Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satria Aditama
"Pandemi dan pemberlakuan PSBB berdampak signifikan terhadap penurunan jumlah kunjungan dan performa layanan museum. Salah satu jalan keluar atau alternatif yang muncul dan sempat naik daun saat pandemi adalah tur virtual. Tur virtual hadir sebagai strategi baru bagi museum untuk terus beroperasi di masa pandemi. Tujuan penelitian ini untuk melihat eksistensi tur virtual museum yang diadaptasi oleh museum di Jakarta dalam menjaga keberlangsungan pariwisata. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Penulis melakukan kunjungan tur virtual pada museum-museum di DKI Jakarta dengan rentang waktu November 2021 hingga Mei 2022. Kajian mengenai tur virtual museum di Indonesia didominasi dengan pembahasan mengenai proses produksi dalam lingkup teknis perancangan dan pembuatan tur virtual museum, belum membahas sejauh mana potensi tur virtual dalam menjaga keberlangsungan pariwisata. Penelitian ini menemukan bahwa tur virtual museum hadir sebagai alternatif pengganti layanan kunjungan fisik. Selain itu, eksistensi tur virtual museum juga secara tidak langsung menjadi strategi marketing atau media promosi bagi museum-museum. Hadirnya dua fungsi tersebut krusial dalam menjaga keberlangsungan pariwisata museum.

The pandemic and the implementation of PSBB had a significant impact on the sudden decrease in the number of visits and museum’s performance. One of the solutions or alternatives that emerged and had become popular during the pandemic was virtual tours. Virtual tours came up as a new strategy for museums to be able to continue operating during the pandemic. The purpose of this research is to see the existence of virtual museum tours adapted by museums in Jakarta in maintaining the sustainability of tourism. The method used by the author in this research is literature study. The author makes virtual tour visits to museums in DKI Jakarta with a time span of November 2021 to May 2022. The study of virtual museum tours in Indonesia mainly discusses about production process within the scope of designing and making virtual museum tours, but not to the extent of the potential of virtual tours in maintaining tourism sustainability. This study found that virtual museum tours exist as an alternative to physical visiting tours. In addition, the existence of virtual museum tours also indirectly becomes a marketing strategy or media promotion for museums. These two functions are crucial in maintaining the sustainability of museum tourism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"A. MUSEUM
1. PENGANTAR
Masih banyak orang belum mengetahui arti museum secara benar. Orang memandang museum sebagai tempat menyimpan benda bekas, tempat yang angker dan menyeramkan. Oleh karena itu sejak dini anak harus diberikan pengertian yang benar mengenai arti museum.
2. PENGERTIAN
Museum merupakan tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda warisan budaya yang bernilai panting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelajaran ini diharapkan siswa memiliki pemahaman dan pengertian secara benar mengenai arti museum, sehingga tumbuh apresiasinya kepada museum.
3.2. Tujuan Khusus
Siswa diharapkan tumbuh kepeduliannya terhadap museum, sehingga memandang museum sebagai kebutuhan yang penting bagi usaha pengembangan pengetahuannya.
ALAT PERAGA YANG DIPERLUKAN
Alat peraga yang disiapkan antara lain : foto gedung museum, foto ruang pameran, foto ruang gudang koleksi, foto petugas sedang merawat koleksi di laboratorium (konservasi/restorasi koleksi), foto rombongan siswa sedang dibimbing oleh pemandu dan lain-lain.
MUSEUM NEGERI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari enam daerah tjngkat II yaltu Kabupaten Kota Waringin Barat, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Hadya Palangkaraya. Diantara empat provinsi di Kalimantan, Kalimantan Tengah termasuk sedikit suku bangsa atau kelompok etnis yang tinggal di wilayah ini.
Suku bangsa atau kelompok etnis di Kalimantan Tengah yang terbesar dan tersebar luas di wilayah Kalimantan Tengah adalah orang Ngaju. Orang Maamyan mendiami daerah Barito. Selain itu ada kelompok orang Punan, kelompok orang Tamanan dan masih banyak lagi kelompok etnis yang lain oleh karena itu penduduk Kalimantan Tengah memiliki banyak ragam budaya daerah, sehingga banyak terdapat peninggalan warisan budaya.
Untuk melestarikan benda-benda peninggalan warisan budaya memerlukan tempat yang disebut museum. Museum adalah suatu tempat menyimpan, merawat, dan mengamankan benda warisan budaya untuk dilestarikan. Selain itu, museum berarti pula tempat pemanfaatan benda warisan budaya.
Museum yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah hanya satu buah dan terletak di Kotamadya Palangkaraya. Museum tersebut dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "Balanga". Alamatnya: Jalan Tjilik Riwut Km. 2,5 Palangkaraya. Setiap orang Kalimantan Tengah harus mengerti tentang anti museum itu. Setiap orang dapat memanfaatkan museum untuk kepentingan memajukan kehidupannya, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Jadi orang Kalimantan Tengah dan murid-murid sekolah akan mempelajari warisan budaya suku bangsanya dapat pergi ke museum.
