Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dalimunthe, Boeyoeng Ego A.P.
"Latar belakang: Kanker ovarium merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas tertinggi dan memerlukan tindakan operatif sebagai penanganannya. Meskipun didapatkan manfaat yang besar dari tindakan operasi, tidak jarang tindakan operasi menimbulkan komplikasi pada pasien. Belum terdapat penelitian mengenai komplikasi akibat operasi pada kanker ovarium di Indonesia, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi komplikasi akibat operasi pada pasien kanker ovarium di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang untuk menganalisis proporsi komplikasi intraoperatif dan postoperatif pada pasien kanker ovarium yang menjalani operasi laparotomi di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada Januari 2018 hingga Desember 2019. Pasien kanker ovarium yang menjalani operasi laparotomi diikutsertakan dalam penelitian. Pasien dengan Riwayat kanker lainnya atau memiliki data tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Komplikasi intraoperatif pada penelitian ini adalah cedera usus,
cedera ureter, dan cedera vesika. Komplikasi postoperatif pada penelitian ini adalah sepsis, ileus paralitik, dan infeksi luka operasi. Hasil: Sebanyak 78 subjek diikutsertakan dalam penelitian. Didapatkan proporsi komplikasi secara total sebesar 19,2%. Komplikasi intraoperatif terbanyak secara proporsi adalah cedera usus (12,8%), cedera vesika (2,6%), dan cedera ureter (1,3%). Komplikasi postoperatif terbanyak secara proporsi adalah infeksi luka operasi (5,2%), sepsis (3,9%), dan tidak terdapat pasien yang mengalami ileus paralitik.
Kesimpulan: Didapatkan proporsi komplikasi pada operasi kanker ovarium di RSUPN
dr. Cipto Mangunkusumo pada Januari 2018 – Desember 2019 sebesar 19,2%.

Background: Ovarian cancer is one of the diseases with the highest mortality rate while requires operative action to treat. Despite the great benefits of surgery, complications are not uncommon adverse effects of it. There has been no research on complications of ovarian cancer in Indonesia, therefore this study aims to investigate complications associated with ovarian cancer surgery in Indonesia.
Methods: This study was a cross-sectional study to analyze reports of intraoperative and postoperative complications in ovarian cancer patients undergoing laparotomy at dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta from January 2018 to December 2019. Ovarian cancer patients undergoing laparotomy surgery were
included in the study. Patients with a history of other cancers or having incomplete data were not excluded from the study. The intraoperative complications in this study were intestinal injury, ureter injury, and bladder injury. Postoperative complications in this study were sepsis, paralytic ileus, and surgical wound infection. Results: A total of 78 subjects were included in the study. The total proportion of complications was 19.2%. The most prevalent intraoperative complications were intestinal injury (12.8%), bladder injury (2.6%), and ureter injury (1.3%). Most prevalent postoperative complications reported were surgical wound infection (5.2%), sepsis (3.9%), while none of the patients had paralytic ileus. Conclusion: The proportion of complications in ovarian cancer surgery at dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital on January 2018 to December 2019 was 19.2%.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Indra T
"ABSTRAK
