Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuda Prinada
"Karya sastra ditulis berdasarkan imajinasi dan realitas kehidupan. Salah satu realitas tersebut adalah masalah kekuasaan. Cerita pendek berjudul “Penguburan Kembali Sitaresmi” karya Triyanto Triwikromo merupakan contoh karya sastra yang mengusung isu kekuasaan dengan latar tahun 1965. Penelitian ini bermaksud menunjukkan representasi kekuasaan yang tercermin dalam cerpen “Penguburan Kembali Sitaresmi” karya Triyanto Triwikromo yang dirumuskan ke dalam dua pertanyaan penelitian, yaitu (1) bagaimana representasi kekuasaan yang tercermin di dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”? dan (2) bagaimana dampak kekuasaan terhadap kehidupan masyarakat dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”? Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menunjukkan representasi kekuasaan dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat di dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, serta konsep representasi dan kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dibentuk oleh pengetahuan masyarakat—yang sudah digiring pikirannya untuk menyalahkan Sitaresmi sebagai anggota Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia). Pengetahuan tersebut dimanfaatkan oleh penguasa untuk menciptakan legitimasi atas kebenaran sebagai sesuatu yang absolut. Tokoh Aku dan Sitaresmi menjadi agen yang menentang kekuasaan tersebut. Dengan demikian, melalui cerpen ini terlihat bahwa kekuasaan memberi dampak terhadap masyarakat berupa (1) pembunuhan dan kekerasan, (2) munculnya kebenaran atau kekuasaan absolut, serta (3) terjadinya pembungkaman terhadap kenyataan sosial.

Literary works are written based on imagination and the reality of life. One of these realities is the issue of power. The short story entitled “Penguburan Kembali Sitaresmi” by Triyanto Triwikromo is an example of literary work that carries the issue of power with a background in 1965. This study intends to show the representation of power as reflected in the short story “Penguburan Kembali Sitaresmi” by Triyanto Triwikromo which is formulated into two research questions, (1) how is the representation of power reflected in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”? and (2) what is the impact of power on people’s lives in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”? Therefore, the purpose of this study is to show the representation of power and its impact on people’s live in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”. The research method used is descriptive qualitative using a sociological approach to literature, as well as the concept of representation and power. The result of the research show that power shaped by public knowledge—which has been led to blame Sitaresmi as a member of Gerwani (Indonesian Women’s Movement). This knowledge is used by the authorities to create legitimacy for the truth as something absolute. The characters “Aku” and “Sitaresmi” become agents who oppose this power. Thus, trough this short story, it can be seen that power has an impact on society in the form of (1) murder and violence, (2) the emergence of absolute truth or power, and (3) the silence of social reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wiratma Yudhistira
"Skripsi ini ingin melihat bagaimana kekuasaan diterapkan terhadap anak-anak muda Hal tersebut dilihat dalam sebuah kasus ketikaa rambut gondrong dilarang pada periode 1967 - 1974. Skripsi ini mernakai norma-norma budaya Jawa untuk menjelaskan jalinan kekuasaan di Indonesia. Di sana ada bapak. ibu, serta anak-anak Dan selayaknya sebuah keIuarg setiap anak harus senantiasa menghormati dan menjunjung nama baik orang tua Sehingga setiap anak tidak diperkenankan menentang kehendak orangtuanya, sebab itu akan menimbulkan kekacauan. Untuk menunjukkan kekuamannya anak-anak muda tabu untuk dikontrol agar tidak melenceng dari nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh orang-orang tua. Akan tetapi, anak-anak muda justru memiliki sikap yang berbeda. Ketika orang-orang tua mewacanakan anak-anak muda tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap; anak-anak muda malah memberikan respon dengan menceritakan keburukan- keburukan yang dimiliki orang-orang tua. Setiap kekuasaan akan melahirkan sikap anti-kekuasaan, yang berasal bukan dari kekuatan luar, melainkan dari kekuasaan itu sendiri. Ketika anak-anak muda diwacanakan, mereka malah membalas dengan kritik yang terbuka. Dalam norma budaya Jawa, kritik yang terbuka itu merupakan simbol dari ketidakmampuan penguasa untuk mendisiplinkan rakyatnya Alhasil, dengan begitu anak-anak muda dipandang telah menunjukkan rasa tidak hormat kepada orang tuanya. Dan dalam budaya Jawa rasa hormat berarti menandakan bahwa orang itu telah benar_benar menjadi seorang Jawa atau telah mencapai kedewasaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Oktaviani Bakara
"

