Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Erliza
"Limbah air asin sebagai produk sampingan dari proses desalinasi PLTU dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan jika pembuangannya tidak diolah dengan baik. Di sisi lain, limbah air asin dapat menjadi sumber daya berharga/ valuable resources karena mengandung senyawa yang memiliki nilai jual seperti Na+ dan Cl- yang dibutuhkan industri. Strategi valorisasi mengubah paradigma limbah air asin yang merupakan “limbah/produk sampingan” menjadi “sumber daya” untuk berbagai tujuan dan aplikasi lainnya. Valorisasi limbah air asin menjadi larutan garam murni dengan kadar NaCl >200mg/L dapat menjadi bahan baku alternatif bagi industri Chlor Alkali Plant (CAP). Pendekatan penilaian sistematis harus diterapkan memperkirakan keberlanjutan dan kelayakan investasi dan bisnis pada teknologi valorisasi limbah air asin untuk menjadi bahan baku industri CAP, baik dari sudut pandang teknologi, maupun manfaat ekonomi, sosial, dan dampak terhadap lingkungan. Analisis biaya-manfaat digunakan untuk memilih teknologi valorisasi limbah air asin menjadi larutan garam murni untuk diterapkan di Indonesia. Teknologi valorisasi limbah air asin yang dianalisis adalah membran elektrodialisis dan gabungan teknologi membran reverse osmosis-osmotically assisted reverse osmosis (RO-OARO). Teknologi valorisasi menggunakan teknologi reverse osmosis - osmotically assisted reverse osmosis (RO-OARO) terpilih sebagai teknologi yang layak dikembangkan di Indonesia berdasarkan kriteria dalam analisis biaya-manfaat. Integrasi PLTS on-grid (PLTS dan jaringan listrik PLN) dengan sistem valorisasi limbah asin yang menggunakan membran RO-OARO disusun sebagai upaya mengurangi ketergantungan pasokan listrik PLN. Model goal programming dibangun untuk menentukan optimalisasi sistem integrasi PLTS on-grid dan sistem valorisasi limbah air asin dengan multi tujuan yaitu untuk memaksimalkan net present value (NPV) proyek, mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2e), dan meminimalkan persentase kontribusi jaringan listri PLN yang dipasok. Hasil perhitungan analisis biaya-manfaat digunakan sebagai batasan tujuan pada model goal programming ini. Model ini mampu menunjukan jumlah panel fotovoltaik (PV) yang diperlukan, jumlah energi yang dipasok dari jaringan listrik PLN, dan jumlah energi surplus yang dijual ke jaringan listrik PLN. Hasil perhitungan menunjukan jumlah optimal panel PV yang dapat dibangun sebanyak 614 unit pada luas lahan 1.000 m2. Kapasitas maksimum yang dihasilkan PLTS sebesar 20,67 kWh/jam, berkontribusi sebesar 6% untuk memasok listrik ke sistem valorisasi limbah air asin, dan PLTS tidak menghasilkan kelebihan listrik yang dapat dijual ke PLN. Artinya, PLTS harus diintegrasikan dengan jaringan listrik PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem valorisasi limbah air asin agar tetap memiliki keuntungan di dalam kurun waktu 10 tahun.