Nama : Ken Indra TProgram Studi : : Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan GinekologiJudul : Prevalensi Occult metastasis pada omentum Pasien Kanker Ovarium Epitelial Stadium Awal Yang Menjalani Surgical staging di RSCM Tahun 2009 ndash; 2015TUJUAN: Mengetahui besarnya prevalensi occult metastasis kanker ovarium epitelial stadium klinis dini pada omentum yang dilakukan pembedahan di RSCM periode Januari 2009 ndash; Desember 2015.LATAR BELAKANG: Secara anatomis, omentum adalah lokasi utama penyebaran dari kanker ovarium epithelial. Hal ini ditunjukkan dari berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat prevalensi metastasis yang tinggi ke omentum. Hal ini menyebabkan FIGO membuat rekomendasi untuk melakukan pembedahan sitoreduksi dan surgical staging yang teliti dan hati-hati pada kasus-kasus dengan kecurigaan kanker ovarium. Penelitian mengenai omentektomi dalam pembedahan kanker ovarium epithelial masih belum ada di Indonesia sehingga kami melakukan penelitian inilDESAIN DAN METODE: Penelitian ini menggunakan desain potong silang dengan mengambil rekam medis pasien kanker ovarium yang dilakukan pembedahan di RSCM pada bulan Januari 2009 ndash; Desember 2015.HASIL: Pada sebanyak 1 subjek dari 51 subjek penelitian 2 ditemukan occult metastasis pada omentum. Prevalensi metastasis pada kanker ovarium epithelial stadium dini pada tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 33,3 17 dari 51 subjek , dimana keterlibatan omentum ditemukan pada 2 subjek 1 dari 51 .KESIMPULAN: Prevalensi occult metastasis kanker ovarium epithelial stadium klinis dini yang dilakukan pembedahan di RSCM tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 2 1 dari 51 subjek Kata Kunci: Metastasis, Omentum, Karsinoma Ovarium, Epitelial, Prevalensi

ABSTRACT
Name Ken IndraStudy Program Obstetrics and GynecologyTitle Prevalence of occult omental metastases of early stage epithelial ovarian cancer patients whom had surgical staging in RSCM from 2009 ndash 2015. AIM To know the prevalence of occult metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM.BACKGROUND Topographically, omentum is the main spread location of epithelial ovarian cancer. This is shown by various study showing that there is high incidences of metastases of ovarian cancer to the omentum. This made FIGO to produce a guideline to remove omentum in surgical staging of ovarian cancer. Omentectomy study in epithelial ovarian cancer surgery has not been performed in Indonesia, thus we made this study.DESIGN AND METHODOLOGY Cross sectional study. We collect data retrospectively from medical records of cases of epithelial ovarian cancer who were operated in RSCM from January 2009 ndash December 2015.RESULTS 1 out of 51 subjects 2 was found to have occult metastases in the omentum. The prevalence of metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage from 2009 ndash 2015 is 33.3 17 out of 51 subjects whereas the involvement of omentum was found in 2 1 out of 51 subjects .CONCLUSION The prevalence of occult omental metastases of ephitelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM from 2009 ndash 2015 is 2 1 out of 51 subjects .Keywords Metastases, Omentum, Ovarian Cancer, Prevalence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Purwo Aniarti
"Kanker ovarium pada wanita dewasa muda usia 25-39 tahun merupakan penyebab paling umum terkait kematian akibat kanker ginekologi pada wanita di seluruh dunia. Sebagian besar pasien terdiagnosis kanker ovarium pada stadium lanjut dengan prognosis yang buruk. Kanker dan pengobatan dapat berpengaruh pada biopsikososial dan spiritual bagi penderitanya. Proses asuhan keperawatan pada lima kasus wanita dewasa muda dengan kanker ovarium telah diterapkan menggunakan integrasi teori Konservasi Levine dan teori Chronic Sorrow. Wanita dewasa muda dengan kanker ovarium tidak hanya terbatas pada masalah fisik tetapi juga berfokus pada masalah psikologis. Teori Konservasi Levine menekankan pada proses interaksi dalam kemampuan beradaptasi dan mempertahankan keutuhan sementara teori Chronic Sorrow Eakes menekankan pada manajemen koping secara internal dan eksternal. Proses asuhan keperawatan digunakan untuk mengetahui kebutuhan pasien terkait kesedihan kronis sebagai respon berduka dengan penerapan strategi koping yang efektif pada wanita dewasa muda dengan kanker ovarium. Pelaksanaan praktik ners spesialis keperawatan maternitas dalam pengelolaan lima kasus wanita dewasa muda dengan kanker ovarium sebagai laporan studi kasus dengan menggunakan pendekatan teori Konservasi Levine dan teori Chronic Sorrow. 

