Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadette Olivia Cahya Chandra
"Pemberhentian operasional maskapai akibat COVID-19 menyebabkan munculnya biaya tambahan
sehingga maskapai kesulitan menanggapi permohonan refund. Penelitian pada skripsi ini
dilakukan untuk menguji apakah menaikkan harga dan mengurangi refund dapat dianggap adil
sebagai upaya melindungi laba. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat pengaruh
cara menginformasikan kenaikan harga dan mengurangi refund menggunakan rupiah
dibandingkan dengan persentase terhadap persepsi keadilan. Akhirnya penelitian ini juga
dilakukan untuk melihat pengaruh persepsi keadilan pada intensi membeli kembali. Eksperimen
menggunakan empat versi vignette dilakukan pada 83 mahasiswa S1 Universitas Indonesia yang
pernah membeli tiket pesawat dalam negeri sejak tahun 2019. Uji hipotesis yang dilakukan
menunjukkan bahwa menaikkan harga dan mengurangi refund dianggap adil sebagai upaya
melindungi laba. Kemudian, pada transaksi tidak adil, frekuensi intensi membeli kembali lebih
rendah. Tetapi, penggunaan rupiah dan persentase tidak berpengaruh pada persepsi keadilan.

The restriction for airlines to operate because of COVID-19 has caused an increase in operational
costs, causing them a hard time to fulfill refund requests. This research aims to know whether
increasing prices and reducing refunds are considered fair as a way of protecting profit. Moreover,
this research also aims to overview the effect of informing price increase and reducing refund
using nominal versus percentage on fairness perception. Lastly, this research also aims to see the
effect of fairness perception on repurchase intention. Experiments using four versions of vignettes
were carried out on 83 bachelor students from Universitas Indonesia who had purchased a local
flight ticket since 2019. Hypotheses testing with Chi-square: Test for Goodness of Fit shows that
increasing price and reducing refunds are both perceived as fair to protect profit. Then, on
transactions that were considered unfair, the frequency of repurchase intention is lower. But the
findings show that there is no effect of using nominal or percentage on fairness perception.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila
"Penelitian ini dibuat berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap board governance, manajemen laba dan kinerja perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006- 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh board governance yang terdiri dari proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, masa jabatan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan yang diukur dengan dua pengukuran yaitu menggunakan profitabiitas relatif (ROA) dan unmanaged Performance (UP). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda.
Hasil analisis board governance terhadap manajemen laba (%DA) diperoleh dua variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000) dan IO (pvalue = 0.0025). Kemudian hasil analisis board governance terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas relative (ROA) hanya satu variabel yang berpengaruh yaitu BSIZE (p-value = 0.0006, sedangkan diukur dengan menggunakan unmanaged performance (UP) menghasilkan tiga variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) dan INBOD (pvalue = 0.0115).

This research is based on the interest of researchers on board governance, earning managements and performance of the company. The samples in this study are all companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2006-2010. The purpose of this research is to know how to influence the board governance that consists of a proportion of the Board of Commissioners independent (InBOD), the size of the Board of Commissioners (BSIZE), the tenure of the Commissioner (BT), the institutional ownership (IO), the managerial ownership (MO), and the audit committee (AUD) affect the earning managements (%DA) and company performance measured with two measurements that use relative profitability (ROA) and unmanaged performance (UP). This research used quantitative approach with multiple linear regression method.
The result analysis board governance against earning managements (%DA) obtained two variables influential are MO (p-value = 0.0000) and IO (p-value = 0.0025). Then the results of the analysis board governance against the company performance with profitability relative (ROA) obtained one variables influential is BSIZE (p-value = 0.0006, while with unmanaged performance (UP) obtained three variables influential are MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) and INBOD (pvalue = 0.0115).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Yosen Primsa T.
