Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50464 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rena Evriyanti Zagoto
"Sweet Teeth merupakan film serial Cina yang diadaptasi dari novel A Speck Amid the Dust of the World karya Mu Fu Sheng. Film ini menceritakan seorang gadis yang bekerja sebagai pustakawan di sebuah universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pustakawan digambarkan, bagaimana pandangan masyarakat terhadap pustakawan dan stereotip pustakawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Jager dan Maier. Sweet Teeth terdiri dari 22 episode dan penelitian ini mengkaji 9 episode sebagai unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat stereotip negatif terhadap pustakawan. Namun film ini juga menunjukkan pertentangan terhadap stereotip tersebut. Pustakawan tidak lagi digambarkan sebagai sosok yang wanita tua berambut putih dengan kacamata, namun tampil dengan penampilan yang lebih modern dan santai. Selain itu pustakawan yang ditampilkan terlihat muda. Sweet Teeth menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terperangkap dalam stereotip kepustakawanan sehingga menciptakan persepsi negatif terhadap pustakawan yang pada kenyataannya berbeda dengan bagaimana sosok pustakawan sebenarnya ditampilkan dalam film.

Sweet Teeth is a Chinese film series adapted from A Speck Amid the Dust of the World novel by Mu Fu Sheng. This film tells the story of a girl who works as a librarian at a university. This study aims to describe how librarians are portrayed, how people view librarians, and what librarian stereotypes are in this film. This study uses a qualitative approach with the critical discourse analysis method developed by Jager and Maier. Sweet Teeth consists of 22 episodes and this study examines 9 episodes as the unit of analysis. The results show that despite still having negative stereotypes about librarians, this film also shows the opposite of these stereotypes about librarians. The librarian was no longer depicted as a grey-haired old woman, but appeared young, with a more modern and casual appearance. Sweet Teeth shows that people still view librarians based on negative stereotypes, thus creating negative perceptions of librarians that are different from how the librarian actually is presented in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Tria Defitri
"Penelitian ini membahas representasi pemanfaatan perpustakaan umum, serta sikap dan peran pustakawan dalam film serial Stranger Things. Dalam film serial ini terdapat beberapa adegan yang terjadi di Perpustakaan Umum Hawkins. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggambaran pemanfaatan perpustakaan umum, serta sikap dan peran pustakawan dalam film serial Stranger Things. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Siegfried Jager dan Florentine Maier. Penelitian ini mengkaji lima episode sebagai unit analisis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan umum dalam Stranger Things dimanfaatkan sebagai sumber informasi utama bagi para tokoh untuk mengakses informasi dan lokasi pemungutan suara. Perpustakaan juga dimanfaatkan sebagai sarang korban penculikan oleh monster. Temuan lainnya adalah perpustakaan umum hanya dikelola oleh seorang pustakawan. Pustakawan dalam film serial ini digambarkan sebagai seorang yang berpenampilan rapi dan menarik. Ia merupakan pustakawan yang terbuka dan memiliki kepercayaan tinggi terhadap pemustaka. Namun, pustakawan kurang peka terhadap kebutuhan informasi dalam keadaan darurat karena terlalu fokus pada aturan yang berlaku. Kesimpulan penelitian ini adalah perpustakaan umum dapat dimanfaatkan secara beragam, tergantung kepentingan dan tujuan pengunjung. Selain itu, pustakawan tunggal mempengaruhi kemandirian pengunjung dalam memanfaatkan perpustakaan.

