Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Georgius Astungkara Abiwangsa
"Kini krisis iklim dan kerusakan lingkungan mulai ditanggulangi dengan perkembangan sustainable fashion. Tren perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan didasari oleh berbagai anteseden, salah satu yang belum marak diteliti adalah fenomena eco-anxiety. Penelitian ini menguji korelasi antara eco-anxiety beserta masing-masing dimensinya dan perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan. Uji korelasi pearson dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13 (Hogg Eco-Anxiety Scale) dan GPB (Green Purchase Behavior) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan dikontekstualisasikan dengan produk pakaian. Sebagai studi dasar, populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Indonesia dengan menggunakan accidental sampling (n = 500). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan dengan effect size sedang antara tingkat eco-anxiety dan tingkat perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan, r(500) = .44, p < 0.01, one-tailed, effect size r2 = .19. Individu yang mengalami eco-anxiety cenderung menunjukkan perilaku membeli produk pakaian ramah lingkungan. Eco-anxiety memiliki dampak praktikal dengan mendorong individu untuk melakukan aksi nyata menanggulangi krisis iklim dan kerusakan lingkungan.

Climate crisis and environmental degradation are starting to be mitigated with the development of sustainable fashion. The trend of buying environmentally friendly clothing products is based on various antecedents, one of which that has not been widely studied is the phenomenon of eco-anxiety. This study examines the correlation between eco-anxiety with its respective dimensions and green fashion products purchase behavior. The Pearson correlation test was carried out using the HEAS-13 (Hogg Eco-Anxiety Scale) and GPB (Green Purchase Behavior) instruments; which have been adapted into Bahasa Indonesia and contextualized with fashion products. As a basic research, the population of this study were all Indonesian people with accidentally sampled participants (n = 500). The results showed that there is a positive and significant correlation with a moderate effect size between the level of eco-anxiety with its respective dimensions and the level of green fashion purchase behavior, r(500) = .44, p < 0.01, one-tailed, effect size r2 = .19. Individuals who experience eco-anxiety tend to show green fashion purchase behavior. Eco-anxiety has a practical impact by encouraging individuals to take real action to tackle the climate crisis and environmental degradation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hillary Nikita Setiawan
"Saat ini, masyarakat di seluruh dunia mulai menyadari bahaya krisis iklim akibat perilaku konsumsi pakaian. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku mengonsumsi produk ramah lingkungan. Sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk, konsumen perlu menaruh sikap terhadap produk tersebut. Salah satu faktor yang memengaruhi sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan adalah kecemasan lingkungan. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif. Pengukuran variabel kecemasan lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13, sedangkan pengukuran variabel sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur ATGP. Partisipan penelitian ini adalah masyarakat Indonesia berusia produktif (N = 487). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sedang dan positif antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan temuan ini menjadi penelitian dasar yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia berusia produktif.

Many people around the world realized the dangers of the climate crisis that happened because of clothing consumption. This issue encourages people to adopt green consumption behavior such as purchasing green clothing. Before consumers decide to buy green products, consumers need to pay attention to their attitude toward green products. One of the factors that influence attitude towards green clothing is eco-anxiety. This study wants to examine the relationship between eco-anxiety and attitude toward green product in the productive age of Indonesians. The measurement of eco-anxiety was carried out using HEAS-13, while the measurement of attitude toward green clothing was carried out using ATGP. Both of the measurements have been adapted and used green clothing as the products. The participants of this study were the productive age of Indonesians (N = 487). The results of the Pearson Correlation analysis show that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in the productive age of Indonesians, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Overall, it can be said that there is a moderate and positive relationship between eco- anxiety and attitudes towards green clothing. The results of this study are in line with previous studies and found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in productive Indonesian people"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Ramadhani Fitrianisa
"Tingginya produksi tekstil dan pakaian yang diikuti perilaku konsumtif masyarakat akan meningkatkan limbah pakaian yang berdampak negatif bagi lingkungan. Fenomena ini meningkatkan kecemasan individu akan kerusakan lingkungan (eco-anxiety). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti korelasi antara tingkat eco-anxiety dengan intensi membeli produk pakaian ramah lingkungan. Peneliti menggunakan desain korelasional dengan jumlah sampel sebanyak 260 partisipan (usia 18-65 tahun). Alat ukur yang digunakan adalah The Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13) dan alat ukur green purchase intention yang telah ditranslasi ke dalam Bahasa Indonesia dan diadaptasi dengan konteks pakaian. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan dengan efek kecil antara eco-anxiety dan intensi membeli produk pakaian ramah lingkungan, r(260) = .24, p < .01, R2= .058. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kecemasan akan lingkungan, semakin tinggi pula kemungkinan individu menunjukkan intensi membeli produk pakaian ramah lingkungan.

