Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Yulia Eka Putri
"Salah satu cara untuk menekan angka kelahiran adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan salah satu kontrasepsi yang lebih cost-efektif dan memiliki efek samping yang sedikit untuk menurunkan tingkat kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada wanita usia subur di Indonesia tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sumber data penelitian berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan MKJP adalah Pendidikan, umur, jumlah anak hidup, pengabilan keputusan ber-Kb, pengeahuan terhadap kontrasepsi, dan jumlah anak ideal. Faktor yang paling dominan dalam penggunaan MKJP adalah pendidikan tinggi (OR = 2,7; 95%CI=1,7-4,4) dan umur 35-49 tahun (OR=2,3;95%CI=1,9-2,8).

One way to suppress the birth rate is to use contraception. The Long Term Contraceptive Method (LTCM) is one of the more cost-effective contraceptives and has few side effects to lower the birth rate. This study aims to find out the factors related to the use of long-term contraceptive methods (LTCM) in women of childbearing age in Indonesia in 2017. The research design used is cross sectional. The research data source comes from the Indonesian Health Demographics Survey in 2017. The results showed that factors related to LTCM are education, age, number of children living, decision making in family planning, knowledge of contraception, and the ideal number of children. The most dominant factors in the use of LTCM are higher education (OR = 2.7; 95%CI=1.7-4.4) and age 35-49 years (OR=2,3;95%CI=1.9-2.8)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayasha Naila Ismunandar
"Latar Belakang: Pertumbuhan penduduk tinggi dapat menghambat kesejahteraan masyarakat apabila tidak dikendalikan. Melihat laju pertumbuhan penduduk Indonesia terdapat kecenderungan untuk mengalami kenaikan. Namun, penggunaan KB MKJP sebagai salah satu upaya pengendalian pertumbuhan penduduk secara luas masih rendah. Kelompok wanita yang tidak menggunakan KB MKJP pun pada akhirnya menjadi multiparitas. Metode: Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder SDKI 2017 dataset WUS dengan desain studi cross sectional. Dilakukan uji chi-square dan regresi logistik dengan interval kepercayaan 95% untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil: Ditemukan cakupan penggunaan MKJP pada wanita multipara yang tidak ingin memiliki anak lagi di Indonesia baru mencapai 28,9% dengan hasil analisis multivariabel menemukan variabel yang berkorelasi secara statistik adalah: (a) umur 36-49 tahun [aOR: 1,36; CI: 1,20-1,55], (b) pendidikan tinggi [aOR: 2,99; CI: 1,76-5,06], (c) jumlah anak hidup >2 orang [aOR: 1,67; CI: 1,49-1,88], (d) pengambilan keputusan ber-KB bersumber dari suami/pasangan [aOR: 1,95; CI: 1,59-2,39], (e) memiliki jaminan kesehatan [aOR: 1,39; CI: 1,23-1,56], (f) pengetahuan tinggi [aOR: 1,39; CI: 1,23-1,56]. Kesimpulan: Pendidikan tinggi menjadi faktor dominan penggunaan MKJP pada wanita multipara yang tidak ingin memiliki anak lagi di Indonesia dikarenakan mereka cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi KB MKJP. Dengan demikian, diharapkan peningkatan pendidikan dapat dilakukan melalui edukasi menyeluruh oleh petugas KB.

Backgrounds: In the absence of regulation, rapid population expansion can negatively impact community welfare. Indonesia's population is likely to continue growing at its current rate. In despite this, LTCM is still not widely used to slow down population increase. Eventually, the women in the group who did not use LTCM became multiparous. Method: This research uses secondary data sources from the 2017 IDHS IR dataset with a cross sectional study design. To describe the strength of the association between the variables, 95% confidence intervals were used for both logistic regression and chi-square tests. Results: It was found that the coverage of LTCM use among multiparous women who didn’t want more child in Indonesia had only reached 28.9%, with the results of multivariable analysis finding variables that were statistically correlated were: (a) age 36-49 years [aOR: 1.36; CI: 1.20-1.55], (b) higher education [aOR: 2.99; CI: 1.76-5.06], (c) number of living children >2 [aOR: 1.67; CI: 1.49-1.88], (d) family planning decision making comes from husband/partner [aOR: 1.95; CI: 1.59-2.39], (e) have health insurance [aOR: 1.39; CI: 1.23-1.56], (f) high knowledge [aOR: 1.39; CI: 1.23-1.56]. Conclusion: Higher education is the dominant factor in using LTCM among multiparous women who don’t want more child in Indonesia because they tend to have better access to LTCM family planning information. Thus, it is hoped that educational improvements can be carried out through comprehensive education assisted by family planning officers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aida Fitria
"Latar belakang: Sumatera Utara merupakan provinsi dengan persentase penggunaan IUD hanya sebesar 2,6%, angka tersebut masih sangat jauh dari target yang ditetapkan dan terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi IUD sejak 2019 hingga 2021 di Sumatera Utara. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan, terlebih Sumatera Utara termasuk provinsi penyangga program KB di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara.
