Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rischa Aninditha
"Terdapat berbagai cara bagi sebuah perusahaan untuk bersaing di pasar, menciptakan rantai pasokan yang efektif bisa menjadi pilihan dengan membangun cara baru kemitraan dengan vendor. Menghilangkan non-added value melalui rantai pasok dapat dilakukan dengan menerapkan Vendor Managed Inventory (VMI). Dengan berbagai manfaat yang diperoleh dari konsep ini, terdapat beberapa risiko yang terlibat. Kebanyakan orang lebih memperhatikan apa yang dihadapi supplier dengan menerapkan konsep ini daripada apa yang ada di sisi retailer. Memilih vendor yang tepat untuk menerapkan konsep ini dengan mengetahui risikonya harus menjadi perhatian karena retailer akan bergantung pada keputusan vendor mengenai inventoy mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi retailer dan merancang model pemilihan vendor yang tepat untuk menerapkan konsep VMI. Mengintegrasikan metode untuk mengidentifikasi risiko (FMEA) dan metode untuk menyelesaikan pengambilan keputusan multi kriteria (FAHP) diyakini dapat memperoleh hasil yang kuat dan mengurangi bias dengan mempertimbangkan kombinasi penilaian. Pengumpulan data pada perusahaan retail yang sudah menerapkan konsep VMI dilakukan sebagai studi kasus dalam penelitian ini.

There is a varied way for a company to compete in the market, creating an effective supply chain could be the choice by building a new way of a partnership with vendors. Eliminating non-added value through the supply chain can be done by implementing Vendor Managed Inventory (VMI). With all the benefits derived from this concept, it comes with some risks involved. Most people pay more attention to what suppliers faced by implementing this concept instead of what's on the retailer side. Selecting the right vendor to implement this concept by knowing the risk have to be a concern since retailer needs to rely on the vendor's decision of their inventory.
The objective of this research is to identify the risks faced by retailers and design the appropriate vendor selection model to apply the concept of VMI. Integrating method for identifying the risk (FMEA) and a method for solving multi-criteria decision making (FAHP) is believed to be able to obtain a robust result and reduce bias by considering the combination of assessment. Collecting data at retail company that already applied the concept of VMI was carried out as a case study in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Joshua
"Penelitian ini mengembangkan model Vendor Managed Inventory untuk sistem rantai pasok dua eselon yang terdiri dari satu vendor dan dua pembeli dengan tipe kontrak buy-back terhadap pembeli 1 dan tipe kontrak revenue-sharing terhadap pembeli 2. Dampak penggunaan dua jenis kontrak secara bersamaan ini dianalisis dengan membandingkan model utama tersebut dengan model serupa yang menggunakan kontrak buy-back terhadap kedua pembeli model pembanding 1 dan model serupa yang menggunakan kontrak revenue-sharing terhadap kedua pembeli model pembanding 2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrak buy-back dan revenue-sharing secara bersamaan mengubah nilai variabel kontrak pada setiap model pembanding untuk menghasilkan alokasi keuntungan tertentu dalam kondisi keuntungan sistem yang maksimal.

This study develops a Vendor Managed Inventory model for a two echelon supply chain system consisting of one vendor and two buyers with buy back contract with the first buyer and revenue sharing contract with the second buyer. The impacts of using two types of contracts simultaneously are analyzed by comparing the main model with a similar model using buy back contracts against both buyers comparative model 1 and a similar model using revenue sharing contracts to both buyers comparative model 2 . The result indicates that the use of buy back and revenue sharing contract simultaneously changes the value of contract variables on each comparative model to produce a certain profit allocation under the maximum system rsquo s profit condition."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Kinerja pemasok sangat berperan penting dalam supply chain perusahaan terutama dalam menerapkan efisiensi pada proses operasi agar dapat meningkatkan daya kompetitif di era persaingan global saat ini. Meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas baja di wilayah domestik yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional, merangsang perusahaan manufaktur baja untuk meningkatkan output produksinya. Konsekuensi dalam meningkatkan kapasitas produksi membawa perusahaan untuk lebih selektif dalam memilih pemasok yang benar-bernar mampu memberikan pasokan input yang optimal dan terpercaya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja para pemasok. Penelitian ini mencoba melakukan evaluasi kinerja dan pemeringkatan pemasok menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan model Super-efficiency DEA di salah satu perusahan manufaktur baja ternama. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu pemasok ke-3 memperoleh nilai efisiensi tertinggi.