The large production of textiles and clothing, followed by the public's consumptive behavior, will increase clothing waste, which will have a detrimental effects on environment. This phenomenon increases individual anxiety about environmental damage (eco-anxiety). The purpose of this study is to examine the correlation between the level of eco-anxiety and the intention to purchase eco-friendly clothing products. The research conducted a correlational design with 260 participants (age 18 to 65 years). The measuring instrument employed is The Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13) and a green purchase intention measuring instrument that has been translated into Indonesian and applied to the context of clothing. The Pearson correlation analysis shows a significant positive correlation with a small effect between eco-anxiety and the intentions to purchase ecofriendly clothing products, r(260) = .24, p < .01, R2= .058. The results indicated that the greater the level of environmental anxiety, the greater the chance of individuals exhibiting an intentions to purchase ecofriendly clothing products.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Murdisari Kartika
"Perilaku konsumsi berlebihan khususnya dalam menggunakan sabun non-organik menjadi salah satu kontributor besar dalam menyebabkan krisis iklim. Kini, eco-anxiety banyak dialami oleh masyarakat akibat krisis iklim yang menjadi anteseden dari ramainya perilaku membeli sabun organik sebagai langkah mitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara eco-anxiety dan perilaku membeli produk sabun organik pada dewasa muda dari status sosio ekonomi sosial menengah ke atas pada warga negara Indonesia. Hubungan dilihat dengan melakukan uji korelasi Pearson pada alat ukur Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13) dan Green Purchase Behavior (GPB) yang telah ditranslasi ke Bahasa Indonesia pada payung penelitian pertama (Abhiwangsa, 2022; Fitrianisa, 2022; Setiawan, 2022) dan disesuaikan dengan konteks produk sabun organik. Populasi penelitian ini adalah warga negara Indonesia berusia 20 hingga 40 tahun dengan kisaran pengeluaran individual per bulannya sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan lebih dari Rp 7.500.000 menggunakan convenience sampling (N = 236). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara eco-anxiety dan perilaku membeli produk sabun organik pada dewasa muda dari status sosio-ekonomi menengah ke atas di Indonesia (r(236) = 0.62, p < 0.01, two-tailed). Hal ini membuktikkan bahwa eco-anxiety mendorong perilaku praktikal dengan membeli produk sabun organik untuk menanggulangi kerusakan lingkungan dalam rangka memitigasi kecemasan yang dirasakan khususnya pada dewasa muda dari status sosio-ekonomi menengah ke atas di Indonesia.