Ovarian cancer in young adults women 25-39 year old is the generally most common cause of gynecology cancer mortality in women around the word. Most patients are diagnosed with ovarian cancer at an advanced stage with poor prognosis. Cancer and its medication have a biopsychosocial and spiritual impact on the sufferer. The nursing care process in five cases of young adults women with ovarian cancer has been applied using the integration of Levine's Conservation and Chronic Sorrow Eakes theory. Young adults women with ovarian cancer are not only focus on physical problems but also psychological problems. Levine's Conservation Theory emphasizes the interaction process in the ability to adapt and maintain wholeness while the Chronic Sorrow theory emphasizes the management of coping internally and externally. The nursing care process is used to determine the patient's needs especially in chronic grief as a grieving response by implementing effective coping strategies in young adults women with ovarian cancer. The practice of maternity nursing specialist nurses in the management of five cases of young adults women with ovarian cancer as a case study report using Levine's Conservation theory approach and Chronic Sorrow theory. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusila Devia Rahayu
"Praktik residensi keperawatan maternitas diselenggarakan untuk menghasilkan perawat maternitas yang menguasai aplikasi teori keperawatan maternitas dan memiliki keterampilan khusus untuk melakukan perawatan maternitas baik di rumah sakit maupun di komunitas. Laporan residensi ini menjelaskan tentang pelaksanaan praktik residensi maternitas, peran dan fungsi perawat maternitas, pencapaian kompetensi praktik dan upaya untuk memodifikasi hambatan yang dihadapi. Laporan residensi ini fokus pada penerapan teori need for help Wiedenbach dan self care Orem pada ibu hamil dengan tuberculosis multi drug resistance. Perawat maternitas perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinik secara berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan maternitas.

Maternity nursing practice residency organized to produce nurse of maternity who master the application of nursing theory and have special skills to do a good maternity care in hospitals and in the community. This residency final report describes the implementation of the practice residency maternity, roles and functions of nurses maternity, the attainment of practice and attempts to modify the barriers. Focus of this final report is application of theory need for help Wiedenbach and self care Orem in pregnant women with tuberculosis multi drug resistance. Nurse maternity needs to improve knowledge and clinical skills on an ongoing basis to improve the quality of maternity nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kgs Aldaffa Ghiffary Halim
"Latar Belakang Kanker endometrium, kanker serviks maupun kanker ovarium merupakan jenis kanker ginekologi onkologi yang paling sering terjadi dan paling banyak menyebabkan kematian pada wanita baik di Indonesia dan dunia. Pandemi COVID-19 menjadi suatu tantangan melihat banyaknya peraturan yang membuat restriksi dalam beraktivitas. Akibat restriksi tersebut akan memberikan dampak negatif pada kualitas layanan perawatan onkologi ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik pelayanan kanker endometrium, kanker serviks maupun kanker ovarium di RSUPN Ciptomangunkusumo sebelum dan saat pandemi COVID-19. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan menggunakan data sekunder, yaitu data pasien Poli Onkologi Ginekologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) periode Maret 2019 – Februari 2021 yang bersumber dari rekam medis dan kanker registrasi. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan analisis untuk membandingkan karakteristik pelayanan pada periode sebelum pandemi dan saat pandemi. Hasil Secara keseluruhan terdapat penurunan sebesar 11% pada jumlah pengunjung dan jumlah diagnosis pasien pada periode Maret 2019 - Februari 2020 dan Maret 2020 - Februari 2021. Secara keseluruhan jumlah pasien yang menerima tindakan juga menurun yaitu 188 tindakan (53,9%) pada periode Maret 2019 - Februari 2020 menjadi 161 tindakan (46,1%) pada periode Maret 2020 - Februari 2021. Selain itu terdapat peningkatan waktu tunggu penatalaksanaan kanker ovarium dan endometrium sebesar 8 dan 31 hari serta penurunan sebesar 3 hari untuk kanker serviks. Kesimpulan Secara keseluruhan pada periode sebelum dan saat COVID-19 terdapat penurunan jumlah pengunjung, jumlah tindakan, dan jumlah pasien yang terdiagnosis di poli ginekologi onkologi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Selain itu terdapat peningkatan waktu tunggu penatalaksanaan untuk pasien kanker ovarium dan endometrium serta penurunan waktu tunggu penatalaksanaan untuk kanker serviks pada periode sebelum dan saat COVID-19.