Warisan budaya yang disimpan di museum disebut koleksi . Benda warisan budaya di simpan di museum untuk dilestarikan. Benda itu dilestarikan karena berguna bagi semua orang yang akan mempelajari budaya bangsanya. Selain itu benda yang dilestarikan dapat dilihat oleh siapa pun pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Pemerintah menyelenggarakan atau mendirikan museum untuk kepentingan masyarakat atau rakyatnya. Tetapi pemerintah juga mengijinkan badan swasta atau masyarakat menyelenggarakan dan mendirikan museum."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 157
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amir Sutaarga
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
069 MOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Fitrisari
"Kawasan Kota Tua merupakan area yang sebagian besar kawasannya terdiri dari kawasan cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang di dalamnya terdapat bangunan bersejarah. Untuk itu pemerintah Jakarta melakukan upaya pelestarian dan revitalisasi bangunan-bangunan cagar budaya beserta kawasan Kota Tua secara keseluruhan. Karya tugas akhir ini merupakan sebuah respon terhadap kebijakan pelestarian kawasan Kota Tua tersebut.
Museum Sejarah Pinisi merupakan bagian dari penataan ulang revitalisasi kawasan Luar Batang sebagai tujuan pariwisata yang mendukung kawasan pariwisata cagar budaya Kota Tua. Kawasan ini mengangkat Journey of Pinisi sebgai program utama kawasan sebagai kawasan pariwisata edukasi yang mengedukasi pengunjung tentang Kapal Pinisi dimulai dari proses pembuatannya, sejarahnya, masyarakat penciptanya, hingga perjalanannya sebagai faktor penyokong aktivitas dagang di Kota Batavia pada masa penjajahan Belanda.
Pembuatan kapal pinisi merupakan serangkaian proses yang tidak hanya mencakupp teknik pembuatan saja namun juga beberapa upacara tradisi yang mengiringi berjalannya pembuatan Kapal Pinisi. Serangkaian proses ini merupakan cagar budaya tak benda yang telah ada dan terus dilakukan dalam pembuatan Kapal Pinisi sejak abad ke 16. Namun, semenjak penemuannya hingga saat ini telah banyak terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi. Untuk itu Museum Sejarah Pinisi menunjukan bagaimana perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi tersebut terjadi.

The Kota Tua region is an area that mostly consist of heritage from the Dutch colonial era that have many historical buildings. Therefore, the Jakarta govement is doing an effort to preserve and revitalize the historical buildings and the Kota Tua region as a whole. This final project is a response to that Kota Tua preservation policy.
Pinisi Historical Museum is a part of the redesign of Luar Batang area as a tourist destination that supports Kota Tua. Luar Batang will promote the Journey of Pinisi as the main program of this educational tourism area that educates the visitors about Pinisi ship starting from its manufacturing process, history, community, and journey as one of the supporting factor of Batavias trading activity in the Dutch colonization.
Pinisi ship making is a series of processes that not consist of the manufacturing process and of a series of ceremonies that accompanies the process of manufacturing itself. These processes are one of Indonesian intangible heritage that has been carried out since the 16th century. However the design and size of the
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Wulandari
"Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Namun kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat, termasuk kalangan pendidikan, yang memandang museum hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi monumen penghias kota. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak ingin untuk meluangkan waktu berkunjung ke museum dengan alasan kuno, tidak prestis, sepi dan bangunannya terkesan angker.
Rendahnya apresiasi masyarakat tersebut ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kunjungan ke museum. Museum Sejarah Jakarta, misalnya, yang menempati gedung paling tua di Jakarta (1707) dan dilengkapi sekitar 25.000 buah koleksi, pengunjungnya hanya 3.000-4.000 orang/bulan. Museum Tekstil hanya dikunjungi sekitar 50 orang/bulan. Pengunjung Museum Bahari lebih rendah lagi, kurang dari 50 orang/bulan.
Melihat kenyataan tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum dan implikasinya terhadap strategi pemasaran museum. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori mengenai sikap, pengambilan keputusan, dan constructivits museum.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah pengunjung museum. Dalam penelitian ini dipilih 10 museum sebagai sampling frame penelitian yaitu museum olahraga, museum istiqla, museum purna bhakti pertiwi, museum telekomunikasi, museum fauna indonesia komodo dan taman reptilia, museum pusaka, museum serangga, museum transportasi, museum nasional dan museum satria mandala., dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Data digali menggunakan kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Uji statistik menggunakan Faktor Analisis dan Regresi.
Dari analisis statistik deskriptif data pengunjung dari kalangan umum terbesar berusia 20-30 tahun (52,7%), berpendidikan SMU (41,8%) dan memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta (42,3%), dari presentasi tersebut responden mengunjungi museum dalam setahun 1-2 kali (71,6%). Hal ini menunjukkan data segmentasi demografi pengunjung museum.
Hasil uji statistik melalui faktor analisis menunjukkan 11 variabel tereduksi menjadi 4 faktor yaitu kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan yang ada di museum. Hal ini mencerminkan aspek segmentasi psikografis.
