Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188573 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charisha Mahda Kumala
"Latar Belakang: Faktor kunci yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan
pencegahaan kecelakaan adalah iklim keselamatan. Berdasarkan dari data PLN
mayoritas pelaporan INSPEKTA adalah perilaku tidak aman. Iklim keselamatan dapat
diukur dengan beberapa dimensi dan beberapa penelitian menilai dimensi-dimensi pada
iklim keselamatan yang memiliki hubungan dengan perilaku untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan. Tujuan : Menganalisis hubungan dimensi pada iklim keselamatan
dengan perilaku keselamatan pada pekerja di PLN PUSMANPRO di project
pembangunan kelistrikan PST JATENG I. Metode: Penelitian cross sectional ini
melibatkan 120 orang pekerja pada Project PLN PUSMANPRO PST JATENG I. Data
primer diperoleh menggunakan kuesioner skala likert yang mengacu pada kuesioner
dari beberapa penelitian sebelumnya. Hasil: Pada dimensi iklim keselamatan hasil
analisis univariat semua dimensi lebih banyak berkategori rendah dan analisis bivariat
menghasilkan pada dimensi komitmen dan nilai-nilai dengan P value = 0,000 dan nilai
korelasi 0,268, dimensi pelatihan dengan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,318,
dimensi komunikasi P value = 0,002 dan nilai korelasi 0,274, persiapan kondisi darurat
P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,362, dimensi prioritas keselamatan P value = 0,001
dan nilai korelasi 0,318, dimensi justifikasi risiko P value = 0,000 dan nilai correlation
0,503, dimensi keterlibatan subkontraktor P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,390,
dimensi insentif keselamatan P value = 0,001 dan nilai korelasi 0,309, dimensi
manajemen program keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,435, dimensi
pengetahuan keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,372, dimensi motivasi
keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,416 dapat diketahui pada nilai tersebut
memiliki hubungan positif dengan perilaku keselamatan kecuali dimensi lingkungan
kerja dengan P value = 0,904 dan nilai correlation 0,011. Kesimpulan: Terdapat
hubungan yang positif antara dimensi iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan
sehingga penerapan keselamatan kerja pada PLN PUSMANPRO PST JATENG I untuk
membentuk perilaku keselamatan pada pekerja dapat melalui peningkatan iklim
keselamatan serta fasilitas yang mendukung program keselamatan yang dapat
mengurangi terjadinya kecelakaan pada proyek.

Background: The key factor needed to achieve success and prevent accidents is the
safety climate. Based on PLN data, the majority of INSPEKTA reports are unsafe
behavior. Safety climate can be measured by several dimensions and several studies
assess the dimensions of safety climate that have a relationship with behavior to reduce
the occurrence of accidents. Objective: To analyze the relationship between dimensions
of safety climate and safety behavior of workers at PLN PUSMANPRO in the PST
JATENG I electricity development project. Methods: This cross sectional study
involved 120 workers at the PLN PUSMANPRO PST JATENG I Project. Primary data
were obtained using a Likert scale questionnaire that referring to the questionnaires
from several previous studies. Results: In the dimension of safety climate, the results of
the univariate analysis of all dimensions are more in the low category and bivariate
analysis results in the dimensions of commitment and values with P value = 0.000 and
correlation value 0.268, training dimension with P value = 0.000 and correlation value
0.318, communication dimension P value = 0.002 and correlation value 0.274,
emergency preparation P value = 0.000 and correlation value 0.362, safety priority
dimension P value = 0.001 and correlation value 0.318, risk justification dimension P
value = 0.000 and correlation value 0.503, subcontractor involvement dimension P
value = 0.000 and the correlation value is 0.390, safety incentive dimension P value =
0.001 and the correlation value is 0.309, the safety program management dimension P
value = 0.000 and the correlation value is 0.435, safety knowledge dimension P value =
0.000 and the correlation value is 0.372, safety motivation dimension P value = 0.000
and a correlation value of 0.416 can be seen at the value of it has a positive relationship
with safety behavior except for the work environment dimension with P value = 0.904
and a correlation value of 0.011. Conclusion: There is a positive relationship between
the dimensions of safety climate and safety behavior so that the application of work
safety at PLN PUSMANPRO PST JATENG I to shape safety behavior in workers can
be through improving the safety climate and facilities that support safety programs that
can reduce accidents on the project.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Irwandy Yasin MS
"Tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar melibatkan pengendara sepeda motor. Kecelakaan yang terjadi di jalan raya antara lain disebabkan oleh kurangnya atensi terhadap hal-hal yang diamati disekitar (visual attention) yang dimiliki ketika mengendarai sepeda motor sehingga terjadi kesalahpahaman pengguna jalan bermotor dalam mengidentifikasi situasi berbahaya (hazard perception). Kepada 133 pengendara sepeda motor berusia 17-34 tahun (Mean usia = 21.56, SD = 2.36) diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur tentang kemampuan visual attention dan kemampuan hazard perception yang terdiri atas komponen hazard detection dan threat appraisal, yang diberikan secara daring.
Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara visual attention dan hazard detection maupun antara visual attention dan threat appraisal pada pengendara sepeda motor dewasa muda. Namun ditemukan bahwa adanya hubungan yang positif antara hazard detection dan threat appraisal. Analisis deskriptif menunjukkan kemampuan hazard detection yang cukup baik pada partisipan pengendara sepeda motor, namun kemampuan threat appraisal yang cenderung masih rendah. Implikasi dari temuan ini adalah diperlukannya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kemampuan hazard perception.

For the past few years, a rising number of accidents in Indonesia involved a significant number of motorcyclists. Some of the accidents are caused by the motorcyclists lack of attention to the surrounding area when riding a motorcycle. Therefore, motorcyclists misinterpret a dangerous situation hazard perception. We asked 133 motorcyclists aged 17-34 (Mage = 21.56, SD = 2.36) to fill in an online questionnaire, which measured visual attention and hazard perception abilities. The hazard perception includes hazard detection and threat appraisal measurement.
The result of this study shows that there is no relationship between visual attention and hazard detection, also between visual attention and threat appraisal on young adult motorcyclists. However, we find a positive correlation between hazard detection and threat appraisal. Descriptive analyses show that the participants performed hazard detection quite well, but they indicated a low level of threat appraisal skill. The implication of this study is to encourage socialization to motorcyclists about the importance of hazard perception ability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Darwin
"Penelitian ini membahas persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada penumpang ojek online. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang pada 120 responden penumpang ojek online yang berasal dari DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan wawancara mendalam, dilakukan analisis univariat dan bivariat antara variabel independen dan dependen.
Hasil yang diperoleh, terdapat hubungan pengetahuan dengan persepsi keselamatan berkendara pada penumpang ojek online dengan nilai p<0.05, sedangkan pada variabel sikap, motivasi, pemahaman pada driver, kendaraan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial tidak ada hubungan dengan p> 0,05. Keselamatan berkendara sepeda motor belum menjadi prioritas dalam berkendara bagi penumpang ojek online.

The study was to determine the perception of safety riding on the motorcycle taxi online passangers. This study was conducted using cross-sectional design of the 120 respondents motorcycle taxi online passangers from Jakarta. Data was collected by questionnaire and in-depth interviews, conducted univariate and bivariate analysis between independent and dependent variables.
