Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Nissa Cantika
"Tingkat literasi kesehatan remaja terkait COVID-19 termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan upaya pencegahan penularan sebab remaja berpotensi untuk meningkatkan penyebaran virus corona karena adanya karakteristik taking-risk behavior. Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan remaja dalam mencari serta memahami informasi terkait COVID-19 selama masa pandemik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 427 siswa/i dari 10 sekolah di provinsi DKI Jakarta. Terdapat dua instrumen yang diaplikasikan dalam penelitian ini, yaitu HLS-COVID-Q22 untuk menilai tingkat literasi remaja terkait COVID-19 dan kuesioner karakteristik remaja untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat literasi kesehatan. Instrumen HLS-COVID-Q22 dibuat dan telah diuji oleh Okan, Bollweg, Berens, Hurrelmann, Bauer, dan Schaeffer (2020) (r=0.851), sedangkan kuesioner karakteristik remaja disusun serta diuji dalam penelitian Santosa (2012) (r=0.859). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan kesehatan dengan tingkat literasi terkait COVID-19 pada remaja di DKI Jakarta (p < 0.05). Akses pelayanan kesehatan yang mudah akan meningkatkan literasi terkait COVID-19 pada remaja. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, bahasa, etnis, pendidikan, dan akses informasi kesehatan dengan tingkat literasi terkait COVID-19 pada remaja. Peneliti menganjurkan agar pihak sekolah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam memberikan edukasi pemanfaatan akses informasi dan pelayanan kesehatan terkait COVID-19.

The level of adolescent health literacy related to COVID-19 is one of the things that needs to be considered in optimizing efforts to prevent transmission because adolescents have the potential to increase the spread of the corona virus due to the characteristics of risk-taking behavior. This study discusses the factors related to the level of adolescent health literacy in finding and understanding information related to COVID-19 during the pandemic. This research is a type of quantitative research with an analytical design. Respondents who participated in this study were 427 students from 10 schools in DKI Jakarta. There are two instruments applied in this study, namely the HLS-COVID-Q22 to assess the literacy level of adolescents related to COVID-19 and the adolescent characteristics questionnaire to identify factors that can affect the level of health literacy. The HLS-COVID-Q22 instrument was created and tested by Okan, Bollweg, Berens, Hurrelmann, Bauer, and Schaeffer (2020) (r=0.851), while the adolescent characteristics questionnaire was compiled and tested in Santosa's research (2012) (r=0.859). The results showed that there was a significant relationship between access to health services and literacy levels related to COVID-19 in adolescents in DKI Jakarta (p < 0.05). Easy access to health services will increase literacy related to COVID-19 in adolescents. In addition, the results of the study also show that there is no relationship between age, gender, language, ethnicity, education, and access to health information with literacy levels related to COVID-19 in adolescents. The researcher suggest that schools cooperate with the Ministry of Health in providing education regarding the use of access to information and health services related to COVID-19."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Natia
"Penyintas COVID-19 menghadapi long COVID-19 dan stigma sosial, merupakan kelompok yang menghadapi tantangan besar secara fisik maupun psikologis. Resiliensi atau kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan atau trauma merupakan faktor penting yang diperlukan penyintas COVID-19 untuk bangkit kembali akibat Pandemi COVID-19. DKI Jakarta sebagai titik episentrum pandemi COVID-19, dianggap sebagai Provinsi yang terkena dampak paling besar dari COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi pada penyintas COVID-19 di DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan berupa cross-sectional, dengan jumlah sampel 150 penyintas COVID-19 di DKI Jakarta, yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSSS), dan Brief Resilience Scale (BRS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan, spiritualitas, self-efficacy, dan dukungan sosial terhadap resiliensi Penyintas COVID-19. Penelitian lebih lanjut terkait resiliensi pada penyintas COVID-19 tanpa gejala disarankan.

