Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Swastika Tiosara Padma
"Penelitian ini berfokus pada pertanyaan deklaratif bahasa Jepang. Pertanyaan deklaratif berbeda dengan pertanyaan pada umumnya yang memiliki pemarkah leksikal interogativa dan pemarkah gramatikal ka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan pertanyaan deklaratif dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini diambil dari pertanyaan deklaratif dalam percakapan dalam anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. Alasan pemilihan sumber data ini adalah ditemukannya variasi pertanyaan deklaratif.
Penelitian ini disajikan dalam bentuk transkripsi bahasa Jepang yang diberi kodifikasi dan data diidentifikasi berdasarkan intonasi tuturan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 3 intonasi pertanyaan deklaratif bahasa Jepang, yaitu naik, datar, dan turun. Pertanyaan deklaratif intonasi naik memiliki pemarkah da, pemarkah adverbia inferensial, pemarkah adverbia potensial, dan tanpa pemarkah. Pertanyaan deklaratif intonasi datar memiliki pemarkah adverbia inferensial dan tanpa pemarkah. Sedangkan, pertanyaan deklaratif intonasi turun memiliki pemarkah da ̧pemarkah adverbia inferensial, pemarkah kata tanya sebelum kalimat pertanyaan, dan tanpa pemarkah.

This study focuses on Japanese declarative questions. Declarative questions are different from general questions which have interrogative lexical markers and grammatical markers ka. The purpose of this study is to identify and explain declarative questions in Japanese. The research data is taken from declarative question in anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. The reason for choosing this data source is the discovery of variations in declarative questions.
This research is presented in the form of a Japanese transcription which was codified and the data was identified based on the intonation of the speech. The result of this study shows that there are 3 intonations of Japanese declarative questions, namely up, flat, and down. Ascending intonation declarative questions have da marker, inferential adverb marker potential adverb marker, and no marker. Flat intonation declarative questions have inferential adverb marker and no marker. Meanwhile, descending intonation declarative questions have inferential adverb marker, Q-word marker before the question, and no marker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
"Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar.

This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellycia Nanditta
"Dalam Analisis Percakapan (Conversation Analysis), sebuah pola percakapan yang terbentuk antara stimulus dan respons disebut sebagai pasangan berdampingan (adjacency pair). Sebuah stimulus dapat berupa sapaan, pertanyaan, permintaan, dan lain-lain. Pada penelitian ini, jenis stimulus yang akan dijadikan sebagai fokus penelitian adalah persuasi. Peneliti ingin mengetahui karakteristik pasangan berdampingan dalam sebuah wacana persuasif, khususnya dalam bahasa Jepang. Dengan demikian, sumber data dari penelitian ini adalah film berbahasa Jepang. Dari sumber tersebut, data yang terjaring adalah 12 tuturan persuasif dan responsnya. Dalam analisis, penelitian ini dilakukan menggunakan teori pasangan berdampingan (adjacency pair) oleh Schegloff dan Sacks (1973). Berdasarkan teori tersebut, data berupa tuturan persuasif dan responsnya dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam tabulasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebuah pasangan berdampingan dapat diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya rangkaian sisipan (insertion sequence) di antara stimulus dan responsnya. Klasifikasi tersebut terdiri atas pasangan berdampingan berdekatan dan pasangan berdampingan berjauhan.

In Conversation Analysis (CA), adjacency pair is known to be a speech pattern consist of a stimulus and it’s response. Types of stimulus that can be found in an adjacency pair are greetings, questions, requests, etc. In this study, the type of stimulus that will become the focus of discussion are persuassions. From this study, the author wishes to find the characteristics of an adjacency pair in persuassive discourses, specifically in Japanese. Thus, the data are taken from persuassive conversations found in Japanese movies. The data consist of 12 persuasive speeches and it’s response. Based on Schegloff and Sack’s theory of adjacency pair, the author analyze pairs of persuassive speech and it’s reponse using a descriptive method and present them in the form of a table. The analysis show that an adjacency pair can be classified based on wether an insertion sequence are present or not in between a stimulus and it’s response. The classifications consist of close adjacency pair and distant adjacency pair."
Depok: 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carmelita Christie Darmawan
"Metafora merupakan bentuk penggunaan kata atau kelompok kata yang di luar suatu konteks sehingga menimbulkan variasi penggunaan kata dan makna baru. Penggunaan metafora dapat dikatakan umum dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu peneliti menggunakan salah satu contoh aplikasi metafora yang umum ditemukan, yaitu dalam deskripsi unggahan media sosial instagram. Scope data penelitian yang digunakan adalah iklan tanaman Jepang di instagram. Untuk itu penelitian ini menggunakan teori konseptual yang dicetuskan oleh George Lakoff dan Mark Johnson (1990). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan analisis wacana dan dijelaskan secara deskriptif. Data yang ditemukan akan dianalisis berdasarkan teori konseptual, dideskripsikan lalu diklasifikasikan. Dari penelitian ini penulis berusaha melihat kecenderungan pedagang online Jepang dalam menggunakan metafora pada iklannya dan metafora tipe apa yang digunakannya.