One of the major factors contributing to the climate crisis is excessive consumption behavior, particularly the use of non-organic soap. Due to the climate crisis, many people are experiencing eco-anxiety which is an antecedent of the popular behavior of purchasing organic soap as a mitigation measure. This study aims to investigate the relationship between eco-anxiety and the purchase behavior of organic soap among young adults from middle to upper socio-economic status among Indonesian citizens. The relationship was determined by using the Pearson correlation test on the Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13) and Green Purchase Behavior (GPB) measuring instruments, which had been translated into Bahasa Indonesia in the first research umbrella (Abhiwangsa, 2022; Fitrianisa, 2022; Setiawan, 2022) and adapted to the context of organic soap products. The population of this study were Indonesian citizens aged 20 to 40 years old with a monthly individual expenditure range of Rp 1.000.000 to more than Rp 7.500.000 using convenience sampling (N = 236). The findings showed that there was a positive and significant relationship between eco-anxiety and purchase behavior of organic soap products amoung young adults from middle to upper socio-ecomomic status in Indonesia (r(236) = 0.62, p < 0.01, two-tailed). This demonstrates how eco-anxiety encourages practical behavior by buying organic soap products to address environmental destruction in order to mitigate anxiety, particularly among young adults from middle to upper socio-economic status in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaqina Andira Devi Prasetyo
"Kesadaran masyarakat akan krisis iklim dan degradasi lingkungan yang terjadi di berbagai wilayah di dunia terus mengalami peningkatan. Hal itu pun memicu munculnya kecemasan lingkungan (eco-anxiety). Dalam upaya menumpas kecemasan tersebut, individu mulai terdorong untuk berpartisipasi aktif pada perilaku pro-lingkungan dengan mengadaptasi intensi membeli produk ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara tingkat kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dengan intensi membeli sabun organik. Partisipan dalam penelitian ini adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berada pada rentang usia dewasa muda (20-40 tahun) (N=231). Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yakni alat ukur HEAS-13 yang digunakan dalam mengukur variabel kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dan alat ukur green purchase intention yang digunakan dalam mengukur intensi membeli produk sabun organik. Dalam meninjau korelasi antara kedua variabel, penelitian ini menggunakan korelasi pearson. Hasil analisis korelasi pearson mendapati bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dan intensi membeli sabun organik r(231) = .428, p <0.01, one-tailed dengan effect size yang tergolong sedang, yakni sebesar r2 = .183 (0.25 > r2 > 0.09). Berdasarkan temuan tersebut, diketahui bahwa semakin tingginya tingkat kecemasan lingkungan (eco-anxiety) maka intensi membeli produk sabun organik pun juga akan mengalami peningkatan.

Public awareness of the climate crisis and environmental degradation that occurs in various regions of the world continues to increase which triggers the emergence of eco-anxiety. In order to quell these anxieties, people begin to actively participate in pro-environmental action by adapting green purchase intention. This study aims to examine the relationship between the level of eco-anxiety and the intention to purchase organic soap. Participants in this study were Indonesian citizens (WNI) who were in the age range of young adults (20-40 years) (N = 231). There are two measuring instruments used in this study, which are HEAS-13 to measure the environmental anxiety variables (eco-anxiety) and Green Purchase Intention to measure the intention to purchase organic soap. Pearson correlation analaysis were used in this study to examine the relationship between the two variables. The results found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and the intention to purchase organic soap r(231) = .428, p <0.01, one-tailed with a relatively moderate effect size r2 = .183 (0.25 > r2 > 0.09). Based on these findings, it is known that the higher the level of eco-anxiety, the intention to purchase organic soap will also increase."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasya Stephanie Bintang Melania
"Krisis iklim yang sedang terjadi cukup menjadi alasan bagi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satu caranya dengan menerapkan perilaku pro-lingkungan dalam masyarakat melalui perilaku konsumsi produk ramah lingkungan. Untuk mendorong konsumsi produk ramah lingkungan, masyarakat diharapkan memiliki sikap terhadap produk ramah lingkungan. Peneliti ingin melihat hubungan antara kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dan sikap membeli sabun organik. Penelitian ini menyasar masyarakat Indonesia yang merupakan WNI dan berkategori usia dewasa muda sebagai partisipan (n = 229). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kedua variabel adalah HEAS-13 mengukur kecemasan lingkungan dan ATGP mengukur sikap terhadap sabun organik. Untuk membuktikan adanya hubungan antara kedua variabel maka dilakukan pengujian korelasi antara variabel kecemasan lingkungan dan variabel sikap membeli sabun organik menggunakan uji korelasi pearson. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson, terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap membeli sabun organik, r(229) = 0.384, p < 0.01, one tailed dengan effect size r2  = 0.148 yang tergolong dalam kategori sedang. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki eco-anxiety cenderung memiliki sikap membeli sabun organik yang positif. Dengan begitu, penelitian ini telah berkontribusi dan sejalan dengan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meneliti tentang hubungan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk ramah lingkungan.

