Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariz Maulana Rizanulhaq
"Penelitian ini membahas integrasi PLTS atap pada sebuah klaster perumahan baru yang terletak di dalam sebuah kawasan industri dengan interkoneksi terhadap PLTU eksisting 3 x 10 MW dan PLN. Kawasan perumahan disuplai dari salah satu penyulang pada gardu utama kawasan yang juga mensuplai kawasan perkantoran dengan pembebanan maksimum 1643 kW, rata-rata 1327,7 kW dan minimum 1004 kW, sedangkan kawasan industri disuplai dari penyulang terpisah. Studi ini membahas mengenai penentuan kapasitas, penentuan titik sambung dan penentuan konfigurasi PLTS atap. Kapasitas PLTS diambil dari beberapa pendekatan yaitu luasan atap, konfigurasi dan pembebanan sistem eksisting serta pedoman PLN sehingga dapat meminimalkan modifikasi yang diperlukan pada sistem eksisting. Pendekatan tersebut menghasilkan 2 alternatif kapasitas PLTS yaitu 2196 kWp dan 411,2 kWp.

This research discusses the integration of atap PLTS in a housing cluster located within an industrial area with interconnection of existing 3 x 10 MW steam power plants and PLN. The housing area is supplied from one feeder in the main substation of the area which also supplies perkantoran areas with a maximum loading of 1643 kW, an average of 1327.7 kW and a minimum of 1004 kW, while the industrial area is supplied from separate feeders. This study discusses the determination of capacity, the determination of the connection point and the determination of the configuration of PLTS systems. The PLTS plant capacity is taken from a number of approaches namely the extent of the roof area, configuration and loading of the existing system as well as the PLN guidelines so as to minimize the necessary modifications to the existing system. The approach resulted in 3 alternative capacities namely 2196 kWp and 411.2 kWp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Gistriagung
"Penggunaan sistem hibrid yang terdiri dari PLTS terhubung ke jaringan PLN 20 kV(On-grid), didukung dengan penggunaan dan penambahan sistem BESS, memungkinkan memiliki stabilitas yang terjaga serta dapat menjadi alternatif dalam mempertahankan kehandalan serta efisiensi ekonomi dalam penyaluran energi listrik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja sistem berdasarkan Analisa aliran daya serta kestabilan tegangan dan respon frekuensi sistem pada sistem kelistrikan Gedung Energi PUSPITEK,Serpong. Pengolahan data tersedia dan analisis dilakukan dengan membuat simulasi menggunakan bantuan perangkat lunak DigSILENT PowerFactory. Hasil secara menyeluruh simulasi dan analisis terhadap analisa aliran daya dan kestabilan sistem kelistrikan akibat variasi sumber daya dan variasi skenario gangguan yang terjadi, dengan rata-rata perubahan tegangan dan frekuensi yang relatif kosntan dalam kondisi yang sesuai dengan standar aturan sistem tenaga listrik.