COVID-19 survivors face the long COVID-19 and social stigma, are a group that faces great challenges physically and psychologically. Resilience or the ability to bounce back from adversity or trauma is an important factor needed by COVID19 survivors to bounce back from the COVID-19 Pandemic. DKI Jakarta, as the epicenter point of the COVID-19 pandemic, is considered the province most affected by COVID-19. This study aims to determine the factors associated with resilience to COVID-19 survivors in DKI Jakarta. The research design used was cross-sectional, with a total sample of 150 COVID-19 survivors in DKI Jakarta, which were taken using the purposive sampling technique. The instrumens used are the Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Brief Resilience Scale (BRS). The results showed that there was a relationship between education level, spirituality, self-efficacy, and social support factors on the resilience of COVID-19 survivors. Further research on resilience in asymptomatic COVID-19 survivors is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkya Wimahavinda Kardono
"Pendahuluan: Insiden penyakit tidak menular terus meningkat di Indonesia, dengan peningkatan tahunan pada populasi remaja. Prevalensi penggunaan internet di kalangan remaja Indonesia cukup signifikan, dengan mayoritas mengandalkannya sebagai sumber utama informasi kesehatan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi kesehatan digital memengaruhi gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. Namun, penelitian yang berkonsentrasi pada demografi remaja masih langka. Metode: Penelitian menggunakan desain crosssectional untuk menyelidiki hubungan antara tingkat literasi kesehatan digital dan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan pada remaja pengguna internet di DKI Jakarta. Sampel yang terlibat sejumlah 211 remaja usia 15–19 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta. Hasil: Uji Chi-square digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat literasi kesehatan digital dan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan. Responden dalam penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan digital yang tinggi, dibuktikan dengan ratarata skor eHEALS sebesar 32,47, dan ditemukan hubungan antara tingkat literasi kesehatan digital dan profil gaya hidup yang mempromosikan kesehatan (nilai-p = 0,006, α < 0,05). Kesimpulan: EHealth atau sumber daya digital dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku mempromosikan kesehatan pada remaja. Tingkat literasi kesehatan digital remaja perlu ditingkatkan untuk mendorong adopsi perilaku dan sikap yang berdampak positif untuk kesehatan remaja. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi faktor yang memediasi hubungan antara kedua variabel tersebut untuk upaya promosi kesehatan yang lebih efektif.

Background: The incidence of non-communicable diseases continues to rise in Indonesia, with an annual increase among adolescents. The prevalence of internet usage among Indonesian adolescents is significant, with the majority relying on it as their primary source of health information. Previous research indicated that digital health literacy influences health-promoting lifestyles. However, studies concentrating on the adolescent demographic remain scarce. Method: This study employed a cross-sectional design to investigate the relationship between digital health literacy levels and health-promoting lifestyle profiles in adolescent internet users in DKI Jakarta. Two hundred eleven adolescents aged 15–19 years across DKI Jakarta were involved. Results: The Chi-square test was utilised to examine the relationship between digital health literacy levels and health-promoting lifestyle profiles. This study revealed a high level of digital health literacy, indicated by an average eHEALS score of 32.47, and established a relationship between digital health literacy and health-promoting lifestyle profile (p-value = 0.006, α < 0.05). Conclusion: The use of eHealth or digital resources can significantly enhance adolescents' health-promoting behaviours. Adolescents’ digital health literacy levels need to be improved to foster the adoption of behaviours and attitudes favourable to health. Future studies can explore the factors mediating the relationship between the two variables for a better health promotion approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasista Hanung Pujangga
"Latar Belakang. COVID-19 menyebar hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, pada 2 Maret 2020 telah dilaporkan dua kasus COVID-19 pertama yang terkonfirmasi positif. Karena banyaknya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia terutama pada tenaga kesehatan, KEMENKES menerbitkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID- 19 sebagai acuan untuk meminimalisasi terjadinya penularan COVID-19.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem skoring untuk memprediksi terjadinya infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN CM).
Metode. Penelitian ini menggunakan metode total sampling. subyek penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data dengan analisis multivariat untuk melihat faktor risiko yang ada dapat dijadikan sebagai prediktor terjadinya infeksi berbahaya.
Hasil. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan jumlah subjek sebanyak 125 orang. Tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19 sebanyak 48,7% dari seluruh jumlah tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode bulan Maret sampai Oktober 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Faktor risiko yang dapat digunakan sebagai prediktor yaitu usia, tempat bekerja di RSCM, riwayat kontak erat dan status merokok.
Kesimpulan. Sistem skoring dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai prediktor tenaga kesehatan terhadap kemungkinan berisiko tinggi atau rendah terinfeksi COVID- 19.