The current climate crisis is enough reason for people to care about the environment. One way is by implementing pro-environmental behavior in society through consumption behavior of environmentally friendly products. To encourage the consumption of environmentally friendly products, people are expected to have an attitude toward green products. Researchers want to see the relationship between eco-anxiety and the attitude of buying organic soap. This research targets Indonesian citizens who are Indonesian citizens and in the young adult age category as participants (n = 229). The measurement tools used to measure both variables are HEAS-13 measuring environmental anxiety and ATGP measuring the attitude of buying organic soap. To prove that there is a relationship between the two variables, a correlation test was used between the eco-anxiety variable and the attitude variable to buy organic soap using Pearson correlation test. Based on the results of the Pearson, there is a positive and significant correlation between eco- anxiety and the attitude of buying organic soap, r(229) = 0.384, p <0.01, one tailed with an effect size of r2 = 0.148 which is in the medium category. Overall it can be concluded that individuals who have eco-anxiety tend to have a positive attitude towards buying organic soap. That way, this research has contributed to and is in line with previous research which aims to examine the relationship between eco-anxiety and attitude toward green products."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodore Gilbert Damarjati
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana elemen pemasaran hijau mempengaruhi perilaku pembelian pelanggan. Untuk mendukung penelitian ini, akan digunakan metode penelitian survei untuk mengumpulkan data pada kuesioner yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Kuesioner disebarkan secara online melalui berbagai platform sosial seperti grup WhatsApp dan Instagram. Sebanyak 195 responden yang telah terpapar unsur green marketing dan merupakan pembeli produk ramah lingkungan dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang dikumpulkan telah dianalisis dengan SmartPLS untuk menilai model pengukuran untuk reliabilitas dan validitas dan model struktural untuk pengujian hipotesis dan konfirmasi. Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pemasaran hijau, dan perilaku pembelian pelanggan. Mengingat bahwa, perilaku pembelian pelanggan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan lingkungan & konsumsi hijau dan pemasaran hijau perusahaan.

The purpose of this study is to provide a clear understanding of how green marketing elements influence customers’ buying behavior. To support this study, a survey research method will be utilized to collect data on a questionnaire adapted from previous research. The questionnaire is distributed online through various social platforms such as WhatsApp groups and Instagram. A total of 195 respondents that have been exposed to green marketing elements and are green products buyer were collected using purposive sampling method. The data collected have been analyzed with SmartPLS to assess the measurement model for reliability and validity and structural model for hypothesis testing and confirmation. The results may show that there is a positive and significant relation between green marketing, and customer buying behavior. Given that, the customer buying behavior is highly influenced by the environmental knowledge & green consumption, and the company's green marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Handy Putranto
"Penelitian ini menguji bagaimana perbedaan sikap lingkungan, perhatian lingkungan, sikap serius terhadap permasalahan lingkungan, tanggung jawab lingkungan, pengaruh teman sebaya, identitas pribadi terhadap lingkungan dan pengetahuan lingkungan berpengaruh terhadap intensitas pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen remaja laki-laki dan perempuan. Berdasarkan data 200 konsumen ditemukan bahwa pada remaja laki-laki, faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap intensitas pembelian produk ramah lingkungan adalah sikap lingkungan, perhatian lingkungan dan pengaruh teman sebaya. Sedangkan pada remaja perempuan, faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap intensitas pembelian produk ramah lingkungan adalah sikap lingkungan, perhatian lingkungan, tanggung jawab lingkungan dan pengaruh teman sebaya.

