Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124483 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cornelia Christiani Vianney
"Konsentrator oksigen digunakan sebagai salah satu alat bantu terapi oksigen bagi para penderita hipoksemia. Konsentrator oksigen bekerja dengan mengambil udara dari lingkungan untuk mengadsorpsi nitrogen sehingga menghasilkan keluaran berupa udara terkonsentrasi oksigen. Umumnya konsentrator oksigen tersedia di layanan kesehatan dan memiliki ukuran yang besar untuk pemakaian beberapa pasien bersamaan. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari layanan kesehatan mengalami kesulitan dalam penjangkauan konsentrator oksigen. Di sisi lain konsentrator dengan ukuran yang lebih kecil dijual di pasaran dengan harga yang cukup mahal yang juga sulit dijangkau oleh masyarakat Indonesia dengan kondisi ekoonomi menengah ke bawah. Penelitian ini dilakukan dengan metode reverse engineering untuk merancang dan merakit sebuah prototipe konsentrator oksigen yang dapat berfungsi dengan tujuan portabel dan dengan biaya pembuatan yang murah (low-cost). Merujuk pada referensi sumber terbuka OxiKit dan sebuah produk komersial POC-05 Oxygen Concentrator, didapatkan sebuah produk prototipe konsentrator oksigen yang dapat menghasilkan udara terkonsentrasi oksigen sebagai keluaran menuju tangki produk dengan perkiraan parameter kerja berupa tekanan 0.1-0.2 MPa untuk mendapatkan kondisi fixed bed pada media filtrasi zeolite
An oxygen concentrator is used as one of the oxygen therapy aids for hypoxaemic sufferers. Oxygen concentrators work by taking air from the environment to adsorb nitrogen to produce an output in the form of oxygen-concentrated air. Generally, oxygen concentrators are available in health services and are large enough for multiple patients to use simultaneously. This condition causes Indonesians who live far from health services to experience difficulty reaching oxygen concentrators. On the other hand, concentrators with smaller sizes are sold in the market at a fairly high price which is also difficult for Indonesians with middle to lower economic conditions to reach. This research was conducted using the reverse engineering method to design and assemble an oxygen concentrator prototype that can function as portable and with low-cost manufacturing costs. Referring to the open-source reference OxiKit and a commercial product POC-05 Oxygen Concentrator, a prototype oxygen concentrator product was obtained, which can produce oxygen-concentrated air as an output to the product tank with an estimated working parameter of 0.1-0.2 MPa pressure to obtain fixed bed conditions on zeolite filtration media.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fashal Firdaus Amarullah
"Oksigen konsentrator berbasis Pressure Swing Absorption (PSA) telah banyak tersedia di pasaran, namun umumnya dirancang untuk pemakaian orang dewasa. Keterbatasan peredaran oksigen konsentrator khusus untuk bayi disebabkan oleh tingginya harga perangkat tersebut, sementara kebutuhan akan alat bantu pernafasan ini sangat penting dalam proses pemulihan kesehatan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan oksigen konsentrator portable berbiaya terjangkau yang secara khusus diperuntukkan bagi bayi. Metode PSA menggunakan zeolite sebagai absorben untuk memisahkan oksigen dari udara sekitar. Proses pengembangan meliputi tahapan perancangan, pembuatan prototype, pengujian, dan validasi volume udara dan kadar oksigen yang dihasilkan menggunakan sensor oksigen OCS-3F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oxygen concentrator portable yang dikembangkan dapat menghasilkan kadar oksigen mencapai 40% dengan volume udara maksimal sebesar 2 LPM. Keberhasilan pengembangan alat ini menawarkan solusi potensial untuk meningkatkan aksesibilitas oksigen konsentrator bagi bayi, serta dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung pemulihan tubuh bayi secara efektif.