Metode: Penelitian menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Kemudian dilakukan analisis data uji chi-square dan regresi logistik dengan interval kepercayaan 95% untuk menjelaskan kekuatan hubungan antar variabel.
Hasil: Cakupan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara dalam penelitian ini diestimasikan sebesar 4,3%. Hanya paparan internet tentang KB yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara (AOR=2,46; 95% CI=1,11–5,49).
Kesimpulan: Wanita kawin dan tinggal bersama pasangan yang terpapar informasi KB melalui internet memiliki peluang 2 kali lebih besar menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan yang tidak terpapar. Hal tersebut dapat terjadi karena saat ini internet menjadi salah satu kebutuhan dasar yang dimiliki setiap orang dan dapat menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kampanye kontrasepsi IUD melalui berbagai media di internet diharapkan dapat meningkatkan informasi mengenai kontrasepsi IUD dan penggunaan kontrasepsi IUD.

Background: North Sumatra is the province with a percentage of IUD use of only 2.6%, this figure is still very far from the target and there has been a decrease in IUD use from 2019 to 2021 in North Sumatra. This condition is very worrying, considering North Sumatra is a buffer province for family planning programs in Indonesia. This study aims to determine the factors that influence the use of IUD in married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra.
Method: This study used secondary data from the 2017 IDHS. Then a data analysis of the chi-square test and logistic regression with 95% confidence intervals was carried out to explain the strength of the relationship between variables.
Result: The coverage of IUD use among married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra in this study was estimated at 4.3%. Only internet exposure to family planning had a statistically significant association with the use of IUD in married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra (AOR=2.46; 95% CI=1.11–5.49).
Conclusion: Married and cohabiting women who are exposed to family planning information by internet have a 2 times greater chance of using IUD than those who are not exposed. This can happen because nowdays the internet is one of the basic needs that everyone has and can convey information effectively and efficiently. Therefore, increasing IUD campaigns through various media on the internet is expected to increase information about IUD and the use of IUD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbiatul Afda`tiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada akseptor KB di Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah sebesar 22,1%, sedangkan di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 8,9%. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah adalah status pekerjaan, jumlah anak hidup, keterpaparan informasi dan pengambilan keputusan ber-KB. Faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur, pengambilan keputusan ber-KB dan pengetahuan terhadap kontrasepsi. Faktor yang paling berhubungan terhadap penggunaan MKJP untuk di Provinsi Jawa Tengah adalah pengambilan keputusan ber-KB, sedangkan untuk di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur responden.

This study aims to determine the utilization of long acting and permanent contraceptive methods (LAMPs) and its associated factors among current use in Central Java and South Sulawesi Province. This study uses data Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012 with univariat, bivariat and multivariat analyzes.