"Studi ini dirancang sebagai studi awal atas Deposit Refund System (DRS) sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan recycling rate atas botol gelas bekas Teh Botol Sosro. Poin utama yang dipelajari adalah integrasi nilai persepsi pelanggan dan manajemen rantai pasok untuk menciptakan impelementasi DRS yang fokus pada perspektif bisnis. Modifikasi rantai pasok dari pendekatan tradisional ke terbalik dimaksudkan untuk mengoptimalkan utilisasi kemasan produk minuman. Kemasan produk minuman dipilih sebagai objek penelitian karena produk minuman dikonsumsi pasar secara massal dalam bentuk dan ukuran yang terstandarisasi, sementara pada saat yang sama tidak ada pengumpulan kembali kemasan dari titik konsumsi yang secara sistematis dikoordinasikan atas seluruh elemen dalam saluran rantai pasok. Sementara pertimbangan nilai persepsi pelanggan harus sangat diantisipasi, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi kemungkinan integrasi antara nilai persepsi pelanggan dan rantai pasok terbalik tersebut.

This research is designed as advanced study of Deposit Refund System (DRS) as an alternative tool to increase the recycling rate of used glass bottle of Teh Botol Sosro. Keypoint studied is the integration of Customer Perceived Value (CPV) and supply chain management to make implementation of DRS focus on business perspective. The modification of supply chain from traditional to reversed approach is intended to optimise the utilisation of packaging of beverage product. Packaging of beverage product is selected as object research since beverage product is massively consumed by market in a standardised shape and size, while at the same time no collection of the packaging from consumption site systematically coordinated by all elements involved in supply chain channel. While consideration of consumer perceived value must be highly anticipated, this research is trying to explore the possible integration between customer perceived value and reversed supply chain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29483
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Amadea Diani Ayuning Mentari
"Dalam psikologi ekonomi, prinsip Dual Entitlement menyatakan bahwa pembeli berhak atas harga patokan dan penjual berhak atas laba patokan. Penjual tidak diperkenankan untuk menaikkan harga semata-mata untuk menambah keuntungan karena tindakan tersebut akan dipersepsikan pembeli sebagai perilaku tidak adil. Lalu bagaimana jika ongkos produksi atau operasional penjual membengkak dan laba patokan terancam? Pembeli dapat memahami tindakan penjual menaikkan harga hanya jika hal tersebut bertujuan untuk melindungi laba patokan. Studi terdahulu mengenai persepsi keadilan pembeli terhadap strategi melindungi laba berfokus pada menaikkan harga sebagai strategi utama penjual. Bagaimana dengan alternatif strategi mengurangi jumlah refund yang dikembalikan pada pembeli? Selain itu, apakah cara penjual menyajikan informasi harga secara total ataupun rinci berpengaruh pada persepsi keadilan? Eksperimen ini menggunakan desain 2 (strategi melindung laba: menaikkan harga vs. penurunan refund) X 2 (penyajian informasi harga: total vs. harga rinci) dan melibatkan 207 partisipan (rentang usia 18-23 tahun; Median usia = 19; 81% perempuan) untuk menguji persepsi keadilan pembeli terhadap strategi melindungi laba yang dilakukan oleh maskapai penerbangan. Hasilnya, baik menaikkan harga maupun pengurangan refund dengan cara penyampaian informasi harga total maupun rinci dipersepsikan sama adilnya oleh partisipan, bahkan setelah mempertimbangkan persepsi terhadap pricing practice penjual di Indonesia yang tidak adil. Namun, ketika mempertimbangkan bagaimana informasi harga disajikan, menaikkan harga dengan informasi rinci dipersepsikan lebih adil dibandingkan secara total. Menariknya, pengurangan refund secara rinci justru dipersepsikan tidak lebih adil dibandingkan secara total. Implikasi dan saran studi lanjutan dibahas dalam penelitian ini.