Oxygen concentrators based on the Pressure Swing Absorption (PSA) method have been widely available in the market, primarily intended for adult users. However, the circulation of oxygen concentrators specifically designed for infants is limited due to their relatively high cost, despite the significant number of infants who require this device to aid in their recovery process. This research aims to develop an affordable portable oxygen concentrator specifically tailored for infants. The PSA method is employed, utilizing zeolite as an absorbent to separate oxygen from the surrounding air. The development process involves design, prototype fabrication, testing, and validation of the generated air volume and oxygen concentration using the OCS-3F oxygen sensor. The research results demonstrate that the developed portable oxygen concentrator can achieve an oxygen concentration of 40% with a maximum air volume of 2 LPM. The success of this device's development offers a potential solution to enhance accessibility to oxygen concentrators for infants and can contribute positively to effectively support their body's recovery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Gautama Chandra
"Kebutuhan oksigen untuk terapi oksigen meningkat karena terjadinya pandemi yang dimulai pada tahun 2020. Konsentrator oksigen merupakan sebuah opsi untuk melakukan terapi oksigen kepada pasien di rumah, akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, keluaran konsentrasi oksigen yang dihasilkan harus berada di atas 90%, maka dari itu dibutuhkan sebuah sistem monitoring untuk dapat memastikan keluaran konsentrator oksigen di atas 90% dan dapat melakukan perawatan yang dibutuhkan jika menurun. Pada penelitian ini, berhasil dirancang sebuah konsentrator oksigen yang dapat menghasilkan konsentrasi oksigen 93,1% pada 0,5 LPM yang memiliki fitur monitoring jarak jauh dengan berdasarkan ESP32 soft access point. Pembacaan hasil keluaran konsentrator oksigen dibaca dengan menggunakan sensor OCS-3F 3,1 dengan resolusi konsentrasi oksigen 0,1% dan laju alir 0,1 LPM. Sistem monitoring yang berhasil dirancang dapat menampilkan hasil keluaran konsentrasi oksigen dan laju alir dengan menggunakan layar LCD TFT dan juga pada sebuah laman web lokal yang di host dengan menggunakan ESP32 soft access point.

Concentrated oxygen used for oxygen therapy is increasing due to the pandemic that is happening in early 2020. An oxygen concentrator is an excellent alternative to oxygen tanks for household use. An oxygen concentration output must be greater than 90% for medical use to be most effective. To ensure a greater than 90% concentration of oxygen output, a monitoring system is needed to confirm the concentration level of the output oxygen. In this research, an oxygen concentrator with an output of 93.1% oxygen concentration at 0.5 LPM with wireless monitoring based on ESP32 soft access point has been successfully constructed. The oxygen concentrator’s output is measured using an oxygen sensor OCS-3F 3.1 with a resolution of 0.1% oxygen concentration and 0.1 LPM airflow. A monitoring system that displays oxygen concentration and airflow to an LCD TFT screen and a local web page hosted by ESP32 soft access point has also been successfully constructed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azhiim Nahari
"Urgensitas dari ketersediaan oksigen yang menjadi penyokong kehidupan manusia saat manusia mengalami penyakit pernapasan akut seperti COVID-19 menjadi alasan dibuatnya konsentrator oksigen. Konsentrator yang ada pada pasaran tidak memberikan informasi terkait laju aliran dan konsentrasi oksigen yang dihasilkan oleh sistem konsentrator oksigen. Penelitian ini berhasil merancang rangkaian sistem pengendalian katup dan sensor konsentrasi oksigen dengan keseluruhan sistem konsentrator oksigen yang memiliki ukuran ringkas namun tetap memiliki performa yang baik. Laju aliran target yang ditentukan penulis dapat dicapai dalam waktu 30 detik dengan akurasi pembacaan sensor yang memiliki selisih pembacaan 0% hingga 2%. Sistem konsentrator oksigen yang sudah dirancang mampu mencapai konsentrasi oksigen 94% saat laju aliran 1 LPM, 91% saat laju aliran 1,5 LPM; dan 88% saat laju aliran 2 LPM, dan telah berhasil dirancang juga sistem pembacaan hasil keluaran sistem konsentrator oksigen dengan sensor dan ditampilkan pada layar yang terdapat pada rangkaian.

