Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhandi Maulana Yudhistira
"Penelitian ini membahas rock typing menggunakan metode Flow Zone Indicator (FZI) yang diimplementasikan pada reservoir batupasir “Jaeger” yang termasuk ke dalam Formasi Balikpapan di Blok Sanga Sanga, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Metode tersebut mampu memberikan pemahaman terkait faktor-faktor yang mengontrol kualitas dan karakteristik aliran fluida di dalam batuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perspektif baru terkait upaya dalam optimalisasi cadangan di mana reservoir tersebut diindikasikan terdapat parallel boundaries. Sehingga, perhitungan cadangan sebelumnya tidak selaras dengan produksi awal yang telah dilakukan. Hasil penelitian menghasilkan dua rock type, yaitu RT 1 (terbaik) dan RT 2 (baik). Kemudian, pseudo-rock type untuk mengakomodasi data yang minimum berjumlah dua, yaitu RT 3 (terburuk) dan batubara. Interpretasi kualitatif dan kuantitatif tiap rock type merujuk kepada nilai porositas dan permeabilitas dari data yang didapatkan maupun diolah dengan pendekatan petrofisika. Selain itu, stratigraphic boundaries teridentifikasi pada reservoir dikarenakan perbedaan fasies lingkungan pengendapan. Hasil integrasi keseluruhan data menunjukkan model fasies lingkungan pengendapan yang secara bertahap berubah secara relatif dari utara menuju selatan reservoir. Pada bagian utara, teridentifikasi fasies fluvial distributary channel yang secara bertahap menuju selatan menjadi fasies tidal distributary channel dan distributary mouth bar. Lalu, hasil rock type yang secara umum mendukung batas-batas tersebut. Hasil implementasi ini cukup berguna bagi kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi lebih lanjut.

This research examines rock typing performing the Flow Zone Indicator (FZI) method implemented on a sandstone reservoir “Jaeger” within the Balikpapan Formation in Sanga Sanga Block, Kutai Basin, East Kalimantan. This method allows the understanding of factors that control the quality and fluid flow characteristics inside the rock. The scope of this research is to acquire a current outlook about efforts to optimize reserves that indicated the reservoir to have parallel boundaries. Therefore, the prior reserve estimation is not conformable with the initial production. Two rock types are classified, i.e., RT 1 (the best) and RT 2 (good). Then, the generation of two pseudo-rock types accommodates the minimum data, i.e, RT 3 (the worst) and coal. The interpretation of quantitative and qualitative of each rock type assigns to the porosity and permeability values from the data acquired and processed using a petrophysical approach. In addition, the perceived stratigraphic boundaries separate the reservoir due to its different depositional environments. The results of the integration data show a model of the depositional environment that gradually changes approximately from north to south of the reservoir. The recognition of the northern part of the reservoir is the fluvial distribution channel facies. That facies then progressively headed south to become a tidal distribution channel and a distribution mouth bar facies. Subsequently, the result of rock type generally supports those boundaries. The outcomes of this research are valuable enough for further exploration, development, and production activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Sidney Erriyantoro
"[Lapangan ARA yang terletak di lepas pantai Delta Mahakam modern merupakan lapangan penghasil gas yang berproduksi sejak 2008 hingga sekarang. Sesar Utama yang merupakan sesar normal berorientasi NNE-SSW dengan kemiringan relatif ke arah Timur memisahkan Lapangan ARA menjadi dua panel: Panel Barat dan Panel Tengah. Studi konklusif mengenai sifat sekatan sesar utama ini
