Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Putri
"Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia sebagai negara ke-3 tertinggi penderita tuberkulosis di dunia. Sementara pada tingkat provinsi, Kota Depok berada pada urutan 11 dengan penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat, cakupan pengobatan TB, dan angka keberhasilan pengobatan TB dengan Incidence Rate (IR) tuberkulosis di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat dengan populasi seluruh masyarakat yang tercatat di 11 kecamatan di Kota Depok yang terdiagnosis penyakit tuberkulosis. Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan Insidence Rate (IR) tuberkulosis adalah cakupan pengobatan di Kecamatan Bojongsari (p = 0.000). Sementara hasil uji korelasi cakupan rumah sehat, cakupan pengobatan TB, angka keberhasilan pengobatan TB di Kota Depok menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hasil analisis lainnya, cakupan rumah sehat di Kota Depok memiliki keeratan hubungan lemah berpola negatif (r = -0.173), cakupan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan lemah berpola positif (r = 0.184), dan angka keberhasilan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan kuat berpola negatif (r = -0.584).

Tuberculosis is still the main cause of death worldwide, including Indonesia as the 3rd country with the highest number of tuberculosis sufferers in the world. Meanwhile, at the provincial level, Depok City is in 11th place with the largest contributor to tuberculosis cases in West Java Province. This study aims to determine the relationship between healthy homes, TB treatment coverage, and TB treatment success rates with the Incidence Rate (IR) tuberculosis in Depok City in 2021. This study uses an ecological study design based on place with a population of all communities recorded in 11 sub-districts in Depok. Depok City, which was diagnosed with tuberculosis. The results of the study through the correlation test showed that the independent variables that had a significant relationship with the Incidence Rate (IR) of tuberculosis is treatment coverage in Bojongsari District (p = 0.000). Meanwhile, the results of the correlation test between healthy home coverage, TB treatment coverage, and TB treatment success rates in Depok City showed an insignificant relationship. The results of other analyzes showed that the coverage of healthy homes in Depok City had a weak negative correlation (r = -0.173), TB treatment coverage had a weak positive correlation (r = 0.184), and the success rate of TB treatment had a strong negative correlation (r = -0.584)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rasha Hafira
"Sistem reproduksi pada perempuan memiliki peran yang sangat penting dimana salah satu tanda penting dari tahap pubertas perempuan adalah dimulainya siklus menstruasi pertama atau menarche. Namun, banyak perempuan yang menghadapi gangguan sebelum awal siklus menstruasi dimulai, yaitu premenstrual syndrome atau sindrom pramenstruasi. Faktor-faktor beragam dapat mempengaruhi kemunculan dan keparahan Premenstrual Syndrome, diantaranya adalah aktivitas fisik, ansietas, dan kualitas tidur. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode cross-sectional, dan melibatkan empat jenis kuesioner. Kuesioner-kuesioner yang digunakan mencakup International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Pengambilan data dilakukan dengan metode quota sampling pada 172 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariate serta analisis bivariate Chi-Square. Ditemukan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki derajat premenstrual syndrome berat, tingkat aktivitas fisik sedang, dan kualitas tidur buruk. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome (p value 0.375, p value >0.05), terdapat hubungan antara ansietas dengan premenstrual syndrome (p value 0.00, p value <0.05), dan hubungan antara kualitas tidur dengan premenstrual syndrome (p value 0.039, p value <0.05).