There is an association of knowledge to the perception of road safety on motorcycle taxi online passangers with p value of <0.05, while in the variable of attitude, motivation, understanding on the driver, the vehicle, the physical environment and the social environment there is no association with p> 0.05. Safety riding has not been a priority in passenger travel on motorcycle taxis online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rysha Dwi Septerini
"Program 'Behavior Based Safety' dirancang untuk melindungi pekerja dari risiko bahaya dan mencegah kecelakaan kerja. Meskipun tujuannya positif, implementasi program ini sering dihadapkan pada tantangan, termasuk kurangnya partisipasi dan penolakan oleh beberapa pekerja. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan program 'Behavior Based Safety' dari Penerapan program, analisis tren kecelakaan, pengaruh sikap dan perilaku pada penerapan program 'Behavior Based Safety' terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja. Penelitian ini dilakukan di PT. X dengan lokasi di beberapa wilayah di Indonesia, antara April hingga Juli 2023. Studi melibatkan 299 karyawan dari berbagai jenis layanan di 35 lokasi PT. X. program dinilai dengan menganalisis data kecelakaan selama periode FY15-FY16 dan FY18-FY20. Studi ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif dengan melibatkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, mengukur sikap dan perilaku terkait program ini. Data sekunder juga digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data dianalisis menggunakan berbagai metode statistik, termasuk analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Dalam penerapan program ‘Behavior Based Safety’, responden memiliki beberapa sikap dan perilaku baik/kurang baik yang tidak berbeda secara signifikan maupun yang berbeda secara signifikan. Sebagian besar responden memiliki sikap yang baik terhadap safety walk, safety observation dan nearmissed report serta sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik terhadap risk assessment, safe system of work serta training & supervision. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa program Behavior Based Safety secara statistik berpengaruh terhadap angka kecelakaan kerja, namun sikap dan perilaku pekerja penerapan program tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap kejadian kecelakaan kerja. Maka perlu meningkatkan program Behavior Based Safety dan memastikan pekerja konsisten dalam penerapan program Behavior Based Safety.

The 'Behavior Based Safety' program is designed to protect workers from hazards and prevent work accidents. Despite the positive goals, implementation of these programs has often been met with challenges, including lack of participation and resistance by some workers. This study aims to examine various aspects related to the 'Behavior Based Safety' program from program implementation, analysis of accident trends, the influence of attitudes and behavior on the implementation of the 'Behavior Based Safety' program for Occupational Accidents. This research was conducted at PT. X with locations in several regions in Indonesia, between April and July 2023. The study involved 299 employees from various types of services in 35 locations of PT. X. program was assessed by analyzing accident data during the period FY15-FY16 and FY18-FY20. This study uses a descriptive analysis approach involving primary data obtained through questionnaires, measuring attitudes and behavior related to this program. Secondary data is also used to support this research. Data were analyzed using various statistical methods, including univariate analysis and bivariate analysis with the chi-square test. In implementing the 'Behavior Based Safety' program, respondents had several good/bad attitudes and behaviors that were not significantly different or significantly different. Most of the respondents had a good attitude towards safety walk, safety observation and near-missed report and most of the respondents had good attitude towards risk assessment, safe system of work and training & supervision. The results of this study prove that the Behavior Based Safety program statistically has an effect on the number of work accidents, but the attitude and behavior of workers implementing the program has no significant effect on the occurrence of work accidents. Therefore, it is necessary to enchance the Behavior Based Safety program and ensure that employees are consistent in implementing the Behavior Based Safety program."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pramudya
"ABSTRAK
Masih tingginya jumlah kecelakaan dan korban kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan pada proyek konstruksi di Indonesia. Hal ini disinyalir disebabkan masih rendahnya tingkat kematangan keselamatan kerja dan kurang efektifnya implementasi kebijakan. Untuk itu perlu diidentifikasi hubungan antara kebijakan K3 dan kematangan keselamatan kerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Terdapat 99 hubungan antara Kebijakan, Kematangan Keselamatan, dengan Kinerja Keselamatan dan Kinerja Proyek, 41 hubungan diantaranya memiliki hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
The high number of accidents and casualties is a problem in construction projects in Indonesia. This is allegedly due to the low level of safety maturity and the lack of effective implementation of policies. Therefore, it is necessary to identify the relationship between OSH policy and safety maturity that most influences on safety performance and project performance on construction services company. This research uses primary and secondary data from literature that validated by expert and respondent questionnaires analyzed using SEM PLS Method. There are 99 relationships between Policy, Safety Maturity, with Project Safety and Project Performance, 41 of which have significant relationships."