The urgency of the availability of oxygen which supports human life when humans experience acute respiratory illnesses such as COVID-19 is the reason for the creation of oxygen concentrators. Oxygen concentrators on the market do not provide information regarding the flow rate and oxygen concentration produced by the oxygen concentrator system. This research successfully designed a series of valve control systems and oxygen concentration sensors with an overall oxygen concentrator system that is compact but still performs well. The target flow rate determined by the author can be achieved within 30 seconds with sensor reading accuracy that has a reading difference of 0% to 2%. The system oxygen concentrator system that has been designed can achieve an oxygen concentration of 94% at a flow rate of 1 L/M, 91% at a flow rate of 1,5 LPM, and 88% at a flow rate of 2 LPM. The system has also been successfully designed to read the output results of the oxygen concentrator system with sensors and display them on the screen in the circuit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurens Hendrika Oktaviani Ronadame
"Situasi pandemi COVID-19 yang semakin buruk menyebabkan Indonesia mengalami tekanan yang signifikan terhadap pelayanan kesehatan. Indonesia menghadapi tantangan salah satunya dengan menyediakan pasokan oksigen bagi pasien yang menderita COVID-19. Konsentrator oksigen adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam perawatan pasien penderita COVID-19. Konsentrator oksigen menyediakan oksigen dengan mengambil udara sekitar yang di dalamnya terdapat berbagai kandungan zat. Berbagai kandungan zat ini akan dipisahkan sehingga menghasilkan tingkat kemurnian oksigen lebih dari 95 persen. Proses pemisahan kandungan zat ini disebut Pressure Swing Adsorption (PSA). Pada penelitian ini, pemisahan oksigen dengan proses PSA menggunakan zeolit Li-LSX sebagai adsorben. Simulasi numerik PSA dilakukan dengan metode Partial Differential Equation (PDE). Luaran yang diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara parameter pada feed, waste, dan produk, serta bed terhadap hasil komposisi produk. Hasilnya didapatkan kemurnian oksigen 93 persen untuk validasi dengan percobaan yang pernah ada sebelumnya. Percobaan yang dilakukan pada variasi tinggi bed dan waktu cycle organizer juga mempengaruhi kemurnian oksigen yang optimal pada tinggi bed 150 cm dan waktu cycle organizer 70 detik pada langkah pertama dan ketiga

The worsening situation of the COVID-19 pandemic has caused Indonesia to experience significant pressure on health services. Indonesia faces challenges, one of which is providing oxygen supplies for patients suffering from COVID-19. Oxygen concentrator is one of the tools that can be used in the treatment of patients with COVID-19. Oxygen concentrator provides oxygen by taking in the surrounding air which contains various substances. The various contents of these substances will be separated to produce an oxygen purity level of more than 95 percent. The process of separating these substances is called Pressure Swing Adsorption (PSA). In this research, the separation of oxygen by the PSA process used zeolite Li-LSX as an adsorbent. Numerical simulation of PSA was carried out using the Partial Differential Equation (PDE) method. The expected output is able to show the influence of the parameters on feed, waste, and product, and bed on the results of product composition. The results obtained 93 percent oxygen purity for validation with previous experiments. Experiment carried out on variations in bed height and cycle organizer time also affected the optimal oxygen purity at 150 cm bed height and 70 seconds cycle organizer time in the first and third steps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Al Farisi
"Kebutuhan penggunaan konsentrator oksigen sebagai salah satu perangkat medis dalam terapi oksigen semakin meningkat di kala pandemi yang sedang dihadapi Indonesia. Penggunaan konsentrator oksigen yang memerlukan pengaturan laju aliran oksigen secara manual dianggap kurang praktis terutama bagi pasien berusia lanjut. Pada penelitian ini berhasil dirancang sebuah sistem automasi menggunakan metode algoritma closed-loop dan semi-closed-loop untuk mengontrol laju aliran oksigen yang dapat menyesuaikan kebutuhan pasien berdasarkan data saturasi oksigen darah dari pulse oximeter berbasis Bluetooth Low Energy (BLE) yang dipakai pada salah satu ujung jari pasien. Laju aliran oksigen yang dituju dapat dicapai dalam waktu 27±6,75 detik pada algoritma closed-loop dan 14±5,16 detik pada algoritma semi-closed-loop dengan persentase kesalahan pembacaan laju aliran oksigen yang terdeteksi oleh sensor OCS-3F sebesar 1,31%. Prototipe pulse oximeter berhasil dirancang menggunakan sensor MAX30102 dengan persentase kesalahan pembacaan saturasi oksigen pasien sebesar 0,36% dan denyut nadi pasien sebesar 2,18%. Prototipe konsentrator oksigen yang berhasil dirancang memiliki spesifikasi laju aliran oksigen keluaran hingga 5 liter per menit (LPM) dan dapat menghasilkan konsentrasi oksigen luaran 91±0,58% saat 1 LPM, 84±2,31% saat 2 LPM, 76±4,93% saat 3 LPM, 69±6,08% saat 4 LPM, dan 61±6,08% saat 5 LPM. Telah berhasil dirancang juga sistem pemantauan menggunakan layar dan web lokal yang menampilkan informasi konsentrasi oksigen yang dihasilkan, laju aliran oksigen yang dialirkan, data saturasi oksigen darah, dan denyut nadi pasien.

