Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Wicaksono
"Banyaknya pulau di Indonesia dibutuhkan moda transportasi untuk meningkatkan konektivitas antar pulau khususnya di wilayah 3T. Saat ini pelayaran perintis menjadi moda transportasi yang tugaskan oleh pemerintah untuk melayani daerah 3T. Namun rute pelayaran perintis saat ini belum optimal dan tidak merata sehingga perlu dilakukan optimasi. Optimasi adalah merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan hasil terbaik nilai paling maksimal atau minimal bedasarkan fungsi dan tujuan yang ingin dicapai, dan tetap memenuhi fungsi kendala yang berlaku. Optimasi sendiri merupakan metode yang cukup penting untuk keberlanjutan akses transportasi laut khususnya pelayaran perintis di Kepulauan Maluku. Seluruh pelabuhan yang dilayani oleh pelayaran perintis diklasterkan menggunakan metode clustering Density-Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan untuk optimasi rute pelayaran perintis. Terdapat 7 klaster yang terbentuk untuk menyesuaikan ketersediaan kapal perintis yang berjumlah 7 kapal. Setiap klaster masing-masing dilakukan optimasi menggunakan Travelling Salesman Problem (TSP). hasil optimasi jauh lebih optimal dengan total jarak tempuh di tujuh klaster yang terbentuk sebesar 3101 NM dibandingkan dengan rute existing sebesar 6730 penurunan sebesar 53.92%.

The number of islands in Indonesia requires a mode of transportation to improve inter-island connectivity, especially in the 3T region. Currently pioneer shipping is a mode of transportation assigned by the government to serve the 3T area. However, the current perintis shipping route is not optimal and uneven, so optimization needs to be done. Optimization is an activity that aims to get the best results with the maximum or minimum value based on the function and objectives to be achieved, and still fulfill the function of the applicable constraints. Optimization itself is a method that is quite important for the sustainability of sea transportation access, especially perintis shipping in the Maluku Islands. All ports served by pioneer shipping are clustered using the Density-Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN) clustering method. This study aims to provide policy recommendations for the optimization of pioneer shipping routes. There are 7 clusters formed to match the availability of 7 pioneer ships. Each cluster is optimized using the Traveling Salesman Problem (TSP). optimization results are much more optimal with the total distance traveled in the seven clusters formed of 3101 NM compared to the existing route of 6730, a decrease of 53.92%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fastabiq Rahmat Imanu
"Density-Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN) merupakan salah satu metode klastering berdasarkan kepadatan data yang menggunakan parameter radius jarak dari titik data tersebut dan jumlah minimal titik data untuk menghasilkan sebuah klaster. Traveling Salesman Problem (TSP) merupakan aplikasi dari optimasi yang menentukan sebuah rute yang diawali dan diakhiri di titik yang sama dengan hasil jarak paling minimum. Permasalahan konektivitas pelayaran perintis merupakan bagian yang sangat penting untuk menjaga agar daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) terkoneksi. Wilayah Papua Barat memiliki moda transportasi yang terbatas dan Indeks Desa Membangun (IDM) yang paling rendah yaitu 0.5045 yang mengakibatkan tingginya angka desa 3T pada wilayah tersebut, untuk meningkatkan angka IDM di wilayah tersebut dibutuhkan moda transportasi yang dapat diakses secara rutin untuk merangsang perekonomian dan mobilitas penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rute pelayaran baru dengan meminimalkan jarak dan waktu tempuh. Dengan menggunakan DBSCAN dan TSP diperoleh 7 rute baru untuk 7 unit kapal perintis, dengan total jarak yaitu 3393 Nautical Miles dan rata-rata waktu pelayaran yaitu 3 hari, frekuensi kunjungan dapat dilakukan 4 kali dalam 12 hari pelayaran.