Introduction Endometrial cancer, cervical cancer and ovarian cancer are the types of gynecological and oncological cancer that occur most frequently and cause the most deaths in women both in Indonesia and the world. The COVID-19 pandemic is a challenge considering the many regulations that place restrictions on activities. The consequences of these restrictions will have a negative impact on the quality of gynecological oncology care services. This study aims to look at the characteristics of endometrial cancer, cervical cancer and ovarian cancer services at RSUPN Ciptomangunkusumo before and during the COVID-19 pandemic. Method This research is descriptive research and uses secondary data, namely patient data from the Gynecological Oncology Polyclinic, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) for the period March 2019 – February 2021 sourced from medical records and cancer registration. The data is presented in tabular form and analysis is carried out to compare service characteristics in the period before the pandemic and during the pandemic. Results Overall there was a decrease of 11% in the number of visitors and the number of patient diagnoses in the period March 2019 - February 2020 and March 2020 - February 2021. Overall the number of patients receiving procedures also decreased, namely 188 procedures (53.9%) in the March 2019 period. - February 2020 to 161 procedures (46.1%) in the period March 2020 - February 2021. In addition, there was an increase in waiting time for treatment of ovarian and endometrial cancer by 8 and 31 days and a decrease of 3 days for cervical cancer. Conclusion Overall, in the period before and during COVID-19, there was a decrease in the number of visitors, the number of procedures, and the number of patients diagnosed at the gynecology oncology clinic at RSUPN Cipto Mangunkusumo. In addition, there was an increase in the waiting time for treatment for ovarian and endometrial cancer patients and a decrease in the waiting time for treatment for cervical cancer in the period before and during COVID-19."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Better Versi Paniroi
"Pendahuluan: Tesis ini bertujuan untuk mengetahui efek myelosupresi pada
pasien kanker ovarium dengan kemoterapi ajuvan carboplatin dan paclitaxel di
RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo melalui analisis kadar hemoglobin, leukosit,
dan trombosit. Kemoterapi ajuvan kombinasi carboplatin dan paclitaxel
merupakan rejimen kemoterapi yang paling efektif pada kanker ovarium. Namun
pemberian kemoterapi tersebut memiliki efek samping myelosupresi seperti
anemia, neutropenia, dan trombositopenia yang berdampak besar terhadap
kualitas hidup pasien.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian hystorical cohort yang dilaksanakan di
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan mengambil sampel penelitian pasien
kanker ovarium yang mendapatkan kemoterapi ajuvan dengan carboplatin dan
paclitaxel sebanyak enam seri mulai dari Januari 2010 sampai dengan Desember
2014.
Hasil: Dari 41 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan usia
pasien berkisar antara 25 sampai dengan 64 tahun (median: 49 tahun), terbanyak
adalah multipara (43,9%), premenopause (61,0%), dengan stadium terbanyak
adalah stadium IIIC (58,5%), histopatologi terbanyak adalah kistadenokarsinoma
serosum (39,0%), dan sebagian besar berdiferensiasi sedang (48,8%).
Kesimpulan: Sebagai kesimpulan didapatkan penurunan kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit yang bermakna pasca kemoterapi setiap seri (p < 0,001). ;Background: The objective of this study was to obtain the myelosupression
effect on ovarian cancer patient with carboplatin and paclitaxel adjuvant
chemotherapy based on haemoglobin, leucocyte, and thrombocyte level.
Carboplatin and paclitaxel combination as an adjuvant chemotherapy is the most
effective regiment for ovarian cancer. Otherwise this regiment has
myelosuppression effect (hematologic toxicity) as anemia, neutropenia, and
thrombocytopenia which have impact on quality of life of the patients.