diperlukan dalam optimisasi pemodelan geologi dan kelanjutan pengembangan lapangan. Studi internal telah menggunakan interpretasi horizon dan sesar dari seismik 3D beserta data log sumur sebagai dasar utama pembuatan model struktur, fasies, dan petrofisik Lapangan ARA. Prediksi SGR (shale gouge ratio), permeabilitas batuan zona sesar (Kf), dan fault-rock capillary pressure (FRPc) adalah parameter-parameter utama yang digunakan dalam analisis sifat sekatan sesar. Parameter-parameter tersebut di kalibrasi menggunakan analisis reservoir statik dan dinamik berdasarkan data pengukuran tekanan reservoir. Analisis sekatan Sesar Utama Lapangan ARA menghasilkan batas nilai parameter sekatan untuk zona sesar bersifat tersekat, yaitu SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, dan FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Variasi kapasitas sekatan sesar dikontrol lebih dominan oleh faktor penyebaran reservoir juxtaposition dibandingkan faktor penyebaran
atribut fault throw. Peningkatan perbedaan tekanan reservoir saling kontak antar panel hingga melebihi kapasitas sekatan sesar akibat produksi intensif, menjadi penyebab kebocoran sesar;ARA Field, which is located in offshore area of modern Mahakam Delta, is producing gas since 2008. Main normal fault in the middle of the field separates
the field into two panels: West panel and Central Panel. Conclusive study about the sealing behavior of this main fault is needed in order to optimize geology model and future field development. Internal study has used 3D seismic faults and horizons interpretation with its well
logs as main input to made structural, facies, and petrophysic model of ARA Field. Shale gouge ratio prediction, fault-rock permeability (Kf), and fault-rock capillary pressure (FRPc) are main analyzed parameters used in this research. Those parameters are then validated with static and dynamic reservoir analysis based on available reservoir pressure data. ARA Field Main Fault seal analysis results cutoff value for each analyzed parameters: SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, and FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Fault sealing capacity distribution is controlled more dominantly by the reservoir juxtaposition distribution than fault throw attribute. Increase of across fault differential pressure in juxtaposed reservoirs that exceeds the maximum fault seal threshold capability is interpreted as the main cause of fault leak., ARA Field, which is located in offshore area of modern Mahakam Delta, is
producing gas since 2008. Main normal fault in the middle of the field separates
the field into two panels: West panel and Central Panel. Conclusive study about
the sealing behavior of this main fault is needed in order to optimize geology
model and future field development.
Internal study has used 3D seismic faults and horizons interpretation with its well
logs as main input to made structural, facies, and petrophysic model of ARA
Field. Shale gouge ratio prediction, fault-rock permeability (Kf), and fault-rock
capillary pressure (FRPc) are main analyzed parameters used in this research.
Those parameters are then validated with static and dynamic reservoir analysis
based on available reservoir pressure data.
ARA Field Main Fault seal analysis results cutoff value for each analyzed
parameters: SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, and FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Fault
sealing capacity distribution is controlled more dominantly by the reservoir
juxtaposition distribution than fault throw attribute. Increase of across fault
differential pressure in juxtaposed reservoirs that exceeds the maximum fault seal
threshold capability is interpreted as the main cause of fault leak.]"
Universitas Indonesia, 2015
T44240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecenderungan unsur-unsur iklim di daerah cekungan Bandung sangat penting
untuk diteliti dalam rangka upaya mitigasi bencana hidroklimat dan perencanaan
pengelolaan sumberdaya air di masa depan. Metode Mann-Kendall digunakan untuk
melakukan uji kecenderungan terhadap empat unsur iklim seperti curah hujan,
temperatur, evaporasi dan banyaknya hari hujan selama periode 1998-2007. Hasil
pengujian berdasarkan penolakan hipotesis null didapat bahwa risiko penolakan
hipotesis null untuk curah hujan, temperatur, evaporasi dan banyaknya hari hujan
masing-masing sebesar 25%, 2,8%, 0,01% dan 12,1%. Dua nilai berada di bawah level
signifikansi 5% untuk temperatur dan evaporasi yang menunjukkan bahwa terdapat