The use of a hybrid system consisting of PLTS connected to the 20 kV (On-grid) PLN network, supported by the use and addition of the BESS system, allows for maintained stability and can be an alternative in maintaining reliability and economic efficiency in the distribution of electrical energy. Therefore, this study aims to analyze the performance of the system based on the analysis of power flow and the stability of the voltage and frequency response of the system on the electrical system of the Gedung Energi PUSPITEK, Serpong, The available data processing and analysis is carried out by making simulations using the DigSILENT PowerFactory software. The results of the overall simulation and analysis of the analysis of power flow and stability of the electrical system due to variations in power sources and variations in fault scenarios that occur, with an average change in voltage and frequency that are relatively constant in conditions that comply with the standard rules of the electric power system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karkati Mustika Andary
"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, pada daerah terisolir seperti daerah kepulauan Nusa Tenggara Timur, saat ini terjadi peningkatan kebutuhan energi listrik. Menurut RUPTL 2021-2030, di beberapa kabupaten Nusa Tenggara Timur memiliki rasio elektrifikasi dibawah 90%, dan pembangkitan listriknya masih mengandalkan energi fosil (crude oil) dengan penggunaan pembangkit diesel. Potensi energi baru terbarukan dapat dimanfaatkan di wilayah tersebut, khususnya energi surya dikarenakan cukup tingginya iradiasi matahari. Dari potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan pembangunan PLTS dan BESS yang terinterkoneksi dengan sistem tenaga listrik eksisting di pulau tersebut sehingga terjadinya sistem hibrida. Dalam pembangunan dan penerapaannya, perlu dilakukan optimasi untuk penentuan lokasinya interkoneksi. Nilai kestabilan tegangan dan frekuensi dari sistem hibrida sebelum dan sesudah terjadinya gangguan perlu ditinjau agar sistem tenaga listrik dapat beroperasi dengan stabil. Berdasarkan studi dan simulasi yang dilakukan, didapatkan kondisi optimum interkoneksi pada skenario alternatif 1, dimana interkoneksi PLTS dan BESS terhubung melalui saluran dengan Bus PLTD X / 20 kV. Hal ini mempertimbangkan operasi PLTD lebih dari 30% daya terpasang generator dengan PLTD beroperasi pada 0,772 MW saat beban pucak siang hari dan 0,658 MW saat beban puncak malam hari. Hasil dengan tegangan pada setiap bus setelah mengalami gangguan di atas nilai rata-rata 0,90 p.u. mengacu pada grid code wilayah NTMP pada variasi tegangan ± 10 %.

To encourage community economic growth, in isolated areas such as the islands of East Nusa Tenggara, currently there is an increase in the need for electrical energy. According to the 2021-2030 RUPTL, several districts of East Nusa Tenggara have electrification ratios below 90%, and electricity generation still relies on fossil energy (crude oil) with the use of diesel generators. The potential for new and renewable energy can be utilized in the area, especially solar energy due to the high solar irradiation. From this potential, it can be utilized by the construction of PLTS and BESS which are interconnected with the existing electric power system on the island so that a hybrid system occurs. In its development and implementation, it is necessary to optimize the location for interconnection. The value of voltage and frequency stability of the hybrid system before and after the disturbance needs to be reviewed so that the electric power system can operate stably. Based on the studies and simulations carried out, the optimum interconnection conditions were obtained in alternative scenario 1, where the PLTS and BESS interconnections are connected through a channel with the PLTD X / 20 kV Bus. This takes into account the PLTD operation of more than 30% of the installed power of the generator with the PLTD operating at 0.772 MW at peak load during the day and 0.658 MW at peak load at night. The results with the voltage on each bus after experiencing a disturbance above the average value of 0.90 p.u. refers to the grid code of the NTMP region at a voltage variation of ± 10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada sistem kelistrikan PLTN, daya listrik disuplai menggunakan dua sistem transmisi luar yang pertama dari main transformer dan house service transformer dan kedua dari reserve transformet. Beban listrik pada sistem ini diklasifikasikan masing-masing sistem listrik dengan safety dan sistem listrik tanpa safety. Pada sistem bolak balik dengan safety dan tanpa safety masing-masing terdapat empat bus tegangan mengengah 6,9 kv dan empat bus sistem tegangan rendah 480v. Pada sistem arus searah dengan safety terdiri dari empat sistem daya 125 v dan sistem tanpa safety dengan dua sistem daya 125 v. Peralatan pada sistem kelistikan turbin generator utama GTG safety, GTG alternate, UPS dan sistem batrai dan lain-lain. Untuk melindungi peralatan dan bangunan dari gangguan sambaran langsung dan tidak langsung maka dipasang sistem pembumian netral dan penangkal petir dan untuk melindungi personel terhadap tegngan sentuh dipasang sistem pembumian peralatan dan stasiun."
PRIMA 6:11 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rifaldi
"Pemanfaatan hasil panas buang suatu sistem pembangkit dapat meningkatkan nilai efisiensi sistem. Siklus Kalina dapat menyediakan solusi untuk membangkitkan daya dari hasil buangan panas pada suatu sistem pembangkit listrik ataupun dari sumber panas bumi dengan temperatur rendah. Untuk mempelajari aplikasi dan perancangan sistem termal yang menggunakan Siklus Kalina digunakan suatu aplikasi pemodelan sistem energi. Proses studi ini dilakukan dengan pembuatan simulasi sistem yang dibantu oleh software Cycle Tempo 5.0 untuk mengetahui efisiensi dan energi yang dapat dibangkitkan dari suatu sumber panas.
Suatu campuran fluida ammonia-water dimanfaatkan sebagai fluida kerja dalam proses sistem siklus Kalina (KCS) 34. Untuk memperoleh daya dan efisiensi maksimum yang dihasilkan sistem dilakukan proses optimasi pada fraksi massa campuran fluida kerja ammonia-water dan tekanan keluar turbin. Dari hasil pemodelan dan simulasi maka didapatkan suatu sistem operasi termal yang memiliki nilai tertinggi pada konfigurasi efisiensi dan daya terbaik.