The Density-Based Spatial Clustering of Application with Noise (DBSCAN) is a clustering method based on data density that uses the radius parameter of the distance from the data point and the minimum number of data points to create a cluster. Traveling Salesman Problem (TSP) is an optimization application that determines a route that starts and ends at the same point with the minimum distance. The problem of pioneer ship connectivity is a very important for part of connecting the Isolated Places in Indonesia. The West Papua region is one of the regions in Indonesia that has limited transportation modes and the lowest Village Development Evaluation is 0.5045, Affecting the high number of underdeveloped villages in that region. Therefore, to increase the Village Development Evaluation number in West Papua, hence the underdeveloped villages can be accessed regularly to stimulate the economy and mobility. This research aims to obtain a new shipping route by minimizing the distance and travel time. By using DBSCAN and TSP, 7 new routes were obtained for 7 pioneer ships, with a total distance is 3393 Nautical Miles and an average voyage time are 3 days, the frequency of visits can be done 4 times in a 12-day cruise.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiila Kusumahardhini
"Multiple Traveling salesman problem MTSP merupakan perluasan dari TSP. MTSP adalah masalah optimasi dimana akan ditentukan total jarak minimum untuk m salesmen dalam melakukan perjalanan ke sejumlah kota tepat satu kali yang dimulai dari kota awal yang disebut depot kemudian kembali lagi ke depot setelah perjalanan selesai. Dalam tugas akhir ini, K-Means dan Crossover Ant Colony Optimization ACO akan digunakan untuk menyelesaikan MTSP. Implementasi dilakukan pada 3 data dari TSPLIB dengan menggunakan salesman berjumlah 2, 3, 4, dan 8. Analisa hasil dengan menggunakan K-Means dan Crossover ACO akan dibandingkan. Pengaruh terhadap pemilihan kota yang menjadi depot pada total jarak perjalanan yang dihasilkan, juga akan dianalisa.

Multiple Traveling Salesman Problem MTSP is a generalization of the Traveling Salesman Problem TSP . MTSP is an optimization problem to find the minimum total distance of m salesmen tours to visit several cities in which each city is only visited exactly by one salesman, starting from origin city called depot and return to depot after the tour is completed. In this skripsi, K Means and Crossover Ant Colony Optimization ACO are used to solve MTSP. The implementation is observed on three datasets from TSPLIB with 2, 3, 4, and 8 salesmen. Analysis of results using K Means and Crossover ACO will be compared. The effect of selecting a city as depot on the total travel distance of tour will also be analyzed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parhusip, Sandiego Fransisco
"Kemajuan industri menjadi suatu tantangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Industri akan semakin menuntut efisiensi dan efektifitas dalam berbagai aspek industri sebagai upaya meminimalkan biaya serta meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan berbagai metode solusi yang dapat menghasilkan nilai optimal namun juga dengan waktu penyelesaian yang relatif singkat.
Travelling Salesman Problem atau yang sering disingkat dengan TSP merupakan salah satu permodelan masalah optimasi yang memiliki banyak aplikasi pada dunia industri seperti logisitik perkotaan, Job Scheduling, dan pembuatan Integrated Circuit. TSP diilustrasikan sebagai permasalahan seorang sales yang akan mengunjungi seluruh kota tujuan sebanyak satu kali dengan melalui jarak paling minimal dan kembali ke kota awal keberangakata. Namun pada penyelesaiannya TSP sebagai permasalahan sulit non-determistik polinomial sangatlah kompleks. Metode eksak akan memakan waktu iterasi yang lama dan meningkat secara eksponensial terhadap jumlah kota pada permasalahan TSP.
Output dari penelitian ini adalah model optimasi TSP yang dapat menghasilkan rute dengan nilai mendekati optimal serta waktu penyelesaian yang relatif singkat. Model akan dikembangkan dengan algoritma heuristik komposit yakni Clarke-Wright Savings Heuristic untuk mengembangkan solusi awal yang kemudian ditingkat melalui operasi local search. Model akan dibuat dalam tiga buah variasi local search dan diujicobakan pada 30 data set dengan rentang 131 hingga 85.900 titik.

Industrial development is a challenge to the development of science and technology. The industry will increasingly demand efficiency and effectiveness in various aspects of the industry as an effort to minimize costs and increase productivity. Therefore, it is necessary to develop various solution methods that can produce optimal values ​​but also with relatively short computation times.
Traveling Salesman Problem or often abbreviated as TSP is one of the optimization problem modeling that has many applications in the industrial world such as urban logistic, job scheduling, and the manufacture of integrated circuits. TSP is illustrated as a problem of a salesman who will visit the entire destination city once by going through the minimum distance and returning to the initial city. But TSP as one of non polynomial complete hard problem, is very complex to solve. The exact method will take a long iteration time and increase exponentially to the number of cities in TSP problems.