Background. COVID-19 has been spread almost all over the world. In Indonesia, on March 2, 2020, the first two confirmed cases of COVID-19 were reported. Due to the large number of COVID-19 cases occurring in Indonesia, especially in healthcare workers, the Ministry of Health issues guidelines for preventing and controlling COVID- 19 as a reference to minimize the occurrence of COVID-19 based on transmission. Objective. This study aims to design a scoring system to predict the occurrence of COVID-19 infection among health workers at RSUPN CM.
Method. This research used total sampling method. The subjects of this study were healthcare workers who worked at RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. Data was collected using questionnaires. Then, data was analyzed until multivariate analysis to see whether the existing risk factors can be utilized as predictors of the occurrence of COVID- 19 infection.
Results. This study’s design is cross-sectional with 125 people as an respondent. Health workers who tested positive for COVID-19 as many as 48.7% of the total number of health workers at RSUPN CM for the period from March to October 2020 which meets the inclusion criteria. Risk factors that contributed as predictors including age category, place of work at RSCM, history of close contact and smoking.
Conclusion. The scoring system in this study can be implemented as a predictor of having created by COVID-19 in healthcare workers in RSUPN CM, whether the health worker is in a high or low risk condition of being infected with COVID-19.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Samaria Santosa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemelekan kesehatan pasien di
Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK FKUI)
Kiara dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan

Abstract
The objective of this study was to assess patient?s health literacy level in Kiara
Family Medicine Clinic of Medical Faculty University of Indonesia and its
determinants. This was a quantitative research with cross sectional design. The
results showed that 27,4% respondent had high health literacy level and 72,6%
respondents had low health literacy level. The most dominant influencing factor
of health literacy was accessibility to health information. Health information by
family medicine approach by Kiara Family Medicine Clinic had a role in patient?s
health literacy. More efforts are needed in promoting patient?s health literacy
through improving health information access.
tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 27,4% responden memiliki tingkat kemelekan
kesehatan tinggi dan 72,6% memiliki tingkat kemelekan kesehatan rendah.Faktor
yang paling berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan adalah akses
informasi kesehatan. Terdapat peranan informasi kesehatan dari pendekatan
kedokteran keluarga KDK FKUI Kiara pada tingkat kemelekan kesehatan pasien.
Diperlukan upaya peningkatan kemelekan kesehatan pasien melalui peningkatan
akses informasi kesehatan."
2012
T31204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Azizah Nitisara
"COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis virus corona baru, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Sejak 11 Maret 2020, WHO menyatakan bahwa COVID-19 dikategorikan sebagai sebuah pandemi. Penularan COVID-19 dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kepatuhan penerapan protokol kesehatan COVID-19 merupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk mahasiswa sehingga diharapkan nantinya dapat mengendalikan penyebaran COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan penerapan protokol kesehatan COVID-19 pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2017 – 2019. Studi cross sectional dilakukan kepada 443 responden yang diperoleh melalui purposive sampling, dengan proporsi responden perempuan sebesar 88,7% dan laki-laki sebesar 11,7%. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kepatuhan responden terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19 sebesar 52,1% ; terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi kemampuan diri, informasi yang didapatkan, dan dukungan lingkungan sosial dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan COVID-19; dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, pengetahuan terkait COVID-19, persepsi kerentanan, persepsi keparahan, dan riwayat COVID-19 dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan COVID-19. Optimalisasi progam pencegahan COVID-19 oleh pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat dapat mengendalikan penyebaran COVID-19.

COVID-19 is a disease caused by a new type of corona virus, namely Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Since the 11 th of March 2020, WHO has declared that COVID-19 is categorized as a pandemic. Transmission of COVID-19 can occur directly or indirectly. Compliance with the implementation of the COVID-19 health protocols is one of the most important things that must be done by all levels of society, including university students. The purpose of this study was to determine the factors that affect compliance with the implementation of the COVID-19 health protokolin the University of Indonesia Health Sciences Cluster Students University of Indonesia class of 2017 – 2019. A cross sectional study was conducted by recruiting 443 respondents obtained through purposive sampling, with the proportion of female respondents being 88.7. % and male by 11.7%. Data were analyzed by univariate and bivariate with chi square test. The results showed that the proportion of respondents compliance with the implementation of the COVID-19 health protokolwas 52.1%; there was a significant relationship between perceived benefits, perceived barriers, perceived self-efficacy, information obtained, and social environment support with compliance to the implementation of the COVID-19 health protocols; and there was no significant relationship between age, gender, knowledge related to COVID-19, perception of vulnerability, perception of severity, and history of COVID-19 with compliance to the implementation of the COVID-19 health protocols. Optimization of the COVID-19 prevention program by the government and all levels of society can control the spread of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmansyah
"Berdasarkan catatan WHO per Mei 2021, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan, merupakan faktor terpenting dalam upaya penanganan COVID-19. Berbagai penelitian menunjukan, diperlukannya sistem reward khusus untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja yang diberikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10 literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.