kecenderungan naik dengan tingkat keyakinan 95%. Untuk data curah hujan dan
banyaknya hari hujan karena lebih besar dari level signifikansi 5% menunjukkan
bahwa terdapat kecenderungan turun pada kedua data tersebut dengan tingkat
keyakinan masing-masing 75% dan 87,9%"
620 DIR 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, William Kukuh
"Metode seismik refleksi merupakan metode yang biasa digunakan untuk memetakan kondisi bawah permukaan bumi, terutama dalam keperluan eksplorasi hidrokarbon. Reservoir dapat dievaluasi menggunakan metode seismik inversi, yaitu salah satu metode yang mampu mengolah data seismik hingga menghasilkan nilai Acoustic Impedance (AI) dan Shear Impedance (SI) pada batuan di bawah permukaan bumi. Namun, metode seismik inversi terkadang menghasilkan respon yang tidak unik dan dapat menghasilkan respon yang beragam, sehingga diperlukannya ada analisis lebih lanjut. Secara geostatistik, metode inversi dilakukan dengan metode stokastik yang mampu memberikan hasil dengan tingkat akurasi dan korelasi tinggi. Hasil inversi stokastik yang dilakukan akan menghasilkan parameter fisis Acoustic Impedance (AI) dan Shear Impedance (SI), yang bisa digunakan juga untuk mendapatkan nilai VP/VS Ratio. Sebaran hidrokarbon dianalisis berdasarkan kombinasi hasil inversi geostatistik AI dan SI yang dianalisis dalam bentuk model dan peta. Nilai AI tinggi (20000 - 25000 g/cc m/s) dan Vp/Vs tinggi (2,8 – 3,2) berasosiasi dengan keberadaan hidrokarbon dalam reservoir dengan porositas antara 0.25-0.35.

The seismic reflection method is a method commonly used to map subsurface conditions, especially for hydrocarbon exploration purposes. Reservoirs can be evaluated using the inversion seismic method, which is a method capable of processing seismic data to produce Acoustic Impedance (AI) and Shear Impedance (SI) values in rocks below the earth's surface. However, the inversion seismic method sometimes produces a response that is not unique and can produce multiple responses, so that further analysis is needed. Geostatistically, the inversion method is carried out with the stochastic method which is able to provide results with high levels of accuracy and correlation. The results of the stochastic inversion will produce physical parameters of Acoustic Impedance (AI) and Shear Impedance (SI), which can also be used to obtain the VP / VS Ratio value. The distribution of hydrocarbons is analyzed based on the combination of AI and SI geostatistical inversion results that are analyzed in the form of models and maps. High AI values (20000 - 25000 g / cc m / s) and high Vp / Vs (2.8 - 3.2) are associated with the presence of hydrocarbons in the reservoir with porosity between 0.25-0.35."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hiska Anggit Maulana
"Telah dilakukan penelitian tentang karakterisasi reservoar dan batuan induk untuk mengetahui persebaran distribusi reservoar formasi Talang-Akar cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini berdasarkan integrasi data geofisika, geologi dan petrofisika.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik reservoir dan batuan induk Lapangan studi, membedakan reservoir dan batuan induk dalam satu formasi yaitu formasi Talang Akar, serta mengetahui persebaran net pay lapisan reservoir dan batuan induk.
Metode yang digunakan adalah integrasi geofisika, geologi dan petrofisika, yang meliputi interpretasi data seismik menggunakan peta struktur waktu dan kedalaman, inversi seismik post-stack, kecepatan interval, interpretasi geologi meliputi analisa sturktur dan sesar, dan pengolahan data petrofisika dengan menginterpretasi data log sumuran yang menembus Formasi Talangakar yang mengandung hidrokarbon minyak dan gas.
Berdasarkan interpretasi seismik, didapat penarikan 4 horison, yaitu Top Lapisan I, Top Lapisan D, Top Lapisan A dan Top Lapisan BRF, yang kemudian dilakukan pemetaan bawah permukaan pada lapisan A dan I untuk mengetahui perkembangan struktur di Daerah Penelitian.
Berdasarkan interpretasi geologi, pemerangkapan di Daerah Penelitian berupa struktur antiklin berarah baratdaya-timurlaut yang dibatasi oleh patahan normal pada bagian baratdaya dan tenggara struktur Daerah Penelitian.