The output of this study is a TSP optimization model that can produce routes with near optimal values ​​and relatively short computation times. The model will be developed with a composite heuristic algorithm of clarke-wright savings heuristic to develop initial solutions then will be improve through local search operations. The model will be made in three varians and tested on 30 data sets with a range of 131 to 85,900 points.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
"Traveling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan yang banyak ditemukan di bidang transportasi khusunya masalah perjalanan seorang salesman mengunjungi semua kota tepat satu kali sebelum salesman tersebut kembali ke kota awal atau depot. Perluasan dari TSP adalah Multiple Traveling Salesman Problem (MTSP) dengan jumlah salesman adalah lebih dari satu. Pada skripsi ini, penyelesaian MTSP dibahas dengan menggunakan metode algoritma Sweep dan Elite Ant System, dengan penyelesaian MTSP dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, digunakan algoritma Sweep untuk membangun rute awal perjalanan salesman dan pada tahap kedua digunakan Elite Ant System untuk memperbaiki rute perjalanan awal yang diperoleh dari tahap pertama. Hasil implementasi dengan menggunakan 6 data dari TSPLIB, berdasarkan total jarak yang ditempuh, menunjukkan bahwa metode yang digunakan menghasilkan total jarak lebih baik dibandingakan dengan total jarak hasil metode MACO dan MGA untuk data yang sama. Selain itu, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peran pemilihan kota sebagai depot dalam menentukan total jarak.

Traveling Salesman Problem (TSP) is the most commonly problem that is found in transportation, especially the problem of visiting city by one salesman exactly once before the salesman back to the first city or depot. The Multiple Traveling Salesman Problem (MTSP) is an extension of TSP. This problem relates to accommodating real world problems where there is a need to account for more than one salesman. In this skripsi, MTSP will be discussed in Sweep algorithm and Elite Ant System methods, where the MTSP is solved in two stages. At the first stage, Sweep algorithm is used to construction route of salesman and the second stage, Elite Ant System is used to improving every route of salesman. The implementation results were tested using 6 benchmark problem taken from TSPLIB, based on the total distance travelled, shows that the methods produce a total distance better than the total distance of MGA and MACO methods. Moreover, the results indicate the existence of obtaining a city as the depot as the key factor in determining total distance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Widowati
"Traveling Salesman Problem (TSP) adalah masalah pencarian rute perjalanan dengan waktu tempuh perjalanan, biaya perjalanan, atau jarak tempuh perjalanan paling minimum. Pada skripsi ini, algoritma Random-key Cuckoo Search (RKCS) dengan 3-opt digunakan untuk menyelesaikan TSP. Algoritma Cuckoo Search (CS) didasarkan pada perilaku parasit burung cuckoo yang meletakkan telurnya di sarang burung lain (host nest) dengan tujuan telur burung cuckoo tersebut dierami dan ditetaskan oleh burung lain (host bird). Algoritma RKCS dengan 3-opt memuat Levy flights dan algoritma 3-opt. Levy flights digunakan dalam pembaruan bobot sedangkan algoritma 3-opt digunakan dalam perbaikan rute perjalanan. Berdasarkan hasil implementasi lima benchmark problems (eil51, berlin52, eil76, kroA100, dan eil101) yang diambil dari TSPLIB, penyelesaian TSP dengan algoritma RKCS dengan 3-opt menghasilkan solusi optimal berupa total jarak minimum yang sama dengan Best Known Solution (BKS). Total jarak minimum yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh nilai parameter yang digunakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ady Steven
"Multiple Depot Multi Traveling Salesman Problem (MMTSP) merupakan bentuk umum dari masalah Traveling Salesman Problem (TSP), yaitu menentukan rute minimum dari perjalanan m salesman dengan n depot untuk menempuh semua kota dan kembali ke depot awalnya. Pada skripsi ini, dilakukan clustering pada kota-kota yang dilalui, sehingga pada setiap klaster masalah MMTSP dapat disederhanakan menjadi masalah MTSP Multiple Traveling Salesman Problem atau TSP. Algoritma clustering yang digunakan adalah Agglomerative Clustering dan K-Means Clustering. Selanjutnya dilakukan metode Ant Colony Optimization untuk mencari rute terpendek dari setiap klaster. Jumlah dari hasil rute terpendek dari setiap klaster merupakan solusi dari masalah MMTSP. Implementasi dilakukan dengan menggunakan sampel data TSPLIB, dan hasil yang didapat juga akan dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil simulasi, hasil algoritma Agglomerative Clustering ACO memberikan hasil yang terbaik dibandingkan algoritma K-Means Clustering ACO dan algoritma ACO saja.

