Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eric Gunawan
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 2020
791.45 ERI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 2022
791.45 PEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Paggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 2020
791.45 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Shuki
"Dampak Dihapuskannya Bidang Usaha Pertunjukan Film dari Daftar Negatif Investasi di Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara-Negara Industri Film Termaju Setelah bertahun-tahun menutup seluruh industri perfilmannya dari investor asing, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, pada tahun 2016 seluruh industri perfilman secara umum dan bidang usaha pertunjukan film secara khusus dihapuskan dari Daftar Negatif Investasi di Indonesia. Semenjak dilakukannya pencabutan Daftar Negatif Investasi, terlihat bahwa beberapa investor asing telah mulai memasuki ranah pertunjukan film di Indonesia. Untuk mengetahui, memahami, sekaligus menganalisis ketepatan dari dampak yang telah terjadi selama empat tahun setelah dilakukannya pencabutan Daftar Negatif Investasi, dilakukan penelitian secara analisis yuridis, dimana selain melakukan perbandingan peraturan mengenai investasi asing dalam bidang pertunjukan film di Indonesia dengan tiga negara industri film yang termaju, yakni Amerika Serikat, Cina, dan India, juga dilakukan wawancara kepada pelaku industri perfilman yaitu pengusaha bioskop independen dan produser film nasional, serta kepada pihak-pihak lain yang terkait dengan pencabutan Daftar Negatif Investasi ini yakni konsumen dan pihak pemerintah. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara garis besar dampak dari pencabutan Daftar Negatif Investasi tersebut bersifat positif, dimana layar bioskop yang bertambah secara signifikan membawa pengaruh besar atas perkembangan kondisi perfilman nasional. Namun, pengusaha bioskop independen yang banyak beroperasi di daerah menjadi satu-satunya pihak yang merasa dirugikan atas pencabutan Daftar Negatif Investasi atas ekspansi bioskop jaringan ke daerah-daerah, dimana pada sisi lain, sampai saat ini pun Indonesia masih kekurangan layar bioskop apabila dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Untuk itu, pemerintah harus menemukan solusi yang tepat untuk terus melancarkan iklim investasi secara keseluruhan, namun tetap tidak mengabaikan kepentingan pengusaha bioskop independen sebagai salah satu komponen masyarakat dan pelaku usaha perfilman nasional. Kata kunci: Bioskop, Daftar Negatif Investasi, Penanaman Modal Asing, Pencabutan, Perfilman, Pertunjukan
He Impacts of The Abolishment of The Sector of Film Exhibitions From The Negative Investment List in Indonesia and Its Comparison With The Most Advanced Film Industry CountriesAfter years of closing the entire film industry from foreign investors, for the first time in the history of Indonesia, in 2016 the entire film industry in general and the sector of film exhibitions were specifically removed from the Negative Investment List in Indonesia. Since then, it appears that some foreign investors have begun to enter the realm of film exhibitions in Indonesia. To find out, understand, and analyze the accuracy of the impacts that’d occurred during the four years after the abolishment, a juridical analysis of research was conducted, which in addition to comparing regulations on foreign investment in film exhibitions in Indonesia with the three most advanced film industry countries, United States, China, and India, interviews were also conducted with the players of film industry, which are independent cinema entrepreneurs and national film producers, as well as other parties related, which are the consumers and the government. The results of the study showed that the impact of the abolishment in general was positive, where the significant increase of cinema screens had a big influence on the development of the entire film industry. However, independent cinema entrepreneurs that mostly operate in the regions are the only parties who feel disadvantaged over the abolishment for the expansion of network cinemas to the regions, where on the other hand, even until now Indonesia still lacks cinema screens when compared to the number of its inhabitants. To that end, the government must find the right solution to continue incite the overall investment climate, but not ignoring the interests of independent cinema entrepreneurs as one of the components of society and players in the national film industry. Keywords: Abolishment, Cinema, Film, Film Exhibitions, Foreign Investment, Negative Investment List."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri E. Wallad
"Skripsi ini menceritakan tentang perjalanan tokoh kartun Mickey Mouse yang dibuat oleh Walt Disney pada tahun 1928. Penulisan sejarah film di AS khususnya mengenai film kartun yang muncul di AS pada tahun 1920-1930an, saat ini belum terlalu banyak dilakukan. Untuk itu tema yang menceritakan perkembangan film kartun tersebut, khususnya tokoh kartun Mickey Mouse menarik untuk diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Pencarian data berupa film kartun saat itu, wawancara dan artikel yang dibuat oleh Disneymerupakan sasaran utama dalm penelitian ini. Selanjutnya untuk melengkapi data-data tersebut, maka digunakanlah studi kepustakaan untuk mencari sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan penelitian. Setelah data-data didapatkan, dilakukan kritik dan interpretasi terhadap data-data tersebut, dan kemudian disusun secara kronologis yang menceritakan perkembangan film kartun Mickey Mouse didalam industri film AS sejak 1928-1936. Mickey Mouse pada awalnya dibuat oleh Disney sebagai tokoh kartun yang ditujukan untuk seluruh usia masyarakat. Seiring dengan kemunculannya