Nowadays, Vendor performance plays a very important role in business supply chain, particularly to construct an efficiency manufacturing process which will support the company to gain more profit and increase the competitive advantages. An increasing demand of steel product in domestic market that influenced by Indonesian economic growth, has led steel manufacturing company to increase their output production. The consequence in increasing production capacity might result in enhancing the company dependence in supplier performance as in fact they supply the crucial input for production necessity. This paper is trying to present an evaluation of performance and efficiency ranking using Data Envelopment Analysis method and Super-efficiency DEA at a well-known steel manufacturing company in Indonesia. The result found that supplier 3 get the highest rank based on Super-efficiency DEA and determined as the most efficient supplier based on DEA method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atino Alif Riovindha
"Upaya pemerintah mengenai peningkatan produksi target satu juta barel minyak pada tahun 2030 harus didukung oleh berbagai sarana yang menunjang peningkatan di industri minyak dan gas. Program tersebut dapat membawa dampak pada peningkatan stuktur lepas pantai. Dalam menunjang operasional eksplorasi dan produksi minyak dan gas dibutuhkan sarana berupa kapal. Salah satu tipe kapal yang banyak digunakan pada kegiatan lepas pantai di sektor hulu migas yaitu kapal jenis Anchor Handling Tug and Supply (AHTS). Kapal AHTS menyumbang valuasi kurang lebih 25% dari keseluruhan nilai pasar kapal lepas pantai global, menjadikannya jenis kapal lepas pantai terbesar kedua dalam hal jumlah porsi pasar. Jumlah nilai pasar kapal penunjang kegiatan lepas pantai diproyeksikan  mencapai $28,20 miliar pada tahun 2031. Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya permintaan kebutuhan kapal AHTS untuk mendukung kegiatan operasi di sektor hulu migas. Namun dalam proses pengadaan kapal AHTS diperlukan banyak pertimbangan untuk memilih penyedia atau vendor yang paling sesuai dengan kebutuhan. Salah satu upaya untuk penyelesaian masalah tersebut ialah dengan merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat membantu untuk memilih vendor. Karena kriteria bersifat kompleks, SPK akan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendukung proses analisis menjadi lebih efektif. Dengan adanya SPK dapat meningkatkan efisiensi proses dari pengadaan kapal AHTS.

The government's efforts to increase the production of one million barrels of oil target by 2030 must be supported by various facilities that support improvements in the oil and gas industry. The program can have an impact on increasing offshore structures. In supporting oil and gas exploration and production operations, facilities in the form of ships are needed. One type of ship that is widely used in offshore activities in the upstream oil and gas sector is the Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) type ship. AHTS vessels account for a valuation of approximately 25% of the overall global offshore vessel market value, making them the second largest type of offshore vessel in terms of market share. The total market value of vessels supporting offshore activities is projected to reach $28.20 billion by 2031. This growth can be attributed to the increasing demand for AHTS vessels to support operations in the upstream oil and gas sector. However, in the AHTS ship procurement process, many considerations are needed to choose the provider or vendor that best suits the needs. One of the efforts to solve this problem is to design a Decision Support System (DSS) that can help to select vendors. Because the criteria are complex, the DSS will use the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to support the analysis process to be more effective. With the DSS, it can improve the efficiency of the AHTS ship procurement process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellin Devihana Pratiwi
"Pemilihan vendor yang tidak tepat menjadi penyumbang terbesar dalam terjadinya kegagalan outsourcing, hal ini menunjukan bahwa kriteria yang digunakan dalam pemilihan vendor masih kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk merancangan kriteria pemilihan vendor pemeliharaan site Base Transceiver Station BTS perusahaan operator telekomunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode DEMATEL-Based ANP DANP dan Simple Additive Weighting SAW untuk mendapatkan penilaian kriteria vendor dari ahli. Penelitian ini menghasilkan Network Relation Map NRM dan bobot global melalui metode DANP dan penilaian masing-masing vendor melalui metode SAW.

Improper selection of vendors is become the highest contributor to outsourcing failure, it is indicating that the criteria used in vendor selection are still less precise. This research aims to design of criteria in vendor selection of Base Transceiver Station's BTS Site on Telecommunication Operator Companies.