The utilization of waste heat produce by power plant system will gain the efficiency value for the system it self. Kalina cylce system gives a solution to generate power from wasted heat or from geothermal with low temperature. The modeling application on energy system is use to study the design of thermal system that using Kalina cycle. The study of this process is done by using Cycle Tempo 5.0, a simulating software, to get the data of the efficiency and the energy that could be generate from heat source.
An ammonia-water mixture is use as a working fluid on Kalina cycle system (KCS) 34. to get maximum power output and maximum efficiency, the system will be optimize on the mass fraction of working fluid, ammoniawater, and also the turbine output pressure. The result of the simulation is to get the best performance of KCS 34 that have high power output and efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37335
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kerisna Manto
"

Penelitian dengan judul STUDI PENERAPAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PADA ATAP BANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN AIR, memliki rumusan masalah untuk menerapkan suatu sistem pembangkit listrk tenaga surya dengan metode on grid dengan menentukan spesifikasi dan desain dari modul surya, inverter, kabel dan sistem proteksi. Penerapan ini dibantu dengan perangkat lunak PVsyst. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa desain pembangkit listrik tenaga surya yang dilakukan sudah sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Dengan menggunakan 180 modul surya dengan daya 250 Wp dan 3 Inverter dengan daya 30 kW, sehingga menghasilkan kapasitas daya sebesar 90 kWp. Desain sistem PLTS yang dirancang memiliki nilai daya keluaran yang lebih kecil dibandingkan kurva bebannya. Sehingga, semua keluaran daya PLTS akan terpakai oleh beban dan tidak ada yang diekspor ke jaringan PLN. Sistem PLTS pada industri pengolahan air di penelitian ini menghitung dalam sisi ekonomi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai payback period adalah 7 tahun 7 bulan.

 


The research entitled STUDY OF IMPLEMENTATION SOLAR POWER PLANT SYSTEM ON ROOF OF THE BUILDING WATER PROCESSING INDUSTRIES, has a problem statement to implementation a solar power system with on grid method by determining the specifications and design from the solar module, inverter, cable and protection system. This implementation was supported by a software PVsyst. Based on the analysis of the data carried out, it was concluded that the design of the PLTS carried out was in accordance with the desired capacity. By using 180 solar modules with a power 250 Wp and 3 inverters with a power 30 kW, resulting in a power capacity of 90 kWp. Solar power plant system design has a lower output power than the load curve. So that all solar power plant output will be used by the load and nothing will be exported to the PLN network.  Solar power plant system in the water processing industries in this study count on the economic side. Time needed to reach the pay back period is 7 years 7 months.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Agung Prasetya
"PLTS Atap dengan sistem On-Grid ini secara langsung berdampak pada utilitas jaringan listrik karena sifat Intermitensinya yang dapat mempengaruhi kinerja operasi jaringan distribusi meliputi tegangan layanan, faktor daya, susut jaringan, tingkat harmonisa. Pertumbuhan PLTS Atap terbesar adalah residensial. Evaluasi pada penetrasi PLTS Atap di jaringan residensial, dilakukan dengan metode monte carlo yaitu dengan mengujikan kondisi tingkat pembebanan dan pembangkitan secara acak sampai dengan 300 iterasi pada simulator ETAP 19.01. Kemudian hasilnya diplot dan dilakukan evaluasi dengan hasil bahwa pada penetrasi di atas 45.76 % terhadap kapasitas trafo 400 kVA secara umum telah melampaui batasan treshold. Sehingga besarnya hosting capacity untuk jaringan tersebut ialah 183,042 Watt apabila menggunakan metode monte carlo yang memberikan hasil lebih akurat dari pada dengan pendekatan metode matematis.

