Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Diaz Aditia
"Pada dekade terakhir construction supply chain management (CSCM) menjadi hal yang cukup diperhatikan, dikarenakan biaya material serta kegiatan yang berhubungan dengan material di kebanyakan proyek konstruksi menyumbang 50% sampai dengan 60% dari total biaya proyek. Dimana biaya material tersebut sebagian besar dibayarkan kepada supplier, sehingga pemilihan supplier menjadi salah satu isu yang paling penting dalam menjalankan sistem rantai pasok. Kegiatan pengadaan dan manajemen material konstruksi berperan untuk menjawab tantangan dalam menekan persediaan, mempercepat pengiriman, dan menurunkan biaya secara keseluruhan proyek. Penelitian ini mengusulkan pemilihan supplier dengan pendekatan dari metode multi-criteria decision making (MCDM), serta perencanaan transportasi dengan transshipment model yang sesuai untuk industri konstruski. Strategi hybrid MCDM diterapkan secara sekuensial dengan cara mengkombinasikan Criteria Importance Through Inter-Criteria Correlation (CRITIC) dan Evaluation Based on Distance from Average Solution (EDAS) untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan didapatkan beberapa supplier terbaik dari pilihan yang ada, yang kemudian akan disimulasikan jalur transportasi yang dioptimalkan secara biaya dengan menggunakan transhipment model. Penelitian tersebut akan menghasilkan biaya pengadaan yang optimal dan menunjukkan hubungan antara pemilihan supplier dan transportasi material terhadap keseluruhan biaya pengadaan pada industri konstruksi.

In the last decade, construction supply chain management (CSCM) has become quite a concern, because material costs and material-related activities in most construction projects account for 50% to 60% of the total project costs. Where the material costs are mostly paid to suppliers, so supplier selection is one of the most important issues in running the supply chain system. Procurement activities and construction material management play a role in responding to challenges in reducing inventories, speeding up deliveries, and lowering overall project costs. This study proposes supplier selection with the approach of the multi-criteria decision making (MCDM) method, as well as transportation planning with a transshipment model that is suitable for the construction industry. The hybrid MCDM strategy is applied sequentially by combining Criteria Importance Through Inter-Criteria Correlation (CRITIC) and Evaluation Based on Distance from Average Solution (EDAS) to get more effective results and get some of the best suppliers from the available options, which will then be simulated cost-optimized transportation routes using the transshipment model. This research will produce optimal procurement costs and show the relationship between supplier selection and material transportation to the overall procurement costs in the construction industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin
"Sejak diberlakukannya Undang-Undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 yang merubah sistem pcnyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi nasional dari monopoli ke sistem kompetisi pcnuh, make industn telekomunikasi nasional berkembang sangat pesat. Perkembangan ini seizing dengan persaingan pasar yang semakin terbuka, kemajuan teknologi telematika (telekomunikasi dan informatika) yang semakin tinggi dan pilihan jasa telekomunikasi yang semakin beragam bagi pelanggan.
Dari sisi invcstasi, UU Telekomunikasi baru tersebut membuka kesempatan berinvestasi yang lebih luas bagi sektor swasta. Kondisi ini memicu pars investor balk domestik maupun asing untuk menanamkan dananya di industri ini. Akibatnya persaingan di industri telekomunikasi nasional menjadi Iebih terbuka, dinamis dan semakin ketat. Ini semua mendorong pars operator telekomunikasi di Indonesia untuk meningkatkan baik pelayanan maupun mutu jasa telekomunikasi.
Kondisi di industri telekomunikasi nasional di alas menuntut PT Indosat, Tbk untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalisasi sumber daya yang dimilikinya. Langkah pertama yang dilakukan oleh Indosat adaiah menentukan visi dan misi yang sesuai dengan perubahan dan tuntutan pasar di industri telekomunikasi nasional. Langkah berikutnya adalah meninjau ulang kebijakan pengelolaan perusahaan termasuk anak perusahaannya seperti PT Satelindo, PT IM3 (PT Indosat Multi Media Mobile) dan PT Bimagraha Telekomindo.