Multiple Depot Multiple Traveling Salesman Problem MMTSP is a generalization of the common Traveling Salesman Problem TSP , whole purpose is to generate a minimum route of m traveling salesmen from n depots to explore all cities and back to their origins. In this skripsi, the cities will be clustered, so for every cluster, MMTSP will be simplified as MTSP Multiple Traveling Salesman Problem or TSP. The clustering algorithms that will be used are Agglomerative Clustering and K Means Clustering. Furthermore, for every cluster, the Ant Colony Optimization will be implemented to determine the shortest path. The distance of shortest path in every cluster will be summed as the solution of MMTSP. Implementation of the algorithm will be simulated by using the TSPLIB, and the solutions will be compared to previous research. The simulation results show that the Agglomerative clustering ACO is the best solution compared to the K Means ACO rsquo s and the only ACO algorithm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annan Mikail Ramadhan Atmawidjaja
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang membentuk satu negara, dengan lima pulau utama dan 30 kepulauan yang lebih kecil dengan total lebih dari 18.110 pulau dan pulau kecil, di mana sekitar 6.000 di antaranya berpenghuni. Oleh karena itu, Pelayaran melalui jalur laut merupakan moda transportasi utama antar pulau di Indonesia. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan konektivitas antar pulau, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Pelayaran Perintis adalah layanan pelayaran publik yang didanai oleh pemerintah dengan tujuan utama untuk mendukung perekonomian di daerah terpencil dan tertinggal. Namun pada saat tulisan ini dibuat, kinerja pelayaran perintis dinilai masih belum memadai atau belum efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini ditandai dengan lamanya round voyage pelayaran rute tersebut, yang dapat mencapai hingga 14 hari, dan rendahnya frekuensi pelayaran pelayaran perintis dapat menghambat pembangunan ekonomi. Akibatnya, efisiensi rute pelayaran perintis harus dievaluasi kembali. Re-routing dan mengoptimasi rute pelayaran perintis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi rute pelayaran perintis. Penelitian ini direalisasikan dengan melakukan rerouting pelayaran perintis di wilayah Kepulauan Riau dengan terlebih dahulu melakukan clustering pelabuhan-pelabuhan menggunakan metode clustering DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) dan optimalisasi dengan pendekatan metode penyelesaian TSP (Travelling Salesman Problem). Hasil yang diperoleh adalah terjadi penurunan rata-rata jarak tempuh pelayaran perintis sebesar 39,5% (dari 1.156,1 NM menjadi 699,5 NM) dan penurunan rata-rata lama durasi round voyage sebesar 66,9% (dari 12 hari menjadi 3,97 hari). Selain itu, terjadi penurunan ketimpangan antar rute yang terlihat dari nilai rentang jumlah pelabuhan, jarak tempuh, dan durasi round voyage pelayaran pada rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau.

Indonesia is the world's biggest archipelago to constitute a single state, with five main islands and 30 smaller archipelagoes totaling over 18,110 islands and islets, of which approximately 6,000 are inhabited. Hence, Shipping through sea is the main mode of inter-island transport in Indonesia. However, this creates its own challenge in realizing inter-island connectivity, especially in remote and underdeveloped areas. Perintis shipping is a government-funded publicly available shipping service with a primary objective of supporting the economy in remote and underdeveloped areas. However, as of this writing, the performance of perintis shipping is still inadequate or inefficient to achieve this goal. This is characterized by the lengthy round voyage duration of the routes, which can reach up to 14 days, and the low frequency of perintis shipping voyages could hinder economic development. As a result, the efficiency of perintis shipping routes must be assessed. Re-routing the perintis shipping routes is one way to increase the efficiency of the perintis shipping routes. This research reroutes perintis shipping in the Riau Archipelago region by first clustering the ports using the DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) clustering method and optimizing with the TSP (Travelling Salesman Problem) solving method approach. The results obtained were that there was a reduction in the average mileage of pioneer shipping routes by 39.5% (from 1,156.1 NM to 699.5 NM) and a reduction in the average length of round voyage routes by 66.9% (from 12 days to 3.97 days). In addition, there was a decrease in inequality between routes as seen from the value of the range of the number of ports, distance traveled, and round voyage duration on pioneer shipping routes in the Riau Archipelago."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qfandy Desaindo Sainnedy Tohrusman