In economic psychology, the principle of Dual Entitlement asserts that buyers are entitled to reference price and sellers are entitled to reference profit. Sellers are not permitted to increase their price solely to increase their profit because such action would be deemed unfair by buyers. But what if the cost of production or operation rises, putting the reference profit at risk? Buyers will understand the sellers’ decision to increase their price only if it is aimed to protect their reference profit. Previous studies on consumer perception of fairness and profit protection have focused on price increases as sellers’ strategy to protect their reference profit. What about an alternative strategy of reducing the amount of refunds given to buyers? Does price framing, consolidated versus disaggregated, affect consumer’s fairness perception? The current experimental study utilized a 2 (profit protect strategy: price increase vs. refund reduction) X 2 (price information: consolidated vs. disaggregated price) design involving 207 participants (age range 18-23 years; Median age = 19; 81% female) to examine consumer perception of fairness towards the airline’s profit protection strategy. The result showed that both increasing prices and reducing refunds were considered equally fair by participants even after controlling their perception of Indonesian sellers’ pricing practices. However, when taking price information into consideration, the disaggregated price increase were considered more fair compared to the consolidated one. Interestingly, the case wasn’t the same with refund reduction as participants perceived disaggregated price disclosure less fair than consolidated one. Implications and suggestions for further research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Adhika Nirmalasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan diukur berdasarkan checklist yang dikembangkan oleh Akhtaruddin et al. (2009) dan disesuaikan kembali dengan peraturan X.K.6 Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-134/BL/2006. Metode analisis yang digunakan adalah cross section dengan proporsi kepemilikan manajemen dan indeks pengungkapan sukarela pada tahun 2009 (t-1) sebagai variabel kontrol.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan mempengaruhi secara positif tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan. Sedangkan, leverage dan nilai perusahaan, ditemukan tidak mempengaruhi pengungkapan sukarela secara signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa variabel kontrol proporsi kepemilikan manajemen dan indeks pengungkapan sukarela pada tahun 2009 (t-1) mempengaruhi secara signifikan pengungkapan sukarela.

The purpose of this research is to investigate the effect of profitability, leverage, firm size, and firm value on the level of voluntary disclosure in the annual reports of manufacture companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the year of 2010. Voluntary disclosure on the annual reports is measured based on checklist developed by Akhtaruddin et al. (2009) and readjusted to X.K.6 Bapepam LK No. Kep-134/BL/2006. Analysis methodology used is cross section with managerial ownership proportion and voluntary disclosure index on year 2009 (t-1) as control variables.
The result finds that profitability and firm size affect the voluntary disclosure on company annual report positively. While, leverage and firm value, are found do not have significant influence on voluntary disclosure. This research also finds that control variables managerial ownership proportions and voluntary disclosure index on year 2009 (t-1) affect the voluntary disclosure significantly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisiyah Suciningtias
"Memprediksi laba merupakan salah satu tugas inti analis fundamental dalam menganalisis perusahaan. Sudah lama diketahui laporan keuangan memuat informasi-informasi penting menyangkut laba yang akan datang. Berlandaskan penelitian-penelitian Lev & Thiagarajan [LT] (1993), Abarbanell & Bushee [AB] (1997&1998), dan Richard J. Dowen [RD] (2001) diperoleh hasil mengenai implikasi-implikasi informasi laporan keuangan. Penelitian ini berlandaskan penelitian mereka, bagaimana variabel-variabel tertentu yang diindentifkasi dapat melengkapi informasi laporan keuangan serta bagaimana variabel-variabel tersebut berkaitan dengan kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Indonesia. Dalam penelitian ini juga dipertimbangkan efek faktor ekonomi makro yang lain yakni tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dan penelitian diperoleh hasil bahwa untuk prediksi laba tahun 1998 tidak ada satupun variabel 'bebas yang berpengaruh. Begitu pula pengujian secara keseluruhan, diperoleh nilai uji ANOVA yang tidak signifikan serta S.E. of regression yang Iebih besar dari standar deviasi pertumbuhan laba. Sementara untuk prediksi laba tahun 1999 diperoleh hash ada empat variabel yang signifikan secara statistik. Keempat variabel tersebut adalah signal labs kotor, biaya administrasi dan penjualan, Iogsize, dan rasio book to market of equity. Uji ANOVA juga menunjukkan nilai yang signifikan. Demikian pula dengan nilai S.E. of regression menunjukkan nilai yang lebih kecil dari standar deviasi dari pertumbuhan labanya. Untuk prediksi laba tahun 2000 diperoleh hasil signal pengeluaran modal, rasio nilai buku terhadap nilai pasar, dan dividen signifikan secara statistik. Sedangkan untuk prediksi laba tahun 2001 dibuktikan bahwa signal pengeluaran modal, laba kotor, logsize, dan dividen signifikan secara statistik.