Melalui penggabungan usaha Satelindo, IM3 dan Bimagraha ke Indosat pada tanggal 20 November 2003 lalu, di harapkan Indosat mampu meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga keunggulan kompetitifnya pun meningkat.
Setelah hampir tiga tahun indosat Pasca Merger menjalankan operasinya dapat dilihat bahwa apakah kebijakan merger yang diambil merupakan langkah strategis yang tepat untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya.
Lingkungan eksternal sepcrti faktor ekonomi, politik dan tcknologi sangat mcmpengaruhi industri telekomunikasi nasional. Perekonomian Indonesia yang semakin membaik, situasi politik yang semakin stabil dan kemajuan teknologi telematika (telekomunikasi dan informatika) yang semakin tinggi, serta kebijakan baru pemerintah di bidang telekomunikasi yang memungkinkan munculnya operator telekomunikasi baru, mengundang para investor untuk menanamkan dananya di industri telekomunikasi nasional khususnya bisnis seluler.
Berdasarkan analisis industri yang menggunakan "Five Force Model" dari Michael Porter, ancaman pelaku baru sangat kuat, kekuatan tawar menawar pemasok sangat kuat, kekuatan posisi pembeli sangat kuat. ancaman produk pengganti juga sangat kuat, dan persaingan antar operator telekomunikasi nasional sangat kompetitif.
Dalam analisis SWOT, kekuatan Indosat Pasca Merger antara lain memiliki "corporate image" yang sangat baik, jasa seluler yang mampu menjangkau hampir ke seluruh pelosok Nusantara, berpengalaman dalam menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu di Indonesia, dan mempunyai sistem perencanaan yang baik serta pengawasan intern dengan standard internasional. Kelemahannya antara lain hanya terfokus pada bisnis selular saja sedang bisnis yang lain kurang mendapat perhatian serius, jasa selular yang menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia tidak diimbangi dengan pembangunan BTS yang merata, kompetensi SDM yang tidak memadai dalam mengelola bisnis selular, banyaknya SDM yang beralih ke kompetitor dan berkurangnya kemampuan finansial pcrusahaan karma adanya merger. Kesempatan yang dimiliki antara lain masih terbukanya pasar yang luas di wilayah timur Indonesia, masih rendahnya angka penetrasi sambungan tclcpon di Indonesia, usia rata-rata SDM Indosat Pasca Merger yang mcmungkinkan adanya peningkatan baik " skill-set " maupun " mind-set " para karyawan, serta semakin membaiknya perekonornian Indonesia. Ancaman yang timbul antara lain semakin inovatif dan kreatifnya kompetitor serta munculnya banyak operator telekomunikasi baru, ketidak-seimbangan antara jumlah SDM dengan kompetensi yang dibutuhkan dengan jumlah bisnis baru yang harus dikcmbangkan, dan adanya perubahan kebijakan Pemerintah sewaktu-waktu yang mungkin akan mcnghambat laju pertumbuhan Indosat Pasca Merger.
Tujuan utama penggabungan usaha Satelindo, IM3 dan Bimagraha ke Indosat antara lain untuk menyatukan strategi dan mengkonsilidasikan sumber daya yang dimiliki Indosat dengan fokus pada perkembangan usaha seluler yang pesat dengan melakukan reposisi Satelindo, 1M3 dan Bimagraha, sera menyatukan strategi penggabungan dalam Sambungan Langsung Intemasional (SLI) dan VoIP (" Voice Over Internet Protocol ) yang berasal dart Indosat dan Satelindo, dengan memperhatikan perkembangan pasar dan kemajuan teknologi.