The rejected brine as a by-product of the desalination process can harm the environment if the disposal does not appropriately treat. On the other hand, rejected brine is also a potential source because it contains valuable compounds, such as Na+ and Cl-, which the industry needs. The valorization strategy changes the paradigm of rejected brine, which is a “waste/by-product” into a “resource” for various purposes and other applications. The rejected brine valorization into NaCl solution with saturation more than 200mg/L can be an alternative raw material for the chlor alkali plant (CAP) industry. A systematic assessment approach should be applied to estimate the sustainability and feasibility of investment and business in valorization technology for rejected brines to become raw materials for the CAP industry, both from a technological point of view, as well as economic, social and environmental benefits. The cost-benefit analysis was used to select the technology for rejected brine valorization into a NaCl solution for Indonesia. The rejected brine valorization technology analyzed was electrodialysis membranes and a combination of reverse osmosis-osmotically assisted reverse osmosis (RO-OARO) membranes technology. Valorization technology using reverse osmosis-osmotically assisted reverse osmosis (RO-OARO) was selected as a feasible technology that developed in Indonesia based on the criteria in the cost-benefit analysis. Integrating PV on-grid (PV and grid) with a rejected brine valorization system using RO-OARO membranes is structured to reduce dependence on PLN's electricity supply. The goal programming model was built to determine the optimization of the integrating PV on-grid system and rejected brine valorization system with multiple objectives, namely to maximize the project's net present value (NPV), reduce greenhouse gas (CO2e) emissions, and minimize the percentage contribution of the PLN electricity network. The result of the cost-benefit analysis is used as a goal limitation in this goal programming model. This model is able to show the required number of photovoltaic (PV) panels, the amount of energy supplied from the PLN electricity grid, and the amount of surplus energy sold to the grid. The calculation results show that the optimal number of PV panels is 614 units on a land area of ​​1,000 m2. The maximum capacity produced by PV is 20.67 kWh/hour, contributing 6% to supply electricity to the saltwater waste valorization system, and PV does not produce excess electricity that can be sold to PLN. It means that PV must be integrated with the grid to meet the rejected brine valorization system's electricity needs to continue to profit within ten years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishadi Anangga Sastrosatomo
"ABSTRACT
Nowadays Photovoltaic PV , one type of renewable energy has grown to become one of the most promising energy source for residential use. However, the price of PV rsquo s installation is expensive.In this bachelor thesis, the economic feasibility of developing a residential PV system will be analyzed by using system advisor model SAM to find the PV performance result and Meteonorm to find the solar radiation of particular places. There are four parameters to determine the economic feasibility of making a residential pv system project, they are the net present value NPV , internal rate of return IRR , Levelized cost of electricity LCOE and the payback period. Five cities across Indonesia with three differing PV capacities will be analyzed in this research.After conducting the simulation and getting the result, based on the research condition it can be concluded that the city that is the most economically feasible is Jakarta, having the best NPV, IRR, LCOE value and the shortest payback period. Conversely, Samarinda is the least economically feasible as having the worst NPV, IRR, LCOE value and the longest payback period.

ABSTRAK
Saat ini Photovoltaic PV , salah satu jenis energi terbarukan teleah berkembang menjadi salah satu sumber energi yang paling menjanjikan untuk penggunaan hunian. Namun harga pemasangan system PV masih terbilang mahal.Dalam skripsi ini, kelayakan ekonomis pengembangan sistem PV perumahan akan dianalisa dengan perangkat lunak system advisor model SAM untuk mengetahui hasil kinerja PV dan meteonorm untuk mengetahui radiasi matahari di tempat tempat tertentu. Ada empat parameter untuk menentukan kelayakan ekonomi dalam pengembangan proyek sistem PV perumahan, yaitu net present value NPV , internal return rate IRR , levelized cost of electricity LCOE dan periode pengembalian modal. Lima kota di seluruh Indonesia dengan tiga kapasistas PV berbeda akan dianalisa dalam penelitian ini.Setelah melakukan simulasi dan mendapatkan hasilnya, bedasarkan kondisi riset, dapat disimpulkan bahwa kota dengan kelayakan ekonomi terbaik adalah Jakarta, dikarenakan memiliki nilai NPV, IRR, LCOE yang terbaik dan periode pengembalian modal terpendek. Sebaliknya, Samarinda adalah kota dengan kelayakan ekonomi terburuk dikarenakan nilai NPV, IRR, LCOE yang buruk dan periode pengembalian modal terlama."
2017
S67350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Riahna
"ABSTRAK
Saat ini, panel surya fotovoltaik sedang umum digunakan untuk mengkonversi sinar matahari untuk menghasilkan listrik. Dalam sistem integrasi fotovoltaik surya, salah satu komponen utama seperti microinverters digunakan. Para ilmuwan sampai saat ini masih melakukan penelitian untuk mendapatkan desain terbaik dari microinverters agar mendapatkan performa yang sangat baik seperti efisiensi konversi yang sangat tinggi, distorsi harmonic yang rendah, dan biaya instalasi yang rendah. Dalam naskah ringkas ini, desain microinverters yang telah ada, Dual Active Inverter, yang didesain oleh Carr dan Balda akan dikembangkan untuk memiliki efisiensi konversi yang lebih tinggi. Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk merancang microinverter yang dapat mengkonversi tegangan Direct Current menjadi tengangan Alternating Current dengan frekuensi 50 Hz. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa langkah diperlukan dan akan dilakukan dalam dua semester berturut-turut. Tinjauan pustaka, proses desain, dan simulasi dilakukan pada semester pertama, Proses desain dan simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak bernama Plecs. Konstruksi purwarupa dan pengukuran dilakukan pada semester kedua. Berdasarkan hasil yang didapatkan, tegangan Direct Current berhasil dikonversi menjadi tegangan Alternating Current yang mempunyai frekuensi 50 Hz oleh desain yang dibuat. Efisiensi konversi tidak dapat ditingkatkan dikarenakan oleh kerugian yang disebabkan oleh hubungan yang tidak baik di dalam purwarupa dan kerugian lainnya.