The results showed that utilization of LAMPs in Central Java Province was 22,1%, whereas was 8,9% in South Sulawesi Province. The use of LAMPs in Central Java Province was significantly associated with occupational status, number of children alive, exposure to family planning information and main decider to use contraception. While in South Sulawesi, the use of LAMPs was significantly associated with age, main decider to use contraception and knowledge of contraception. The dominant factors uses of LAMPs in Centra Java Province was main decider to use contraception, whereas age in South Sulawesi Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rima Rahmawati
"Salah satu program strategis pemerintah untuk menekan angka fertilitas adalah dengan peningkatan prevalensi penggunaan kontrasepsi modern, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Akan tetapi, berdasarkan laporan SDKI2017, prevalensi pemakaian MKJP terus mengalami penurunan sedangkan penggunaan KB non MKJP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tingginya prevalensi pemakaian alat kontrasepsi jangka pendek meningkatkan dinamika pemakaian kontrasepsi, diantaranya penggantian metode kontrasepsi. Penggantian metode kontrasepsi akan mampu mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan apabila penggantian metode dari yang kurang efektif ke metode yang lebih efektif. Studi ini bertujuan mengidentifikasi penggantian metode kontrasepsi dari non MKJP ke MKJP serta mempelajari hubungan informed choice dan pengambil keputusan pemakaian kontrasepsi dengan penggantian metode kontrasepsi. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Unit analisis adalah episode penggunaan kontrasepsi jangka pendek dan tradisional selama 3-62 bulan sebelum survei pada dengan kelompok umur 15-49 tahun. Variabel dependennya adalah lamanya periode risiko sampai dengan terjadinya penggantian kontrasepsi ke MKJP. Variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi metode yang digunakan sebelum berganti metode, tujuan memakai kontrasepsi, umur saat berganti metode, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, status pekerjaan, jumlah anak yang masih hidup, dan indeks kekayaan. Penelitian menggunakan data kalender SDKI 2017. Analisis menggunakan analisis survival dengan model Gompertz Proportional Hazard. Dari total 11.030 segmen penggunaan kontrasepsi non MKJP, sebanyak 601 segmen beralih menggunakan MKJP. Berdasarkan hasil analisis inferensial diperoleh bahwa informed choice dan pengambil keputusan pemakaian kontrasepsi berhubungan signifikan dengan penggantian kontrasepsi dari non MKJP ke MKJP

One of the government's strategic programs to reduce fertility rates is to increase the use of modern contraceptives, especially long-acting and permanent methods (LAPM). However, based on the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) report, the use of LAPM has decreased, while the use of non-LAPM has increased significantly. The high prevalence of short-term contraceptive use increases the dynamics of contraceptive use, including contraceptive switching behavior. Switching contraceptive method will reduce unwanted pregnancies if it is switched from a less effective method to a more effective method.This study aims to identify the switching contraceptive methods from non-LAPM to LAPM and to study the relationship between informed choice and decision makers for contraceptive use with switching contraception. This study used a quantitative approach with a cross sectional design. The unit of analysis is episodes of short-term and traditional contraceptive use during the 3-62 months before the survey among women in union age 15-49. The dependent variable is the duration of the risk period up to the occurrence of the contraceptive switch to LAPM. The control variables in this study include the method used before changing the method, contraceptive intention, age, level of education, place of ​​residence, working status, the number of children who are still alive, and the wealth index. The study used calendar data for the 2017 IDHS. The analysis used survival analysis with the Gompertz proportional hazards model. Out of 11,030 episodes of non-LAPM contraceptive use, 601 episodes are switching their contraception method from non LAPM to LAPM. Based on the results of inferential analysis, it was found that informed choice and decision makers for contraceptive use had a significant relationship with contraceptive switching from non-LAPM to LAPM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Kamilla Yulianti
"Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu langkah untuk menurunkan angka fertilitas total. Namun, pada penggunaannya terdapat dinamika seperti putus pakai, penggantian atau peralihan metode, dan kegagalan kontrasepsi. Kejadian putus pakai kontrasepsi dapat berdampak pada peningkatkan risiko kematian ibu. Provinsi Banten dan Jambi merupakan dua provinsi dengan proporsi putus pakai kontrasepsi yang cukup berbeda. Sebagian besar putus pakai kontrasepsi terjadi pada kontrasepsi modern, seperti suntik dan pil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui putus pakai suatu jenis alat/cara KB dan putus pakai kontrasepsi modern di Banten dan Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang serta menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang telah menikah dan tinggal di provinsi Banten dan Jambi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 1013 responden untuk suatu jenis alat/cara KB dan 939 untuk kontrasepsi modern di Banten dan 630 responden untuk suatu jenis alat/cara KB dan 579 untuk kontrasepsi modern di Jambi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa putus pakai suatu jenis/alat KB memiliki proporsi sebanyak 34,3% di provinsi Banten dan 61% di provinsi Jambi. Selain itu, putus pakai kontrasepsi modern memiliki proporsi sebanyak 35% di provinsi Banten dan 63,9% di provinsi Jambi. Faktor yang berhubungan dengan putus pakai suatu jenis alat/cara kontrasepsi di provinsi Banten adalah efek samping penggunaan kontrasepsi (RO= 0,850; 95% SK: 1,029-3,331) sedangkan di provinsi Jambi adalah status ekonomi (RO= 0,289; 95% SK: 0,086-0,973), status pekerjaan (RO= 2,164; 95% SK: 1,312-3,569), tempat tinggal (RO= 3,088; 95% SK: 1,691-5,641), Jenis metode KB (RO= 0,253; 95% SK: 0,111-0,574), konseling oleh tenaga kesehatan (RO= 1,942; 95% SK: 1,132-3,331), dan jumlah anak hidup (0,753 (95% SK: 0,569-0,997)). Faktor yang berhubungan dengan kejadian putus pakai kontrasepsi modern di Banten adalah pendidikan (RO= 3,219; 95% SK: 1,044-9,929) sedangkan di provinsi Banten adalah jenis metode KB (RO= 0,179; 95% SK: 0,084-0,381) dan konseling oleh tenaga kesehatan (RO= 1,996; 95% SK: 1,101-3,620).