The need for the use of oxygen concentrators as a medical device in oxygen therapy is increasing during the pandemic that Indonesia is currently facing. The use of oxygen concentrators that require manual oxygen flow rate regulation is considered impractical, especially for elderly patients. In this study, an automation system was successfully designed using a closed-loop and semi-closed-loop algorithm to control the oxygen flow rate that can adjust the patient's needs based on blood oxygen saturation data from a Bluetooth Low Energy (BLE)-based pulse oximeter used on one of the patient's fingertips. The target oxygen flow rate can be achieved in 27±6.75 seconds on the closed-loop algorithm and 14±5.16 seconds on the semi-closed-loop algorithm with the percentage error of oxygen flow rate reading detected by the OCS-3F sensor of 1.31%. The pulse oximeter prototype was successfully designed using the MAX30102 sensor with an error percentage of 0.36% of the patient's oxygen saturation reading and 2.18% of the patient's heart rate reading. The oxygen concentrator prototype that has been successfully designed has an output oxygen flow rate specification of up to 5 liters per minute (LPM) and can produce an output oxygen concentration of 91±0.58% at 1 LPM, 84±2.31% at 2 LPM, 76±4, 93% at 3 LPM, 69±6.08% at 4 LPM, and 61±6.08% at 5 LPM. A monitoring system has also been successfully designed using a LCD display screen and local web that displays information on the resulting oxygen concentration, the flow rate of oxygen delivered, data on blood oxygen saturation, and the patient's heart rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andrea Rizky Sabrina
"Penelitian adsorben untuk menghasilkan udara dengan kemurnian oksigen tinggi dilakukan menggunakan zeolit alam yang diimpregnasi tembaga oksida. Zeolit alam yang digunakan berasal dari Sidomulyo, South Lampung, Indonesia. Zeolit alam ini termasuk di dalam tipe klinoptilolit, yang biasanya juga disebut Zeolit Alam Lampung ZAL. Teknik pemurnian oksigen yang digunakan adalah Pressure Swing Adsorption PSA dengan tekanan operasi 4 bar. Beberapa variabel divariasikan untuk mendapatkan metode yang paling optimal untuk menghasilkan oksigen, seperti ukuran ZAL 18-100 mesh, persen loading CuO 0-1 -wt, dan konsentrasi asam sulfat 1-3 M. ZAL dikarakterisasi dengan metode BET, SEM-EDX, XRF, XRD, dan FTIR. Oksigen yang diproduksi dianalisis menggunakan GC.
Hasil menunjukkan bahwa ZAL dengan ukuran 60-100 mesh dan dipreparasi menggunakan asam sulfat 2 M mempunyai luas permukaan dan volume pori paling baik 64,374 m2/g dan 0,127 cm3/g. ZAL dengan ukuran 35-60 mesh dan dipreparasi menggunakan asam sulfat 1 M mempunyai hasil adsorpsi nitrogen yang paling optimum. Impregnasi oksida tembaga pada ZAL ditemui tidak menambah performa ZAL dalam menyerap nitrogen.