ABSTRACT<>br>
Nowadays solar photovoltaic panels are commonly used within the houses to convert the sun rsquo s rays to generate electricity. Within the solar photovoltaic integration system, one of the main components such as microinverters is used. Scientists are still conducting research to obtain the best design of the microinverters to get excellent performances such as high conversion efficiency, low total harmonic distortion, and low installation cost. In this paper, an existing design of the microinverter, Dual Active Inverter, by Carr and Balda is developed to have higher conversion efficiency. The main objective of the thesis is to design the microinverter which able to inverts the DC voltage into 50 Hz AC voltage. To achieve the objective of the thesis, several steps were done in two consecutive semesters. Literature review, design process, and simulation were done in the first semester as the first part of the thesis. The design and the simulation of the microinverters were done by using Plecs software. Prototype construction and measurement were done in the second semester as the second and final part of the thesis. Based on the results, the DC voltage was successfully inverted into 50 Hz AC voltage by the proposed design. The conversion efficiency was not able to be improved due to the losses which caused by improper connection of the prototype and other losses. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gillfran Samual
"Energi surya semakin dikenal sebagai sumber energi masa depan yang penting karena ketersediaannya yang melimpah dan sifatnya yang terbarukan. Namun, sifat energi surya yang intermiten dapat menyebabkan fluktuasi listrik yang dihasilkan, sehingga sulit menjamin pasokan listrik yang stabil dan andal. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan baterai pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) fotovoltaik dengan algoritma pengendalian Simple Moving Average, yang dapat membantu menghaluskan dan meredakan fluktuasi daya keluaran tenaga surya. Parameter yang dapat disesuaikan pada algoritma Simple Moving Average adalah window size atau lebar waktu rerata aritmetika daya keluaran PLTS fotovoltaik. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh perubahan parameter window size pada algoritma Simple Moving Average terhadap penghalusan daya keluaran PLTS fotovoltaik yang dihasilkan, dan efek teknis pada baterai yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, peningkatan parameter window size akan memperlambat respons PLTS fotovoltaik terhadap perubahan iradiasi, dan meningkatkan tingkat penghalusan dari daya keluaran PLTS fotovoltaik yang intermiten. Selain itu, meningkatnya window size akan mengurangi daya maksimum yang diterima di sisi beban, dan jumlah energi yang digunakan baterai selama proses penghalusan daya akan meningkat, sehingga kapasitas baterai yang dibutuhkan akan semakin besar.

Solar energy is increasingly recognized as an important future energy source due to its abundant availability and renewable nature. However, the intermittent nature of solar energy can cause fluctuations in the electricity produced, making it difficult to guarantee a stable and reliable electricity supply. One solution that can be implemented is to use batteries in a photovoltaic solar power plant system with a Simple Moving Average control algorithm, which can help smooth and reduce fluctuations in solar power output power. The parameter that can be adjusted in the Simple Moving Average algorithm is the window size or the arithmetic average width of the photovoltaic output power over time. This research evaluates the effect of change of window size parameter in the Simple Moving Average algorithm on the resulting smoothed photovoltaic output power, and the technical effects on batteries. Based on the results of evaluation, the increase of window size parameter will slow down the response of photovoltaic output power to changes in irradiation and increase the smoothing quality of the intermittent photovoltaic output power. In addition, increasing the window size will reduce the maximum power received on the load side, and the amount of energy used by the battery during the power smoothing process will increase, resulting in the increase of required battery capacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Aditya Budi Kusuma
"Dalam membangkitkan listrik, kinerja sel surya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, seperti radiasi matahari dan temperatur. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) harus dapat handal dalam menangani faktor-faktor ini agar kestabilan pada sistem tenaga listrik dapat terus terjaga. Pada umumnya, MPPT digunakan pada sistem PLTS untuk melacak daya maksimum yang dapat diraih dalam berbagai kondisi. Terdapat berbagai jenis implementasi MPPT yang bisa digunakan dalam sistem PLTS, seperti MPPT dengan Algoritma Incremental Conductance (IC) dan Algoritma Perturb and Observe (P&O). Dalam tugas akhir ini, difokuskan pengembangan terhadap Algoritma Perturb and Observe (P&O) karena algoritma jenis ini banyak digunakan di sistem PLTS. Eksperimen dilakukan pada MATLAB/Simulink untuk menentukan nilai step-size yang optimal pada sistem MPPT dan menyimulasikan pengaruh implementasi Algoritma P&O Pengembangan dan Algoritma P&O Standar terhadap kinerja PLTS pada variasi kondisi lingkungan. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, terbukti bahwa nilai step-size optimum berada pada 0.01, dan dengan mengimplementasikan Algoritma P&O Pengembangan dapat meningkatkan stabilitas keluaran PLTS, dengan standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan Algoritma P&O Standar, sebesar 0.29%.

