Penelitian ini membahas determinan permintaan pariwisata internasional Indonesia dari sisi jumlah kunjungan dan total pengeluara wisatawan mancanegara. Di dalam studi ini terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan pariwisata internasional Indonesia yaitu pendapatan riil per kapita, biaya hidup relatif, biaya transportasi, kapasitas akomodasi, kebijakan fasilitasi visa, ancaman terorisme serta krisis ekonomi. Hasil dari studi ini menyarankan pemerintah perlu terus mendorong perbaikan infrastruktur pariwisata dan terus menambah jumlah negara yang memeroleh Visa on Arrival (VoA) agar permintaan pariwisata internasional Indonesia terus meningkat.
This Research discusses the determinant of international tourism for Indonesia measured by tourist arrival and tourist expenditures. The determinants involved in this study are per capita income, relative cost of living, cost of travel, accomodation capacity, visa on arrival policy, terrorism threat and economic crisis. The result implies that government need to keep on improving tourism infrastructures and giving more visa on arrival for supporting the development of international demand for Indonesia’s tourism.
"Industri kendaraan bermotor roda empat menyumbangkan output yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Output industri tersebut ditopang oleh penjualan mobil yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini ingin melakukan analisis determinan permintaan mobil. Dengan menggunakan penjualan mobil sebagai proksi dari permintaan mobil, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB perkapita riil berdampak positif dan signifikan terhadap permintaan mobil, sementara suku bunga riil, dan harga bensin riil berdampak negatif dan signifikan. Permintaan mobil di Indonesia tidak sensitif terhadap perubahan pendapatan dan harga bensin. Kebijakan down payment, krisis ekonomi Amerika Serikat 2008, dan nilai tukar riil Rupiah ternyata tidak berpengaruh terhadap permintaan mobil. Harga mobil riil tidak signifikan dan dikeluarkan dari model karena alasan ekonometrika. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya pengendalian jumlah mobil di Indonesia dengan menggunakan kebijakan di sisi harga seperti pajak dan kebijakan down payment tidak efektif.
Automotive industry contributes highly to Indonesian economy in terms of output. The performance of automotive industry is bolstered by high car sales. This study tries to analyse the determinants of car demand. Using car sales as a proxy of car demand, this study finds that real percapita GDP positively and significantly affects car demand, while real interest rate and real fuel price impacts negatively. Car demand is not responsive to changes in income and fuel price. Down payment policy, 2008 US crisis, and real exchange rate does not affect car demand significantly. Real car price does not have a significant impact and is omitted from the model because of econometric reasons. Based on that result, it can be concluded that price side policy like value added tax and luxury goods tax and down payment policy will not be effective in limiting number of cars.
"