Melalui tujuan utama penggabungan usaha di atas diharapkan terdapat penghematan belanja modal dan biaya serta peningkatan efisiensi jaringan melalui perencanaan terpadu dan penggunaan modal, terdapat penghematan biaya operasional dalam pemeliharaan, pemasaran. pembelian dan administrasi, terdapat peningkatan fleksibilitas dalam struktur keuangan dan kemampuan untuk mendapatkan pembiayaan baru, terdapat peningkatan performa anus kas Indosat guna mendapatkan pembiayaan dengan syarat yang lebih menarik. Serta terdapat kombinasi yang optimal antara pengembangan organisasi yang kuat dan sumber daya manusia yang handal dart seluruh jajaran Indosat.
Permasalahan-permasalahan yang perlu mendapat perhatian agar tujuan merger dapat tercapai antara lain meliputi budaya perusahaan, struktur organisasi, restrukturisasi hutang, kepemilikan asing, sumber daya manusia dan aspek teknis.

Since going into effect telecommunications regulation No. 36 year 1999 which changing management system of telecommunications service and network from monopolies to full competition system, hence national telecommunications industry expand very fast. This growth along with market emulation which is open progressively, technological progress of telematika (telecommunications and informatics) which excelsior and telecommunications service choice which immeasurable progressively for customer.
From invesment side, the new regulation of telecommunications open opportunity to invest to private sector_ This condition rece both foreign and domestic investor to inculcate their fund in this industry. As a result emulation in national telecommunications industry become barely, dynamics and progressively tighten. All of these make telecommunications operator in Indonesia tend to increase both service and telecommunications quality.
Condition in national telecommunications industry above claiming PT. Indosat. Tbk to increase performance and optimize owned resource. First step which conducted by Indosat is to determine mission and vision matching with market demand and change in national telecommunications industry. Next step is to avaluate to revising policy of company management including its subsidiary company like PT. Satelindo. PT. IM3 (PT. Indosat Multi Media Mobile) and PT. Bimagraha Telekornindo.
Through business combination Satelindo, IM3 and Bimagraha to Indosat on November 20. 2003 then expecting that Indosat can improve performance and maximize owned resource so that its competitive advantage increased.
After almost three year Indosat Pasca merger run its operation can be seen that do merger policy which taken represent correct strategic step to increase its competitive advantage.
External environment like economic, technology and politic's ['actors is very influencing to national telecommunications industry. Economics of Indonesia which progressively goodness. polical situation which progressively stavilize and technological progress of telecommunications and Informatics which is excelsior, and also new policy of government in conducive telecommunications area of new telecommunications operator appearance, inviting all investors to inculcate is fund in national telecommunications industry specially cellular business.
According to industrial analysis which used "Five Force Model" from Michael Porter, new threat very strong, strength of supplier drive a bargain very strong, strength of buyer position very strong, substitution product threat also very strong. and emulation between national telecommunications operator very competitive.
In SWOT Analysis. strength of Indosat Pasca merger for example owning "Image Corporate" which very good, Cellular service capable to reach almost to entire J all Nusantara. experienced in carrying out inwrought telecommunications service and network in Indonesia, and have good planning system and also internal control with international standard. Its weakness for example only focused at just cellular business and other less getting serious attention. cellular service which reaching almost entire Indonesia region that is not balance with l3TS development which platten, human resource interest which is not adequate in managing cellular business, the number of human resource changing over to competitior and decreasing company financial ability caused by merger.
Opportunity owned for example leaving open wide of market in Indonesia east region, still lower penetrating number of phone extension in Indonesia, mean age of human resource of Indonesia Pasca merger conclusive existence of good improvement both cmployess "skill-set" and also "mind-set", and also the recovery of Indonesia economic progressively. Threat arising out for example progressively inovatif and creativity of competitor and also appearance many new telecommunications operator, inbaiance between the number of human resource with required interest with amount of new business which must be developed, and existence of change governmental policy at any times which possibly will pursue Indosat Pasca merger growth rate.
Main purpose of business combination of Satelindo, IM3 and l3imagraha to Indosat for example to unite strategy and consolidate resource owned Indosat with focus at growth of cellular business by conducting reposition of Satelindo, IM3 and I3imagraha, and also unite SLI and Volt' (Voice and Internet Protocol) coming from Indosat and Satelindo, by paying attention market growth.