In generating its electricity, the Photovoltaic (PV) performance is influenced by several environmental factors, such as solar irradiance and temperature. To maintain the grid stability, Solar Power Plant has to be reliable in handling those factors as it is connected to the grid. In general, Maximum Power Point Tracking (MPPT) is used in Solar Power Plant to track the maximum power point (MPP) under various conditions. There are various types of MPPT, such as Incremental Conductance (IC) and Perturb & Observe (P&O). In this paper, the development of P&O Algorithm is focused because this algorithm is widely implemented in many Solar Power Plant. Several experiments were carried out in MATLAB/Simulink to determine the optimal step-size value; simulate the performance of Improved P&O Algorithm and Standard P&O Algorithm on the same system under various environment conditions. From the results, the optimal step size value for MPPT is 0.01 and the Improved P&O Algorithm on Solar Power Plant has better output stability with smaller percent of deviation standard compared to Standard P&O Algorithm, with the deviation standard around 0.29%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Christianto Alexander Prasetia
"Kebutuhan energi nasional Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Seiring potensi yang belum dioptimalkan, energi terbarukan mulai dijadikan solusi, salah satunya energi surya. Sayangnya, panel surya dinilai masih memiliki efisiensi yang terbilang rendah dan sistem yang membutuhkan sumber penyokong atau media penyimpanan seperti baterai. Untuk meningkatkan performa dan mengamankan sistem yang rumit tersebut, juga dibutuhkan algoritma yang dapat mengatur saklar penghubung sistem secara optimal. Dalam desain yang diberikan, performa dan efisiensi sistem panel surya dapat ditingkatkan dengan pengendali surya MPPT. Pengendali tersebut menentukan tegangan referensi panel surya sehingga dapat memberikan keluaran daya maksimum sesuai dengan spesifikasinya. Sistem pengendali MPPT tersebut dioptimasi lagi dengan algoritma PI yang dapat mempercepat waktu tunak sistem. Baterai disusun paralel dengan beban dan dimodelkan sebagai media penyimpanan daya arus searah sekaligus suplai daya untuk beban saat panel surya tidak bekerja. Model kompleks tersebut dilengkapi sistem saklar otomatis dengan algoritma yang dirancang oleh penulis berdasarkan parameter sistem untuk mengamankan dan mengoptimasi kerja sistem. Pada pengujian, PI MPPT panel surya-baterai mengahasilkan keluaran yang sesuai keadaan nyata dengan waktu tunak yang kurang dari 1 detik. Sistem lalu disimulasikan pada dua kondisi acak berbeda, yaitu kondisi A dengan parameter acak yang ditentukan oleh penulis; dan B yaitu kondisi acak dengan basis nilai keadaan nyata sesuai data yang dikutip penulis. Sistem memberikan hasil yang dinilai optimal pada seluruh kondisi dengan algoritma saklar otomatis yang berfungsi menjaga sistem. Pada akhirnya, sistem yang diberikan penulis dapat menjadi acuan awal yang dikembangkan ataupun diaplikasikan pada sistem dengan skala yang lebih besar.