The female reproductive system plays a crucial role, particularly in marking the puberty stage with the onset of the first menstrual cycle or menarche. However, many women encounter disturbances before the initiation of menstruation, known as premenstrual syndrome or PMS. Various factors can influence the occurrence and severity of Premenstrual Syndrome, including physical activity, anxiety, and sleep quality. This research employs a quantitative approach, a cross-sectional method, and involves four types of questionnaires: the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), and Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Data collection is conducted through quota sampling method with 172 respondents. Data analysis includes univariate and bivariate Chi-Square analysis. The findings indicate that a majority of respondents experience severe premenstrual syndrome, moderate physical activity levels, and poor sleep quality. The primary research results reveal no significant relationship between physical activity and premenstrual syndrome (p value 0.375, p value >0.05), a significant association between anxiety and premenstrual syndrome (p value 0.00, p value <0.05), and a correlation between sleep quality and premenstrual syndrome (p value 0.039, p value <0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Nadine Atillah
"Hingga saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan yang mengancam kesehatan masyarakat. Sebanyak 10,6 juta orang menderita tuberkulosis di tahun 2021 di dunia dan Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak sebagai penyumbang kasus TB di dunia. Kejadian tuberkulosis di Kota Bandung dalam rentang waktu 2015-2019 terus mengalami kenaikan. Kejadian tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko tuberkulosis paru, termasuk di dalamnya faktor lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian tuberkulosis paru dengan faktor cakupan rumah sehat, kepadatan penduduk, dan serta cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menggunakan desain studi ekologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian tuberkulosis lebih banyak dialami oleh masyarakat berjenis kelamin laki-laki, serta orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok usia produktif. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara kejadian tuberkulosis paru dengan cakupan rumah sehat dan kepadatan penduduk, dengan keduanya memiliki nilai p masing-masing sebesar 0,000. Sedangkan, usia dan cakupan rumah tangga ber-PHBS tidak memiliki hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru, dengan masing-masing nilai p sebesar 0,075 dan 0,876. Untuk memaksimalkan upaya pencegahan tuberkulosis paru yang telah dilakukan oleh pemerintah, disarankan untuk memberdayakan masyarakat setempat serta memanfaatkan teknologi sebagai fasilitas pemberdayaan serta peran public figure dalam upaya promosi kesehatan.

As of right now, pulmonary tuberculosis continues to be a threat to the public health. In 2021, it was estimated about 10.6 million people suffer from tuberculosis worldwide, with Indonesia being the country with the second-largest contributor to tuberculosis cases. In Bandung, the incidence of pulmonary tuberculosis has risen steadily between 2015 and 2019. Environmental factors and other pulmonary tuberculosis risk factors can have an impact on this prevalence. Using an ecological study methodology, this research seeks to determine the relationship between the prevalence of pulmonary tuberculosis and the variables of healthy home coverage, population density, and the coverage of families with clean and healthy living behaviors. The findings of this study indicates that men and those in the productive age group encounter tuberculosis at higher rates than those in other groups. This study also demonstrates a correlation between the coverage of healthy home and population density with the prevalence of pulmonary tuberculosis, with both having a p-value of 0.000. With a p value of 0,075 and 0.876, age and the coverage of families with clean and healthy living behaviors was unrelated to the prevalence of pulmonary tuberculosis. It is advisable to empower local communities, utilize the technology as an empowerment facility, and utilize the role of public figures in health promotion to maximize the government efforts to prevent the pulmonary tuberculosis. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zadam Marita
"Tuberculosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan masalah Kesehatan masyarakat baik secara nasional maupun global. Kepatuhan pengobatan dan perilaku pencegahan relapse TB merupakan salah satu factor yang berkontribusi untuk menurunkan angka kambuh TB sehingga dapat menekan penurunan angka relapse TB. Hal ini perlu menjadi perhatian, sehingga dikembangkan inovasi Aksi MOIST dalam upaya pencegahan relapse tuberculosis di kelurahan jatijajar, kota Depok. Tujuan inovasi ini yaitu memberikan gambaran pengaruh intervensi keperawatan edukasi aksi MOIST dalam Upaya pencegahan relapse Tuberkulosis. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga dan 30 kelompok usia dewasa yang ada di Kelurahan Jatijajar menggunakan total sampling. Inovasi edukasi aksi MOIST merupakan integrasi dari terapi peer group atas 8 sesi selama 18 kali pertemuan untuk 2 kelompok. Data sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan instrument perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan dan pengukuran tingkat kemandirian keluarga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan usia dewasa p Value < 0,05 serta peningkatan kemandirian keluarga. Simpulan terjadi peningkatan tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap upaya pencegahan relapse TB serta peningkatan kemandirian keluarga setelah implementasi Aksi Edukasi MOIST. Diharapkan hasil studi ini dapat diaplikasikan oleh perawat dalam penatalaksanaan pengendalian relapse tuberculosis di komunitas.