Through main purpose of business combination above expected there are thrift of capital expense and also the make-up of network efficiency through inwrought planning and usage of capital, there are operational cost-saving in conservancy, marketing, administration and purchasing. there are make-up of flexibility in monetary structure and ability to get new defrayal on condition that more interesting, and also there arc optimal combination between strong development and reliable human resource from entire overall Indosat.
Problems which need to get attention so that target of merger can be reached for example covering company culture, organization chart, debt restructuring, foreign ownership. human resource and technical aspect.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Reyhando Imama
"Pembangunan Ibu Kota Negara yang terletak di Kalimantan Timur menjadi proyek besar pemerintah dengan anggaran biaya Rp 466 Triliun. Untuk menjamin efisiensi biaya konstruksi dari proyek ini, diperlukan pendekatan estimasi biaya yang baik. Namun estimasi biaya dalam konstruksi di Indonesia saat ini masih didominasi metode konvensional yang masih memiliki kekurangan dalam hal akurasi maupun waktu pemantauan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan model machine learning untuk memprediksi estimate at completion biaya konstruksi sebagai alternatif dari metode konvensional. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis studi literatur dan benchmarking dari penelitian yang telah ada untuk menjalankan simulasi model menggunakan perangkat lunak RapidMiner yang kemudian akan divalidasi oleh narasumber pakar melalui wawancara. Diperoleh hasil bahwa model terbaik didapat menggunakan algoritma neural network. Dari simulasi model tersebut dengan menggunakan data dari salah satu proyek pembangunan jalan raya di Ibu Kota Negara, didapat hasil output berupa prediksi penghematan sebesar 17,8% dari nilai budget at completion proyek. Hasil dari prediksi model tersebut menghasilkan output yang lebih konservatif apabila diperbandingkan dengan metode konvension menggunakan formula estimate at completion biaya.

The development of the National Capital City located in East Kalimantan has become a major government project with a budget of IDR 466 trillion. To ensure cost efficiency in the construction of this project, a good cost estimation approach is required. However, cost estimation in construction in Indonesia is currently dominated by conventional methods that still have shortcomings in terms of accuracy and monitoring time. Therefore, this research is conducted with the aim of developing a machine learning model to predict the estimate at completion of construction costs as an alternative to conventional methods. The research is carried out through the analysis of literature studies and benchmarking from existing research to execute a simulation model using the RapidMiner software, which will then be validated by expert informants through interviews. The results indicate that the best model is obtained by using neural network algorithm. From the simulation model using data from one of the road construction projects in the National Capital City, the output shows a predicted savings of 17.8% from the project’s budget at completion value. This model prediction produce a more conservative result than conventional methods of estimating costs at completion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghazali, aurhor
"Peningkatan pembangunan infrastruktur yang cukup signifikan berbanding lurus dengan peningkatan angka kecelakaan di sektor konstruksi sehingga menjadikannya salah satu sektor yang paling rawan kecelakaan dibandingkan sektor lainnya. Artinya, audit keselamatan konstruksi yang ada belum efektif dalam mencegah kecelakaan. Biasanya, audit hanya dilakukan pada tahap konstruksi dan jarang dilakukan pada tahap desain. Menurut teori Szymberski, tindakan yang dilakukan pada tahap desain lebih berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecelakaan dibandingkan tindakan yang dilakukan pada tahap konstruksi. Untuk itu diperlukan model audit keselamatan konstruksi yang terintegrasi tahap perancangan dan pembangunan. Penelitian ini mengusulkan penerapan metode Business Process Model and Notation (BPMN) sebagai kerangka kerja untuk visualisasi dan strukturisasi proses audit. Melalui analisis literatur dan studi lapangan, proses kritis dalam audit keselamatan konstruksi direpresentasikan dalam diagram BPMN. Pengembangan model ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi stakeholder, sehingga audit keselamatan konstruksi dapat efektif dalam mitigasi risiko kecelakaan konstruksi.