2017
T48739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya penalti biaya untuk kecelakaan kerja di proyek konstruksi dan juga bagaimana sistem penalti biaya tersebut diterapkan di Indonesia. Dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yang mencantumkan sanksi kepada perlindungan keselamatan pekerjanya hanya terdapat pada UU No. 1 tahun 1970 di pasal 15 berupa denda senilai Rp 100.000,- dan UU No. 13 tahun 2003 di pasal 86 dan 87 untuk kewajiban perlindungan pekerjanya dan sanksinya terdapat di pasal 190 hanya berupa sanksi administratif. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dengan kuesioner wawancara mendalam yang dilakukan kepada pakarpakar K3. Sistem penalti biaya mencakup pemberian penalti berupa biaya dari pemerintah kepada perusahaan kontraktor yang dalam proyek pekerjaannya terdapat kasus kecelakaan berupa kecelakaan berat tanpa kematian dan kecelakaan berupa kematian. Besarnya penalti untuk kecelakaan berat tanpa kematian adalah Rp 100-250 Juta dan besarnya penalti untuk kecelakaan berupa kematian adalah Rp 250-500 Juta. Penerapan sistem penalti biaya merujuk kepada sistem penalti yang sudah diterapkan di negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia, dan Singapura. Penerapan sistem penalti biaya tersebut meliputi dilaksanakannya sistem reward dan punishment, melakukan penambahan tenaga pengawas di lokasi proyek, mekanisme pelaporan kecelakaan dan klaim korban kecelakaan, dan pembentukan lembaga independen dalam pemberian penalti biaya ke pemerintah.

This study aimed to obtain the amount of penalty charges for occupational injuries in construction projects and also how the cost penalty system applied in Indonesia. In the legislation of the Republic of Indonesia, which includes sanctions against safety protection workers only found in Law. 1 in 1970 in Article 15, to a fine of Rp 100.000, - and the Law. 13 of 2003 in chapter 86 and 87 for the liability protection of workers and the sanctions contained in Article 190 only in the form of administrative sanction. This study uses qualitative analysis with questionnaires conducted in-depth interviews to experts K3. Penalty system costs include the cost of giving a penalty to the government contracting company in project work there is a serious accident accident cases with no deaths and accidents in the form of death. The amount of the penalty for severe accidents without death is USD 100-250 million and the amount of penalty to be death accident is USD 250-500 million. Application of the penalty system costs refer to the penalty system that has been implemented in the United states, Britain, Canada, Australia, and Singapore. Application of the penalty system costs include the implementation of reward and punishment system, conducted additional supervisory personnel at the project site, and accident reporting mechanisms accident victims' claims, and the establishment of independent agencies in awarding a penalty fee to the government."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinanda Utomo
"Industri pertanian dan perkebunan (agribisnis) merupakan pilar utama penyediaan sumber makanan global, namun memiliki statistik kecelakaan kerja yang tinggi. Di Indonesia, sektor ini menyumbang 17,4% dari seluruh kecelakaan kerja periode 2019-2021. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk menganalisis peran kepemimpinan keselamatan dan pembentukan iklim keselamatan yang mempengaruhi performa kinerja keselamatan di industri agribisnis PT. XXX yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan 1332 responden yang dipilih melalui stratifikasi random sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pekerja menilai kepemimpinan dan iklim keselamatan di tempat kerja sebagai sangat baik, namun ada area yang memerlukan perbaikan. Penelitian memberikan penjelasan bahwa kepemimpinan keselamatan berada pada kategori tinggi, iklim keselamatan juga berada pada kategori tinggi serta performa kinerja keselamatan juga berada pada kategori optimal. Kemudian secara khusus, hasil analisis juga mengungkapkan hubungan signifikan antara Safety Coaching, Safety Caring, Safety Controlling, Commitment to Safety, dan Perceived Risk dengan Safety Performance. Hal ini dapat di lihat pada Safety Coaching (P = 0,001), Safety Caring (P=0,011), Safety Controlling (P = 0,037), Commitment to Safety (P= 0,007), dan Perceived Risk (P = 0,035) menunjukkan hubungan signifikan dengan kinerja keselamatan. Namun, Emergency Response tidak menunjukkan hubungan signifikan (P = 0,244). Disamping itu Safety Coaching merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan. Sehingga peningkatan program pembinaan keselamatan sangat penting untuk meningkatkan keselamatan kerja. Hal ini menekankan pentingnya kegiatan pembinaan guna meningkatkan kompetensi dan melakukan peningkatan serta pemantapan dalam pemahaman serta kesadaran dalam manajemen risiko yang efektif untuk menciptakan proses kerja serta lingkungan kerja yang bersinergi dengan aspek keselamatan dan kesehatan kerja.