Investigation of an adsorbent to produce oxygen enriched air was carried out by using copper oxide CuO which is impregnated to natural zeolite. The natural zeolite used is from Sidomulyo, South Lampung, Indonesia. It is a clinoptilolite zeolite type, namely Zeolit Alam Lampung ZAL. Oxygen purification method applied is Pressure Swing Adsorption PSA technique with operating pressure of 4 bar. Several variables are varied to get the optimum method to produce the best quality of oxygen, such as size of ZAL 18 100 mesh , CuO loading percentage 0 1 wt, and the concentration of sulfuric acid 1 3 M. ZAL will be characterized using BET, SEM EDX, XRF, XRD, and FTIR methods. The oxygen produced will be analysed using GC method.
The result showed that ZAL with size 60 100 mesh and prepared using sulfuric acid of 2 M has the best surface area and pore volume to be impregnated, which is 64,374 m2 g dan 0,127 cm3 g, respectively. ZAL with size 35 60 mesh and prepared using sulfuric acid of 1 M has the most optimum trend of nitrogen adsorption. The impregnation of oxide of metal on the adsorbent is found not supporting the adsorbent itself to adsorb nitrogen better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Prastawa Assalim Tetra Putra
"Pulsa oksimeter Non Kontak dengan sensor berupa kamera CMOS dikembangkan oleh Humpfrey, 2005. Memodifikasi metode Humpfrey, dibangun sistem pengukuran Non Kontak memanfaatkan webcam sebagai sensornya. Pengambilan video dilakukan saat cahaya merah dan inframerah dihidupkan secara manual selama 5 detik. Sumber cahaya 660 nm dan 940 nm. Kotak area pengukuran 50 x 50 pixel. Menghitung nilai rerata pixel per kotak, mengeplot per frame, dihasilkan sinyal yang familier dengan pulsa oksimeter. Menghitung nilai SPO2 dari rumus rasio dan empiris kalibrasi. Dengan sampel 30 orang dewasa, dihasilkan nilai SPO2, dibandingkan peralatan standar, terjadi kesalahan terbesar 4%.

Non Contact Pulse oximeter with a CMOS camera as a sensor developed by Humpfrey, 2005. Modifying Humpfrey method, built system utilizing a webcam as a sensor non contact measurement. Video capture is done when the red and infrared light manually turned on for 5 seconds. Light source 660 nm and 940 nm. Box area measuring 50 x 50 pixels. Calculate the average value of pixels per box, plotting per frame, the resulting signal is familiar with the pulse oximeter. Calculate the SpO2 value of the ratio and empirical calibration formula. With a sample of 30 adults, resulting SpO2 value ,compared with standard equipment, the largest error occurs 4%."
Salemba: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doniaji Riandito
"Penelitian ini menggunakan air sebagai senyawa untuk menyerap Terlarut melalui Super Hidrofobik membran kontaktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Super Hyfrophobic membran dalam menyerap Terlarut menggunakan AIR melalui evaluasi perpindahan massa dan hidronamik. Pada penelitian ini, aliran Terlarut mengalir di tube dan air dengan laju alir yang bervariasi mengalir secara berlawanan di shell. Jumlah serat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3000. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kenaikan koefisien perpindahan massa, flux dan absorpsi terjadi seiring kenaikan laju alir pelarut air.