Metaphors are the usage of words outside of literal context which produce variations in word usage and a new meaning. Metaphors are commoners in our everyday life. For this reason, the researcher used one example of a metaphorical application that is commonly found, namely in the description of Instagram social media uploads. The scope of the study is set in Japanese plant advertisements on Instagram. This study uses a conceptual theory proposed by George Lakoff and Mark Johnson (1990) as its base. This paper uses a qualitative method which then continued by discourse analysis and descriptive explanation. The data found will be analyzed based on conceptual theory, described and then classified. From this study, the writer tries to see the tendency of Japanese online merchants in using metaphors in their advertisements and what kind of metaphors they use."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fachril Subhandian
"Penelitian ini membahas variasi tuturan direktif Bahasa Jepang dalam surat elektronik oleh penutur jati kepada penutur non-jati Bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan variasi tindak tutur direktif yang terdapat dalam surat elektronik. Data berupa surat elektronik yang berkaitan dengan pekerjaan, diperoleh dari penutur non-jati Bahasa Jepang (penutur jati Bahasa Indonesia) sebagai penerima pesan yang pernah menerima surat elektronik dari penutur jati Bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penutur jati Bahasa Jepang cenderung menyampaikan tuturan direktif dalam bentuk tidak langsung karena dilatarbelakangi oleh kesadaran identitas soto (luar kelompok) dan uchi (dalam kelompok) dalam masyarakat penutur jati Bahasa Jepang.

This research discusses variations of Japanese directive speech acts in e-mail by native Japanese speaker to non-native Japanese speaker. The purpose of this research is to describe variations of directive speech act which is written in e-mail. The data are e-mails that relates to the request for doing some works and were gained from non-native Japanese speaker who had received e-mails from native Japanese speaker. This research is a qualitative research using a Sosiolinguistics approach. The result of this research shows that native Japanese speakers tend to use indirect directive act because the subconsciousness of the native Japanese speaker of soto (outside group) and uchi (inside group).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Salina
"Skripsi tentang onomatope bahasa Jepang dalam komik dilakukan dengan tujuan untuk meneliti apakah bunyi-bunyi bahasa sebagai unsur pembentuk onoatope mencerminkan makna-makna tertentu. Onomatope yang diteliti di sini ialah onomatope yang ditemukan pada komik-komik. Langkah penelitian yang dilakukan Onomatope yang berasal dari satu cerita dikelompokan dan dicari maknanya. Kemudian dilihat hubungan natara unsur-unsur pembentuk Onomatope dan makna dari kata Onomatope tersebut. Untuk melakukan penelitian ini digunakan teori-teori tentang onomatope. Pertama-tama diperkenalkan teori onomatope secara umum seperti teori dari J.G. Herder, Stephen Ullman, dan lain-lain. Kemudian baru diperkenalkan teori onomatope dari Otsubo Heiji. Otsubo Heiji memberi istilah Giseigo untuk mengacu makna onomatope bahasa Jepang. Teori Otsubo Heiji ini sangat berperan dalam penganalisaan masalah pada skripsi ini. Hasil analisa skripsi ini menunjukkan bahwa ternyata bunyi-bunyi bahasa sebagai unsur pembentuk onomatope mencerminkan makna-makna tertentu. Sebagian besar hasil analisa tersebut kurang lebih sama dengan hasil penelitian dari Otsubo Heiji."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katalyss Putridewi
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti tentang tindak tutur deklarasi yang dituturkan dalam bahasa Jepang. Data tuturan deklarasi diambil dari season pertama animasi serial Jigoku Shoujo. Data disaring dan dianalisa dengan definisi tindak tutur deklarasi yang dikemukakan oleh John R. Searle. Data juga ditinjau dari segi dimensi ilokusi. Hasil penelitian ini menunjukkan kelas kata dari kata pemarkah yang digunakan dalam tuturan deklarasi bahasa Jepang