The use of contraception is a crucial measure in reducing the total fertility rate. However, its usage exhibits dynamics such as discontinuation, method switching or switching, and contraceptive failure. Discontinuation of contraception can lead to an increased risk of maternal mortality. According to the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) results, there is a significant disparity in contraceptive discontinuation rates between Banten and Jambi provinces, where Banten has a low percentage (39.3%) and Jambi has a considerably higher percentage (63%). Most discontinuations occur with modern contraceptives such as injections and pills. Hence, this research aims to understand the discontinuation rates of specific contraceptive methods and modern contraceptives in Banten and Jambi. This study employs a quantitative method with a cross-sectional study design utilizing secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The population comprises married women of reproductive age residing in Banten and Jambi provinces. The sample size consists of 1,013 respondents for a specific contraceptive method and 939 for modern contraceptives in Banten, and 630 respondents for a specific contraceptive method and 579 for modern contraceptives in Jambi. The research findings indicate that discontinuation of a specific contraceptive method stands at 34.3% in Banten and 61% in Jambi. Furthermore, discontinuation of modern contraceptives is observed at 35% in Banten and 63.9% in Jambi. Factors associated with discontinuation of a specific contraceptive method in Banten are contraceptive side effects (OR = 0.850; 95% CI: 1.029-3.331), while in Jambi, they are economic status (OR = 0.289; 95% CI: 0.086-0.973), employment status (OR = 2.164; 95% CI: 1.312-3.569), place of residence (OR = 3.088; 95% CI: 1.691-5.641), type of contraceptive method (OR = 0.253; 95% CI: 0.111-0.574), counseling by health worker (OR = 1.942; 95% CI: 1.132-3.331), and number of living children (0.753 (95% CI: 0.569-0.997)). Factors associated with discontinuation of modern contraceptives in Banten are education (OR = 3.219; 95% CI: 1.044-9.929), while in Jambi, are the type of contraceptive method (OR = 0.179; 95% CI: 0.084-0.381) and counseling by health worker (OR = 1.996; 95% CI: 1.101-3.620)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juita Ayu Bima Putri
"Selama tahun 2015-2050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan terkonsentrasi di sembilan negara salah satunya adalah Indonesia. Pada tahun 2015 persentase penggunaan metode kontrasepsi modern sebesar 58,99. Sebagian besar PUS peserta KB di Indonesia masih mengandalkan kontrasepsi suntikan 59,57, sedangkan persentase pengguna MKJP adalah 17,01 Susenas, 2015. Data Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2016, proporsi peserta KB aktif yang menggunakan MKJP berjumlah 4.024 9,3 PUS. Tujuan penelitian ini diketahuinya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2017. Desain penelitian menggunakan kasus kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 sampel untuk kelompok kasus pengguna MKJP dan 60 sampel untuk kelompok kontrol pengguna Non MKJP. Uji statistik menggunakan Chi Square test. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur, status pekerjaan, jumlah anak hidup, pengetahuan tentang MKJP, sikap terhadap MKJP, biaya pelayanan KB, keterpaparan informasi mengenai MKJP, dukungan tenaga kesehatan terhadap penggunaan MKJP, dukungan suami terhadap penggunaan MKJP, dan pengambilan keputusan ber-KB dengan penggunaan MKJP.