Sementara itu dari sebelas variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, hanya ada tiga variabel bebas yang signifikan dalam pengujian secara pooled section. Ketiga variabel tersebut adalah signal pengeluaran modal, laba kotor, dan logsize. Dengan nilai R-squared yang reiatif kecil, yakni 9.26% menunjukkan bahwa kemampuan model dalam menjelaskan prediksi laba tidaklah terlalu besar. Keseluruhan hasil regresi memberikan satu kesimpulan bahwa melakukan prediksi labs pads periode ekonomi yang tidak stabillkrisis berdasarkan informasi dalam laporan keuangan,apalagi jika laporan keuangan tersebut disusun pada kondisi ekonomi yang normal temyata sulit untuk dilakukan. Dengan mempertimbangkan signifikansi hubungan, dari keseluruhan model hanya variabel ukuran nilai pasar, pengeluaran modal dan Iaba yang relatif memiliki arah hubungan yang sama atau konsisten dengan hipotesis penelitian.
Uji Mann-Whitney U memberikan hash bahwa kebijakan bank sentral yang restriktif dan ekspansif memiliki efek yang berbeda terhadap signal-signal fundamental. Signal-signal tersebut adalah perubahan EPS, persediaan, piutang dagang, pengeluaran modal, laba kotor, tenaga kerja nilai buku terhadap dan nilai pasar. Dalam situasi krisis ekonomi, bank sentral Iebih efektif jika mengambil kebijakan yang sifatnya ekspansif. Begitu pula dengan mempertimbangkan efek inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kedua variabel makro tersebut memiliki efek yang berbeda terhadap signal-signal fundamental."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anizar Burlian
"Sejak 1997 Indonesia menganut sistem kurs mengambang (float) dari semula kurs tetap (fixed) akibatnya kurs rupiah menjadi lebih fluktuatif dibanding periode sebelumnya. Kemudian sejak 23 November 2001, terbit UU no 22/2001 tentang minyak dan gas bumi yang mengubah tata niaga migas dalam negeri disektor hulu dan sektor hilir. Salah satu inti perubahan dimaksud adalah. mengalihkan kuasa usaha pertambangan di sektor hulu dari Pertamina ke BP MIGAS. Akibatnya Pertamina tidak lagi menerima dana retensi pertambangan migas. Struktur pasar BBM dalam negeri diubah dari struktur monopoli ke arah pasar babas (free market competition). Sehingga dijadwalkan tahun 2005 harga BBM domestik mengikuti harga pasar dunia. Selain daripada itu akibat lain dari UU Migas adalah perubahan status BUMN Pertamina menjadi PT (Perseroan terbatas) sejak 17 September 2003, hal mana mengisyaratkan agar Pertamina lebih berorientasi kepada laba dalam menjalankan usahanya.