Methods: This is an hystorycal cohort study on ovarian caner patients who
underwent six series of adjuvant chemotherapy from January 2010 until
December 2014 at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results: From 41 patients range at 25 until 64 years old (median: 49 years), most
of them are multiparity (43,9%), premenopausal women (61,0%), with the largest
stadium was IIIC (58,5%), the largest pathologic type was serous
cystadenocarcinoma (39,0%) and most of them are intermediate differentiation
(48,8%).
Conclusions: As a conclusion there was a significantly decreased of haemoglobin, leucocyte, and thrombocyte levels after adjuvant chemotherapy on every single cycle (p<0,001). ;Background: The objective of this study was to obtain the myelosupression
effect on ovarian cancer patient with carboplatin and paclitaxel adjuvant
chemotherapy based on haemoglobin, leucocyte, and thrombocyte level.
Carboplatin and paclitaxel combination as an adjuvant chemotherapy is the most
effective regiment for ovarian cancer. Otherwise this regiment has
myelosuppression effect (hematologic toxicity) as anemia, neutropenia, and
thrombocytopenia which have impact on quality of life of the patients.
Methods: This is an hystorycal cohort study on ovarian caner patients who
underwent six series of adjuvant chemotherapy from January 2010 until
December 2014 at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results: From 41 patients range at 25 until 64 years old (median: 49 years), most
of them are multiparity (43,9%), premenopausal women (61,0%), with the largest
stadium was IIIC (58,5%), the largest pathologic type was serous
cystadenocarcinoma (39,0%) and most of them are intermediate differentiation
(48,8%).
Conclusions: As a conclusion there was a significantly decreased of haemoglobin, leucocyte, and thrombocyte levels after adjuvant chemotherapy on every single cycle (p<0,001). "
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Wibisono
"Kanker adalah proliferasi sel yang abnormal dan berlebihan. Salah satu gejala kanker adalah rasa sakit. Faktor penting dalam mengelola nyeri kanker adalah melakukan nyeri yang akurat penilaian termasuk intensitas, lokasi, durasi, kualitas rasa sakit, dan upaya untuk mengurangi rasa sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rasa sakit berdasarkan demografi pada kanker pasien di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel berurutan dan diaplikasikan pada 395 sampel, yaitu rekam medis PT pasien kanker di atas usia 17 tahun yang telah dirawat di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo sejak 2014 hingga 2019. Data dianalisis menggunakan proporsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase wanita yang mengalami nyeri parah lebih tinggi daripada pria 51,1%. Kelompok usia 41-65 tahun memiliki rasa sakit yang lebih parah daripada kelompok lain dengan 50,6%. Jenis kanker paling menyakitkan yang ditemukan pada kanker leher dan kepala adalah 57,6%. Selagi kanker dengan kelompok stadium 4 memiliki rasa sakit yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain dengan 56,9%. Ini Studi merekomendasikan perlunya pedoman untuk penilaian nyeri, terutama di awal penilaian mengenai durasi, lokasi, dan kualitas nyeri sehingga penilaian nyeri bisa lebih akurat.

Cancer is an abnormal and excessive cell proliferation. One symptom of cancer is pain. Important factors in managing cancer pain are conducting accurate pain assessments including intensity, location, duration, quality of pain, and efforts to reduce pain. This study aims to identify pain based on demographics in cancer patients in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital. This study used a cross sectional design with sequential sampling and was applied to 395 samples, namely the medical records of PT cancer patients over the age of 17 who had been treated at Dr Cipto Mangunkusumo General Hospital from 2014 to 2019. Data were analyzed using proportions.