During 2015 2050, half of the world population growth is expected to be concentrated in nine countries, one of which is Indonesia. By 2015 the percentage of modern contraceptive method usage is 58.99. Most of the couples of reproductive age participants in Indonesia still rely on injectable contraception 59.57, while the percentage of LTCM users is 17.01 Susenas, 2015. Data of Puskesmas Kecamatan Cipayung in 2016, the proportion of active family planning participants using LTCM amounted to 4,024 9.3. The purpose of this research is to know the overview of factors associated to the use of long term contraception method LTCM in women aged 15 49 years in work area of Puskesmas Kecamatan Cipayung East Jakarta year 2017. The research design use case control. Sampling was done by simple random sampling. The number of samples in this study were 60 samples for case group LTCM users and 60 samples for control group Non LTCM user. Statistical test using Chi Square test. The results of the study showed that there was a relationship between age, occupation status, number of live children, knowledge of LTCM, attitudes toward LTCM, cost of family planning services, exposure of information about LTCM, support of health workers on the use of LTCM, husband support for LTCM use, and family planning decision making with the use of LTCM.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Aldila
"ABSTRAK
Rendahnya penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) menjadi
permasalahan pada program Keluarga Berencana (KB). MKJP memiliki tingkat
efektivitas lebih tinggi, namun setiap tahun jumlah akseptor non MKJP (Suntik dan Pil)
di Indonesia selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan MKJP (IUD dan
Impant) yang cenderung menurun. Persepsi akseptor terhadap alat kontrasepsi
menyebabkan ketidaksesuain akseptor memilih alat kontrasepsi. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional yang menganalisis data sekunder ICMM 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ragam alat kontrasepsi terhadap
keputusan penggunaan MKJP dan Non MKJP. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
usia subur (WUS) usia 15 sampai 49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi dengan
jumlah responden 9100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi preferensi MKJP dan Non MKJP, efektivitas, pengetahuan dan
durasi pernikahan terhadap keputusan penggunaan MKJP. Dalam upaya peningkatan
cakupan penggunaan MKJP diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam pembuatan
program keluarga berencana dengan memperhatikan preferensi akseptor terhadap alat
kontrasepsi dan efektivitas alat KB kepada akseptor.

ABSTRACT
The low usage of Long Term Montraceptive Method (LTCM) has become a problem for
the Family Planning (KB) program. LTCM has a higher effective rate than its counterpart
the non LTCM. But every year the acceptor for the non LTCM contraceptive method
(shots and pills) are increasing and the LTCM contraceptive method has been steadily
declining. The acceptor perception on the contraceptive method have caused a fault on
their contraceptive method choice. This research uses a cross sectional method design
analysing a secondary data from the 2016 ICMM data. The purpose of this research is to
know the perception of fertile female to the various contraceptive methods (LTCM and
Non LTCM). The samples in this research are 9100 fertile women ranging from 15 to 49
years old whos been using contraceptive methods. The results show that there is a
significant correlation between perception preference for the LTCM and Non LTCM. For
an increase of the LTCM use coverage, it needs an effective communication strategy on
the family planning program that pays attention to the acceptor's contraceptive method
preference and the effectiveness of the contraceptive method for the acceptor"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Firdawati
"Penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan cenderung mengalami penurunan, sedangkan di pedesaan sebaliknya, disisi lain jumlah penduduk di wilayah perkotaan semakin banyak, dan lebih mudah memiliki akses terhadap informasi, fasilitas kesehatan, dan transportasi, selain tingkat pendidikan dan status ekonomi yang juga lebih tinggi dibanding pedesaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor penggunaan kontrasepsi modern dan faktor apa paling dominan serta menganalisis dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti untuk meningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder SKAP KKBPK tahun 2019 yang dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan menelaah dokumen kebijakan dan menganalisis kebijakan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh variabel independen berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan kecuali kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,370) untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB (p-value=0,066) dan kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,347) untuk di pedesaan. Hampir seluruh variabel juga merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi modern baik di perkotaan dan pedesaan, kecuali keterpaparan sumber informasi melalui media dan institusi serta kepemilikan jaminan kesehatan untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB, keterpaparan sumber informasi melalui institusi dan kepemilikan jaminan kesehatan untuk di pedesaan. Hasil analisis kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern, pada perumusan kebijakan masih belum menggambarkan secara jelas kebijakan yang berdasarkan segmentasi sasaran dan wilayah terutama di perkotaan dan pedesaan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pelaksanaanya juga masih ada kendala dalam pemenuhan kuantitas, persebaran dan kapasitas tenaga lini lapangan terutama penyuluh KB yang menjadi ujung tombak program KB. Disisi lain belum semua pihak dapat menerima program KB karena bervariasinya komitmen pelaksana kebijakan di wilayah tertentu dan masih adanya hambatan sosial dan budaya. Selain itu belum optimalnya pelaksanaan komunikasi kebijakan dan masih adanya anggapan program KB hanya tanggung jawab BKKBN mempengaruhi peningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Adapun rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian adalah perlu merumuskan kembali pada beberapa kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern dan memperkuat strategi komunikasi yang efektif menurut segmentasi sasaran dan wilayah.