The significant increase in infrastructure development is directly proportional to the increase in the number of accidents in the construction sector, making it one of the most accident-prone sectors compared to other sectors. This means that existing construction safety audits have not been effective in preventing accidents. Usually, audits are only conducted at the construction stage and rarely at the design stage. According to Szymberski's theory, actions taken at the design stage have a more significant effect on the occurrence of accidents than actions taken at the construction stage. Therefore, a construction safety audit model that integrates the design and construction stages is needed. This research proposes the application of the Business Process Model and Notation (BPMN) method as a framework for visualizing and structuring the audit process. Through literature analysis and field study, the critical processes in construction safety audit are represented in BPMN diagram. The development of this model is expected to provide clear guidance to improve stakeholder communication and collaboration, so that construction safety audits can be effective in mitigating construction accident risks."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardinna Zalfa Cahyani
"Permintaan untuk perumahan, bangunan, dan infrastruktur meningkat secara proporsional dengan perkembangan perkotaan saat ini. Kegiatan konstruksi, di sisi lain, telah berkontribusi pada dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan dengan mengeluarkan emisi karbon. Pengadaan berkelanjutan adalah salah satu proses dalam menangani masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan industri konstruksi. Namun, karena kurangnya implementasi di Indonesia, perlu dilakukan identifikasi hambatan, peluang, dan strategi untuk meningkatkan keinginan pemangku kepentingan untuk mengadopsi pengadaan yang berkelanjutan. Sebagai kerangka penelitian, penelitian kualitatif dilakukan dengan menganalisis penelitian-penelitian sebelumnya. Selanjutnya dilakukan studi kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 36 responden yang berprofesi sebagai kontraktor dan konsultan di industri konstruksi Indonesia. Menurut temuan studi, hambatan yang paling signifikan dalam implementasinya adalah kurangnya penegakan hukum dan peraturan pemerintah. Pengeluaran biaya operasional gedung untuk konsumsi energi, listrik, dan air berkurang sebagai hasil dari penggunaan material ramah lingkungan, yang menawarkan peluang terbesar. Kebijakan pemerintah merupakan strategi paling efektif, dengan cara mengubah atau menetapkan peraturan tentang pengadaan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan di sektor konstruksi Indonesia.

The demand for residential, buildings, and infrastructure is escalating in direct proportion to today's urban development. Construction activities, on the other hand, have contributed to having a detrimental effect on humans and the environment by emitting carbon emissions. Sustainable procurement is one of the first processes in addressing the construction industry's social, economic, and environmental concerns. However, due to the lack of such implementation in Indonesia, it is necessary to identify barriers, opportunities, and strategies in order to improve stakeholders' desire to adopt sustainable procurement. As a framework for the research, qualitative research was undertaken by analyzing earlier studies. Furthermore, a quantitative study was conducted by distributing questionnaires to 36 respondents who work as contractors and consultants in the Indonesian construction industry. According to the study's findings, the most significant barriers to the implementation are a lack of law enforcement and government regulation. Building operations expenditures for energy, electricity, and water consumption are decreased as a consequence of the use of environmentally friendly materials, offering the greatest opportunity. The government's policy is also the most effective, since it entails amending or establishing regulations concerning sustainability for stakeholders in the Indonesian construction sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Pudjijono
"Pembangunan infrastruktur bendungan adalah salah satu program utama pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan. Pembangunan bendungan dilakukan melalui suatu proses pengadaan barang/jasa (PBJ). Salah satu upaya meminimalkan dampak negif PBJ terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah implementasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Berkelanjutan (PPB). Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya indikator PPB pada pembangunan bendungan, mengakibatkan belum optimalnya pengurangan dampak negatif sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pembangunan bendungan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan indikator sosial, ekonomi, dan lingkungan PPB, menganalisis penerapan indikator, menganalisis faktor, aktor yang mempengaruhi penerapan PPB, dan terakhir merumuskan kebijakan terkait implementasi indikator PPB. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner dan wawancara pelaku PBJ pemerintah di bidang bendungan untuk mengetahui tingkat kepentingan indikator dan pemeriksaaan dokumen pengadaan untuk menilai penerapan indikator pada saat ini. Pada penelitian ini dihasilkan sejumlah 64 indikator berkelanjutan, analisis penerapan indikator pada saat ini, faktor dan aktor yang mempengaruhi penerapan PPB serta rumusan kebijakan yaitu Model PPB yang memperhatikan dampak setiap proses dan hasil dari proses tersebut terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan indikator yang diatur dalam suatu regulasi dan panduan operasional. Kesimpulan penelitian ini adalah perlu dilakukan peningkatan pelaksanaan PPB di bidang bendungan dengan menerapkan Model PPB secara bertahap.