Indonesia electrical power demand is increasing day by day. Getting along with an unimproved potential source, renewable energy is starting to become a solution in need, such as solar energy. However, solar panel is still considered as an alternative with lower efficiency rate and a complex system that needs a backup source and direct current storage which is battery. In order to raise the performa as well as to secure the system with that kind of complexity, an algorithm to manage a joint switch between each system optimally is very much needed. In the design presented, the performance and efficiency given by solar panel system can be elevated by a MPPT Solar Charge Comtroller. The controller will determine the voltage reference maximizing the power output given by the solar panel. MPPT will then be optimized by a PI controller to reduce the settling time of the system. Battery is arranged paralelly with the load and is modelled as a DC power storage and as well as a power source for supplying the lload were the solar panel is not working. This block is equipped with an automatic switching system based on an algorithm created by writer considering all the parameters contained to optimize and secure the work of the system.When its in testing process, PI MPPT solar panel battery deliver a result suitable to a real condition with a below 1 second settling time. After that, the system is tested upon two random conditions, which are A with a random parameter stated by writer and B with a parameter based on a literature cited by writer. Eventually, the system is giving an appropriate result in all conditions with the switching algorithm is working properly. This result proves that the system and algorithm given by writer is eligible to be applied and develop further."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wahyu Wibowo
"ABSTRAK
Rasio elektrifikasi di Indonesia masih belum mencapai 100%, ini menandakan masih banyak daerah di Indonesia tanpa akses listrik. Sebagai kunci utama dalam fungsinya sebagai penggerak di negara berkembang, listrik memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan industri telekomunikasi. Dalam situasi seperti itu, sulit untuk menjamin keandalan jaringan telekomunikasi, khususnya, pasokan listrik untuk base transceiver station (BTS). Untuk mengatasi kekurangan ini, sumber energi terbarukan yang tersedia di wilayah tersebut harus bisa digunakan untuk mengoperasikan BTS. Studi ini mengusulkan penggunaan sistem hibrid fotovoltaik (PV) sebagai sumber daya untuk BTS di daerah terpencil di mana listrik dari PLN sebagai pemasok utama tidak tersedia. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan sistem PV mampu memasok kebutuhan beban listrik BTS dan sangat layak dianalisis dari sisi finansial. Keluaran daya sistem PV yang dirancang dapat menghasilkan 1,16 kW, sementara beban BTS adalah 1,15 kW. Kami menemukan bahwa sistem hibrid fotovoltaik mampu menangani beban BTS. Dalam perspektif ekonomi, biaya investasi untuk pembangunan sistem PV jauh lebih terjangkau, mudah dipelihara dan dioperasikan.

ABSTRACT
The electrification ratio in Indonesia has not yet achieved 100%, meaning there are still many areas without electricity access. As a key driven country development, electricity has a significant impact to the growth of telecommunication industries. In such situations, it is therefore difficult to guarantee the reliability of the telecommunication network, in particular, the electricity supply for the base transceiver station (BTS). To overcome this shortage, locally available renewable energy sources can be a solution as a power supply for a BTS. This study proposes the use of the integrated photovoltaic (PV) hybrid system as a power sources for BTS in the remote and isolated areas that have not yet supply electricity. The results show that the use of PV hybrid system is capable of supplying the electrical load requirement of BTS and is very feasible in financial analysis. The designed PV system output can produce 1.16 kW, while BTS load is 1.15 kW. We found that the integrated PV system is capable of handling BTS load. In economic perspective, the investment cost to deploy PV system is affordable due to the advantage of PV system, which is easy to maintain and operate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiwo Sukarno
"Gagasan awal dari proyek ini adalah penjajakan kemungkinan digunakannya teknologi fotovoltaik untuk pompa air clan klorinator kolam renang, yang ditawarkan oleh Allchlor Pty. Ltd., sebuah perusahaan yang berkedudukan di Brisbane, Australia, yang memproduksi klorinator untuk kolam renang. Tujuan proyek yang dilaporkan dalam skripsi ini pada intinya adalah merancang dan menganalisa sistem yang memanfaatkan tenaga surya, khususnya teknologi fotovoltaik untuk proses pemompaan dan klohnasi air pada kolam renang. Dengan demikian, tujuan umum yang hendak dicapai melalui proyek ini adalah untuk memasyarakatkan penggunaan teknologi energi yang terbarukan, khususnya tenaga surya, untuk melayani kebutuhan akan energi sehari-hari. Tujuan-tujuan tersebut berkenaan dengan makin mendesaknya kebutuhan untuk mencari pengganti bahan bakar fosil dikarenakan akibat-akibat buruknya kepada lingkungan dan kekurangan-kekurangan lainnya. Untuk tujuan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan sistem yang memanfaatkan tenaga surya demi pelestarian lingkungan juga harus ditingkatkan. Pemilihan kolam renang sebagai objek didasarkan pada konsumsi energinya yang tergolong tinggi untuk kebutuhan operasinya.