The agricultural and plantation industry (agribusiness) is a primary pillar of global food supply, yet it has a high rate of occupational accidents. In Indonesia, this sector accounted for 17.4% of all workplace accidents between 2019-2021. This study aims to analyze the role of safety leadership and the establishment of a safety climate influencing safety performance in the agribusiness industry, specifically in PT. XXX, a palm oil plantation company. The research employs a cross-sectional study design with a quantitative approach, involving 1332 respondents selected through stratified random sampling. The results indicate that the majority of workers rate safety leadership and the workplace safety climate as very good, though there are areas needing improvement. The study explains that safety leadership is in the high category, the safety climate is also high, and safety performance is optimal. Specifically, the analysis results reveal significant relationships between Safety Coaching, Safety Caring, Safety Controlling, Commitment to Safety, and Perceived Risk with Safety Performance. This is evidenced by Safety Coaching (P = 0.001), Safety Caring (P = 0.011), Safety Controlling (P = 0.037), Commitment to Safety (P = 0.007), and Perceived Risk (P = 0.035) showing significant relationships with safety performance. However, Emergency Response does not show a significant relationship (P = 0.244). Additionally, Safety Coaching is the most influential variable on safety performance. Therefore, enhancing safety coaching programs is crucial for improving workplace safety. This emphasizes the importance of training activities to improve competence, understanding, and awareness in effective risk management to create a synergistic work process and environment with occupational health and safety aspects."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniria Mukmin
"PT. X merupakan fasilitas proses pengolahan hidrokarbon minyak dan gas di anjungan lepas pantai yang berlokasi di Pulau Jawa. Fasilitas pengolahan hidrokarbon minyak dan gas di PT. X merupakan fasilitas sumur anjungan yang mengandung gas bertekanan tinggi. Hal ini dapat memberikan dampak yang besar baik bagi fasilitas PT. X beserta keberlangsungan bisnis. Oleh karena itu, penting untuk perusahaan melakukan analisis Layers of Protection yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan terutama major incidents.Tujuan dari studi ini adalah menentukan besar risiko yang terjadi akibat kegagalan Safety instrumented function (SIF) di anjungan lepas pantai PT.X berdasarkan skenario kegagalan yang telah diidentifikasi dan bagaimana evaluasi risiko terhadap Safety Instrumented Level (SIL) node Gas compressor dan KO drum pada pengolahan minyak dan gas PT.X tahun 2022. Metode Layers of Protection Analysis (LOPA) digunakan untuk Menghitung SIL dan menentukan apakah diperlukan Independent Protection Layers (IPL) tambahan untuk mencapai Risk Tolerance Criteria (RTC) dari PT.X. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 2 safety instrumented function (TSHH gas compressor dan LSHH KO drum) yang memiliki nilai SIL 1 yang berarti bahwa diperlukan penambahan IPL pada kedua SIF tersebut untuk mencapai RTC PT.X.