The construction of dam infrastructure is one of the government's main programs in supporting food security. The construction of the dam is carried out through a process of public procurement of goods/services. One of the efforts to minimize the negative impact of this procurement on social, economic, and environmental aspects is the implementation of the Sustainable Public Procurement (SPP). The problem to address in this research is that there are no SSP indicators in dam construction, resulting in not optimally reducing the negative social, economic, and environmental impacts of dam construction in Indonesia. This study aims to formulate social, economic, and environmental indicators for SPP, analyze the application of indicators, analyze factors, actors that influence the implementation of SPP, and finally formulate policies related to the implementation of SPP indicators. The research was conducted using a quantitative approach with questionnaires and interviews with government procurement actors in the dam sector to determine the level of importance of indicators and examination of procurement documents to assess the current implementation of indicators. In this study 64 sustainability indicators were produced, analysis of the current application of indicators, factors and actors that influence the implementation of SPP and policy formulation, namely the SPP Model which pays attention to the impact of each process and the results of the process on the economy, social and environment with regulated indicators and operational guide. The conclusion of this study is that it is necessary to improve the implementation of SPP in the dam sector by applying the SPP Model in stages."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Reginald
"ABSTRAK
Rancang bangun adalah salah satu metode penyelesaian proyek yang banyak menerimaperistiwa risiko akibat terintegrasinya berbagai aktivitas mulai dari aktivitas designsampai dengan aktivitas build. Dalam 5 tahun, terdapat 63 dari 72 proyek industridengan kontrak rancang bangun mengalami penyimpangan biaya. Salah satu strategimanajemen risiko adalah memasukan biaya kontingensi dalam estimasi biaya. Penelitianini bertujuan untuk membuat suatu model perhitungan biaya kontingensi berbasis risikodari setiap aktivitas yang terjadi pada 7 proses bisnis kontraktor rancang bangun mulaidari proses bisnis design, procurement, finance, controlling, build, safety dan contractcontrolling. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi monte carlo.Hasil penelitian ini adalah suatu model persentase biaya kontingensi sebesar 4,46 4,91 dengan tingkat kepercayaan 95 . Dimana didapatkan 7 proses bisnis, 145aktivitas, 31 output dan 10 peristiwa risiko tertinggi yang berpengaruh signifikantterhadap kinerja biaya proyek.