The results showed that the percentage of women who experienced severe pain was higher than men 51.1%. The 41-65 year age group had more severe pain than the other group with 50.6%. The most painful type of cancer found in neck and head cancer is 57.6%. While cancers with the stage 4 group had higher pain than other groups with 56.9%. This study recommends the need for guidelines for pain assessment, especially in the initial assessment regarding the duration, location, and quality of pain so that pain assessment can be more accurate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Nur Arviana
"Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar yang terletak di bawah kartilago tiroid. Kanker tiroid merupakan keganasan yang muncul dari sel parenkim tiroid yang mana sel sel tumbuh secara tidak normal dari jaringan kelenjar tiroid juga berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Berdasarkan World Health Organization (WHO), data kanker tiroid di dunia pada tahun 2020 secara keseluruhan mencapai 586.202 kasus. Sementara, di Indonesia sendiri, kasus kanker tiroid pada tahun 2020 mencapai 13.114 dengan angka kematian mencapai 2.224 yang mana lebih banyak terjadi pada perempuan dengan jumlah 9.053 kasus. Berdasarkan penelitian, prevalensi kanker tiroid pada anak adalah 0,2-5 % dibandingkan dengan sekitar 30% pada orang dewasa. Melihat permasalahan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kanker tiroid pada anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang belum ada datanya terutama berdasarkan karakteristik dan faktor risikonya. Metode Penelitian ini menggunakan metode observasional deksriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berupa total sampling pada penderita kanker tiroid anak di RSCM periode 2016 hingga 2022.
Hasil Hasil penelitian ini mendapatkan prevalensi kanker tiroid pada anak di RSCM pada Tahun 2016 – 2022 sebsar 1,4%. Dengan karakteristik sosiodemografi, 95,7% berusia 11 hingga 18 tahun, 78,3% berjenis kelamin perempuan dan 21,7% berjenis kelamin laki- laki, serta 65,2% tinggal di perkotaan. Hasil lainnya menunjukkan 95,7% riwayat keluarga tidak ada dan 47,8% mempunyai BMI ideal. Hasil karakteristik klinis, 78,3% pasien dengan jenis kanker tiroid papilar, 87% pasien stadium1, 43,5% mengalami T2, 39,1% mengalami N1, dan 13% dengan M1. Terapi utamanya operasi sebanyak 86,9% dengan jenis total tiroidektomi sebesar 60%. Tidak terdapat perbedaan karakteristik antara jenis kanker tiroid papilar dan folikular.
Kesimpulan Penelitian ini memberikan angka prevalensi serta data deskriptif terkait persentase dan frekuensi masing-masing variabel yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya berupa analitik terkait prognosis dan mortalitas serta hubungan setiap variabel.

Introduction The thyroid gland is one of the largest endocrine glands which is located under the thyroid cartilage. Thyroid cancer is a malignancy that arises from thyroid parenchyma cells in which the cells grow abnormally from the thyroid gland tissue which also has the potential to spread to other parts of the body. Based on the World Health Organization (WHO), data on thyroid cancer in the world in 2020 reached 586,202 cases. Meanwhile, in Indonesia alone, cases of thyroid cancer in 2020 reached 13,114 with a death rate of 2,224 which was more common in women with a total of 9,053 cases. Based on research, the prevalence of thyroid cancer in children is 0.2 – 5% compared to about 30% in adults. Seeing this problem, this study aims to determine the prevalence of thyroid cancer in children at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for which there is no data, mainly based on the characteristics and risk factor.
Method This study used a descriptive observational method with a cross sectional approach. The sample used was total sampling in children with thyroid cancer at RSCM for the period 2016 to 2022.
Results The results of this study found that the prevalence of thyroid cancer in children at RSCM in 2016 - 2022 was 1.4%. With sociodemographic characteristics, 95.7% were aged 11 to 18 years, 78.3% were female and 21.7% were male, and 65.2% lived in urban areas. Other results showed that 95.7% had no family history and 47.8% had an ideal BMI. Results of clinical characteristics, 78.3% of patients had papillary thyroid cancer, 87% of patients had stage 1, 43.5% had T2, 39.1% had N1, and 13% had M1. The main therapy was surgery for 86.9% with total thyroidectomy at 60%. There are no differences in characteristics between papillary and follicular types of thyroid cancer.