The PV rooftop on grid system directly impact on low-voltage grid as it's Intermittency characteristic which can affect the performance of distribution network operations such as voltage violation, power factor, network losses, and harmonic levels. The highest growth of PV Rooftop is residential consumer segmentation. Evaluation of the penetration of PV Rooftop in residential networks was carried out using the monte carlo method.  A random loading and generation conditions simulated up to 300 iterations in the Software ETAP 19.01. The outputs simulation that four performance indicators were plotted and evaluated.  The result is that penetration above 45.76 % of the transformer capacity of 400 kVA generally exceeded the threshold limit. Finally, the amount hosting capacity for the network is 183,042 Watts using monte carlo method, which is more accurate than using mathematical method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Risfian Noor
"Aktifitas pegawai PT PLN UIP X yang berada di kantor induk adalah melakukan kegiatan administrasi proyek, dimana sebagian besar waktu kerja berada dalam ruangan dengan bekerja menggunakan komputer. Jam kerja pegawai adalah selama 8 jam sehari (dengan masa istirahat selama 1 jam) dan 5 hari dalam seminggu.. Dengan pola kerja seperti itu, apabila cara kerja (postur dan durasi kerja), peralatan kerja yang digunakan (kursi, meja, penempatan peralatan komputer), tata letak dalam ruang kerja (gedung kantor, workstation), dan lingkungan kantor (suhu, kelembaban, pencahayaan, bakteri di ruangan) yang tidak memenuhi syarat serta dipengaruhi oleh karakteristik individu pegawai (usia, jenis kelamin, masa kerja dan kebiasaan olahraga) maka berpotensi terkena dampak risiko ergonomi, yaitu musculoskeletal disorders (MSDs), stres kerja dan kelelahan. Penelitian dilakukan terhadap 52 orang responden dimana keluhan dilihat dari masing-masing karakteristik individu pegawai. Keluhan MSDs diukur menggunakan kuesioner Nordic Body Map, keluhan stress kerja diukur dengan kuesioner DASS 42 dan keluhan kelelahan diukur dengan kuesioner IFRC. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluhan MSDs merupakan keluhan terbanyak pada pegawai dengan rata-rata keluhan 17,17%, dimana bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah sakit leher atas 50%, sakit bahu kanan 42,31%, sakit pinggang 42,31%, sakit pungung 38,46%, sakit leher bagian bawah 34,62% dan sakit bahu kiri 30,77%. Dilihat dari karakteristik individu diperoleh data keluhan MSDs sebagai berikut: wanita lebih banyak mengeluh daripada laki-laki, pegawai berusia > 35 tahun lebih banyak mengeluh dari pada pegawai berusia < 35 tahun, pegawai dengan masa kerja > 10 tahun lebih banyak mengeluh dari pada masa kerja < 10 tahun, dan pegawai yang tidak berolahraga lebih banyak mengeluh dari pada pegawai yang rutin berolahraga. Sedangkan keluhan kelelahan relative kecil ratarata 6,86% dan stres hanya ada pada kategori stress ringan dengan rata-rata 11,54%.