Pada uji kekuatan hubungan variabel dependen (keinginan berkunjung ke museum) dengan variabel independen didapatkan r Pearson's sebesar 0,710 dan r Square 0504 menunjukkan bahwa sekitar 50,4% keinginan berkunjung ke museum dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen tersebut, sedangkan 49,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil uji regresi tersebut menunjukkan yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum (variabel dependen) adalah kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan, sedangkan yang paling besar pengaruhnya diantara keempat variabel tersebut adalah koleksi museum (dilihat dari nilai baku (beta) yang paling tinggi nilainya).
Berdasarkan hasil analisa data tersebut di atas, maka strategi pemasaran yang akan dilaksanakan, sebaiknya melihat kondisi obyektif yang ada, artinya melihat dan memperhatikan: aspek pasar, pembuatan produk kegiatan, penetapan harga dan promosi dilakukan berdasarkan aspek-aspek segmentasi demografis dan psikografis yang sudah terbentuk.

Museum is a permanent and non-profit institution, which provides public services in obtaining, maintaining, connecting and exhibiting for study, educational and fun purposes, also verification of human being and it's environment.
However, society including educators, remain to regard that museum is just the place for keeping and maintaining archeological fossils and a monument of the city. As a result, many people do not want to spend their time to visit, because they still believe that museum is only an old-fashioned thing even some see it as a scary building.
This low level of appreciation of the society can be seen from the data of visitor?s attendance that shows a really low number. For instance, Jakarta's Archeological Museum, which is the oldest one in Jakarta (1707) that having more than 25.000 collections, only attracts about 3000 - 4000 visitors a month. Roughly 50 people a month only visit Textile Museum. Even worst, other museums are visited less then that number.
Considering this fact, the author conducts this research to find out the factors influencing the people to go to museum, and the implication of these factors toward museum marketing strategy. This research basically based on the factors such as theories of attitude, decision-making, and museum constructivist.
The research was conducted by using quantitative approach and was carried out with survey method and considers the museum visitor as a population. In this research, 10 museums were selected as sampling frame research, namely: sport museum, Istiglal Museum, Puma Bhakti Pertiwi Museum, Telecommunication Museum, Indonesia's Komodo Fauna and Reptile Museum, Inheritance Museum, Insect Museum, Transportation Museum, National Museum, and Satria Mandala, by sample taking technique using accidental sampling. Data were collected using questionnaire on Likert scale using and Analysis Factors and Regression.
Descriptive statistical analysis shows that the largest number is a public visitor with the classification by age is from 20 - 30 years old (52,7%), by education is mostly high school (41,8%) and by job is private employees (42,3%). This analysis also shows that respondents visit a museum 1-2 times (71,6%) within one year We all know that those data are demographic segmentation of museum visitor.
By analysis factors 11 variables were reduced to 4 factors: creativity, promotion, museum collections, and activity programs in museum. This reflects psychographics segmentation aspect.
Strength lest on dependent variable link (purpose of visiting museum) by using independent variable was found that r Pearson's was 0,710 and r Square 0,504. This shows that about 50.4% of visiting purpose to museum can be explained by those independent variables, whereas 49.6% can be explained by other variables, which are not captured by the model.
The regression result shows that the influencing purposes for visiting museum (variable dependent) are creativity, promotion, museum collections, and activity program, whereas the most influencing one among the four variables is museum collections (the highest with beta).
Based on the result of the above data analysis, inters marketing strategy that will be carried out should consider the existing objective condition, which means that by seeing and considering: market aspect, activity product making, price regulation and promotion are carried out based on the established aspects of demography psychograph segmentation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambrose, Timothy
London : Routledge, 2012
069 AMB m (1);069 AMB m (2);069 AMB m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Kesuma Devi
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat bagaimana implementasi program pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola Museum Manusia Purba Sangiran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data. Informan penelitian berasal dari pengelola Museum Manusia Purba Sangiran yakni BPSMP Sangiran, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen, dan pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran. Analisis dilakukan dengan melakukan coding data hasil wawancara yang didapat. Penelitian ini menemukan bahwa pihak pengelola telah melakukan pengelolaan terhadap museum baik itu dari segi konservasi, mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan hingga publikasi ke masyarakat umum. Namun dari hasil wawancara dengan pengunjung masih terdapat beberapa kekurangan terutama untuk fasilitas pendukung dari museum.

ABSTRACT
This study observes at how the implementation of management programs undertaken by the managers of the Museum Manusia Purba Sangiran. This research uses qualitative research methods with in depth interviews as a method of data collection. The research informants came from the organizer of Museum Manusia Purba Sangiran i.e. BPSMP Sangiran, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen, and visitors of Museum Manuisa Purba Sangiran. The analysis is done by coding the data obtained from the interview. This research found that the managers have been managing the museum both in terms of conservation, supporting research and education activities to publications to the general public and promoting the museum. However, from interviews with visitors there are still some shortcomings, especially for the supporting facilities of the museum. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schouten, F.F.J.
Jakarta: Direktorat jenderal kebudayaan departemen pendidikan dan kebudayaan, 1992
069 SCH pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1994
R 069 MUS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Pratameng Kusumo
Jakarta: Balai Pustaka, 1993
069 PRA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>