This research uses DEMATEL Based ANP DANP and Simple Additive Weighting SAW method to get assessment of vendor criteria from expert. The result of this research are Network Relation Map NRM and global weighting through DANP method and assessment of each vendor through SAW method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berty Argiyantari
"Dalam menghadapi kondisi yang penuh tantangan karena semakin ketatnya persaingan, PT ABC perlu melakukan langkah-langkah strategis guna memastikan perusahaan selalu memiliki daya saing yang tinggi serta efisiensi yang menguntungkan meskipun terjadi perubahan lingkungan bisnis. Salah satu langkah strategis yang ditempuh yaitu melalui departemen Central Procurement dengan mewujudkan World Class Procurement yang menekankan pada kemitraan, hubungan jangka panjang, efisiensi, jumlah vendor yang sedikit, perbaikan berkesinambungan dalam kualitas, pengiriman, harga dan pelayanan yang membutuhkan koordinasi dan komunikasi secara lebih dekat antara pelanggan dan vendornya sehingga akan menghasilkan kinerja vendor yang optimal. Sebelumnya, fungsi procurement lebih bersifat administratif dan fokus ke tawar-menawar untuk mendapatkan harga termurah dengan membandingkan harga dari satu vendor ke vendor lainnya. Pendekatan cara lama tersebut dianggap tidak lagi bisa menjawab tantangan dengan baik oleh karenanya dilakukan pendekatan melalui World Class Procurement yang membuat fungsi departemen Procurement tersebut bergeser ke fungsi yang lebih strategis. PT ABC memiliki komitmen untuk tumbuh bersama vendor dalam jalinan kemitraan, karena setiap organisasi membutuhkan vendor dan tidak ada organisasi yang dapat bertahan tanpa peran serta dan dukungan vendor. Procurement dan fungsi supply memiliki tanggung jawab utama karena procurement dengan supply management yang efektif dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan manajemen. Dalam memastikan kualitas barang dan pelayanan yang diberikan vendor, PT ABC melakukan pengukuran terhadap kinerja vendor secara berkala agar vendor mendapatkan masukan yang lebih obyektif dan vendor mengerti aspek apa saja yang perlu diperbaiki. Yang dilakukan pada saat mengevaluasi vendor adalah mengukur seberapa baik vendor tersebut telah memenuhi pesanan dari segi kualitas, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah, pelayanannya dan kepatuhan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Bagi vendor yang belum memiliki kinerja memuaskan, maka perlu dilakukan pembinaan atau vendor development untuk membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi dan menekan biaya dengan tujuan mendapatkan manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak. Sukses atau tidaknya procurement tergantung pada pengembangan dan pembinaan vendornya dengan menganalisa kemampuannya, menyeleksi dan bekerja dengan vendor tersebut untuk mencapai perbaikan berkesinambungan. Membina hubungan baik dengan perusahaan yang memiliki komitmen terhadap kesuksesan organisasi pembeli adalah hal yang penting dalam vendor development. Kualitas memegang peranan yang sangat penting dalam pembelian barang oleh karenanya vendor harus mengirimkan barang dengan kualitas yang konsisten, karena hal tersebut akan berpengaruh pada biaya produksi secara menyeluruh. Untuk itu, dalam Vendor Development Program turut dikembangkan pengetahuan vendor terhadap tuntutan kualitas dan membantu mereka dalam mengimplementasikan program untuk mencapai hasil yang diinginkan yang diwujudkan dalam Vendor Release Program. Pada program mi, vendor setuju untuk menjalankan "agreed upon quality tests" dan memberikan data hasil pengetesan bersamaan dengan pengiriman barang. Jika vendor sudah melakukan prosedur pemeriksaan dengan benar, maka PT ABC dapat menghilangkan incoming inspection, yang merupakan pemborosan karena pemeriksaan dilakukan secara sampling, menambah biaya serta mengurangi value karena produk hams dipindahkan, bahan baku dapat msak pada proses penanganan, penyimpanan atau pemindahan dan hams ada area khusus untuk melakukan sampling. Vendor yang terpilih untuk pertama kali diterapkannya "Vendor Development Program" sebagai proyek percontohan adalah PT XYZ yang bergerak di bidang percetakan sejak tahun 1975. PT XYZ yang mempakan anak pemsahaan PT ABC adalah vendor utama untuk barang kemasan percetakan. Vendor Development Program tersebut diberi nama "XYZ's Customers Satisfaction Project" yang mempakan proyek bersama dalam melakukan perbaikan-perbaikan, memiliki tujuan agar kedua belah pihak merasa saling memiliki dan bertanggung jawab serta diperlukan komitmen dan keterbukaan dari kedua belah pihak agar program tersebut berhasil. Proyek dilakukan mulai 1 Juli 2007 dan akan berakhir di 31 Desember 2007. Ide yang diusulkan untuk memperbaiki sistem produksi dipnioritaskan pada SR terlebih dahulu. 5R yang terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin yaitu sebuah proses perbaikan tiada henti pada setiap aspek yang berawal dari pemilahan sampai pada pembiasaan (budaya). Perbaikan dengan konsep 5R bertujuan untuk menciptakan dan memelihara agar tempat kerja menjadi teratur, bersih dan aman serta memiliki kinerja tinggi. SR berfungsi sebagai pondasi terhadap perbaikan berkesinambungan dan Total Quality Management. Sedangkan usulan perbaikan yang berlaku untuk seluruh bagian proses produksi adalah meningkatkan komunikasi dengan diadakannya pertemuan di awal sh/1, yang disebut morning meeting selama 30 menit dan menggalakkan Suggestion System dan Quality Control Circle, sehingga perbaikan berkesinambungan dapat dilakukan. Secara keseluruhan proyek Vendor Development Program terhadap PT XYZ selama 6 bulan memberikan hasil yang positif bempa penurunan jumlah waste, jumlah tolakan dan jumlah keluhan pelanggan, serta meningkatnya kinerja PT XYZ.