Berdasarkan analisa petrofisika, reservoir yang utama pada lapangan penelitian, adalah lapisan A dengan kedalaman 1375 m dan ketebalan antara 2 ndash; 8.3 meter. Sedangkan dengan menggunakan data validasi yaitu menggunakan data side wall core sumur TMB-11, lapisan yang berpotensi sebagai batuan induk berkisar 1512 m yang equivalen dengan lapisan I yang memiliki nilai net-pay atau ketebalan batuan pasir yaitu 1,98 meter. Sehingga dapat dilakukan pembedaan daerah penelitian bahwa terdapat satu reservoir yang utama yaitu lapisan A dan batuan induk I pada formasi Talang Akar.

Reservoir and source rock characterization has been performed to deliniate the reservoir distribution of Talang akar Formation South Sumatra Basin. This study is based on integrated geophysics, geology and petrophysical data.
The aims of study is to determine the characteristics of the reservoir and source rock, to differentiate reservoir and source rock in same Talang Akar formation, to find out the distribution of net pay reservoir and source rock layers.
The method of geophysical included seismic data interpretation using time and depth structures map, post stack inversion, interval velocity, geological interpretations included the analysis of structures and faults, and petrophysical processing is interpret data log wells that penetrating Talangakar formation containing hydrocarbons oil and gas.
Based on seismic interpretation, obtained of the four horizons, those are Top Layer I, Top Layer D, Top Layer A and Top Layer BRF, which then perform subsurface mapping on Layer A and Layer I to determine the development of structures in the Regional Research.
Based on the geological interpretation, trapping in the form of regional research is anticline structure on southwest northeast trending and bounded by normal faults on the southwest and southeast regional research structure.
Based on petrophysical analysis, the main reservoir in the field of research, is a layer 1,375 m of depth and a thickness 2 to 8.3 meters. While using data validation that used side wall core data of the well TMB 11, the layer as a potential source rock ranging of depth from 1,512 m which is equivalent to the layer I that has a net pay thickness of sand 1.98 meters. It can distinguish the main research areas of reservoirs and rock layers of A and layer I in Talang Akar formation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denik Sri Krisnayanti
"ABSTRAK
Pulau Flores bagian timur yakni di daerah Kabupaten Flores Timur, Sikka, Ende, dan Nagekeo merupakan kawasan yang masuk dalam kategori semi-arid. Daerah tersebut memiliki curah hujan rata-rata bulanan yang hanya berkisar antara 57,17 188,08 mm/bulan, sementara evapotranspirasi rata-rata bulanan yang terjadi lebih tinggi, yakni berkisar antara 164,91 185,57 mm/bulan. Oleh karena itu, jumlah ketersediaan air pada musim kemarau cukup rendah, sehingga perlu dilakukan upaya pemanenan air hujan dengan memperbesar kapasitas tampungan permukaan. Salah satu alternatif yang tepat ialah dengan membangun embung. Parameter penting dalam perhitungan ketersediaan jumlah air pada embung ialah nilai koefisien limpasan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan nilai koefisien limpasan permukaan pada 15 buah embung di Pulau Flores bagian timur dengan menggunakanan data curah hujan dan data klimatologi terbaru.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis matematis diperoleh nilai koefisien limpasan permukaan pada embung kecil di Pulau Flores bagian timur berkisar antara 0,00 - 0,72. Untuk nilai koefisien limpasan permukaan terendah terjadi pada bulan November yang hanya berkisar antara 0,00 0,39 dan nilai koefisien limpasan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni berkisar antara 0,48 0,72."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Northeast Java Basin is known as mature cenozic basin, yet this understanding override possibility of sediment older than cenozic. This thoughthas brought current exploration strategy of this basin concerning within only cenozic sediments."