Proses pelimpahan kewenangan dari dokter kepada perawat di Indonesia sampai saat ini masih menjadi permasalahan. Undang-undang mengenai praktik keperawatan tidak mengatur dengan spesifik mengenai proses pelimpahan kewenangan ini, khususnya dalam tindakan medis. Hal ini menjadi fenomena yang memprihatinkan apabila dibandingkan dengan negara Amerika Serikat dan Jepang. Oleh karena itu penulis hendak menganalisis mengenai pengaturan kewenangan perawat dan dokter yang ada di Indonesia, Amerika Serikat, dan Jepang, serta pembagian kewenangan antara dokter dan perawat yang ada di Indonesia, Amerika Serikat dan Jepang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, yakni penelitian kepustakaan yang dilakukan terhadap aturan-aturan hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis dengan tipe penelitian deskriptif. Penulis menemukan permasalahan di mana pola hubungan yang terjadi antara dokter dan perawat di Indonesia adalah hubungan atasan-bawahan, bukan hubungan kolaboratif seperti di Amerika Serikat dan Jepang. Hal ini didasarkan pada aspek sejarah, pendidikan, dan tidak jelasnya undang-undang mengatur mengenai pembagian kewenangan antara dokter dan perawat dalam suatu tindakan medis. Terhadap kondisi tersebut, pemerintah belum memberikan solusi terbaiknya. Sehingga penulis menyarankan dilakukannya judicial review mengenai pembagian kewenangan dari dokter kepada perawat dalam suatu tindakan medis.


The process of delegating authority from doctors to nurses in Indonesia is still a problem. The law regarding nursing practice does not specifically regulate the process of delegating this authority, especially in medical treatment. This is a sad phenomenon when compared to the United States and Japan. Therefore the author wants to find out how the authority of nurses and doctors in Indonesia, the United States, and Japan, and the division of authority between doctors and nurses in Indonesia, the United States and Japan. This study uses a juridical-normative research method, namely library research conducted on written and unwritten legal rules with descriptive research type. The author found a problem where the pattern of relationships that occur between doctors and nurses in Indonesia is a superior-subordinate relationship, not a collaborative relationship as in the United States and Japan. This is based on the historical, educational, and unclear aspects of the law governing the division of authority between doctors and nurses in a medical action. Regarding these conditions, the government has not provided the best solution. So the authors suggest doing a judicial review regarding the division of authority from doctors to nurses in a medical action.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Fauza Ryantari
"Penelitian ini membahas tentang analisis semiotika Roland Barthes dalam video klip “Sekai No Owari - Sasanqua” sebagai representasi pesan inspiratif. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi representasi pesan inspiratif dalam video klip “Sekai No Owari - Sasanqua” melalui analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori semiotika Roland Barthes untuk mengkaji denotatif, konotatif, dan mitos dalam video klip “Sekai No Owari - Sasanqua”. Video klip dibagi menjadi 15 potongan adegan sebagai data. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam video klip “Sekai No Owari - Sasanqua” mengandung lima pesan inspiratif, yaitu “pantang menyerah” , “pentingnya saling bertukar pikiran”, “kesuksesan tidak dapat diraih secara instan”, “konsistensi”, dan “pentingnya dukungan dari orang lain”.

This study discusses the semiotic analysis of Roland Barthes in the video clip "Sekai No Owari - Sasanqua" as a representation of inspirational messages. This study aims to learn and to identify the representation of inspirational messages in the video clip "Sekai No Owari - Sasanqua" through Roland Barthes' semiotics. This research uses Roland Barthes' semiotic theory approach to examine denotative, connotative, and mythical meaning in the video clip "Sekai No Owari - Sasanqua". The video clip is divided into 15 scenes as the data. From the results of the analysis, it can be summarized that the video clip "Sekai No Owari - Sasanqua" contains five inspirational messages,"never give up", "the importance of exchanging ideas", "success cannot be achieved instantly", "consistency", and "the importance of support from others”."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Kusuma Setyaninggalih
"

