japan where they still hold the view that men are tasked to be breadwinners and have nothing to do with bringing up children.
The purpose of this research is to analyse to changes of father?s role and identity in Japan using social change theory by Anthony Giddens. This research used qualitative method and directly interviewed ikumen who are members of NPO Fathering Japan. It finds that right now there have been many fathers who have the desire to put family first. It is proven by amount of fathers who have taken paternity leave in Japan.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikawati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran orangtua yang mempunyai anggota disabilitas dalam aksesibilitas n infomasi dan komunikasi, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, jaminan sosial, sarana dan prasarana olah raga. udava, rekreasi serta hiburan, membangun jaringan kemitraan, mobilitas, dalam situasi darurat dan aksesibilitas layanan indungan hukum dan partisipasi politik. Lokasi penelitian di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Penentuan responden sccara purposif, keluarga miskin yang mempunyai anggota disabilitas, berdasarkan tersebut ditemukan 35 responden. Teknik peng bahwa pe sosialisasi dari instansi terkait dalam akses layan dan ekonomi, menyebabkan orangtua mengalami keterbatasan dalam mengakses layanan tersebut.
Direkomendasikan kepada instansi terkait agar meningkatkan sosialisasi programnya kepada umpulan data digunakan wawancara dan observasi, analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian disimpulkan ran orangtua dalam layanan aksesibilitas anggota keluarga disabilitas belum maksimal, disebabkan kurangnya an anggota disabilitas. Keterbatasan pendidikan, pengetahuan, wa masyarakat, terutama keluarga yang mempunyai ta disabilitas, sehingga mereka dapat mengakses layanan. Masukan kepada Kementerian Sosial RI, melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial (Penyandang Cacat), untuk memberdayakan keluarga terutama yang mempunyai an melalui konseling, pendampingan, peningkatan kesadaran dan kapasitas orangtua dalam pengasuhan (masalah, potensi dan sumber, dan kebutuhan disabilitas) dan pemberdayaan ekonomi keluarga/kewirausahaan."
Yogyakarta: B2P3KS, 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aminatun
"Parent or family is the first responsible on the realisation of children social welfare. Through family hope program, as preventive poverty program cross agencies, giving social protection on very poor family (KSM). The research was done to know the family role to enhance children social welfare through family hope program. Data resources in the research were PKH guides, KSM as beneficiaries, and Social Manpower and Transmigration Agency personels in Banjar Regency. Data were gathered through depth interview, observation, and documentary analysis. The result showed that family hope responded positively form beneficiaries. The selves awareness and confidence form beneficiaries on potentiality they have enhance their will to fulfil their responsibility as parents or family to send their children to schools, so that they grow and develop normally. Based on the research finding, it is recommended to the Minister of Social Affairs through the Directorate of Social Assurance, to deveIop program based on the principle that the best environment to grow and develop the children is in parent or family caring and protection."
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2016
360 MIPKS 40:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alissa Dian Bratajaya
"Family caregiver bagi lansia dengan demensia sangat rentan terhadap stress. Family caregiver seringkali tidak mengetahui apa yang sedang mereka hadapi dan mengalami kebingungan dalam menghadapi pasien mereka sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari keluarga. Skripsi ini bertujuan untuk melihat peran anggota keluarga dalam melakukan perawatan untuk lansia dengan demensia dan bentuk dukungan yang diberikan untuk family caregiver. Peneliti menggunakan metode etnografi dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap dua keluarga dengan lansia penderita demensia. Skripsi ini menggambarkan perjuangan family caregiver dalam melakukan perawatan untuk pasien mereka. Penelitian ini menemukan bahwa keluarga seringkali tidak menyadari kebutuhan dari family caregiver dan cenderung membiarkan family caregiver untuk melakukan perawatan dengan dukungan sosial yang minim. Dukungan sosial yang diterima oleh family caregiver dapat berbentuk dukungan emosional, kognitif, dan material, meskipun dukungan tersebut tidak selalu dapat diterima oleh caregiver. Dukungan-dukungan tersebut tidak selalu dibutuhkan oleh caregiver karena masing-masing individu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Keluarga harus dapat memahami situasi dan kondisi yang dihadapi oleh family caregiver agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Family caregivers for elders with dementia are susceptible with stress. Family caregiver often unaware with what they face and come through confusion in dealing with their patient, therefore they needs support from various parts, and one of them is from their families. This thesis aims to see the role of family members on treatment for elderly with dementia and their support for family caregiver. The researcher uses ethnographic methods with interviews and observation on two families with elder with dementia. This thesis describe family caregiver’s struggle on their journey for give treatment and care for their patient. From this research, the researcher find that families are often not aware of the family caregiver’s need and tend to let family caregiver do treatment and care on their own without or with minimal amount of support. Social support that they receives are in the form of emotional support, cognitive support, and material support, although those support are not always acceptable for the caregiver. Not all of the supports that given to them are something they need because each individual has different situation and condition. In order to be able to provide appropriate support, family members must be able to understand the situations and conditions faces by family caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Putra Wardana
"Budaya organisasi sebagai seperangkat asumsi dasar mendefinisikan apa yang harus diperhatikan, bagaimana bereaksi secara emosional terhadap apa yang sedang terjadi, dan tindakan apa yang harus diambil dalam berbagai macam situasi. Kepemimpinan dalam budaya organisasi menawarkan mekanisme untuk mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama melalui nilai dan norma yang berkembang dalam suatu organisasi. Makalah ilmiah ini akan merefleksikan pengalaman magang penulis sebagai People Engagement dalam membangun hubungan keterlibatan emosional dan profesional karyawan melalui Program Engagement di Pintek. Hasil akhir dari penulisan ini menyimpulkan bahwa peran penulis sebagai seorang People Engagement dalam mengelola Program Engagement di Pintek dipengaruhi kuat oleh karisma dan perilaku sehari-hari CEO dan Head of HR Pintek selaku pimpinan dan atasan People Engagement. CEO dan Head of HR Pintek memiliki pengaruh kuat dalam mengembangkan nilai Pintek yang diturunkan dan diungkapkan ke dalam Program Engagement sebagai tahap awal untuk merancang budaya organisasi di Pintek.