Tuberculosis (TB) is a disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which is a public health problem both nationally and globally. Adherence to treatment and prevention behavior of TB relapse is one of the factors that contribute to reducing TB relapse rates so as to suppress the decrease in TB relapse rates . This needs to be a concern, so that the MOIST Action innovation was developed in an effort to prevent tuberculosis relapse in Jatijajar sub-district, Depok city. The purpose of this innovation is to provide an overview of the influence of MOIST action education nursing interventions in efforts to prevent tuberculosis relapse. The method used is a case study with a family nursing care approach involving 10 families and 30 adult age groups in Jatijajar Village using total sampling. The educational innovation of MOIST action is an integration of peer group therapy for 8 sessions for 18 meetings for 2 groups. Data before and after the intervention were measured using behavioral instruments (knowledge, attitudes and skills and measurement of the level of family independence. The results showed an increase in knowledge, attitudes and skills of adulthood p Value < 0.05 and an increase in family independence. In conclusion, there was an increase in the level of knowledge, attitudes and skills towards TB relapse prevention efforts and an increase in family independence after the implementation of the MOIST Education Action. It is hoped that the results of this study can be applied by nurses in the management of tuberculosis relapse control in the community"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Juan Aryaputra
"Latar belakang: Infeksi tuberkulosis (TB) adalah masalah kesehatan yang sudah lama menjadi beban dunia, terutama di Indonesia. Metode diagnosis dengan GeneXpert MTB/RIF merupakan metode diagnosis dengan banyak kelebihan, termasuk lebih efektif dan efisien dibandingkan metode kultur Lowenstein-Jensen sebagai gold standard. WHO menyarankan penggunaan TCM GeneXpert dan foto toraks sebagai upaya triase pasien suspek TB. Penelitian menunjukan bahwa penggabungan kedua metode ini memiliki positive predictive value yang besar. Meskipun demikian, penelitian tentang TCM TB dan kaitannya dengan hasil pemeriksaan foto toraks masih sangat terbatas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik berdesain potong lintang dengan jumlah sampel minimal 68 subjek. Data pada penelitian ini merupakan data sekunder dari penelitian dengan judul “A prospective longitudinal study of chronic pulmonary aspergillosis in pulmonary tuberculosis in Indonesia (APICAL)” yang telah dilaksanakan sebelumnya dan kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil: Dari 69 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian, sebanyak 42 (60,78%) subjek memiliki hasil TCM negatif. Temuan foto toraks yang terbanyak ditemukan adalah infiltrat (86,96%), diikuti kavitas (56,25%), fibrosis parakaviter (37,68%), penebalan pleura (34,78%), nodul (14,49%), dan bronkiektasis (10,14%). Antara temuan foto toraks dan hasil TCM, ditemukan hubungan yang bermakna antara hasil TCM dengan kavitas, fibrosis parakaviter, penebalan pleura, dan nodul.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara hasil TCM dengan beberapa temuan foto toraks pada pasien TB, yakni kavitas, fibrosis parakaviter, penebalan pleura, dan nodul.

Background: Tuberculosis (TB) infection is a health problem that has long been a burden on the world, especially in Indonesia. The GeneXpert MTB/RIF diagnostic method is a diagnostic method with many advantages, including being more effective and efficient than the Lowenstein-Jensen culture method as the gold standard. WHO recommends the use of GeneXpert molecular test and chest X-ray as an effort to triage patients with suspected TB. Research shows that the combination of these two methods has a large positive predictive value. However, research on GeneXpert molecular rapid test and its relation to chest X-ray results is still very limited.