Due to facing the challenges and strong competition nowadays, PT ABC needs to play the strategic role to ensure the company has its competitive advantage and efficiency even though the business environment has changed. One of the strategic role is implemented through the Central Procurement Department with the World Class Procurement approach that emphasize on strategic partnership, long term relationship, efficiency, deal with few vendor and continuous improvement in quality, delivery, price and service that need coordination and close communication between buyer and seller to accomplish optimum vendor performance. Yet, traditionally most company regarded the procurement function as a clerical activity, focus on obtaining competitive quotations, negotiation and creating a competition between vendor to get the cheapest price. This traditional approach has been changed and considered not relevant anymore with the current company's business strategy, therefore the procurement is moved towards strategic function. PT ABC has a commitment for growing together with vendor in the strategic partnership as PT ABC believe that every organization needs vendors and no organization can survive without support and vendor's involvement. Procurement play an important role for the company because an effective and efficient operating procurement and supply function can make a significant contribution to company success. In order to ensure vendor's product and service quality, it is necessary for PT ABC to measure the vendor performance periodically to give vendor a feedback, therefore vendor can identify which aspect should be improved. In evaluating process, it is measured how wellvendor match with the requirement in term of right quality, right delivery, right quantity, right service and safety & health compliance. Vendor with unsatisfactory performance need to be developed for helping them improve their efficiency and reduce cost to obtain mutually beneficial long term relationship. The success of procurement implementation is depend on the ability in developing vendors, analyzing vendor's capability, selecting the appropriate vendor and working together closely with vendor to obtain continuous improvements. Managing relationship with company who has a commitment to buyer organization's success is the important thing in vendor development. Quality is a major concern in procurement therefore vendors are required to provide products in conformance with specification consistently as quality has an important impact to total cost of production. In vendor development program, the vendors is educated towards a better quality performance and also help them to implementthe program in order to obtain the objective, through vendor release program in which vendor agree to establish the "agreed upon quality tests" and then the test result is attached in product that delivered. If vendor performed the appropriate testing procedure, then the incoming inspection can be omitted. Incoming inspection is a waste because inspection is only represented by sample that use random sampling techniques, increase cost and reduce value because the product should be transferred, and possibility of damages arises during the handling process, storing and moving. In addition, incoming test need the special area to undertake the sampling process. PT XYZ, a printing offset company, is choose to be the first company who implement the vendor development program as a pilot project. PT XYZ is PT ABC's subsidiary and key vendor for the printing offset. The name of Vendor Development Program project is XYZ's Customer Satisfaction Program, considered as a project for establishing joint improvements, and the objective is create a mutual sense of belonging and responsibility. In this way, for success of the program, commitment and openness from both sides are required. The project is begun on July 1, 2007 and end up on December 31, 2007. The Improvements prioritize on 5S. The 5S pillars, Sort (Se/ri), Set in Order (Seiton), Shine (Seiso), Standardize (Seiketsu), and Sustain (Shitsuke) is a continuous improvement process on every aspect, begin form sorting until maintaining the standard. The objective of improvement based on 5S concept is to organize and clean up the workplace, get safe and achieve high performance. 5S is a basic of continuous improvement and total quality management. Improvement that suggested for all function in production process is to make a better communication through 30 minutes morning meeting that held in the early shift and also encourage Suggestion System and Quality Control Circle therefore continuous improvement can be performed. Overall, the six months vendor development program for PT XYZ gives a positive result such as reduce waste, reduce rejection rate, reduce complain and improve vendor performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khashayar Amirhosseini
"ABSTRACT
This paper proposes a multi-product Vendor-Managed Inventory (VMI) supply chain inventory model by considering defective items. In this way, vendor purchases different kinds of products from a remote supplier and then delivers them to the retailer. On the other hand, delivered batches have some imperfect items while there is no access to the supplier to replace them. Consequently, there are two options to face imperfect items in order to satisfy the demand, buy or repair. Additionally, some innovations and contributions in this paper are Join Replenishment Policy, all units discount, different alternatives for shipping goods and backlogging shortage. They result in a novel VMI model that is as close as possible to the real world. Since, the proposed problem was NP-complete, two evolutionary algorithms are developed to solve it, Genetic Algorithm (GA) and imperialist Competitive Algorithm (ICA). After calibrating their main parameters by Taguchi approach, their performance is compared by solving numerical examples."