Perancangan sistem dilakukan berdasarkan kepada landasan yang digunakan di Australia, yaitu Australian Standard 4059.2 tahun 2002 untuk mengkompromisasikan syarat-syarat bagi pembangunan stand-alone power systems. Landasan yang digunakan di Australia ini dipersiapkan oleh sebuah komite yang terdiri dad para ahli dari industri, pemerintah, pengguna dan pihak-pihak lainnya yang berkaitan. Sehingga, penggunaan landasan ini dalam proses perancangan akan mengkompromisasikan pihak-pihak yang disebutkan diatas, termasuk talon pengguna, yang dalam hal ini berarti pemilik kolam renang. Proses analisa akan mengevaluasi pencapaian, kelebihan dan kekurangan dari sistem dilihat dari segi teknis dan juga dari segi ekonominya. Analisa dari segi ekonomi menjadi sangat penting dikerenakan hal ini akan menjadi penentu diterima atau tidaknya sistem ini oleh pemilik kolam renang.
Untuk memasyarakatkan pentingnya pemanfaatan tenaga surya ini, pengembangan sebuah website juga telah dilakukan. Website tersebut mengintegrasikan informasi tentang proyek ini dari dalam, informasi-informasi dari berbagai organisasi dan perusahaan di dunia yang bergerak dibidang pemanfaatan energi terbarukan, serta sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk merancang dan menganalisa sistem tenaga surya yang sesuai dengan kondisi dan situasi kolam renang yang dimiliki pengguna.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, pada bagian apendik A dan apendik B terdapat contoh pengerjaan perancangan untuk sistem pompa air dan klorinasi yang memanfaatkan tenaga surya dengan teknologi photovoltaic (PV) untuk kolam renang yang bedokasi di kota Brisbane, Australia dengan berdasarkan kepada Australian Standard 4059.2 tahun 2002. Dengan contoh pengerjaan ini, diharapkan pengguna dapat memahami proses perancangan dad sistem yang mengenerasikan energi secara mandiri, terutama yang memanfaatkan tenaga surya dengan teknologi photovoltaic (PV). Pemahaman ini diharapkan dapat memotivasi mereka untuk menggunakan teknologi ini untuk kebutuhan mereka masing-masing. Istilah-istilah dalam Bahasa Inggris yang digunakan dalam skdpsi ini, yang memang pada awalnya ditulis dalam bahasa tersebut, dijelaskan pada apendik D."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S40474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzan Azima
"Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik terbarukan di Indonesia perlu dipercepat untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi surya adalah melalui sistem fotovoltaik dengan teknik Maximum Power Point Tracking (MPPT) bersama dengan penggunaan boost converter. Algoritma Perturb and Observe (P&O) memiliki kelemahan berupa osilasi steady-state yang tinggi pada Large Step P&O (LSPO) dan tracking speed yang lambat pada Small Step P&O (SSPO). Penelitian ini mengembangkan algoritma Modified P&O (MPO) yang memanfaatkan metode estimasi open-circuit voltage untuk mengatasi kelemahan pada algoritma P&O. Algoritma MPO membagi kurva operasi PV menjadi empat bagian untuk mengkombinasikan tracking speed dari LSPO dan kestabilan dari SSPO. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Simulink MATLAB dengan data iradiasi dan suhu dari Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma LSPO dan MPO cocok digunakan pada iradiasi rendah, algoritma MPO cocok digunakan pada iradiasi menengah, dan algoritma SSPO cocok digunakan pada iradiasi tinggi. Perlu penggunaan baterai untuk menyimpan daya yang melebihi spesifikasi boost converter agar algoritma MPO bekerja dengan optimal pada kondisi iradiasi tertinggi. Secara keseluruhan, algoritma MPO lebih baik daripada algoritma SSPO dan LSPO karena menghasilkan nilai mean yang tinggi seperti LSPO dan memiliki osilasi steady-state yang kecil seperti SSPO.