Lonjakan pengungsi yang kemudian disebut sebagai ‘vluchtelingencrisis’ turut memicu perdebatan masyarakat di Belanda. Berbagai media massa, mulai dari berita, karya sastra hingga film turut menyoroti situasi dan respon Belanda terhadap masalah pengungsi. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana film pendek Valt een Man uit de Lucht (2018) merepresentasikan perbedaan respon masyarakat Belanda terhadap arus kedatangan pengungsi ke Belanda pasca terjadinya lonjakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dalam menganalisis masalah penelitian menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam film pengungsi digambarkan sebagai orang lemah, tidak berdaya, terluka, dan membutuhkan pertolongan. Pada analisis tokoh, ditemukan dua respon berbeda yaitu negatif dan positif. Tokoh Ton merepresentasikan respon negatif. Sedangkan respon positif direpresentasikan oleh tokoh Ineke. Kedua tokoh ini merupakan representasi dari masyarakat Belanda. Secara konteks, terdapat kemiripan sifat tokoh Ton dengan interpretasi lukisan Landschap met de val van Icarus (c. 1555) karya Pieter Bruegel de Oude.


The surge in refugees, later referred to as the 'refugee crisis', also sparked a public debate in the Netherlands. Various mass media, ranging from news, literature, to films, also highlighted the situation and the Dutch respone to the refugee problem. This research will examine how the short film Valt een Man uit de Lucht (2018) represents the difference in the respone of the Dutch community to the flow of refugee arrivals to the Netherlands after the surge. This research is qualitative research using the literature study method and using the semiotic approach of Roland Barthes in analyzing research problems. The results showed that refugees are depicted as weak, helpless, injured, and in need of help in the films. In the character analysis, two different respones were found, namely negative and positive. The character Ton represented a negative respone. Meanwhile, the positive respone is represented by the character Ineke. Both of these figures is a representation of Dutch society. In context, there are similarities between Ton's character with the interpretation of Pieter Bruegel de Oude's painting Landschap met de val van Icarus (c. 1555).