This study is using water as a compound to absorb the dissolved through Super Hydrophobic membrane contactor. The purpose of this study was to determine the ability of Super Hydrophobic membrane to absorb the dissolved using water through the evaluation of mass transfer and hydrodynamic study. In this study, the flow of dissolved flowing in the tube and water with varying flow rate flowing in the opposite shell. The number of fiber used in this experiment was 3000. The results of this study indicate that the increase in the mass transfer coefficient, flux and absorption occurs as the increase in the flow rate of the solvent water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Distyayu Sukarja
"Latar belakang: Dukungan respiratori pada neonatus saat lahir dan stabilisasi bertujuan mencegah terjadinya hipoksia. Hingga saat ini, pemantauan status oksigenasi masih menggunakan saturasi oksigen perifer (SpO2). Akan tetapi, SpO2 dan tekanan parsial oksigen (PaO2) tidak berhubungan secara linier sehingga apabila terjadi peningkatan PaO2 >80 mmHg, maka SpO2 akan mengalami plateau >95%. Oxygen reserve index (ORI) merupakan parameter baru yang dapat menilai simpanan oksigen di jaringan. Pengaplikasian ORI diharapkan dapat melengkapi kelemahan SpO2 untuk mencegah hiperoksia. Namun, penelitian mengenai ORI pada neonatus masih sangat terbatas. Metode: Rancangan penelitan ini menggunakan analitik korelatif dengan desain penelitian potong lintang. Kriteria inklusi adalah neonatus mendapatkan dukungan respiratori dengan pemantuan SpO2 secara kontinu pada monitor >95% dan direncanakan pemeriksaan gas darah arteri. Nilai ORI diambil selama 30 menit. Setiap perubahan nilai ORI dan SpO2 dicatat dan dihitung untuk mendapatkan rerata nilai. Data diolah berdasarkan uji korelasi. Hasil: Dari 205 neonatus yang lahir/dirujuk ke Unit Neonatologi RSUPN Cipto Mangukusumo diperoleh 23 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Diperoleh total 70 pengukuran dari 23 subyek. Insidens hiperoksia ditemukan pada 40 pengukuran (57%). Kekuatan korelasi antara ORI dan PaO2 diperoleh r = 0,687 dengan p <0,001. Analisis multivariat memerlihatkan apabila ORI digunakan bersama SpO2 menunjukkan hasil koefisiens determinasi yang cukup rendah (R2 adjusted = 28,4%). Nilai cut-off ORI 0,21 dapat memprediksi PaO2 >80 mmHg dengan dengan sensitivitas 82,5% dan spesifisitas 76,6%. Simpulan: Terdapat korelasi yang bermakna antara ORI dan PaO2. Pengaplikasian ORI secara klinis dapat memprediksi PaO2 pada neonatus dalam rentang hiperoksia yang tidak dapat ditunjukkan SpO2. ORI tidak dapat menggantikan SpO2.

Background: Respiratory support in the delivery room and NICU is an effort to prevent hypoxia at birth and during stabilization. Until recently, peripheral oxygen saturation (SpO2) is used to monitor oxygenation status non-invasively. However, the relationship between SpO2 and arterial partial pressure of oxygen (PaO2) is not linear but sigmoidal. If the level of PaO2 >80 mmHg, SpO2 reaches a plateau at the range >98-100%. Oxygen reserve index (ORI) could assess oxygen reserve at the tissue level which is undetected using pulse oximetry. ORI application may complete SpO2 weakness in detecting hyperoxia. Nevertheless, studies about ORI in neonate is still limited. Method: In this cross-sectional correlational study, we included neonates receiving oxygen therapy whose SpO2 monitor continuously showed >95%. Arterial blood gas analysis was done according to the attending’s order. The ORI value was taken for 30 minutes. Any change in the ORI and SpO2 value was recorded and calculated to get an average value. Data were analyzed based on a correlation test. Result: From 205 inborn and outborn at Neonatal Unit Cipto Mangunkusumo Hospital, 23 subjects met the inclusion criteria. There were 70 measurements of ORI, SpO2 and PaO2 in 23 subjects. Hyperoxia was observed in 40 measurements (57%). The correlation between ORI and PaO2 was r = 0,687 (p <0,0001). Multivariate analysis showed ORI together with SpO2 has a low coefficient of determination of R2 adjusted = 28,4%. The cut-off ORI value to predict PaO2 >80 mmHg when SpO2 >95% was 0,21 with a sensitivity of 82,5% and specificity of 76,6%. Conclusion: ORI and PaO2 are significantly strongly correlated in neonates. ORI is able to predict hyperoxia that goes undetected by SpO2. However, ORI cannot replace the role of SpO2."
Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>