The utilization of solar energy as a renewable electricity source in Indonesia needs to be accelerated to achieve the renewable energy mix target of 23% by 2025 and Net Zero Emission (NZE) by 2060. One way to increase the efficiency of solar energy use is through photovoltaic systems with Maximum Power Point Tracking (MPPT) techniques along with the use of a boost converter. The Perturb and Observe (P&O) algorithm has drawbacks such as high steady-state oscillations in Large Step P&O (LSPO) and slow tracking speed in Small Step P&O (SSPO). This study develops a Modified P&O (MPO) algorithm that utilizes the open-circuit voltage estimation method to address the weaknesses in the P&O algorithm. The MPO algorithm divides the PV operation curve into four parts to combine the tracking speed of LSPO and the stability of SSPO. The simulation was conducted using Simulink MATLAB software with irradiation and temperature data from Depok City. The study results show that LSPO and MPO algorithms are suitable for low irradiation, the MPO algorithm is suitable for medium irradiation, and the SSPO algorithm is suitable for high irradiation. A battery is needed to store the power that exceeds the boost converter specifications to optimize the MPO algorithm's performance under the highest irradiation conditions. Overall, the MPO algorithm is superior to the SSPO and LSPO algorithms because it produces a high mean value like LSPO and has low steady-state oscillations like SSPO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisz Firstian Arya
"Pemanfaatan sistem photovoltaic (PV) sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goal (SDG) nomor 7, yang bertujuan menyediakan energi bersih dan terjangkau untuk semua. Namun, salah satu kendala utama yang dihadapi dalam implementasi PV adalah efisiensi yang masih belum optimal, terutama dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Dalam penelitian ini, digunakan algoritma MPPT Incremental Conductance yang dikombinasikan dengan implementasi two-phase interleaved boost converter untuk meningkatkan efisiensi sistem PV dan mengurangi nilai ripple. Seluruh pengujian dilakukan melalui simulasi pada perangkat lunak Simulink MATLAB, serta menggunakan data aktual iradiasi dan suhu dari beberapa hari di bulan Agustus 2023. Hasil simulasi menunjukkan bahwa algoritma MPPT Incremental Conductance terbukti efektif dalam menemukan titik kerja optimal sistem PV pada kondisi Standard Test Conditions (STC). Implementasi two-phase interleaved boost converter pada sistem PV meningkatkan efisiensi daya keluaran secara signifikan, dengan penurunan persentase error dari 9.05% menjadi 5.85%, serta mengurangi ripple dari 2.31% menjadi 1.22%. Meskipun perubahan pada parameter dinamik tidak signifikan, dengan tracking speed yang hanya berubah sedikit dari 0.55 detik menjadi 0.53 detik, sistem MPPT ini mampu merespon perubahan kondisi lingkungan secara efektif, menjaga titik kerja optimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi MPPT Incremental Conductance dan two-phase interleaved boost converter efektif meningkatkan performa sistem pada kondisi iradiasi lebih dari 684 W/m2 hingga 1000 W/m2.

The utilization of photovoltaic (PV) systems is crucial in achieving Sustainable Development Goal (SDG) number 7, which aims to provide clean and affordable energy for all. However, one of the main challenges in the implementation of PV systems is the suboptimal efficiency, particularly under varying environmental conditions. In this study, the Incremental Conductance MPPT algorithm was used in combination with the implementation of a two-phase interleaved boost converter to improve the efficiency of the PV system and reduce ripple values. All testing was conducted through simulations in Simulink MATLAB software, using actual irradiation and temperature data from several days in August 2023. The simulation results showed that the Incremental Conductance MPPT algorithm effectively found the optimal operating point of the PV system under Standard Test Conditions (STC). The implementation of the two-phase interleaved boost converter in the PV system significantly increased the output power efficiency, with a reduction in error percentage from 9.05% to 5.85%, and reduced ripple from 2.31% to 1.22%. Although the changes in dynamic parameters were not significant, with tracking speed only slightly changing from 0.55 seconds to 0.53 seconds, this MPPT system was able to respond effectively to environmental condition changes, maintaining the optimal operating point. The results of this study indicate that the combination of the Incremental Conductance MPPT and two-phase interleaved boost converter is effective in improving system performance under irradiation conditions from 684 W/m2 to 1000 W/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>