620 SCI 37:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Suteja
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian delineasi subcekungan sedimen di cekungan Sengkang yang terletak di lengan bagian selatan Sulawesi. Delineasi subcekungan ini menggunakan kombinasi metode gaya berat dan magnetik, dimana cakupan data magnetik terbatas hanya didaerah Sengkang, sedangkan gaya berat tersebar diseluruh lengan bagian selatan Sulawesi. Berdasarkan analisis horizontal derivative dan second vertical derivative terhadap data gaya berat dan magnetik, subcekungan yang terbentuk dikontrol oleh patahan-patahan di lengan bagian selatan Sulawesi, terutama oleh patahan Walanae. Hasil analisis spektrum menunjukkan kedalaman rata-rata residual adalah 2 km dan kedalaman rata-rata regional sebesar 5,8 km. Hasil dari analisis horizontal derivative dan second vertical derivative yang di overlay dengan citra anomali residual dari gaya berat, dimana batuan dengan densitas tinggi seperti batuan ultrabasa, metamorf dan volkanik menjadi batas masing-masing subcekungan, sehingga terbentuk 8 subcekungan yaitu subcekungan A, subcekungan B, subcekungan C, subcekungan D, subcekungan E dan subcekungan F, subcekungan G dan subcekungan H. Batuan penyusun subcekungan ini diisi oleh batuan sedimen dari formasi Walanae yang dicirikan dengan densitas rendah dan anomali gaya berat yang rendah pula.

ABSTRACT
The delineation of sub basin has conducted at Sengkang basin that located in the southern part of Sulawesi arm. The delineation of sub basin using a combination of gravity and magnetic methods, where the magnetic data is limited, coverage only Sengkang area, while gravity station are scattered throughout the southern part of Sulawesi arm. Based on analysis of horizontal derivative and second vertical derivative of the magnetic and gravity data, sub basins formerd controlled by faults in the southern arm of Sulawesi, mainly by Walanae fault. The results of the spectrum analysis shows the average depth of residual is 2 km and the depth of the regional is 5.8 km. The results analysis of the horizontal derivatives and the second vertical derivative that are overlaid with the anomalies residual of gravity, where rocks with high density like ultramafics, metamorphic and volcanic be the edge for each sub basin, and there are 8 sub basin namely by sub basin A, sub basin B, sub basin C, sub basin D, sub basin E, sub basin F, sub basin G and sub basin H. Sub basin are filled by sedimentary rocks from Walanae formation that characterized by low density and low gravity anomaly."
2017
T47428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnidar Mn
"ABSTRAK
Antimony (Sb) doped tin oxide (ATO) merupakan salah satu material transparan yang telah mendapatkan popularitas lebih akhir-akhir ini karena sangat berperan penting terhadap teknologi. transparansi tinggi pada cahaya tampak, konsentrasi dan mobilitas elektron tinggi membuat ATO sebagai bahan penting untuk oksida transparan konduktif, display flat-panel, sel surya, jendela arsitektur perangkat optoelektronik dan sensor gas. Dalam penelitian ini, lapisan tipis antimony doped-tin oxide (ATO) dibuat dengan biaya rendah dan sederhana menggunakan metode ultrasonic spray pyrolysis. Lapisan tipis ATO telah ditumbuhkan dengan menvariasikan konsentrasi doping antimon (0%, 1%, 2%, 3% Sb) dan waktu deposisi (10, 20, 30 menit). Sifat struktural, morfologi, optik dan listrik dari lapisan ini telah dianalisis dengan difraksi sinar-X, mikroskop elektron, UV-VIS dan instrumen four point probe. Analisis XRD menunjukkan bahwa semua lapisan polikristalin dengan struktur kristal tetragonal. Analisis sifat optik dan listrik menunjukkan bahwa konsentrasi optimum doping Sb telah diperoleh untuk meningkatkan transparansi dan
meningkatkan konduktivitas listrik lapisan tipis timah oksida

ABSTRACT
Antimony (Sb) doped tin oxide (ATO) is one transparent material that has gained its popularity more recently due to their great technological importance. High transparency in the visible light, high concentration and mobility of electron makes ATO as an important material for the field of transparent conducting oxide, flat-panel display, solar cell, architectural windows optoelectronic devices and gas sensor. In this study, Sb doped-tin oxide (ATO) thin films has been fabricated by low cost and simple, ultrasonic spray pyrolysis method. ATO thin films have been deposited with various antimony doping concentrations (0%, 1%, 2%, 3% Sb) and time deposition
(10, 20, 30 minutes). The structural, morphological, optical and electrical properties of these films have been analyzed by X-ray diffraction, scanning electron microscopy, UV-VIS and four point probe instruments. XRD studies show that all films are polycrystalline with tetragonal crystal structure. The optic and electric properties studies show that the concentration optimum of Sb doping has been obtained to increase transparency and improve the electrical conductivity of tin oxide thin film."