"Traveling salesman problem (TSP) adalah masalah membentuk sebuah rute perjalanan melewati sehimpunan berhingga kota (simpul) masing-masing tepat satu kali, berawal dan berakhir pada kota yang sama, dan jarak tempuh minimum. TSP euclidean adalah TSP dengan simpul berbentuk titik koordinat dan jarak antar simpul berupa jarak euclid antar titik koordinat. Hibrida algoritma genetik (GA) dan 2-opt local search (GA2-OPT) adalah metode heuristik yang diperoleh dengan cara mencangkokan 2-opt local search ke dalam GA sebagai operator mutasi. Untuk operator seleksi digunakan roulette wheel dan operator crossover digunakan edge recombination. Pada skripsi ini akan dilihat kinerja dari GA2-OPT dalam menyelesaikan TSP euclidean. Kinerja akan diukur berdasarkan kedekatan solusi yang diperoleh dengan Best Known Solution (BKS) dari masalah penguji yang diambil dari TSPLIB. Berdasarkan simulasi didapatkan hasil bahwa kinerja GA-2OPT cukup baik untuk menyelesaikan TSP dengan error relatif nilai fungsi tujuan solusi terbaik terhadap BKS kurang dari 1% untuk 6 dari 10 masalah penguji dan sisanya antara 1.4% - 4.5% dengan ukuran masalah antara 51 sampai 657 simpul."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S27660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Jundan Taqiy
"Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Hal ini menyebabkan adanya tantangan tersendri untuk mewujudkan konektivitas antar pulaunya, terutama pada daerah terpencil dan tertinggal. Pelayaran perintis merupakan pelayaran yang disubsidi oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan utama meningkatkan perekonomian di daerah terpencil dan tertinggal. Namun saat ini, kinerja pelayaran perintis masih belum optimal untuk mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut ditandai dengan lamanya round voyage suatu trayek yang dapat mencapai 14 hari serta rendahnya capaian target voyage pelayaran perintis. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi serta efisiensi rute pelayaran perintis. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi rute pelayaran perintis adalah dengan melakukan re-routing trayek pelayaran perintis. Penelitian ini melakukan re-routing pelayaran perintis di wilayah NTT-Maluku Barat Daya dengan pertama melakukan clustering menggunakan DBSCAN (Density-Based Spatial Clustering of Applications with Noise) serta optimasi dengan pendekatan TSP (Travelling Salesman Problem). Hasil yang didapatkan adalah terdapat pengurangan dari rata-rata jarak tempuh trayek pelayaran perintis sebesar 55% (dari 1276 NM menjadi 569,3 NM) serta pengurangan angka rata-rata lama round voyage trayek sebesar 74% (dari 13,3 hari menjadi 3,5 hari). Selain itu, terjadi penurunan ketimpangan antar trayeknya yang dilihat dari nilai jangkauan (range) dari jumlah pelabuhan, jarak tempuh, serta lama round voyage pada trayek pelayaran perintis di wilayah NTT-Maluku Barat Daya.

Indonesia, as an archipelagic country, has more than 17,000 islands. This causes challenges in realizing inter-island connectivity, especially in remote and underdeveloped areas. Pelayaran Perintis is a shipping program that the Indonesian government subsidizes to improve the economy in remote and underdeveloped areas. However, the performance of Pelayaran Perintis is still not optimal for achieving this goal. This is indicated by the length of the round voyage of a route that can reach 14 days and the low achievement of the Pelayaran Perintis voyage target. Therefore, there is a need for evaluation and efficiency of Pelayaran Perintis routes. One thing that can be done to increase the efficiency of Pelayaran Perintis routes is by re-routing Pelayaran Perintis routes. This study re-routes Pelayaran Perintis in the NTT-Maluku Southwest region by first clustering using DBSCAN (Density-Based Spatial Clustering of Applications with Noise) and optimization with the TSP (Travelling Salesman Problem) approach. The results obtained are a reduction in the average mileage for Pelayaran Perintis routes by 55% (from 1276 NM to 569.3 NM) and a reduction in the average length of round voyage routes by 74% (from 13.3 days to 3, 5 days). In addition, there has been a decrease in inequality between routes, which can be seen from the range value of the number of ports, distance traveled, and round voyage length on Pelayaran Perintis routes in the NTT-Southwest Maluku region.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>