This research examined how gender differs in environmental attitude, environmental concern, perceived seriousness on environmental problems, environmental responsibility, peer influence, self identity and environmental knowledge affect green purchase intention for male and female adolscence. From the data of 200 consumers confirmed that in male adolscence, factors that significantly affect green purchase intention is environmental attitude, environmetal concern and peer influence. Meanwhile in female adolscence, factors that significanly affect green purchase intention is environmental attitude, environmental concern, environmental responsibility and peer influence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karyn Leora Widjaja
"Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dhandra (2019) menunjukkan bahwa trait mindfulness dapat memprediksi intensi membeli produk ramah lingkungan secara positif. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji sejauh mana trait mindfulness dapat memprediksi intensi membeli produk ramah lingkungan dengan mengaplikasikan saran dari penelitian terdahulu, yaitu dengan melakukan penelitian pada partisipan dengan latar belakang budaya dan kelompok usia yang berbeda. Karakteristik partisipan pada penelitian ini adalah remaja akhir dan merupakan warga negara Indonesia. Trait mindfulness diukur dengan alat ukur Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) versi bahasa Indonesia yang sudah diujicobakan pada kelompok usia remaja oleh Kusuma (2018). Intensi membeli produk ramah lingkungan diukur dengan Green Purchase Intention Scale yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Putranto (2013). Pada penelitian ini, diperoleh partisipan sebanyak 226 orang yang berusia antara 18-21 tahun, dengan partisipan laki-laki berjumlah 79 orang (Musia = 20.1, SDusia = 0.99) dan perempuan berjumlah 147 orang (Musia = 19.9, SDusia = 1.17). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, ditemukan bahwa trait mindfulness (M = 55.32, SD = 11.443) dapat memprediksi intensi membeli produk ramah lingkungan (M = 16.87, SD = 3.59) secara positif dan signifikan (β = .16, p < .05). Dalam hal ini, trait mindfulness dapat menjelaskan 2.6% varians dari intensi membeli produk ramah lingkungan, R2 = .026, F = 5.998, p < .05. Hasil dari penelitian ini menyarankan perusahaan untuk memasarkan produk ramah lingkungan dengan strategi yang dapat menarik perhatian kelompok konsumen yang cenderung mindful.

Previous research conducted by Dhandra (2019) showed that trait mindfulness can positively predict the intention to buy environmentally friendly product. The purpose of this study was to examine how the trait mindfulness can predict the intention to buy environmentally friendly product by applying the suggestions from previous research, namely by conducting research on participants with different cultural backgrounds and age groups. The characteristics of the participants in this study were late adolescents and Indonesian citizens. Trait mindfulness was measured using the Mindful Attention Awareness Scale in its bahasa Indonesia version, which has been tested on an adolescent age group by Kusuma (2018). Green purchase intention was measured using the Green Purchase Intention Scale that has been adapted to bahasa Indonesia by Putranto (2013). In this study, there were 226 participants aged between 18-21 years, with 79 male participants (Mage = 20.1, SDage = 0.99) and 147 female participants (Mage = 19.9, SDage = 1.17). Based on the results of simple regression analysis, it was found that trait mindfulness (M = 55.32, SD = 11.443) can positively and significantly (β = .16, p < .05) predict the intention to buy environmentally friendly product (M = 16.87, SD = 3.59). In this case, trait mindfulness can explain 2.6% of the variance of the intention to buy environmentally friendly products, R2 = .026, F = 5.998, p < .05. The results of this study suggested companies to market environmentally friendly products with strategies that can attract the attention of consumer groups who have high mindfulness trait."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Ramakarna
"The purpose of this study is to understand how the Extended Theory of Planned Behaviour, which comprises of Attitude, Subjective Norm, and Perceived behavioural Control can affect the purchase intention of Green Products. Antecedents were also added as an extension, which are environmental knowledge and environmental concern to add on within the framework, so that readers will understand how these to antecedents are affecting our daily behaviour as consumers of green products. Additionally, the moderating role of government support is also added the analyse the effectiveness of government in inciting consumers to purchase green products, which is important in the current state of our environment. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>