Kedua kebijakan tersebut langsung mengimbas pada pola usaha Pertamina termasuk pada bidang usaha kilang minyak. Fluktuasi kurs berpengaruh pada harga bahan baku dan harga output kilang baik ekspor maupun domestik. UU migas berpengaruh pada liberalisasi pasar BBM domestik. Secara umum perubahan tersebut akan membawa paradigma baru dalam pola usaha kilang minyak Pertamina. Paradigma baru dimaksud berkaitan dengan perubahan hal-hal sbb. :
- dari penugasan pemerintah menjadi usaha bisnis
- dari pengolah menjadi producer) trader
- dari motif mendapat fee menjadi motif profrtlloss
- dari harga jual (P) = biaya pokok plus fee menjadi harga juai (P) = market price
Kilang minyak adalah salah satu usaha pokok Pertamina di sektor hilir. Industri ini sebetulnya tidak menarik bagi dunia bisnis karena tingkat labanya relatif rendah dibanding modal yang ditanam. Pendirian kilang pada masa lalu lebih didominasi oleh kebijakan pengamanan pasokan BBM dalam.. negeri sesuai tugas pokok Pertamina yang diamanatkan negara yaitu - menjamin pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri (security of supply). Namun bagi Pertamina bidang ini telah terlanjur ditekuni selama puluhan tahun dengan investasi relatif besar sehingga sulit untuk exit meskipun bisnis kilang minyak Pertamina tergolong bisnis yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu cukup beralasan apabila Pertamina berupaya keras meningkatkan laba kilang nya, baik melalui peningkatan kinerja maupun - melalui upaya lainnya. Dan oleh karena itu pula untuk perumusan strategis bisnis Pertamina kedepan khususnya dibidang usaha kilang minyak perlu diteliti elastisitas labs kilang terhadap berbagai aspek salah satu diantaranya adalah aspek moneter yaitu perubahan kurs dalam hal ini kurs rupiah terhadap dollar Amerika.
Terlepas dari dimensi sebab dan akibat secara luas, dalam fluktuasi rupiah yang dialami Indonesia sekarang ini apalagi ditengah tekanan arus globalisasi dan liberalisasi pasar pasti akan memberikan pengaruh terhadap potensi laba/rugi usaha Pertamina, termasuk pada unit usaha kilang minyak. Karena kurs merupakan salah satu parameter pokok dalam penyusunan RKPL (Rencana Kerja dan Perolehan Laba) Pertamina disamping dua parameter pokok lainnya yaitu harga minyak dan jumlah produksi (out-put).
Berangkat dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan, sbb.:
1. Bagaimana hubungan pengaruh kurs dengan laba kilang Balongan ?
2. Seberapa besar signifikansi hubungan tersebut ?
3. Bagaimana rumusan kebijakan akuntansi perusahaan guna melindungi perolehan laba kilang Pertamina dari gejolak kurs ?
Tujuan penelitian. dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain daripada itu juga untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain : pembuat keputusan, pihak penentu kebijakan moneter, managemen Pertamina, unit usaha kilang minyak, organisasi profesi, lembaga pemerintah dan non pemerintah serta masyarakat pengamat yang mempunyai kepentingan. Dengan demikian paradigma pengelolaan usaha kilang minyak Pertamina khususnya kilang Balongan dapat lebih dipahami secara komprehensif terutama berkaitan dengan fakta bahwa laba Pertamina bukan semata-mata ditentukan kinerja internal namun dipengaruhi juga oleh kinerja eksternal yaitu kinerja pasar (kurs dan harga minyak). Kemudian dari pada itu dampak negatif fluktuasi kurs terhadap perolehan laba kilang dapat ditekan sekecil mungkin.
Metodologi yang digunakan adalah metode exploratif yaitu studi pustaka dengan membaca dan mempelajari berbagai buku serta majalah atau publikasi ilmiah lainnya termasuk web-site yang. terkait dengan topik yang diteliti. Lokasi penelitian dipusatkan di Kantor PT Pertamina (persero) UP-Vl Balongan yang terletak di desa Majakerta, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari hasil pencatatan produksi dan laporan resmi keuangan PT Pertamina (persero) UP-VI Balongan selama tahun 2000 sld 2003. Variabel yang diteliti adalah selisih kurs dan laba, untuk menganalisa korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan alat statistik regresi. Hipotesis penelitian terdiri dari Ho (Hipotesis nol) yang menyatakan perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap laba kilang Balongan dan Ha (Hipotesis alternatif) yang menyatakan perubahan kurs berpengaruh terhadap laba kilang Balongan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Landasan teori yang digunakan adalah teori kurs dan teori laba serta teori statistik. Teori kurs berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurs serta mekanisme terjadinya apresiasi dan depresiasi kurs rupiah terhadap dollar. Teori laba berkaitan dengan konsep produksi, biaya produksi dan pendapatan baik melalui pendekatan total, pendekatan rata-rata maupun pendekatan marginal. Sedangkan teori statistik berkaitan dengan teknik analisa regresi dan teknik uji hipotesis.