Based on WHO records as of May 2021, at least 115,000 health workers have died due to corona virus infection. Health workers, as the frontline, are the most important factor in efforts to deal with COVID-19. Various studies show the need for a special reward system for health workers as a form of appreciation for the work ethic given. This paper aims to provide knowledge about the role of organizations and leadership in providing a form of reward to health workers. This study uses a literature review method with Google Scholar, Remote Lib UI and PubMed databases. The search results obtained 10 literatures from China, the US, Europe, Africa, England, Italy, Indonesia which have conducted research related to rewards that can be given to health workers during the COVID-19 pandemic. The results of the literature review show the role of organizations and leaders in analyzing the form of rewards given, namely mental health, financial and other rewards that support the needs of health workers. The author analyzes this reward policy so that it can be used by organizations or health facilities in Indonesia in providing the right description of rewards to be given according to the needs of health workers during the COVID-19 pandemic, but further research needs to be done to determine the effectiveness of rewards, to make them more representative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hisyam Yusril Hidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi masyarakat terkait dengan kebijakan penanganan COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Penanganan COVID-19 saat ini berfokus pada penerapan kebijakan non-pharmaceutical intervention (NPI) yang bertujuan untuk menekan angka transmisi di Provinsi DKI Jakarta yang hingga saat ini menjadi episentrum penyebaran wilayah tertinggi di Indonesia. Masih rendahnya persepsi risiko dan pengetahuan masyarakat, tingginya ketidakpatuhan sosial, dan banyaknya masyarakat yang memercayai hoaks masih menjadi tantangan dan sekaligus menunjukan kemampuan literasi yang rendah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui mixed method yaitu antara metode kuantatif dengan survei dan kualitatif melalui wawancara dan studi kepustakaan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 500 responden yang berasal dari seluruh Kota/Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat literasi kebijakan masyarakat di Provinsi DKI Jakarta pada tingkatan yang tinggi mencapai 98,2% (491 responden) dan yang dalam tingkatan rendah mencapai 1,8% (9 responden). Responden dengan karakteristik tingkat pendidikan tinggi dan mayoritas sudah menguasai teknologi yang lebih baik cenderung memiliki tingkat literasi kebijakan yang tinggi. Untuk itu optimalisasi peran dari pemerintah dan masyarakat terkait dengan upaya dalam meningkatkan literasi kebijakan yang memengaruhi implementasi kebijakan NPI yang diterapkan di Provinsi DKI Jakarta sangat diperlukan.

This research aims to determine community literacy skills related to COVID-19 handling policy in DKI Jakarta Province. COVID-19 handling policy focuses on implementing a non-pharmaceutical intervention (NPI) policy expected to reducing transmission rate in the DKI Jakarta Province, which is the epicenter of the COVID-19 cases in Indonesia. Low public risk perception and public knowledge, high social non-compliance, and many people who believe in hoaxes are still challenges and it also show low public literacy skills. This study uses a quantitative approach. This research uses mixed method technique. Quantitative method with survey and qualitative method through interviews and literature study. Respondents in this study were 500 respondents from all administration cities / regency in DKI Jakarta Province. The results showed that the level of public literacy in DKI Jakarta Province at a high level reached 98.2% (491 respondents) and in the low level reached 1.8% (9 respondents). Respondents with higher education level characteristics and high technology mastery tended to high levels of policy literacy. Based on the findings, it needs optimizing the role of the government and society in relation to efforts to increase policy literacy that affects the implementation of the NPI policy in DKI Jakarta is needed."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurchahyono Budi Kurniawan
"Rumah sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi salah satu elemen penting. Kesiapan Rumah Sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan harus senantiasa diperhatikan, ditingkatkan dan dimutakhirkan untuk mampu merespon dinamika yang semakin berkembang. Ini selaras dengan kebijakan rencana pembangunan negara dalam konteks perkuatan ketahanan ekonomi, pengurangan kesenjangan, peningkatan sumber daya manusia dan daya saingnya, pengembangan pelayanan dasar, meningkatkan ketahanan bencana dan memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Pandemi Covid-19 telah memicu berbagai perubahan di sektor kesehatan secara global. Indonesia pun dituntut untuk mampu beradaptasi sehingga kemandirian dan ketahanan sektor kesehatan dapat meningkat. pandemi Covid-19 ini juga menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia. Dihadapkan dengan tantangan ke depan yang ada maka diperlukan sebuah rumah sakit yang dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya pandemi serupa di masa yang akan datang. Oleh sebab itu untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pengembangan rumah sakit yang ada. Aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan pembangunan gedung Rumah Sakit dr. Suyoto tahap 1 di Kementerian Pertahanan RI merupakan hal yang sangat penting. Waktu pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh sebab itu untuk mendukung hal tersebut maka penerapan beberapa program K3L merupakan hal yang mutlak dilakukan. Tentunya pelaksanaan pembangunannya menerapkan Aspek Kode Etik Insinyur dan Profesionalisme dalam rangka membuat suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab serta berpijak pada prinsip-prinsip perilaku etis dan standar integritas tertinggi.