Methods: This research is a cross-sectional analytical descriptive study with a minimum sample size of 68 subjects. The data in this study are secondary data from a study entitled " A prospective longitudinal study of chronic pulmonary aspergillosis in pulmonary tuberculosis in Indonesia (APICAL)" and then selected based on inclusion and exclusion criteria.
Results: Of the 69 subjects included in the study, 42 (60.78%) subjects had negative molecular rapid test results. The most common chest X-ray findings were infiltrates (86.96%), followed by cavities (56.25%), paracavitary fibrosis (37.68%), pleural thickening (34.78%), nodules (14.49%), and bronchiectasis (10.14%). Between chest X-ray findings and molecular rapid test results, a significant relationship was found between molecular rapid test results with cavities, paracavitary fibrosis, pleural thickening, and nodules.
Conclusion: There is a significant relationship between molecular rapid test results and several chest X-ray findings in TB patients, namely cavities, paracavitary fibrosis, pleural thickening, and nodules.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryota Hafizmatta
"Latar Belakang: TBC merupakan penyakit yang sudah dikategorikan sebagai penyakit mematikan. Penularan TB terjadi melalui udara (airborne disease). Indonesia sendiri merupakan negara yang termasuk dalam kasus TB yang tinggi. Kontak keluarga merupakan faktor risiko terbesar karena pasien TB dapat menularkan dalam satu ruangan. Risiko penularan TB kontak sebesar 3,1% dan TB laten sebesar 51,5%.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontak TB di wilayah Ciracas dan mengetahui faktor lingkungan yang berperan dalam penularan TB.
Metode: Pasien diperoleh dari Puskesmas Ciracas dan Puskesmas Desa. Peneliti menghubungi pasien, jika berkenan peneliti akan berkunjung ke rumah pasien dan melakukan diagnosa pada semua kontak rumah dan menghitung kondisi rumah pasien. Semua hasil diproses dalam bentuk kategori dan diproses menggunakan IBM SPSS Statistics 24
Hasil: Berdasarkan hasil diagnosa dan penilaian lingkungan. Pada kondisi crowding dan penularan TB ditemukan (p>0,05). Pada kondisi ventilasi dan penularan TB ditemukan (p>0,05). Pada penilaian penularan ACH dan TB ditemukan (p>0,05)
Kesimpulan: Tidak ada hubungan penilaian kondisi lingkungan (kepadatan, ventilasi, ACH) dengan penularan TB kontak serumah

Background: TB is a disease that has been categorized as a deadly disease. Transmission of TB occurs through the air (airborne disease). Indonesia itself is a country that is included in the high TB ​​cases. Family contact is the biggest risk factor because TB patients can transmit in one room. The risk of transmission of contact TB is 3.1% and latent TB is 51.5%.
Objective: This study was conducted to determine TB contacts in the Ciracas area and to determine environmental factors that play a role in TB transmission.
Methods: Patients were obtained from the Ciracas Public Health Center and the Village Health Center. The researcher contacted the patient, if desired, the researcher would visit the patient's home and diagnose all home contacts and calculate the condition of the patient's home. All results are processed in categories and processed using IBM SPSS Statistics 24
Results: Based on the results of the diagnosis and environmental assessment. In crowding conditions and TB transmission were found (p>0.05). In ventilation conditions and TB transmission were found (p>0.05). In the assessment of transmission of ACH and TB found (p> 0.05)
Conclusion: There is no relationship between assessment of environmental conditions (density, ventilation, ACH) with household contact TB transmission
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar
"Latar belakang: Tuberkulosis (TB) adalah penyakti menular yang disebabkan oleh organisme Mycobacterium Tuberkulosis (MTB). Tuberkulosis menempati peringkat pertama penyebab kematian yang disebabkan oleh infeksi tunggal. Penegakan diagnosis TB sulit pada anak karena tidak ada gejala yang spesifik dan khas terhadap TB, disertai dengan sulitnya mengambil sampel untuk pemeriksaan baku emas dan sifat paucibacillary dari organisme MTB. World Health Organization (WHO) tahun 2022 dan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2023 mengeluarkan pedoman untuk membantu tenaga medis menegakkan diagnosis TB pada anak. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menilai akurasi keduanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang menilai akurasi diagnosis kedua alur tersebut.