Berdasarkan landasan teori tersebut dan data yang dikumpulkan dari aktual objek penelitian maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara selisih kurs dan laba kilang Balongan ternyata tidak signifikan sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Hai ini disebabkan variabel selisih kurs yang diteliti yaitu selisih kurs yang tercatat dalam laporan keuangan hanya memasukkan unsur selisih kurs bahan pembantu dan tidak memasukkan unsur selisih kurs pembelian bahan baku dan penjualan ouput kilang. Oleh karena itu mungkin diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data selisih kurs yang sebenarnya.
Meskipun demikian mengingat peranan strategis kilang minyak Pertamina dalam pemenuhan kebutuhan BBM domestik dan semakin dekatnya liberalisasi pasar BBM dalam negeri yang dijadwalkan pada tahun 2005, maka direkomendasikan agar unit usaha kilang minyak Pertamina dapat mewaspadai dan mengantisipasi pergerakan kurs terhadap perolehan labanya, karena kilang Pertamina banyak mempunyai liabilities dalam mata uang asing, khususnya dollar Amerika, baik dalam bentuk hutang-piutang jangka panjang, jangka pendek, maupun pembelian bahan baku dan bahan pembantu, sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi yang tepat untuk mengamankan keuntungan kilang dari pengaruh negatif gejolak kurs.

The Impact of Exchange Rates to the Profit of Refinery at PT. Pertamina (Persero) UP-Vi BalonganSince 1997 Indonesia has changed the exchange rate system from fixed to float system, that implied rupiah to be more fluctuating compare to former periods. Then, November 23rd, 2001, Indonesian Government conducted an act: UU no 22/2001, regarding oil & gas that changed the domestic's oil and gas business regulation on upstream and downstream as well. One of the most rigorous changes is to shift government mandates for oil exploration in Indonesia region from Pertamina to BP M1GAS. Therefore, Pertamina would not receive oil & gas mining retention fee anymore. And this new regulation also change domestic fuel market from monopoly to free market competition scheduled at 2005. Therefore at that time domestic fuel price will follow the market price . Another impact of the new 1 oil & gas act is the status change of Pertamina from special state-owned enterprise to more common private corporation (Perseroan terbatas/PT) since September 17th, 2003, which forced Pertamina to be a more profit oriented in running its business.
Both policies have direct impact to Pertamina business scheme including refinery business. The Fluctuation of exchange rates will affect the oil price in term of domestic currency (rupiah) both for crude and refinery product (export and domestic). The new national oil & gas law will changes the domestic fuel market become more liberal. In general that changes will take new paradigm on Pertamina refinery business. The new paradigm involving the following matters :
- From Government task-force become common bussines
- From refinery operator become fuel producer/trader
- From taking-fee motive (captive market) become profit/loss risk
- From price (P) = cost plus fee become price (P) = market price
Refinery is one of leading sector in Pertamina's downstream business. Actually, refinery is not an attractive business for investment because of the low of profit compare to investment value. Pertamina's refinery developments in the past dominated much more by government policy which forced Pertamina to secure the national fuel supply (security of supply) in order to meet the domestic fuel demand. However Pertamina has invested a large amount of money for refinery that makes difficult for Pertamina to exit from this business, even though the refinery give a less ROI (Return on Investment). This is the reason why Pertamina has been trying very hard to increase its refinery profit achievement through increasing productivity and other effort. Hence, in order to formulate a better strategic business for Pertamina in the future especially in refinery business it is important to review some research on refinery profit elasticity due to various aspect for instances due to monetary aspect as such as exchange rates which is present in this thesis (exchange rates rupiah against US dollar).