PT. X is an oil and gas hydrocarbon processing facility on an offshore platform located in Java Island. PT. X facility is a well and processing platform facility that contains high pressure gas. Therefore, it is important for the company to conduct analysis regarding layers of protection that can prevent accidents, especially major incidents. The purpose of this study is to determine the risk that occurs due to the failure of the Safety Instrumented Function (SIF) on the PT.X offshore platform based on the SIF failure scenario that has been identified and to perform risk evaluation of its Safety Instrumented Level (SIL) in node Gas Compressor and KO drum at oil and gas processing facility. Layers of Protection Analysis (LOPA) method is used to calculate SIL and determine whether additional Independent Protection Layers (IPL) are required to achieve PT.X's Risk Tolerance Criteria (RTC). The results show that there are 2 safety instrumented functions (TSHH gas compressor and LSHH KO drum) which have SIL 1 which means that it is necessary to add IPL to both SIFs to achieve PT.X RTC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnaen
"Berdasarkan data tahun 2019-2022 tercatat 17 kecelakaan kerja dilaporkan di dalam PT. XYZ, dari 17 kecelakaan, 14 terjadi di bagian produksi. Tujuan umum penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. XYZ. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi dan sampel 152 pekerja menggunakan  teknik sampling jenuh. Data yang digunakan yaitu data primer berasal dari kuesioner dan observasi serta data sekunder perusahaan. Analisis data menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian  40,1% pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja dengan jenis kecelakaan terbanyak adalah terjepit, sebagian besar pekerja memiliki umur dewasa, laki-laki, pendidikan menengah, masa kerja ≤ 5 Tahun, pola kerja shift, memiliki sikap positif, sering/sangat sering melakukan tindakan tidak aman, kelelahan rendah/menengah, kondisi fisik baik, pengawasan kurang baik, pelatihan baik, sosialisasi baik, sering/sangat sering mendapatkan APD tidak tepat, housekeeping kondusif dan sering/sangat sering bersinggungan dengan kondisi tidak aman. Kemudian ada hubungan antara pengetahuan, tindakan tidak aman, kondisi fisik, pelatihan dan kondisi tidak aman dengan kecelakaan kerja (p value < 0,05). Maka berdasarkan hasil penelitian diharapkan PT. XYZ selalu dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Based on data for 2019-2022, 17 work accidents were reported at PT. XYZ, out of 17 accidents, 14 occurred in production. The general objective of this research is to analyze the factors associated with work accidents in production workers at PT. XYZ. The research design used is cross sectional. The population and sample of 152 workers used saturated sampling technique. The data used are primary data derived from questionnaires and observations as well as secondary company data. Data analysis used the chi-square test. The results of the study 40.1% of workers had experienced work accidents with the most types of accidents being pinched, most workers were of mature age, male, secondary education, working period ≤ 5 years, shift work pattern, had a positive attitude, often/very often perform unsafe actions, low/medium fatigue, good physical condition, poor supervision, good training, good socialization, often/very often get inappropriate PPE, conducive housekeeping and often/very often intersect with unsafe conditions. Then there is a relationship between knowledge, unsafe actions, physical conditions, training and unsafe conditions with work accidents (p value <0.05). So based on the research results it is expected that PT. XYZ can always make continuous improvements in work accident prevention efforts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Mayasari
"K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) RS adalah suatu Panitia yang dibentuk untuk menjamin keamanan, kesehatan dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan pengunjung serta lingkungan rumah sakit. Di RS PMI Bogor terjadi kenaikan kecelakaan kerja pada karyawan pada tahun 2009 hingga 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan non medis RS PMI mengenai K3 RS pasca akreditasi 12 pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sebanyak 100 self administered questionnaires disebarkan dan hanya 85 kuesioner lengkap yang kembali. Dalam penelitian ini persepsi karyawan non medis yang baik terhadap K3 RS sebanyak 48,2% dan persepsi karyawan non medis yang kurang baik terhadap K3 RS sebanyak 51,8%.
Dari hasil uji chi square, variabel pengetahuan, pengalaman dan lingkungan kerja terkait K3 RS berhubungan dengan persepsi karyawan non medis terhadap K3 RS. Peneliti menyarankan diadakan pelatihan K3 RS untuk karyawan non medis agar lebih memahami mengenai K3 RS.
Occupational Health and Safety (OHS) in hospital is a committee that formed to keep the security, health, and safety life patients, staffs and visitors and hospital environment. In PMI Bogor hospital, work accidents of employee in 2009 to 2011 are increased.
The purpose of this study is to describe non medical staff perceptions regarding Occupational Health and Safety (OHS) in PMI Bogor hospital Post Accreditation 12 Service and related factors. This research is descriptive by using cross-sectional design. Total of 100 self-administered questionnaires distributed and only 85 complete questionnaires were returned. In this study the good perception of non-medical staffs of Occupational Health and Safety (OHS) in Hospital are 48,2% and the bad perception of non-medical staffs are 51,8%.
From the results of chi square test, the variables of knowledge, experience and work environment related to Occupational Health and Safety (OHS) in hospital associated with non-medical staff's perception of the Occupational Health and Safety (OHS) in hospital. Researcher suggests that Occupational Health and Safety (OHS) in hospital committee in PMI Bogor hospital need to conduct training for non medical staffs to get more understanding about Occupational Health and Safety (OHS) in hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>