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdan Nafiatur Rosyida
"[Tesis ini membahas tentang seputar fenomena sosial yang muncul di sekitar siswi SMU di Jepang yang direpresentasikan oleh tokoh utama dalam novel Install dan Keritai Senaka karya Wataya Risa. Tokoh utama dalam kedua novel merupakan siswi SMA, yang mana termasuk generation z, generasi yang lahir setelah tahun 1980-an di Jepang. Penulis menggunakan objek data berupa dua buah novel karangan Wataya Risa, yaitu: Install, yang menceritakan tentang siswi SMA berusia 17 tahun yang membolos sekolah dan memutuskan bekerja sama melakukan fūzoku chatto (sex chatting) bersama bocah SD berusia 12 tahun; dan novel Keritai Senaka, yang menceritakan persahabatan dua siswi SMA, salah satu merasa dikhianati dan akhirnya mencurahkan rasa kesendirian tersebut ke sorang siswa otaku di kelasnya. Pada kedua novel ini, penulis menemukan representasi fenomena sosial seputar kehidupan siswi SMA di Jepang, serta adanya pesan dari pengarang novel yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Tesis ini dianalisis dengan menggunakan analisis unsur-unsur instrinsik, selanjutnya menggunakan teori sosiologi sastra, serta konsep generation Z yang diperkenalkan oleh Atsushi Miura. Hasil penelitian dari kedua novel ini menghasilkan 9 representasi dari fenomena sosial di Jepang antara tahun 1980-2000, yaitu: generasi pengguna teknologi; generasi yang mengalami krisis identitas; generasi yang kesepian; generasi yang tidak tertarik pergi ke sekolah; bunuh diri di kalangan pelajar; ketidakterikatnya hubungan ibu-anak; populernya prostitusi online di kalangan siswi SMA; individu yang tak bisa lepas dari seksualitas; perilaku otaku; serta munculnya fenomena herbivore men dan carnovore girl.;This thesis explain about social phenomenons around Japanese high school girls which representated by main character based on novel Install and Keritai Senaka, written by Wataya Risa. Both of main character in the novels is a high school girls called Generation Z, mention to Japanese generation was born after 1980s. This literature object are two novels written by Wataya Risa: First, Install, story about 17 years old high school girl decided to skip class for a month, then playing along with 12 years old elementary school boy for doing sex chat, a kind of small prostitution business; Second, Keritai Senaka, telling about friendship of two high school girls, but one of them feel jealous to other, and finally put her alone feelings to otaku boy. Both of this novel representating of social phenomenons around Japanese high school, and an implicit messages from author to readers.
Analyzing this thesis using instrinsic structure which construct a novel, then based on that analyze with literature sociology theory, and „Generation Z‟ theory which introduced by Atsushi Miura. Result from this research of two novels, I found 9 representation of Japanese high school during 1980-2000s, there are: generation of technology; generation have a identity crisis; loner individual; generation are used to skip the class, suicide among student; unrelated connection between mother-child; popularity of online prostitute among high school girls; individual addicted with sexual activity; otaku phenomena; and phenomena of herbivore men dan carnovore girl, This thesis explain about social phenomenons around Japanese high school girls which representated by main character based on novel Install and Keritai Senaka, written by Wataya Risa. Both of main character in the novels is a high school girls called Generation Z, mention to Japanese generation was born after 1980s. This literature object are two novels written by Wataya Risa: First, Install, story about 17 years old high school girl decided to skip class for a month, then playing along with 12 years old elementary school boy for doing sex chat, a kind of small prostitution business; Second, Keritai Senaka, telling about friendship of two high school girls, but one of them feel jealous to other, and finally put her alone feelings to otaku boy. Both of this novel representating of social phenomenons around Japanese high school, and an implicit messages from author to readers.
Analyzing this thesis using instrinsic structure which construct a novel, then based on that analyze with literature sociology theory, and „Generation Z‟ theory which introduced by Atsushi Miura. Result from this research of two novels, I found 9 representation of Japanese high school during 1980-2000s, there are: generation of technology; generation have a identity crisis; loner individual; generation are used to skip the class, suicide among student; unrelated connection between mother-child; popularity of online prostitute among high school girls; individual addicted with sexual activity; otaku phenomena; and phenomena of herbivore men dan carnovore girl]"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T42751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Voja Alfatih
"Penelitian ini membahas mengenai representasi federalisme dalam uang kertas rubel Federasi Rusia emisi 1997-2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan gambar-gambar yang terdapat dalam uang kertas rubel Federasi Rusia emisi 1997-2017 dan sejauh mana gambar-gambar tersebut merepresentasikan federalisme di Federasi Rusia. Bahan penelitian yang digunakan penelitian ini adalah gambar-gambar uang kertas rubel dari situs resmi Bank Sentral Rusia. Teori-teori yang digunakan penelitian ini adalah teori semiotika C.S. Peirce, teori representasi uang J.D. Peters, teori federalisme W.H. Riker dan teori federalisme Rusia M. Russel. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa federalisme dalam uang kertas rubel emisi 1997-2017 dapat terlihat melalui penggunaan gambar-gambar seperti lambang-lambang dan landmark yang mewakili pemerintah federal dan subjek federal Federasi Rusia.

This study discusses the representation of federalism in the Russian Federation ruble banknotes, issue 1997-2017. The aim of this study is to decipher the images contained in the Russian Federation ruble banknotes, issue 1997-2017, and to explain how far can these images represent federalism in the Russian Federation. The research material used in this study are pictures of ruble banknotes, issue 1997-2017, from the official website of the Central Bank of Russia. The theories used in this study are C.S. Peirce's theory of semiotics, J.D. Peters' theory of money representation, W.H. Riker's theory of federalism, and M. Russel's theory of Russian federalism. The methods used in this research are descriptive method and literary study. The results indicate that federalism can be seen through the use of images such as emblems and landmarks representing the federal government and the federal subject of the the Russian Federation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nawangwulan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tokoh anak direpresentasikan dalam drama Jepang Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone) dan melihat makna dari representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Hall (1997) sebagai konsep dasar dari penelitian serta pendekatan analisis film dengan karakterisasi tokoh tertentu yang dikemukakan oleh Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis penulis juga menggunakan acuan untuk mendapatkan makna dari setiap adegan menggunakan metode pengambilan gambar, pencahayaan, dan latar yang diungkapkan Petrie dan Boggs (2008). Dalam menganalisis data, penulis menyertakan tangkapan layar dari adegan yang menampilkan tokoh anak dari segi penampilan, kehidupan anak saat tinggal seorang diri, percakapan tokoh anak dengan orang-orang di sekitarnya, dan relasi anak dengan orang tuanya. Dari hasil dari analisis ditemukan bahwa tokoh anak digambarkan sebagai tokoh yang pemberani dan mandiri, karakter mandiri dan pemberani pada tokoh anak terjadi sebagai dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak. Drama ini dapat dilihat sebagai kritik sosial terhadap isu kekerasan rumah tangga (KDRT) dan fenomena penelantaran anak oleh orang tua di Jepang.