Employees activities of PT PLN UIP X which are in the main office is conducting a project administration, where the majority of working time to be in the room to work using a computer. Working hours by employees is 8 hours a day (with a period of rest for 1 hour) and 5 days a week. With such a work pattern, if ways of working (postures and duration), work equipment used (chairs, tables, equipment placement computer), the layout of the workspace (office building, workstation), and the office environment (temperature, humidity, lighting, bacteria in the room) are not eligible and is influenced by the individual characteristics of employees (age, gender, working life and exercise habits ) then potentially affected by ergonomic risk, i.e. musculoskeletal disorders (MSDs), job stress and fatigue. Research conducted on 52 respondents where complaints seen from the individual characteristics of each employee. MSDs complaint was measured using a questionnaire Nordic Body Map, complaints of job stress was measured by a questionnaire DASS 42 and the fatigue was measured by a questionnaire IFRC. The results showed that MSDs are the biggest complaint of employees with an average of 17.17%. The most complained of part of the body is the neck pain over with value of 50%, and then the right shoulder pain 42.31%, the lumbago 42.31%, the back pain 38.46%, the neck pain lower 34.62% and the left shoulder pain 30.77%. Judging from the individual characteristics obtained complaint data MSDs as follows: women complain more than men, employees aged > 35 years more complaining than employees aged < 35 years, employees with working life > 10 years more complaining than working life <10 years, and employees who do not exercise more complaining than employees who regularly exercise. While fatigue is relatively small on average 6.86% while the stress only in the category of mild stress by an average of 11.54%."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazhif Sukma Aulia
"Pemerintah Indonesia melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan pencapaian bauran energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional pada tahun 2025 sebesar 23% bauran dan pada tahun 2030 sebesar 30% bauran. Salah satu upaya yang masif dilakukan guna mencapai target bauran tersebut adalah dengan menerapkan PLTS atap pada jaringan distribusi. Namun, pembangkit EBT memiliki sifat intermittent yang dapat berpengaruh pada kestabilan frekuensi sistem. Penggunaan Battery Energy Storage System (BESS) sebagai ancillary services mampu berperan untuk menstabilkan frekuensi sistem. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penempatan BESS yang optimal terhadap kestabilan sistem akibat penetrasi PLTS atap. Skenario penetrasi PLTS atap telah ditentukan, di mana masing-masing skenario diterapkan BESS dengan penempatan secara terpusat dan terdistribusi pada sistem eksisting yang dimodelkan menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Analisis kestabilan disimulasikan untuk melihat respons frekuensi sistem pasca terjadi gangguan. Selanjutnya, analisis penempatan BESS dilakukan berdasarkan parameter yang didapat untuk menentukan penempatan BESS yang optimal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penempatan BESS secara terdistribusi memberikan nilai penyimpangan frekuensi nadir dan steady state yang minimum dalam waktu yang lebih singkat.

The Indonesian government through the Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) targets the achievement of a mix of new and renewable energy in the national energy mix in 2025 of 23% and 2030 of 30%. One of the massive efforts made to achieve this mixed target is to implement rooftop PV in the distribution network. However, rooftop PV has intermittent characteristics that can affect the system frequency's stability. The use of the Battery Energy Storage System (BESS) as ancillary services can play a role in stabilizing the system frequency. This study aims to determine the optimal BESS placement for system stability due to rooftop PV penetration. Scenarios of penetration of the rooftop PV have been determined, whereas each scenario is implemented by BESS with a centralized and distributed placement on the existing system which is modeled using the DIGSILENT PowerFactory software. Stability analyses are simulated to see the system's frequency response after a disturbance occured. Furthermore, an analysis of the placement of BESS is carried out based on the parameters obtained to determine the optimal placement of BESS. The results obtained show that the placement of BESS in a distributed manner provides minimum deviation values for the nadir and steady state frequencies in a shorter time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktioza Pratama
"Skripsi ini membahas analisis penerapan skenario kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) yang telah berhasil untuk mengurangi kemacetan di berbagai kota seperti London, Stockholm, dan Singapura. Teori sistem dinamis digunakan sebagai basis untuk menerapkan skenario ERP. Indikator hasil yang dianalisis adalah travel time, konsumsi bahan bakar minyak sektor transportasi dan emisi CO2. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan skenario ERP dapat menurunkan travel time kendaraan yang juga mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan emisi CO2. Akan tetapi, ketiga indikator tersebut akan meningkat kembali mengingat kebutuhan transportasi yang terus meningkat setiap tahunnya.

The focus of this study is to analyze policy design for Electronic Road Pricing (ERP) that has succeed to reduce congestion in other city like London, Stockholm, and Singapure. System Dynamics model is used as basic for implementation the ERP scenario. Output indicator that analyzed are travel time, Fuel consumption, and CO2 emission. This study shows that ERP can reduce travel time, fuel consumption, and CO2 emission. However, that three output indicators will increase again because the excalation of transport demand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>