Organizational culture as a set of basic assumptions defines what to pay attention to, how to react emotionally to what is happening, and what actions to take in various situations. Leadership in organizational culture offers a mechanism to influence the behavior of organizational members in achieving common goals through values ​​and norms that develop within an organization. This scientific paper will reflect on the author's internship experience as People Engagement in building emotional and professional engagement relationships with employees through the Engagement Program at Pintek. The final result of this paper concludes that the author's role as a People Engagement person in managing the Engagement Program at Pintek is strongly influenced by the charisma and behaviour of the CEO and Head of HR Pintek as the leader and supervisor of People Engagement. Pintek's CEO and Head of HR have a strong influence in developing Pintek's values ​​which are revealed and expressed in the Engagement Program as the initial stage for designing organizational culture at Pintek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Reyza Rafif
"Kesehatan jiwa merupakan isu krusial di Indonesia yang disebabkan oleh pelayanan kesehatan jiwa yang belum memadai, ditambah dengan stigma negatif mengenai gangguan kejiwaan yang masih melekat di masyarakat. Pasien skizofrenia dan orang terdekatnya merasakan dampak pada kualitas hidupnya. Oleh karena itu menjadi penting untuk melakukan kajian tentang dukungan sosial dan keberfungsian sosial caregiver keluarga orang dengan skizofrenia di Indonesia. Kajian literatur ini ditulis dengan bentuk ulasan kritis terhadap kelebihan dan kekurangan penelitian sebelumnya, yang berlandaskan kaidah-kaidah penulisan ilmiah, guna mengungkapkan bagaimana peran dukungan sosial terhadap keberfungsian sosial caregiver keluarga orang dengan skizofrenia di Indonesia. Kajian literatur dilakukan pada lima literatur yang dipublikasi dari tahun 2014 sampai tahun 2024. Kajian ini mengungkapkan bahwa skizofrenia merupakan suatu kondisi yang kompleks yang berdampak secara besar bukan hanya kepada pasien, namun juga maupun orang yang merawatnya, atau biasa disebut caregiver. Stigma yang melekat pada pasien skizofrenia juga berdampak terhadap pengalaman caregiver. Dukungan sosial berperan sebagai upaya dari orang terdekat untuk meringankan beban dari caregiver keluarga, baik dengan bentuk dukungan informasi, instrumental, emosional, maupun penghargaan, agar mereka dapat berfungsi secara sosial. Caregiver yang menerima dukungan sosial memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan berfungsi sosial karena mampu mengelola beban sosial, beban finansial, beban fisik, serta beban psikologis dengan lebih efektif.