Tujuan: Mengetahui sensitivitas, spesifisitas dan akurasi alur diagnosis TB berdasarkan WHO 2022 dan Kemenkes 2023 terhadap baku emas GenXpert.
Metode: Penelitian merupakan uji diagnostik dengan data sekunder yang melibatkan anak berusia 0-18 tahun dengan tersangka TB yang berobat ke RSCM pada 1 Januari 2023-1 Januari 2024. Gambaran klinis, hasil pemeriksaan penunjang dan diagnosis akhir dicatat. Uji diagnostik dilakukan dengan membandingkan hasil akhir diagnosis berdasarkan alur WHO 2022 dan Kemenkes 2023 dengan baku emas pemeriksaan GenXpert. Hasil pemeriksaan dianalisis statistik dengan SPSS 25.
Hasil: Penelitian melibatkan 290 pasien dengan tersangka TB. Dari 132 pasien (45,5%) yang mendapatkan pengobatan TB, hanya 46 pasien (15,9%) yang memiliki hasil GenXpert positif. Didapatkan sensitivitas alur WHO 2022 dan Kemenkes 2023 dibandingkan dengan GenXpert masing-masing adalah 76,09% dan 58,7%. Sedangkan spesifistasnya sebesar 69,93% dan 77,05%. Alur Kemenkes 2023 memiliki PPV, PLR, NLR, dan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan WHO 2022.
Kesimpulan: Alur diagnosis TB berdasarkan Kemenkes 2023 memiliki spesifisitas dan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan WHO 2022 dalam menegakkan diagnosis TB pada anak. Alur diagnosis TB berdasarkan Kemenkes 2023 dapat digunakan sebagai pilihan alur untuk menegakkan TB pada anak.

Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the Mycobacterium Tuberculosis (MTB) organism. TB ranks first among the causes of death due to a single infection. Diagnosing TB in children is challenging because there are no specific and distinctive symptoms of TB, along with the difficulty in obtaining samples for gold standard tests and the paucibacillary nature of the MTB organism. The World Health Organization (WHO) in 2022 and the Indonesian Ministry of Health (Kemenkes) in 2023 issued guidelines to assist healthcare professionals in diagnosing TB in children. To date, there has been no research assessing the accuracy of both guidelines. Therefore, research is needed to assess the accuracy of diagnosis in both pathways.
Objective: To determine the sensitivity, specificity, and accuracy of TB diagnosis pathways based on WHO 2022 and Kemenkes 2023 guidelines compared to the gold standard GenXpert test.
Methods: The study is a diagnostic test involving secondary data of children aged 0-18 years suspected of TB and treated at RSCM from January 2023 to December 2023. Clinical descriptions, results of supporting examinations, and final diagnoses were recorded. The diagnostic test was conducted by comparing the final diagnosis results based on the WHO 2022 and Kemenkes 2023 pathways with the gold standard GenXpert test. The examination results were statistically analyzed using SPSS 25.
Results: The study involved 290 patients suspected of TB. Out of 132 patients (45.5%) who received TB treatment, only 46 patients (15.9%) had positive GenXpert results. The sensitivity of the WHO 2022 and Kemenkes 2023 guidelines compared to GenXpert was 76.09% and 58.7%, respectively. Meanwhile, the specificity was 69.93% and 77.05%, respectively. The Kemenkes 2023 pathway had higher PPV, PLR, NLR, and accuracy compared to WHO 2022.