ABSTRACT
Design build is one method of project completion that accepts many risks due to theintegration of various activities start from design activities until build activities. Within 5years, 63 from 72 industrial projects with design build contract is experiencing costoverrun. One of the risk management strategies due to uncertainty is to include acontingency cost amount in the estimated cost. This study aims to make model calculationof risk based contingency costs from each activity in 7 business process contractor designbuild, start from design, procurement, finance, controlling, build, safety and contractcontrolling. The method used in this research is monte carlo simulation. The result of thisresearch is a contingency cost percentage model of 4.46 4.91 with 95 confidencelevel. Which has 7 business processes, 145 activities, 31 outputs and 10 highest riskevents that have a significant effect on project cost performance."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasif Syahrastani
"Penulisan hukum ini menganalisis mengenai pengaturan yayasan di Indonesia beserta permasalahannya di lingkup kepemilikan, penggunaan, dan pengawasan kekayaan yayasan, pengaturan mengenai kekayaan yayasan di Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Switzerland, dan Norwegia, dan juga hasil pengkritisian terhadap permasalahan kekayaan yayasan di Indonesia melalui perbandingan dengan pengaturan kekayaan yayasan di keempat negara tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Yuridis-Normatif dengan tipe Deskriptif. Hasil dari penelitian ini menggambarkan mengenai kedudukan yayasan sebagai suatu badan hukum dan juga akan menguraikan mengenai permasalahan kekayaan yayasan di Indonesia. Penelitian ini juga akan secara komprehensif menjelaskan pengaturan kekayaan yayasan di Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Norwegia, dan Switzerland, yang mana pengaturan di keempat negara tersebut lebih terperinci apabila dibandingkan dengan pengaturan di Indonesia. Hasil penelitian ini juga menguraikan tentang pemecahan masalah kekayaan yayasan di Indonesia yang didapatkan dari hasil perbandingan dengan keempat negara tersebut. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, Pemerintah Indonesia dirasa perlu untuk melakukan perincian terhadap pengaturan kekayaan yayasan yang sudah ada saat ini agar permasalahan-permasalahan tersebut bisa diminimalisir.

This legal writing analyzes the regulation of foundations in Indonesia and their issues in the scope of ownership, use and control of the foundation 39 s asset, the regulation of the foundation 39 s asset in the People 39 s Republic of China, Japan, Switzerland and Norway, as well as the results of critiques of the foundation 39 s asset issues in Indonesia through comparison with the foundation 39 s asset regulations in the four countries. The research method used in this research is Juridical Normative with Descriptive type. The results of this study illustrate the position of the foundation as a legal entity and will also describe the problems in the scope of the foundation 39 s asset in Indonesia. The study also describes comprehensively the regulation of foundation rsquo s asset in the People 39 s Republic of China, Japan, Norway, and Switzerland, where arrangements in the four countries are more detailed when compared to Indonesian regulations. The results of this study also describe the problem solving foundation rsquo s asset in Indonesia obtained from the comparison with the four countries. Based on these comparative results, the Government of Indonesia deems it necessary to detail the existing foundation rsquo s asset regulation to minimize these problems."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Guntur Cobobi
"Konsep individualitas dan kolektivitas telah lama menjadi bahan perdebatan para ilmuwan sosial. Umumnya mereka berasumsi jika tindakan-tindakan individual dan kolektif tidaklah dapat berdiri sendiri-sendiri, sebab pada dasarnya dua hal tersebut akan selalu ada dalam ketegangan-ketegangan yang muncul dari interaksi manusia itu sendiri. Namun asumsi-asumsi ini hampir semuanya berangkat dari studi terhadap masyarakat tradisional yang sebenarnya telah terikat secara struktur dan kultur atau paling tidak berada dalam suatu ruang bersama seperti kampung atau wilayah yang tentunya telah memiliki standar tersendiri sebagai masyarakat kolektif. Tentu saja jika studinya diubah pada masyarakat virtual yang tidak terikat secara struktur dan spasial seperti pada ruang sosial yang tercipta melalui game online yang memiliki banyak kompleksitas, maka relevansinya bisa saja akan berubah. Penelitian ini menggunakan metode etnografi virtual bertujuan untuk memahami pengetahuan, nilai serta perilaku para pemain game PUBG Mobile ketika mereka berada di dalam permainan maupun ketika menemukan dirinya berada dalam komunitas yang terbentuk oleh ekosistem game itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemain game PUBG Mobile justru tidak terikat oleh alur permainan (gameplay) yang diusung oleh platform. Dalam ruang interaksi yang kompleks, para pemain justru selalu berada pada situasi antara menjadi individual ataupun menjadi kolektif. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana mereka dibentuk oleh komunitas atau ekosistem game itu sendiri, seperti tren-tren yang dipopulerkan oleh para streamer dan Youtuber yang meningkatkan nilai prestise item-item seperti skin, outfit, skill, kill, rank dan tier yang mengarah pada penguatan unsur individualitas. Hal inilah yang mengarahkan pemain untuk kemudian menempatkan kolektivitas sebagai sarana pemenuhan segala tujuan individualnya. Tidak sedikit kasus di mana pemain juga menampilkan individualitasnya justru di dalam permainan yang semestinya dimainkan secara kolektif. Dinamika hubungan antar pemain game PUBG Mobile tersebut, pada dasarnya menunjukkan bahwa manusia ternyata akan selalu hidup dalam ketegangan antara menjadi individual (otonom) dan juga kolektif (related).