2016
T46708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Rahmat Adil Yusuf
"Formasi jatiluhur merupakan salah satu formasi yang terletak di utara cekungan Bogor dengan persebaran lateral yang cukup luas dan diperkirakan diendapkan pada Miosen tengah hingga Miosen akhir. Formasi Jatiluhur merupakan formasi yang disusun oleh litologi campuran sedimen klastik berupa batupasir, batulanau, batulempung dan batugamping. Daerah penelitian berada di sepanjang Sungai Cipamingkis yang terletak di Desa Sukamakmur, Kecamatan Jonggol - Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik litologi yang ada pada daerah penelitian yang nantinya akan digunakan dalam penentuan kelompok mikrofasies yang ada pada daerah penelitian. Terdapat tiga metodologi digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu pengukuran penampang stratigrafi, analisis petrografi dan analisis mikropaleontologi. Panjang lintasan yang didapatkan pada pengukuran penampang stratigrafi adalah sekitar 280 meter dengan total data sampel yang didapatkan adalah sebanyak 27 sampel. Dari 27 sampel yang didapatkan dipilih sebanyak 14 sampel untuk dilakukan analisis petrografi dan 5 sampel untuk dilakukan analisis mikropaleontologi. Secara umum ukuran butir penyusun batuan pada daerah penelitian didominasi oleh pasir halus hingga silt dan keseluruhan sampel memiliki kandungan karbonat dengan struktur bioturbasi yang cukup dominan. Dari hasil analisis sayatan tipis, dihasilkan tiga Standard Microfacies (SMF) pada daerah penelitian yaitu SMF-18, SMF-23, dan SMF-24. Ketiga mikrofasies tersebut, penulis namakan SMF-18 sebagai Fasies C, SMF-23 sebagai Fasies B, dan SMF-24 sebagai Fasies A. Berdasarkan semua data yang telah terkumpul, dihasilkan tiga event atau kejadian geologi yang terjadi pada daerah penelitian dengan lingkungan pengendapan berada pada brackish-clastic dominated, brackish-marine dominated dan platform interior restricted.

Jatiluhur Formation is one of the unique formations found in the North of Bogor Basin which spread widely and deposited in the Middle Miocene to Upper Miocene. Jatiluhur Formation consists of mixed siliciclastics with carbonate such as sandstone, siltstone, claystone, and limestone. The research area is along the Cipamingkis River which is located in Sukamakmur Village, Jonggol District - Bogor. This study aims to determine the lithological characteristics present in the study area which will later be used in determining the microfacies groups present in the study area. There are three methodologies used by the authors in this study, namely stratigraphic cross-sectional measurements, petrographic analysis and micropaleontological analysis. The path length obtained from the stratigraphic cross-section measurement is about 280 meters with a total sample data obtained of 27 samples. Of the 27 samples obtained, 14 samples were selected for petrographic analysis and 5 samples for micropaleontological analysis. In general, the grain size of the rock constituents in the study area was dominated by fine sand to silt and all samples contained carbonate with a fairly dominant bioturbation structure. From the results of thin section analysis, three Standard Microfacies (SMF) were produced in the study area, namely SMF-18, SMF-23, and SMF-24. The authors call the three microfacies SMF-18 as Facies C, SMF-23 as Facies B, and SMF-24 as Facies A. Based on all the data that has been collected, three geological events have occurred in the study area with depositional environments on brackish-clastic dominated, brackish-marine dominated and restricted interior platforms."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>