Conclusion: The TB diagnosis guideline based on Kemenkes 2023 has better specificity and accuracy compared to WHO 2022 in diagnosing TB in children. The TB diagnosis guideline based on Kemenkes 2023 can be used as an option for diagnosing TB in children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Murni
"TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacrerium Tuberkuiosis. Kuman TB dapat menyerang paru dan organ tubuh Iainnya. Gejalanya mulai dari batuk lebi h dari 3 minggu sapai dengan timbulnya demam, keringat malarn sesak nafas dan batuk darah. Pencegahan dan penanggulangan TB akan berhasil dengan Keijasama yang baik antar pihak terkait_ Upaya pencegahan dan penanggulangan TB tidak lepas dari proses penyebaran i nformasi . Penelitian ini berj udul “ Efektifitas Upaya Penyebaran lnformasi Tentang Pencegahan dan Penanggulangan TB di Wilayah Kelurahan Cimanggu II”. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari keefektifan Upaya penyebaran informasi tentang pencegahan dan penanggulangan TB di wilayah kelurahan Cimanggu II. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi. Tempat penelitian di kelurahan Cimanggu II dengan jumlah responden 30 orang. Lnstrumen peneliti an berupa kuisioner yang diperoleh dari variabel penelitian. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada perbedaan antara penggunaan media elektronik, media cetak, dan pnyuluhan petugas kesehatan melalui acara mingguan dengan efektifitas penyebaran informasi tentang pencegahan dan penanggulangan TB di wilayah kelurahan Cimanggu II. Peran media dalam penyebaran informasi sangat mempengaruhi keefektifan. Semakin banyak media yang dipergunakan semakin efektif upaya penyebaran. Diharapkan Lmtuk penelitian selanjutnya untuk membuat batasan yang Iebih valid untuk menilai efektif atau tidaknya informasi. Bagi puskesmas Cibung Bulang diharapkan untuk meningkatkan peran aktifnya dalam penyebaran infomlasi TB."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5381
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zaenab
"Jumlah pasien TBC-HIV di Indonesia meningkat dari tahun 2020-2023, Pasien TBC dengan HIV memiliki risiko kematian lebih tinggi namun belum ditemukan informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan kematian pasien TBC HIV selama masa pengobatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor risiko kematian pasien TBC-HIV dengan seluruh kematian pasien TBC SO komorbiditas HIV pada masa pengobatan di Indonesia tahun 2021-2022 dengan menggunakan desain studi kohort retrospektif. Analisis yang digunakan meliputi analisis desktiptif, survival dan multivariat. Sampel dari penelitian ini ada sebanyak 16.029 (78,4%) dari total populasi eligible. Hasil penelitian menunjukan proporsi kematian pasien TBC SO komorbiditas HIV adalah sebesar 15,65% dengan laju kejadian meninggal sebesar 10 Per 10.000 orang hari dan probabilitas kumulatif survival sebesar 62% (95% CI 58,24% - 65,68%). Analisis multivariat menunjukan faktor yang berhubungan dengan kematian pasien TBC SO komorbiditas HIV di Indonesia ialah umur ≥40 tahun (HR 1,29; 95% CI 1,189 – 1,402), jenis fasyankes rumah sakit (HR 0,83; 95% CI 0,766 – 0,900) dan lokasi anatomi paru (HR 1,42; 95% CI 1,225 – 1,660). Upaya yang perlu dilakukan ialah meningkatkan tes HIV pada pasien TBC dan sebaliknya untuk menjaring lebih banyak pasien TBC-HIV sehingga ditangani lebih tepat dan meminimalisir keparahan kondisi kesehatannya yang menyebabkan meninggal.