The concepts of individuality and collectivity have long been the subject of debate by social scientists. Generally, they assume that individual and collective actions cannot stand alone, because basically, these two things will always exist in tensions that arise from human interaction itself. However, almost all of these assumptions came from the study of traditional communities that are actually bound structurally and culturally or at least exist in a common space such as a village or an area which of course has its own standard as a collective society. Of course, if the study were to be changed in a virtual society that was not bound structurally and spatially as in the social spaces created through online games that have a lot of complexity, then their relevance might change. This study uses a virtual ethnographic method that aims to understand the knowledge, values , and behavior of PUBG Mobile game players when they are in the game or when they find themselves in a community formed by the game ecosystem itself. The results show that PUBG Mobile game players are not bound by the gameplay carried out by the platform. In a complex space of interaction, the players are always in a situation between being an individual or being a collective. This is inseparable from how they are formed by the community or the game ecosystem itself, such as trends popularized by streamers and YouTubers that increase the prestige value of items such as skins, outfits, skills, kills, ranks, and tiers that lead to strengthening individuality. This is what directs players to then place collectivity as a means of fulfilling all their individual goals. There are not a few cases where players also display their individuality in games that should be played collectively. The dynamics of the relationship between PUBG Mobile game players basically shows that humans will always live in the tension between being individual (autonomous) and also collective (related)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Azhim
"Peningkatan nilai konstruksi setiap tahunnya di berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa industri konstruksi terus mengalami pertumbuhan. Seiring pertumbuhan konstruksi yang pesat di berbagai daerah di Indonesia, peningkatan biaya konstruksi pun terus meningkat. Hal tersebut mendorong pelaku dunia konstruksi di Indonesia untuk dapat melakukan optimasi terhadap biaya dan kualitas proyek yang dihasilkan. Optimasi dilakukan untuk memperoleh hasil terbaik dari kondisi yang diberikan sebagai suatu batasan atau masalah. Pada bidang konstruksi, optimasi sangat perlu dilakukan pada aktivitas pekerjaan dengan tingkat ketidakpastian uncertainty yang tinggi seperti hal nya pekerjaan pondasi.
Dalam mendesain pondasi, khususnya pondasi dangkal sedikitnya terdapat tiga persyaratan dasar yang perlu dipenuhi, yaitu ultimate limit state ULS, serviceability limit state SLS, dan ekonomis. Pada umumnya, dalam mendesain suatu pondasi dangkal pengoptimalan hanya berfokus pada ULS dan SLS, sedangkan aspek biaya ditinjau setelahnya. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan optimasi yang secara eksplisit mampu mempertimbangkan aspek ekonomi dalam desain konstruksi guna menghasilkan pondasi yang memiliki biaya konstruksi paling minimum.

Enhancement of construction value each year in every province in Indonesia shows that industrial construction has been growing since. As the rapid growth of construction in every districts in Indonesia, cost of construction has also been increasing. That matters to encourage the perpretators in construction sector in Indonesia to optimize the projects cost and project qualities result. Optimization is performed to obtain the best result from the given conditions as a limitation or a problem. In construction sector, optimization is an important thing to do in the high uncertainty activity such as foundation activity.
In designing foundation, especially shallow foundation, there are three fundamental requirements, namely ultimate limit state ULS , serviceability limit state SLS, and economic. Generally, ULS and SLS are focused only in optimization of designing a shallow foundation, meanwhile cost aspects are reviewed later. Therefore, optimization approach is needed, that explicitly able to consider economic aspects in designing construction to result foundation that has the most minimum construction cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>