Conclusion This research provides prevalence figures as well as descriptive data regarding the percentage and frequency of each variable which can be used as a reference for further research in the form of analytics related to prognosis and mortality as well as the relationship between each variable.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithya Welladatika
"Latar Belakang: Kanker ovarium merupakan kanker kedelapan tersering, terhitung hampir 4% dari semua kanker pada perempuan di dunia. Kanker ovarium memiliki prognosis yang buruk dan angka kematian tertinggi. Setiap tahunnya terdapat 225.000 perempuan yang terdiagnosis kanker ovarium dan 140.000 perempuan meninggal disebabkan oleh penyakit ini. Berdasarkan jumlah tersebut, 90% kasus merupakan kanker ovarium epitelial. Bila berdasarkan stadium, lebih banyak pasien datang terdiagnosis dengan kanker ovarium stadium lanjut dibandingkan dengan stadium dini. Hal ini dikarenakan kanker ovarium bersifat asimtomatik, onset gejala yang terlambat dan belum adanya skrining yang terbukti efektif untuk kanker ovarium. Tujuan utama pengobatan kanker stadium lanjut adalah memperpanjang waktu untuk bertahan hidup dengan kualitas hidup yang baik dan tata laksana standarnya adalah operasi sitoreduksi. Di RSCM, evaluasi kesintasan dari pasien kanker ovarium epitelial stadium lanjut yang menjalani operasi sitoreduksi belum dianalisis.
Tujuan: Mengetahui kesintasan pasien kanker ovarium stadium lanjut yang menjalani operasi sitoreduksi di RSCM dan juga mengetahui kesintasannya berdasarkan hasil histopatologi dan pemberian kemoterapi ajuvan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dengan menggunakan data dari rekam medis. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subjek penelitian adalah semua pasien kanker ovarium epitelial stadium lanjut yang menjalani operasi sitoreduksi pada bulan Januari 2013-Januari 2015 di RSCM.
Hasil: Dari 48 subjek yang diteliti, didapatkan sebanyak 23 (48%) subjek menjalani operasi sitoreduksi optimal dan 25 (52%) subjek menjalani operasi sitoreduksi suboptimal. Didapatkan kesintasan 5 tahun pada pasien yang menjalani operasi sitoreduksi optimal sebesar 43,5%, sedangkan untuk sitoreduksi suboptimal sebesar 32%. Pada pasien yang menjalani operasi sitoreduksi optimal, yang diberikan kemoterapi ajuvan didapatkan kesintasan 5 tahun sebesar 40%, sedangkan pada pasien yang tidak diberikan sebesar 46,2%. Pada pasien yang menjalani operasi sitoreduksi suboptimal, yang diberikan kemoterapi ajuvan didapatkan kesintasan 5 tahun sebesar 40%, sedangkan pada pasien yang tidak diberikan sebesar 20%. Pada pasien dengan hasil histopatologi seromusinosum didapatkan kesintasan 5 tahun sebesar 100%, sedangkan untuk serosa, musinosa, endometrioid dan sel jernih berturut-turut sebesar 50%, 33,3%, 25%, dan 21,4%.
Kesimpulan: Operasi sitoreduksi optimal memiliki kesintasan 5 tahun yang lebih baik dibandingkan dengan operasi sitoreduksi suboptimal. Operasi sitoreduksi suboptimal dan tidak dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi ajuvan memiliki kesintasan yang buruk. Jenis histopatologi seromusinosum memiliki kesintasan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis serosum, musinosum, endometrioid dan sel jernih.

Background: Ovarian cancer is the eighth most common cancer, almost 4% of all cancers in women in the world. Ovarian cancer has a poor prognosis and the highest mortality rate. Every year 225,000 women are diagnosed with ovarian cancer and 140,000 women die from this disease. Based on this number, 90% of cases are epithelial ovarian cancer. Based on stadium, more patients diagnosed with advanced-stage ovarian cancer compared with early stage, because ovarian cancer is asymptomatic, delayed onset and there is no screening that has proven effective for ovarian cancer. The standard management for advanced stage ovarian cancer is debulking surgery. At RSCM, evaluation of survival of advanced stage epithelial ovarian cancer patients who were performed debulking surgery has not been analyzed.