Philadelphia: Taylor and Francis, 2018
658 JIPE 35:6 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faozi Kurnia Darmawan
"Kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu fokus utama dalam hal mewujudkan program pembangunan berkelanjutan. Salah satu dari tujuh agenda tersebut ialah memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Upaya tersebut tidak terlepas dari peran industri konstruksi dalam mewujudkan pembangunan di Indonesia. Dalam melakukan pekerjaan, kontraktor utama akan didukung dengan subpenyedia barang jasa (subkontraktor dan vendor) sebagai bagian dalam mewujudkan pekerjaan proyek konstruksi. Perusahaan swasta atau Badan Usaha didirikan dengan tujuan utama ialah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal termasuk didalamnya perusahaan di sektor konstruksi. Dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia disertai dengan peningkatan daya saing dan jumlah penyedia barang dan jasa, sehingga diperlukan seleksi dalam memilih subkontraktor dan vendor yang sesuai dengan kriteria dari kontraktor utama. Kegiatan pengadaan (procurement) barang dan jasa memegang peranan yang penting dan bersifat kritis dalam upaya pencapaian tujuan proyek dan tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian terhadap kriteria pemilihan subpenyedia barang jasa serta hubungannya dengan peranan dalam memengaruhi keuntungan proyek bagi kontraktor. Diharapkan, kriteria pemilihan subpenyedia barang jasa memiliki hubungan dengan peranan subkontraktor dan vendor dalam memengaruhi keuntungan bagi kontraktor utama

The policy of accelerating infrastructure development in Indonesia is one of the main focuses in realizing a sustainable development program. One of the seven agendas is to strengthen infrastructure to support economic development and basic services. These efforts are inseparable from the role of the construction industry in realizing development in Indonesia. In carrying out the work, the main contractor will be supported by goods and service providers (subcontractors and vendors) as part of realizing construction project work. A private company or business entity is established with the main objective being to obtain maximum profits including companies in the construction sector. With the increasing development in Indonesia accompanied by an increase in competitiveness and the number of providers of goods and services, selection is needed in selecting subcontractors and vendors that are in accordance with the criteria of the main contractor. The procurement activities of goods and services play an important and critical role in efforts to achieve project goals and corporate objectives. Thus, research needs to be done on the criteria for selecting suppliers of goods and services and their relationship with the role in influencing project profits for contractors. It is expected that the selection criteria for goods and service providers have a relationship with the role of subcontractors and vendors in influencing project profits for contractors."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Yolanda
"Tingginya persediaan produk farmasi di rumah sakit di Indonesia sering mengalami kadaluwarsa. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang harus diikuti. Proses manajemen persediaan farmasi yang diadopsi rumah sakit saat ini mengalami masalah persediaan dan kesulitan komunikasi data. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan aliran informasi dan proses manajemen persediaan produk farmasi melalui implementasi konsep Vendor Managed Inventory (VMI) berbasis Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) dan Structured System Development (SSD) digunakan dalam penelitian ini. SSD terdiri dari tahapan pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD), Tabel Relational, use case diagram, dan Data Flow Diagram (DFD) untuk proses perbaikan. Terdapat lima rancangan skenario perbaikan yang kemudian disimulasikan menggunakan software iGrafx. Skenario terbaik yang dapat dipertimbangkan rumah sakit dalam melakukan perbaikan adalah skenario kelima dengan tingkat efisiensi waktu terbesar yaitu 95.64% melalui penerapan kombinasi antara konsep VMI, Teknologi IoT dalam bentuk QR Code atau RFID Tag, dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Waktu siklus manajemen persediaan farmasi yang sebelumnya memakan waktu 177 jam mengalami perubahan menjadi 8 jam.