yang menarik perhatian orang dengan penggunaan suara maka tokoh kartun itu semakin diminati oleh masyarakat khususnya anak-anak. Menyadari kehadiran anak-anak maka Disney membentuk Klub yang dijadikan tempat untuk perkumpulan penyuka Mickey Mouse. Selain itu klub juga dimanfaatkan sebagai tempat bagi anak untuk belajar.keberadaan klub tersebut membuat film kartun Mickey Mouse menjadi terfokus untuk anak-anak. Sehingga Mickey Mouse mendapatkan perhatian ekstra dari orang tua yang anaknya menyaksikan film itu. Maka saat Mickey Mouse melakukan tindakan negatif Disney mendapatkan reaksi keras dari orang tua, perhatian yang ada membuat film Mickey menjadi stagnan dan tidak menarik lagi. Sehingga pembuatnya Disney memutuskan membuat tokoh-tokoh baru yang akan membuat film Mickey menjadi lebih menarik. Tokoh-tokoh baru yaitu Donald, Goofy dan Pluto tidak terikat dengan perhatian orang tua sehingga bisa melakukan adegan yang konyol, aneh atau terkesan berbahaya, yang saat itu tidak bisa lagi dilakukan oleh Mickey Mouse. Kehadiran tokoh baru itulah yang akhirnya menutup karir Mickey yang sebelumnya merupakan tokoh utama satu-satunya di dalam produksi film Walt Disney Studio. Perkembangan Film kartun Mickey Mouse pada tahun 1928-1936 mengalami fase yang cukup cepat di awal kemunculannya, dan mengalami perkembangan yang lebih pesat saat Walt Disney Studio mengadakan kerjasama dengan dengan Columbia Pictures. Pada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan film kartun Mickey Mouse pada waktu itu, antara lain peranan Disney sebagai pemimpin studio, Mickey Mouse Club sebagai tempat untuk mewadahi penggemar Mickey, dan anak-anak sebagai konsumen dari film kartun Mickey Mouse. Demi untuk memuaskan anak-anak dan orang tuanya maka Mickey Mouse mengalami banyak perubahan yang ditujukan untuk menghasilkan film yang lebih baik. Perubahan utama yang dilakukan adalah penambahan karakter yaitu Donald, Goofy, dan Pluto."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refina Indriasari
"Laboratorium pemrosesan film PERUM PI-'N digunakan untuk memproses Elm hitam-putih dan berwama ukuran 16 mm dan 35 mm. Pemrosesan film melibatkan tahap-tahap proses antara lain developing, bleaching, fxing. dan lain-lain.
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan secara kualitas ditandai dengan dissolved solid yang tinggi, BOD dan COD yang tinggi, Serta adanya besi, sulfat dan ammonia dalam jumlah besar. Konsemrasi dari lconstituen pencemar ummm-mya di atas ambang batas. Proses pengolahan dilakukan secara Esik-kimia berdasarkan perbandingan BOD/COD.
Alternatif pengelolaan limbah cair yang mungkin dilakukan adalah dengan pengolahan dan minimisasi limbah cair. Pengolahan limbah dilakukan secara batch (individual treatment system), karena kuantitas limbah cair yang dihasilkan kecil, selain itu lebih mudah dan murah dan segi konslruksi, operasi dan pemeliharaan.
Unit-unit pengolahan yang diterapkan terdiri dari : bak pengumpul, tangki batch, sludge filter, tangki dosing, air stripping dan karbon alcti£ Altcrnatif minimisasi limbah cair yang mungkin dilakukan antara lain : reduksi air pencucian dengan metode cozmrercurrent, perpanjangan umm' larutan developer dengan metode recovery dan pelaksanaan pekerjaan secara benar."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jena Sinanda
"Perempuan rentan diposisikan sebagai objek yang dinilai berdasarkan bentuk tubuh dan penampilannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya wacana objektifikasi terhadap perempuan. Wacana tersebut terdapat pada salah satu film Indonesia yang disutradarai oleh Ernest Prakasa, yaitu film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019) yang menjadi korpus penelitian ini. Pemosisian perempuan sebagai objek di dalam film memicu perlawanan perempuan untuk terlepas dari praktik objektifikasi. Dengan menggunakan teori sinema Bordwell dan Thompson, teori objektifikasi Nussbaum, dan kritik feminis Bartky, penelitian ini berusaha membongkar struktur film dan menganalisis praktik objektifikasi serta upaya pendisiplinan tubuh perempuan di dalam film. Selanjutnya, konsep new femininity Taylor digunakan untuk menganalisis strategi perempuan yang dihadirkan di dalam film. Penelitian ini menemukan bahwa film ini berusaha menampilkan pandangan kritis terhadap objektifikasi perempuan dengan menampilkan perlawanan terhadap konstruksi tubuh ideal. Perlawanan dihadirkan melalui kesadaran perempuan sebagai seorang subjek dan menampilkan feminitas sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sebagai hasil konstruksi kecantikan yang berlaku.

Women are vulnerably positioned as objects that are judged based on their body shape and appearance. This has led to the formation of a discourse of objectification toward women. This discourse is contained in one of the Indonesian films directed by Ernest Prakasa, Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019). The film is the corpus of this research. The positioning of women as objects in the film triggers women's resistance to being separated from the practice of objectification. By using Bordwell and Thompson's theory of cinema, Nussbaum's theory of objectification, and Bartky's feminist critique, this study tries to uncover the film’s structure and analyze the practice of objectification and efforts to discipline the female body in films. Furthermore, Taylor's new femininity concept is used to analyze the strategies of women presented in the film. The study found that this film attempts to present a critical view of the objectification of women by showing resistance to the ideal body’s construction. Resistance is presented through the awareness of women as a subject and shows femininity as a form of self-expression, not because of the existing beauty construction."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>