ABSTRACT
This thesis studies declaration speech acts that are uttered in Japanese. The data that are analyzed are taken from the first season of Japanese animation series Jigoku Shoujo. The data is filtered using the definition of a declaration speech act according to John R. Searle. The data is also analyzed in terms of dimensions of illocutionary acts. Result of the study shows the classes of the word that indicates the act of declaration in declaration speech acts uttered in Japanese"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheddy Nagara Tjandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Syahid
"ABSTRACT
Penelitian ini mengkaji tentang fenomena pemagaran ujaran bahasa Jepang yang terdapat dalam street interview. Pemagaran tersebut dapat dilihat pada jawaban-jawaban informan terhadap pertanyaan pewawancara. Sumber data yang digunakan berupa video street interview yang diunggah oleh kanal Ask Japanese di Youtube. Alasan memilih sumber data itu antara lain karena rekaman percakapan bersifat impromptu sehingga memperlihatkan gambaran realisasi penggunaan pemagaran tanpa dibuat-buat. Video percakapan yang diamati berjumlah dua video wawancara. Teori yang digunakan yaitu pemagaran sebagai fenomena semantik dan pemagaran sebagai fenomena pragmatik. Metodologi yang digunakan yaitu metode kualitatif yang melibatkan analisis terhadap data yang telah ditranskripsi dan dikodifikasi secara ilmiahDari video yang digunakan, ditemukan sebanyak 234 buah pemagaran. Berdasarkan pengamatan, pemagaran-pemagaran tersebut tidak hanya direalisakan dalam satu cara yang sama. Pemagaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis berdasarkan cara realisasinya, yaitu: (i) pemagaran dengan penekanan subjektivitas (i) emphasizing subjectivity, (ii) pemagaran dengan pengungkapan ketidakpastian (expressing uncertainty), (iii) pemagaran dengan pembangunan latar bersama (building common ground), (iv) pemagaran dengan aproksimasi (approximation), (v) pemagaran dengan eksemplifikasi (exemplification), dan (vi) pemagaran dengan penurunan intensitas (downtoning.

ABSTRACT
This study reviews the hedging phenomena in Japanese utterance found in street interview Ask Japanese. The hedging can be seen in interviewees answers to interviewer questions. The data source used in this study is videos uploaded to Youtube by channel Ask Japanese. The reason for choosing such data source is that the videos are recorded impromptu, and thus, they show the realization of hedging in utterance naturally without any make-up. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. The theories used are hedging as semantic phenomenon and hedging as pragmatic phenomenon. This research employs qualitative method that is involving analyzing data that have been transcribed and codified beforehand. In the videos used, there are 234 cases of hedging found. By observing, it is revealed that those cases of hedging are not realized in a same way. They can be classified into 6 types according to their realization in utterance, namely: (i) hedging by emphasizing subjectivity, (ii) hedging by expressing uncertainty, (iii) hedging by building common ground, (iv) hedging by approximation, (v) hedging by exemplification, and (vi) hedging by downtoning."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarani Girindraswari
"Sinonimi merupakan kemiripan makna beberapa kata. Pada penelitian ini dibahas hubungan sinonimi antara kata koi ? dan ai ? yang memiliki padanan kata yang sama dalam bahasa Indonesia, yakni lsquo;cinta rsquo;, dengan tujuan untuk menjelaskan perbedaan dan kemiripan makna antara kata koi ? lsquo;cinta rsquo; dan ai ? lsquo;cinta rsquo;. Peneliti menggunakan lirik lagu sebagai data dan data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis komponen makna dan normalitas relatif. Kedua kata tersebut merupakan sinonim karena memiliki komponen makna yang sama, tetapi juga memiliki komponen makna pembeda yang dikelompokan berdasarkan i partisipan, ii waktu, iii sifat makna, iv penuansaan, dan v kemampuan berkonjugasi.

Synonymy is similarity in meaning. This study is discussing the synonymy between koi and ai which has same translation in English, lsquo love rsquo , with explaining differences and similarity between koi lsquo love rsquo and ai lsquo love rsquo as the purpose. This study used Japanese songs lyrics as the data and the data is analyzed using componential analysis and relative normality. Both words are synonym to each other because having some components in common, but they also have different components which can be divided into groups based on i participants, ii time, iii meaning characters, iv ingestion, and v the ability to conjugate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>