This research examines the portrayal of public library utilization, attitudes, and roles of librarians in the TV series Stranger Things. The series features several scenes that take place in the Hawkins Public Library. The study aims to understand how the utilization of public libraries and the attitudes and roles of librarians are depicted in the Stranger Things series. The research adopts a qualitative approach and utilizes critical discourse analysis developed by Siegfried Jager and Florentine Maier as the methodological framework. Five episodes are analyzed as the units of analysis. The findings reveal that the public library in Stranger Things is utilized as the primary source of information for the characters to access information and as a voting location. The library is also used as a nest for victims of kidnapping by monsters. Another finding is that a single librarian manages the public library. The librarian in the TV series is portrayed as well-dressed and attractive. She is a librarian whose attitude is open and who highly trusts users. However, librarians must be more aware of emergency information needs because they are too focused on applicable rules. This research concludes that public libraries can be utilized diversely, depending on the visitors' interests and objectives. Furthermore, a single librarian influences the visitors' autonomy in utilizing the library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sanderson, Brandon
"Summary
On his thirteenth birthday, foster child Alcatraz Smedry receives a bag of sand which is immediately stolen by the evil Librarians who are trying to take over the world, and Alcatraz is introduced to his grandfather and his own special talent, and told that he must use it to save civilization."
Bandung, Ujungberung: Mizan Publika, 2017
823.92 SAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Nugraha
"Tesis ini membahas representasi bullying yang dibangun oleh tanda verbal dan tanda nonverbal dalam serial kartun Doraemon. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dengan menggunakan analisis semiosis Peirce, dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dan nonverbal dalam serial kartun Doraemon merepresentasikan bullying dalam berbagai jenis seperti bullying verbal, bullying fisik, memaksakan kehendak, merebut barang, dan ancaman fisik.
Penelitian ini memiliki implikasi teoritis yang membedah teks film dalam sekuens ke dalam dua level, yaitu audio dan visual untuk kemudian dianalisis proses semiosisnya satu per satu, masing-masing dalam beberapa tahap kemudian mengelaborasikan dua level teks tersebut ke dalam suatu pemaknaan tanda yang saling menguatkan. Implikasi sosial penelitian ini merangsang pemirsa untuk sadar dan kritis terhadap konten yang sarat akan bullying. Implikasi praktisnya, penelitian ini bisa dijadikan acuan pengambil kebijakan untuk membuat regulasi yang dapat menyaring tayangan anak yang kontennya mengandung bullying.
Penelitian ini memberi rekomendasi bagi akademisi yang tertarik untuk mengkaji representasi suatu fenomena dalam teks terjemahan untuk memperhatikan pengaruh penerjemahan suatu teks yang berasal dari suatu kultur ke kultur lain. Penelitian ini juga merekomendasikan penghentian tayangan serial film kartun Doraemon karena kontennya yang sarat akan bullying. Penelitian ini juga merekomendasikan pendampingan terhadap pemirsa anak-anak yang lebih ketat dalam menonton.

This thesis discusses the representation constructed by the signs of bullying are verbal and nonverbal signs in the Doraemon film cartoon series. The study was a descriptive research using a qualitative design. By using Peirce semiosis analysis, it can be concluded that the verbal and nonverbal signs in the Doraemon cartoon series represent the various types of bullying such as verbal bullying, physical bullying, imposing the will, seize goods, and physical threats.
The research theoretical implications dissected the movie text sequences into two levels, audio and visual then analyzed one by one through some stage of semiosis process, at the end of the process it will elaborate two levels of text into a sign meaning which is mutually beneficial. Social implications of this study stimulates the viewer to be aware and critical of the movie content which is full of bullying scene. For the practical implications, this study can be used as a reference for policy makers to make regulations that can filter the content that shows impressions of children bullying.
This study provides recommendations for academics who are interested to examine the representation of a phenomenon in translation texts to consider the influence of translation of a text from one culture to another culture. The study also recommends termination Doraemon cartoon series and movies because of its content will be full of bullying. It also recommends to stringent assistance for child viewers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Maharani
"Penelitian ini membahas mengenai analisis konsep omotenashi dalam film serial Izakaya Bottakuri menggunakan konsep omotenashi dari Ichijou. Izakaya Bottakuri bercerita tentang ketangguhan seorang perempuan yang bernama Mine yang harus hidup mandiri bersama sang adik yang bernama Kaoru dalam menjalankan bisnis di kedai kecilnya. Di dalam film serial ini, terdapat unsur-unsur omotenashi dari tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk penampilan, perilaku, dan tutur kata dalam film serial Izakaya Bottakuri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan kata-kata dan perilaku tokoh. Hasil analisis dari penelitian ini ditemukan tiga bentuk omotenashi yaitu bentuk penampilan, bentuk perilaku,dan bentuk tutur kata. Dalam bentuk penampilan, tokoh selalu menjaga penampilan kedai dengan selalu dibersihkan, memakai pakaian rapih dalam menjaga penampilan, dan memerhatikan penampilan makanan yang akan dihidangkan. Dalam bentuk perilaku, tokoh melakukan ojigi di hadapan tamu, senyum, dan tindakan profesional. Dalam bentuk tutur kata, tokoh menggunakan bahasa sopan dan tidak lupa mengucapkan aisatsu.