The number of TB-HIV patients in Indonesia increased from 2020-2023, TB patients with HIV have a higher risk of death but no information has been found regarding factors related to the death of TB HIV patients during treatment in Indonesia. This study aims to determine the effect of risk factors for death in TB-HIV patients with all deaths of TB SO patients with HIV comorbidity during treatment in Indonesia in 2021-2022 using a retrospective cohort study design. The analysis used includes descriptive, survival and multivariate analysis. The sample of this study was 16,029 (78.4%) of the total eligible population. The results showed that the proportion of deaths of TB SO patients with HIV comorbidity was 15.65% with a death rate of 10 per 10,000 person days and a cumulative probability of survival of 62% (95% CI 58.24% - 65.68%). Multivariate analysis showed that factors associated with mortality in SO TB patients with HIV comorbidity in Indonesia were age ≥40 years (HR 1.29; 95% CI 1.189 - 1.402), type of hospital health care facility (HR 0.83; 95% CI 0.766 - 0.900) and anatomical location of the lungs (HR 1.42; 95% CI 1.225 - 1.660). Efforts that need to be made are to increase HIV testing in TB patients and vice versa to recruit more TB-HIV patients so that they are treated more appropriately and minimize the severity of their health conditions that cause death."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryan Fadillah
"Latar belakang: Tuberkulosis (TB) dapat menimbulkan komplikasi yang disebabkan oleh infeksi Aspergillus spp, yaitu Aspergillosis Paru Kronik (APK) pada kavitasi di paru. Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) otomatis dan Uji Imunokromatografi (ICT) adalah dua dari metode-metode yang menunjang diagnosis klinis APK. Kedua metode tersebut mendeteksi antibodi Aspergillus spp. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, namun belum ada studi yang membandingkan hasil dari performa diagnosis APK kedua uji tersebut pada pasien akhir pengobatan TB.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Pemeriksaan ELISA otomatis subjek memiliki ambang > 11,5 sebagai hasil positif. Pemeriksaan ICT subjek memiliki hasil positif jika terlihat garis pada masing-masing kolom T dan C, sedangkan hasil positif hanya terlihat satu garis pada kolom C.
Hasil: Jumlah subjek keseluruhan adalah 62 subjek dan diperoleh 20 (32,3%) subjek terdiagnosis APK. Hasil positif pemeriksaan ELISA otomatis adalah 27 (43,5%) subjek, sedangkan pemeriksaan ICT adalah 2 (3,2%) subjek. Sensitivitas dan spesifisitas ELISA otomatis masing-masing adalah 75% dan 71,43%, sedangkan ICT adalah 10% dan 100%.
Simpulan: ELISA otomatis memiliki performa diagnosis yang lebih baik dibandingkan ICT untuk diagnosis APK, namun ELISA otomatis masih belum tersedia secara adekuat di wilayah Indonesia sehingga penggunaan ICT tetap digunakan sebagai pemeriksaan APK.

Introduction: Tuberculosis (TB) can cause complications caused by Aspergillus spp infection, namely Chronic Pulmonary Aspergillosis (CPA) in cavitation of the lungs. Automated Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) and Immunochromatography Test (ICT) are two of the methods that support the clinical diagnosis of CPA. Both methods detect Aspergillus spp. antibodies. Both have their advantages and disadvantages, but there is no study that compares the results of the diagnostic performance of the CPA of the two tests in patients at the end of TB treatment.
Methods: This research was analytic descriptive with a cross-sectional design. Automated ELISA examination of subjects had a threshold > 11.5 as a positive result. ICT examination of subjects had positive results if there was a line in each T and C columns, while positive results only showed one line in C column.
Results: The total number of subjects were 62 subjects and 20 (32.3%) subjects diagnosed with CPA. Subjects showed positive results of automated ELISA examination were 27 (43.5%) subjects, while ICT examinations were 2 (3.2%) subjects. The sensitivity and specificity of the automated ELISA were 75% and 71.43%, respectively, while the ICT was 10% and 100%.
Conclusion: Automated ELISA has better diagnostic performance than ICT for CPA diagnosis, but automated ELISA was not adequately available in the Indonesian region so ICT was still used as CPA examination.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>