This study aims to see how children's characthers are represented and their meaning in the Japanese drama Kotaro wa Hitorigurashi (Kotaro Lives Alone). The theory used in this research is the representation theory of Hall (1992) as the basic concept of the research and the film analysis approach characterization of certain characters proposed by Petrie and Boggs (2008). In analyzing, the author uses the reference to get the meaning of each scene using the method of taking pictures, lighting, and setting as stated by Petrie and Boggs (2008). In analyzing the data, the author includes screenshots of scenes that show the child's character in terms of appearance, the child's life when he lives alone, the conversation of the child's character with the people around him, and the child's relationship with his parents. The result found that child characters' representations are depicted as brave and independent characters. The brave and independent characters appear due to domestic violence (DV) and child neglect. This drama can be viewed as a social criticism of the domestic violence (DV) issue and the phenomenon of child neglect by parents in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raiza Putri Inara
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kawaii menurut Kinsella (1995) direpresentasikan dalam poster COVID-19 di Jepang dalam kurun waktu pandemi, yaitu dari tahun 2020 hingga 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data yang akan dianalisis merupakan tiga contoh poster kesehatan yang diambil dari tiga situs lembaga dan perusahaan yang berbeda. Ketiga poster akan dianalisis menggunakan teori semiotik oleh Roland Barthes (1967), dan hasil pemaknaannya menggunakan teori representasi menurut Stuart Hall (1997). Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa terdapat makna denotasi dan konotasi dari tanda yang muncul dalam poster tersebut. Representasi kawaii dalam poster digunakan untuk menarik perhatian pembaca, menghilangkan rasa takut dan menjadikan informasi yang terkandung dalam poster menjadi lebih mudah dimengerti.

This study aims to explain how kawaii according to Kinsella (1995) is represented within Japanese COVID-19 posters during the pandemic, which is from 2020 to 2021. A qualitative approach would be used in this study. The data used are three examples of health posters taken from three different institutions and companies' websites. The three posters will be analyzed using Roland Barthes’ theory of semiotics (1967), and the results further analyzed using Stuart Hall’s theory of representation (1997). The results of the study reveal that there are denotative and connotative meanings of the signs that appear in the poster. The representation of kawaii in such posters are used as an attention-grabber, to eliminate fear and to make the information contained within the poster easier to understand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Naufal Nugroho
"ABSTRAK
Drag Queen merupakan seorang laki-laki gay yang menunjukkan sisi feminin dengan tujuan eksplisit untuk menghibur dan tampil di depan audiens. Kini, drag queen tidak hanya tampil di klub, bar, atau teater, melainkan tampil dalam sebuah tayangan televisi berjudul RuPaul s Drag Race dan RuPaul s Drag U. Menggunakan metode studi literatur, tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi sisi feminin dari drag queen yang tampil di televisi. Representasi tersebut dapat dilihat dari sisi kostum, tampilan fisik, bahasa yang digunakan, seks, dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan bagaimana identitas gender mereka antara yang ditampilkan pada sebuah tayangan dan kehidupan personalnya, serta persepsi dari masyarakat mengenai drag queen itu sendiri.

ABSTRACT
Drag Queen is a gay man who shows a feminine side with an explicit aim to entertain and appear in front of an audience. Now, drag queen does not only appear in clubs, bars or theaters but appears on a television show titled RuPaul s Drag Race and RuPaul s Drag U. Using the literature study method, this paper aims to see how the feminine side of drag queen appears on television. This representation can be seen in terms of costume, physical appearance, language used, sex, and gender. This paper also explains how their gender identity is displayed on a show and personal life, as well as perceptions from the public regarding drag queen itself."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>