This study discusses the analysis of the omotenashi concept in the Izakaya Bottakuri film series using the omotenashi concept from Ichijou. Izakaya Bottakuri tells the story of the resilience of a woman named Mine who has to live independently with her sister named Kaoru in running a business in her small restaurant. In this film series, there are elements of omotenashi from the actions taken by the characters. The purpose of this study is to describe the form of appearance, behavior, and speech in the Izakaya Bottakuri film series. This study uses a qualitative research method that produces the words and behavior of the characters. The results of the analysis of this study found three forms of omotenashi, namely the form of appearance, form of behavior, and form of speech. In the form of appearance, the character always maintains the appearance of the shop by always being cleaned, wearing neat clothes in maintaining the appearance of the character, and paying attention to the appearance of the food to be served. In the form of behavior, the character performs ojigi in front of guests, smiles, and acts professionally. In the form of speech, the characters use polite language and aisatsu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Umaru Meidira
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis representasi pustakawan dalam film Party Girl. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthers. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukan bahwa representasi pustakawan terlihat pada perjuangan tokoh Mary untuk menjadi pustakawan. Analisis paradigmatik menunjukan representasi pustakawan yang dideskripsikan pada tokoh dan latar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kode etik pustakawan. Pustakawan adalah profesi yang dapat dibanggakan karena untuk menjadi pustakawan harus berdedikasi, bekerja keras, dan pantang menyerah.

ABSTRACT
This undergraduated thesis analyzes the representation of librarian in the movie titled Party Girl. This research uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relation which expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analyses shows the representation of librarian that shown in the struggle of Mary rsquo s character to become a librarian. In paradigmatic analysis, librarian represented by the description of characters and backgrounds. The results of this research shows that librarian in this movie conducting their work based on librarian rsquo s code of ethics. Librarian is a profession that can make you proud because to become a librarian need full dedication, hard work, and iron will."
2016
S69937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annida Puspa Rini Fasah
"Penelitian ini membahas representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan pada film pendek Project: Library. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan dalam film berdasarkan makna sintagmatik dan paradigmatik. Analisis sintagmatik dan paradigmatik dilakukan pada alur, tokoh dan latar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi profesionalisme pustakawan yang didasarkan etika profesi mampu mencegah pustakawan dari sikap negative. Selain itu, adanya kode etik mampu mendorong pustakawan mengelola perpustakaan menjadi lebih baik.

This study discusses the representation of librarian professionalism in library management in Short film Project Library. The purpose of this research is to identify librarian professionalism representation in library management in film by showing syntagmatic and paradigmatic meaning. Syntagmatic and paradigmatic analyzes are performed on plot, character and setting.
The results of this study indicate that professionalism of librarians based on professional ethics is able to prevent librarians from negative attitudes as well as with the code of conduct applied to encourage librarians to manage libraries for the better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkika Herliza Amirah Amatullah
"Ascendance of a Bookworm” merupakan serial animasi Jepang yang diadaptasi dari seri novel ringan berjudul sama karya Miya Kazuki sebagai penulis dan Yuu Shiina sebagai ilustrator yang diterbitkan tahun 2015. Penelitian ini membahas gambaran pustakawan dalam membagikan pengetahuan klasifikasi di dunia lain yang ditampilkan dalam “Ascendance of a Bookworm”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi representasi pustakawan dalam membagikan pengetahuan klasifikasi dari kehidupan sebelumnya untuk diterapkan dalam mengelola perpustakaan gereja di dunia lain. Pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana penggambaran peran utama pada serial animasi “Ascendance of a Bookworm” sebagai pustakawan dalam membagikan pengetahuan klasifikasi di dunia lain?”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika triadik yang dicetuskan oleh Charles Sanders Peirce. “Ascendance of a Bookworm” terdiri dari dua musim dengan total 26 episode dan penelitian ini mengkaji episode 9 pada musim kedua sebagai unit analisis. Hasil yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda Myne digambarkan sebagai pustakawan yang patut ditiru karena membagikan pengetahuan klasifikasinya. Tanda tersebut dipaparkan melalui adegan keempat, ketujuh, dan kesembilan yang dianalisis menggunakan semiotika triadik Peirce. Berbagi pengetahuan oleh pustakawan yang dilakukan Myne ini pun merupakan proses internalisasi kepada penonton dan sosialisasi kepada karakter-karakter lain untuk memberikan pengetahuan.