Objective: Knowing the survival of patients with advanced-stage ovarian cancer who underwent debulking surgery at RSCM and also knowing their survival based on histopathological results and adjuvant chemotherapy.
Methods: This was a retrospective cohort study using data from medical records. Sampling was done by consecutive sampling. The subjects of this study were all patients with advanced-stage epithelial ovarian cancer patients who were performed debulking surgery in January 2013-January 2015 at RSCM.
Results: From the 48 subjects, 23 (48%) subjects were performed optimal debulking surgery and 25 (52%) subjects were performed suboptimal debulking surgery. Overall survival in patients undergoing optimal debulking surgery is 43.5% with a median survival rate of 39 months, while for suboptimal debulking surgery is 32% with a median survival rate of 29 months. In patients who underwent optimal cytoreduction surgery, those given adjuvant chemotherapy obtained a overall survival is 40%, whereas in patients who were not given is 46.2%. In patients who underwent suboptimal cytoreduction surgery, those who were given adjuvant chemotherapy found a overall survival rate of 40%, whereas in patients who were not given is 20%. In patients with histopathological results seromucinous obtained 5-year survival by 100%, while for serous, mucous, endometrioid and clear cells simultaneously were 50%, 33.3%, 25%, and 21.4%.
Conclusion: Optimal debulking surgery has a better 5-year survival compared to suboptimal debulking surgery. Suboptimal cytoreduction surgery and not followed by adjuvant chemotherapy has poor survival. The histopathological type of seromucinous has better survival compared with the types of serous, mucinous, endometrioid and clear cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamida Hayati Faisal
"Kanker Nasofaring KNF merupakan salah satu kasus keganasan paling sering di Indonesia dengan karakteristik yang unik secara epidemiologi, patologi dan klinis. Faktor prognosis KNF telah menjadi fokus penelitian yang cukup penting dalam sejumlah studi yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pasien KNF yang terdiagnosis di Poli THT RSCM serta angka kesintasan dengan melakukan analisis terhadap faktor yang berperan terhadap prognosis. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kohort retrospektif dengan subjek penelitian bersifat total sampling pasien KNF yang terdiagnosis di Poli THT. Sebanyak 561 subjek penelitian ini, pria memiliki prevalensi sebanyak 2.8 kali daripada wanita. WHO tipe 3 dan WF tipe A menjadi jenis histopatologi paling dominan. Stadium IV A didapatkan pada 30.1 subjek dan 18.9 subjek sudah berada dalam kondisi metastasis jauh. Nilai tengah untuk waktu tunggu radiasi adalah 91 12-344 hari dengan durasi radiasi 53 39-95 hari. Stadium IVC, p= 0,000 , N3 p= 0,018 , metastasis jauh p= 0,000 , dan drop out atau tidak mendapat terapi p= 0,000 menjadi faktor yang memberikan kesintasan lebih buruk pada penelitian ini.

Nasopharyngeal Cancer NPC is one of the most frequent cancer in Indonesia which has a unique characteristic in epidemiology, pathology and clinical features. Prognostic factors are recently became the most important research foci, and a large number of investigation in this area have been performed. The objective of this study is to know the characteristics of NPC patients that have been diagnosed in ENT Department of RSCM and analyzed some factors that might have role in overall survival. This is the retrospective cohort study with total sampling subject. From 561 subjects, Male has 2.8 higher prevalence than female. WHO type 3 92,3 and WF type A 97,1 are the majority hisopathological result. Stage IV A is found in 30,1 subjects and 18,9 subjects were already in metastatic state. The median value of radiation waiting time was 91 12 344 days, duration time of radiation was 53 39 95 days. Stage IVC p 0,000 , N3 p 0,018 , distant metastatic p 0,000 , and drop out or no treatment p 0,000 are found to be the factors that give a negative impact in overall survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>