High number of pharmaceutical product in Indonesian hospital are prone to expiration problem. Pharmaceutical service is one of the hospital health service standards that must be followed. Medicines inventory management process adopted by the hospital is currently have difficulties in inventory and data communication. The purpose of this study is to design an improvement of information flow and process for medicines inventory management through Vendor Managed Inventory (VMI) supported with Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) and Structured System Development SSD used in this study. Four stages of SSD consist of structuring Entity Relationship Diagram ERD, tabel relational, use case diagram, and Data Flow Diagram DFD for improvement process. This study proposed five improvement scenarios simulated using iGrafx. The best scenario for hospital to consider in conducting improvement is the intervention of VMI, IoT technology in the form of QR Code or RFID Tag, and Hospital Management Information System SIMRS development. The proposed model resulted on medicines inventory management time efficiency to 95.64%, which previously took 177 hours to 8 hours"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Libratono
"Penelitian ini berangkat dari pemahaman relasi sosial yang tidak hanya berpusat kepada manusia. Menggunakan Actor-Network Theory (ANT), penelusuran mengenai jejaring kakilima mengungkap hubungan antar pelaku manusia serta keberagaman material yang menghadirkan entitas non-manusia seperti objek, artefak, komoditas sebagai actant. Penelitian ini berusaha mengungkap jejaring kakilima dan implikasi preferensi dan formasi ruang pedagang kakilima dengan mengacu kepada interaksi dalam keberagaman tersebut.
ANT diterapkan sebagai metode dalam perolehan data serta menganalisis jejaring yang terbentuk dalam praktek kakilima. Penggunaan ANT sebagai pendekatan menekankan pada prinsip agnosticism, tanpa pengetahuan terlebih dahulu, free association, dan generalized symmetry dengan menghadirkan entitas non-manusia sebagai objek analisis. Purposive sample dilakukan terhadap pedagang durable dan non-durable goods, terutama pakaian serta sayuran yang mendominasi area penelitian. Pendekatan secara snowball, wawancara tidak terstruktur dan open-ended diterapkan untuk memperoleh informasi dan mengungkap kompleksitas jejaring kakilima.
Temuan menunjukkan bahwa keberadaan komoditas seringkali diabaikan sementara penelusuran mengenai jejaring kakilima cenderung kepada hubungan antar manusia. Relasionalitas antara manusia dan non-manusia memiliki peran penting dalam pembentukan jejaring kakilima. Setiap pedagang memiliki preferensi yang beragam dalam menjual barang mereka. Jejaring yang terbentuk kompleks dengan mengungkap kehadiran actant non-manusia. Jejaring kakilima dapat bertahan apabila setiap actant secara terus menerus saling terhubung. Ruang dan waktu aktivitas merupakan hasil keterhubungan dari beranekaragam actant.

Social relations often being seen as human-centered relation, but It is materially heterogeneous, not only human. Using the Actor-Network Theory (ANT), an understanding of networks of street vendor covering both understanding of human relations and also involving the existence of the human entities such as objects, artifacts, commodities as an actant. This study tried to understanding what and how networks of street vendor emerge in process of interelated actant and its implications on spatial formation and preference of street vendor refering to each actants interaction.
ANT is applied as the method of data acquisition and analyzing networks formed in practice sidewalks. Using ANT as an approach emphasizes the principle of agnosticism, without prior knowledge, free association, and generalized symmetry by acknowledge the existence of non-human entities as part of analysis. Purposive sample conducted both on durable and non-durable goods, particularly clothing and vegetables which are majority in the study area. Snowball approach with unstructured and open-ended interview applied to get information and uncover the complexity of street vendor network.
The findings suggest that the existence of the commodity is often overlooked when undertanding the network of street vendor with tend only to human relations. The existence of non-human actant is also part of a complex network. The most important is their relationality not only with human actant, but also with another non-human actant. Networks of street vendor are complicated and may endured by continuous with another actant. Space and time of street vending should be seen as the outcome of all interelated actant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>