“Ascendance of a Bookworm” is a Japanese animated series adapted from a novel series of the same title written by Miya Kazuki and illustrated by Yuu Shiina, published in 2015. This study discusses the description of the literature in sharing classification knowledge in other worlds that is displayed in the animation. This study aims to identify the representation of librarians in sharing knowledge from their previous lives to be applied in managing church libraries in other worlds. The research question is “How is the main role depicted in the animated series ‘Ascendance of a Bookworm’ as a librarian in sharing classification knowledge in other worlds?”. This study uses the triadic semiotics approach that was coined by Charles Sanders Peirce. The animation consists of two seasons with a total of 26 episodes and this study examines episode 9 of the second season as the unit of analysis. Results showing Myne's signs are described as an exemplary librarian for sharing his classification knowledge. The sign is presented through the fourth, seventh, and ninth scenes which are analyzed using Peirce's triadic semiotics. Sharing knowledge by librarians that shown by Myne is a process of internalization with the audience and socialization with other characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syadzwina Thasya Nuriska
"Penelitian ini mengenai representasi pustakawan dalam film the librarian: return to king solomon’s mines. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil interpretasi peneliti terhadap representasi tokoh pustakawan dalam film The Librarian: Return to the King Solomon’s Mines. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode semiotik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini memperlihatkan aspek profesional, aspek kepribadian dan prilaku, peran dan cara pandang masyarakat terhadap pustakawan. Film ini merepresentasikan tokoh pustakawan yang tidak biasa, yaitu menunjukkan cara pandang penonton terhadap pustakawan lebih semakin dihargai lagi pekerjaan dari seorang pustakawan. Bagaimanapun anggapan pengguna terhadap sosok pustakawan menjadi faktor untuk pengguna dalam menggunakan layanan perpustakaan.

This research is about the representation of librarian in The Librarian : Return to King Solomon’s Mines movie.The purpose of this research is to know the interpretation researcher about librarian in that movie. This research used qualitative with semiotic methods. The results of this research spill that librarian in this movie shows professional, personality, librarian behaviour and how people see the librarian profession. This movie representating unusual librarian, that shows how people should see this proffesion, for purpose how they appreciate librarian. However people judgement, this thing is being factor for users.;"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S57195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Khaifaz Drinanda
"Drama serial televisi memiliki penggemar tersendiri dan telah meluas di berbagai negara. Perkembangan drama serial televisi semakin lama semakin meningkat, dan kehadirannya memiliki daya-tarik sendiri.Salah satu drama serial televisi yang menarik adalah drama serial televisi untuk anak-anak yang ditayangkan juga di Indonesia berasal dari Malaysia. Drama televisi ini berhasil memperkenalkan tokoh-tokoh yang beragam suku, agama, dan budaya. Jika kita menonton drama serial televisi “Upin-Ipin” ini, akan terlihat kekentalan dialek bahasa setiap tokoh, yaitu dialek Melayu. Pada tahun 2009, drama serial televisi Malaysia ini memasukkan satu tokoh baru, yaitu seorang anak perempuan bernama Susanti dan berasal dari Indonesia. Dengan metode kualitatif analisis, penelitian ini menganalisis dialog-dialog dari delapan serial “Upin-Ipin” yang diakses melalui kanal Youtube, dan menemukan bahwa tokoh Susanti yang berasal dari Indonesia dalam adegan-adegan tertentu merepresentasikan budaya Indonesia. Beberapa teori mengenai representasi dari Barker, Hartley, Giles dan Middleton, dan Hall berserta teori penokohan menunujukkan bahwa Susanti memiliki kesesuaian dengan anak-anak Indonesia, meskipun ada juga yang tidak sesuai dalam karakter Susanti. Kata kunci: representasi, drama televisi, tokoh, dialog, Indonesia,

Drama television series has its own fans and has been widespread in various countries. The development of television drama series is increasing, and its presence has its own charm. One of the interesting television series dramas is a television series for children which is also broadcast in Indonesia from Malaysia. This television drama succeeded in introducing characters from various ethnic groups, religions, and cultures. If we watch the drama television series "Upin-Ipin", it will be seen the thickness of the language dialect of each character, namely the Malay dialect. In 2009, this Malaysian television drama series included a new character, namely a girl named Susanti who came from Indonesia. Using a qualitative analysis method, this study analyzes the dialogues of the eight “Upin-Ipin” series accessed through the Youtube channel, and finds that Susanti's character from Indonesia in certain scenes represents Indonesian culture. Several theories regarding the representation of Barker, Hartley, Giles and Middleton, and Hall along with the theory of characterizations show that Susanti is compatible with Indonesian children, although some are not appropriate in Susanti's character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>