The use of modern contraceptives in urban areas tends to decrease, while in rural areas it is the opposite, on the other hand, the population in urban areas is more numerous, and has easier access to information, health facilities, and transportation, in addition to higher levels of education and economic status than rural areas. The purpose of this study was to determine the relationship between the factors of modern contraceptive use and the most dominant factors and to analyze and provide evidence-based policy recommendations to increase the use of modern contraceptives in urban and rural areas. This study is a quantitative study using secondary data from SKAP KKBPK in 2019 which is complemented by qualitative research by reviewing policy documents and analyzing policies to increase the use of modern contraceptives. The results showed that almost all independent variables were associated with modern contraceptive use in urban and rural areas except ownership of health insurance (p-value=0.370) for urban areas, and family planning knowledge variables (p-value=0.066) and ownership of health insurance (p-value=0.347) for rural areas. Almost all variables are also the most dominant factors affecting modern contraceptive use in both urban and rural areas, except exposure to information sources through media and institutions and ownership of health insurance for urban areas, and variables of family planning knowledge, exposure to information sources through institutions and ownership of health insurance for rural areas. The results of the analysis of policies related to increasing the use of modern contraceptives, in the formulation of policies still do not clearly describe policies based on target segmentation and areas, especially in urban and rural areas that have different characteristics. In its implementation, there are still obstacles in fulfilling the quantity, distribution and capacity of field personnel, especially family planning extension workers who are the spearhead of the family planning program. On the other hand, not all parties can accept the KB program because of the varying commitment of policy implementers in certain areas and the existence of social and cultural barriers. In addition, the implementation of policy communication has not been optimal and there is still an assumption that the family planning program is only the responsibility of BKKBN affecting the increase in the use of modern contraceptives in urban and rural areas. The policy recommendations based on the research results are the need to reformulate some policies related to increasing the use of modern contraceptives and strengthening effective communication strategies according to target segmentation and region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Maratus Sholihah A
"[ABSTRAK
Keberdayaan perempuan merupakan sesuatu yang penting untuk akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana. Keikutsertaan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam ekonomi, rumah tangga dan mobilitas fisik dapat menggambarkan keberdayaan perempuan. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni 57,90 persen, lebih rendah dibandingkan pencapaian nasional 70,07 persen, dan diketahui kesertaan KB di Nusa Tenggara Barat sebesar 56 persen belum mencapai target MDG's. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberdayaan perempuan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 dengan desain cross sectional. Sampelnya adalah wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun yang telah menikah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwawancarai Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia sebanyak 6613 responden. Analisis menggunakan metode chi-square. Hasilnya diperoleh keberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi di tiga kabupaten yakni Lombok Barat, Lombok Timur, dan Sumbawa, sedangkan pengambilan keputusan untuk mobilitas fisik terdapat hubungan bermakna secara statistik dengan penggunaan kontrasepsi hanya di Kabupaten Lombok Timur.

ABSTRACT
, Women’s empowerment recognized as important to their acces to reproductive
health services, including family planning. Women’s joint decision making in
economic, household and physical mobility represent women empowerment.
Index development Gender (IDG) of Nusa Tenggara Barat is 57,90 percent, it’s
lower than national accomplishment that’s 70,07 percent, and contraceptive
prevalence rate of Nusa Tenggara Barat about 56 percent, it’s not reach MDG’s
target. This paper aims to analyzed the relationship betwen women’s
empowerment and the use of contraception in women of reproductive age in
Nusa Tenggara Barat (Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa) 2013. Data
come from Observasional and Evaluation of contraception use in Nusa
Tenggara Barat 2013 by cross sectional design. The sample are 6613 respondent
who merried women of reproductive age (5-49 years) in Nusa Tenggara Barat and
interviewed by The Center of Health Research University of Indonesia. Data
analyzed by chi-square methode. The result found there is association betwen
women empowerment in economic household making and contraceptive use in all
regencies, and physical mobilitydecision making had association betwen
contraceptive use in Lombok Timur.]
"
2015
S59405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>