Mental health is a crucial issue in Indonesia due to inadequate mental health services, compounded by the negative stigma surrounding mental disorders that still persists in society. Patients with schizophrenia and their close ones experience impacts on their quality of life. Therefore, it is important to conduct studies on social support and the social functioning of family caregivers of people with schizophrenia in Indonesia. This literature review is written in the form of a critical review of the strengths and weaknesses of previous research, based on scientific writing principles, to reveal how the role of social support affects the social functioning of family caregivers of people with schizophrenia in Indonesia. The review refers to literature published from 2014 to 2024 and selects five main pieces of literature. The literature review reveals that schizophrenia is a complex condition that significantly impacts not only the patients but also those who care for them, commonly referred to as caregivers. The stigma attached to patients with schizophrenia also affects the caregiver's experience. Social support plays a role as an effort from close ones to alleviate the burden on family caregivers, either in the form of informational, instrumental, emotional, or appraisal support, so that they can function socially. Caregivers who receive social support have a better quality of life and social functioning because they are able to manage social, financial, physical, and psychological burdens more effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Chaidir
"Penelitian dilakukan terutama berpedoman pada buku-buku perpustakaan berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder, dengan metode deskriptif, analisis kritis dan komparatif. Ibn Khaldun adalah seorang sarjana terkenal dengan karyanya yang bernama Muqaddimah pada abad ke 14 M. Cakupan pembahasan Muqaddimah Ibn Khaldun demikian luas, sehingga penulis membatasi pembahasan ini hanya dalam masalah pemikiran sosialnya. Ternyata pada abad ke 19 M. terdapat pula pemikiran Barat dari Perancis bernama Auguste Comte yang membahas masalah pemikiran sosial. Sekarang ilmu pengetahuan ini menjadi ilmu tersendiri yang dinamakan sosiologi. Dengan adanya pemikiran-pemikiran di bidang pengetahuan sosial ini, ada yang mengatakan bahwa pelopor ilmu pengetahuan sosial adalah Auguste Comte dan ada pula yang mengatakan Ibn Khaldun. Di dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun membahas pemikiran sosialnya bertitik tolak dari pengalaman, gejala-gejala dan fakta fakta yang diamati, kumpulan fakta-fakta itu dianalisis dan akhirnya diambil kesimpulan dan dijadikan rumus atau dalil. Ibn Khaldun juga membahas perbedaan antara ilmu pengetahuan absah dan ilmu pengetahuan yang tidak absah. llmu pengetahuan yang absah ialah apabila didasarkan pada eksperimen dan empiri, kemudian setelah dianalisis dan disimpulkan baru dijadikan hukum. Sedangkan ilmu pengetahuan yang tidak absah ialah yang hanya berdasarkan kesimpulan akal. Pendapat Ibn Khaldun tersebut ada kesamaan dengan pendapat filosof Jerman Immanuel Kant pada abad ke 19 M yang menyelidiki batas-batas kemampuan akal manusia, Immanuel Kant berpendapat, bahwa di dalam etika ada yang tidak bisa diselidiki oleh akal, yaitu kebebasan kehendak, immortalita jiwa dan adanya Tuhan. Menurut Immanuel Kant, kita harus menerimanya sebagai keyakinan, dan dijadikan postulat dalam etika. Menurut Ibn Khaldun, akal manusia tidak bisa menyelidiki hakikat yang tidak bisa diindra, seperti masalah hakikat Tuhan, hakikat kenabian, kehidupan akhirat dan sebab paling akhir dari sebab-sebab. Untuk hal-hal tersebut, kita harus menerima dari ajaran-ajaran agama. SeteIah dilakukan kajian sesuai dengan pengertian kriteria ilmu dan filsafat, maka ternyata pemikiran sosial Ibn Khaldun adalah ilmu pengetahuan dalam pengertian modern. Hal ini berdasarkan pada kriteria ilmu pengetahuan, yaitu: adanya pengamatan indra, pengumpulan fakta-fakta, deskripsi fakta, pemilhan kajian, analisis kritis, kesimpulan dan perumusan. Dengan demikian Ibn Khaldun adalah sebagai pelopor pertama dalam bidang ilmu pengetahuan sosial atau sosiologi, dan bukan Auguste Comte. Auguste Comte adalah salah seorang penerus dalam bidang sosiologi."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S15998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutu Citra Resmi
"Konflik telah dikenal sejak manusia berinteraksi untuk menjalin sebuah komunikasi. Dalam menjalin sebuah komunikasi manusia tentu ada kalanya memiliki perbedaan pendapat,paham, maupun argumennya masing-masing. Perbedaan pendapat ini yang kerap menimbulkan konflik itu sendiri. Filsafat mengkaji banyak bidang salah satunya adalah bidang politik. Politik tidak dapat dipisahkan dengan sistem yang berlaku dalam pemerintahan.
Demokrasi merupakan sebuah sistem yang telah dikenal sejak abad ke 20 begitu pula dengan liberalisme. Seiring berjalannya waktu, demokrasi dan liberalisme dihadapkan pada suatu konflik pertentangan ideologi yang akhirnya melahirkan sebuah sistem baru dalam ketatanegaraan yaitu demokrasi liberal. Demokrasi liberal mengandung paradoks dalam dirinya, dan melalui demokrasi radikal Chantal Mouffe akan dilakukan pembongkaran atas sifat paradoksnya.

The conflict has been known ever since human beings interact to establish a communication. In establishing a human communication would sometimes have disagreements, understanding, and argument respectively. This difference of opinion that often lead to conflict. Philosophy examines many areas one of which is politics. Politics can not be separated with the prevailing system of government.
Democracy is a system that has been known since the 20th century as well as with liberalism. Frequent passage of time,democracy and liberalism are faced with a conflict that eventually led opposition ideology of a new system that is constitutional dala liberal democracy. Liberal democracy contains the paradox it in self and through radical democracy Chantal Mouffe be unloaded on the nature of the paradox.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>