Hospitals within the Ministry of Defense (Kemhan) are one of the essential elements. Hospital readiness within the Ministry of Defense must always be considered, improved, and updated to respond to the growing dynamics. It aligns with the country's development plan policy to strengthen economic resilience, reduce inequality, increase human resources and competitiveness, develop essential services, increase disaster resilience, and enhance political, legal, defense, and security stability. The Covid-19 pandemic has triggered various changes in the health sector globally. Indonesia is also required to adapt so that the independence and resilience of the health sector can increase. The Covid-19 pandemic is also a trigger for all sectors to improve the health security capabilities of the Indonesian nation. Faced with the challenges ahead, it needs a hospital that can anticipate the possibility of a similar pandemic occurring in the future. In implementing the construction of the Hospital building dr. Suyoto Phase 1 at the Indonesian Ministry of Defense aspects of Health, Safety and Environmental (HSE) is essential. The time of implementation of the work must be following a predetermined schedule. Therefore, implementing several HSE programs is an absolute must to support this. Of course, the performance of its development applies aspects of the Engineer's Code of Ethics and Professionalism to do a job that can be carried out responsibly and adequately and is based on the principles of ethical behavior and integrity standards highest. Therefore, to answer these challenges, it is necessary to develop existing hospitals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar belakang: Oral health literacy (OHL) dibutuhkan untuk promosi kesehatan
dan upaya pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Penelitian yang dilakukan mengenai OHL dan faktor-faktornya di Indonesia masih
sangat minim.Informasi tentang OHL sangat dibutuhkan untuk membantu klinisi dan
pembuat kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan
membuat program kesehatan gigi dan mulut yang sesuai dengan kebutuhkan
komunitas. Tujuan: Mengetahui perbedaan OHL antara berbagai kelompok dengan
perbedaan status sosiodemografi . Metode: Penelitian potong lintang yang dilakukan
pada 390 responden dewasa di DKI Jakarta menggunakan kuesioner Health Literacy
in Dentistry (HeLD) yang telah di adaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil: 390
responden mengisi kuesioner HeLD. Rerata skor HeLD dari seluruh responden adalah
2,6±0,98. Tidak ditemukan perbedaan skor HeLD antara responden laki-laki 2,63±1,0
dan perempuan 2,57±0,98 pada penelitian ini (p>0,05). Terdapat perbedaan secara
statistik antara skor HeLD dengan kelompok umur dan kelompok dengan status
sosioekonomi (p<0,05). Simpulan: Disimpulkan bahwa terdapat tingkat OHL yang
sama antar laki-laki dan perempuan pada populasi penelitian ini. Selanjutnya,
penurunan skor OHL sejalan dengan bertambahnya usia dan tingkat sosial ekonomi, Background: Oral health literacy (OHL) is needed to promote oral health and action
for prevention to oral health related diseases. Only few studies have been conducted
concerning oral health literacy in Indonesia. The information can help clinicians and
policy makers to improve oral health treatment and programs to suit the need of
society. Objectives: To analyze the differences of OHL between different
sociodemographic groups in DKI Jakarta. Methods: A cross sectional analytical
study using the Indonesian translated Health Literacy in Dentistry (HeLD)
questionnaire on 390 adult living in DKI Jakarta area. Results: 390 respondents
completed the self-administered questionnaire. The mean total of HeLD was
2.6±0.98. There were no differences in HeLD score between male (2.63±1.0) and
female (2.57±0.98) respondents in this study (p>0.05). However, statistical
differences were found between HeLD score amongst age and socioeconomic group.
(p<0.05). Conclusion: This study showed that adult males and females in DKI
Jakarta have the same level of OHL, however increasing age and low socioeconomic
status influenced the level of OHL]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>