Regardless of causalities of the exchange rates fluctuation in a broad senses, the rupiah exchange rates fluctuation against foreign exchanges nowadays, more over due to globalization and liberalization issue would have impact to profit/loss of Pertamina's refinery. As exchange rates is used as basic parameter in setting the work program and budget besides oil price and output quantity.
Based on the above facts, there are some question :
1. Is there any correlation between exchange rates and Balongan Refinery profit ?
2. How significant the correlation ?
3. How to formulate the corporate accounting policy to protect Pertamina's refinery profit against exchange rates fluctuation effect ?
The objective of this thesis is to answer those question and to give some input for any relevant party, as susch as, decision maker, monetary policy maker, Pertamina's management, refinery business, professional organization, government institution, NGO and public analyst, that was interested in refinery business. Therefore, the paradigm of Pertamina's refinery business especially for Balongan refinery could be well-understood comprehensively due to the fact that profit of Pertamina not only determinate by internal productivity but also by external factor, i.e. market performance as such as exchange rates and oil prices. Furthermore the negative impact of exchange rate fluctuation could be minimized as much as possible.
The methodology used in this thesis is explorative method i.e. reviewing literature and studying other scientific publication including relevant website. The research took-place in PT. Pertamina (persero) UP-Vi Balongan refinery. The thesis used the secondary data that collected from production record and officially financial report of PT. Pertamina (persero) UP VI Balongan during 2000-2003 periods. The researched variables are value of exchange rates difference and profit. The correlation between those two variables is analyzed by regression techniques. The researched hypothesis are Ho (Hypothesis zero) states that there is no correlation between exchange rates and Balongan refinery profi and Ha (Hypothesis alternative) states that there is correlation between exchange rates and Balongan refinery profi. Hypothetic test used t-test.
The Basic conceptual theories considered in this thesis are exchange rates theory, profit theory and statistical theory. Exchange rates theory cover some factor that affect the fluctuation of exchange rates and mechanism of rupiah appreciation and depreciation against US dollar. Profit theory consist of production concept, production cost and revenue, in term of totality, average and marginal approach. While statistical theory cover the analysis of regression and hypothesis test.
Based on the above theories and the collected data, it is concluded that the correlation between exchange rates and Balongan refinery profit is not quiet significant so the correlation can not be generalized. The exchange rates variable that used in thesis (as indicated in financial report) only cover the procurement of chemical import material not include procurement of crude and product revenue yet. So, may be some research that ensures the comprehensive exchange rates variable (include procurement of crude and product revenue) is needed.
Due to Pertamina strategic function in fulfilling domestic fuel demand and anticipating liberalization in fuel market that schedules on 2005, it is recommended for Pertamina refinery to secure its profit against exchange rates fluctuation effect, because the refinery has many forex liabilities, both for long term and short term debt and loan, so an advantage anticipation effort could be conducted immediately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ricky Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung ukuran KAP terhadap stock return dengan manajmen laba akrual sebagai variable intervening. Earnings Management diukur menggunakan akrual diskresioner dengan menggunakan model Modified Jones. Ukuran KAP diproksikan dengan variabel dummy Big 4, non-Big 4, Second Tier, atau Kecil. Stock Return diukur dengan menggunakan imbal hasil saham kumulatif.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014 dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini diuji mengenai bagaimana hubungan antara ukuran KAP dan earnings management, serta earnings management dan stock return, dan bagaimana pengaruh tidak langsung ukuran KAP dan stock return.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap earnings management. Manajemen laba akrual memiliki hubungan positif signifikan dengan stock return. KAP Big 4 tidak berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap stock return. KAP Second Tier tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap stock return. Tetapi KAP Second Tier berpengaruh secara langsung terhadap stock return.

This study aimed to analyze the direct and indirect effect of firm size on stock return with management accrual earnings as an intervening variable. Earnings Management was measured using discretionary accruals using models Modified Jones. Firm size is proxies by a dummy variable Big 4, non-Big 4, Second Tier, or Small. Stock Return is measured using cumulative stock returns.
This study was conducted using a sample of companies listed on the Indonesian Stock Exchange for the period 2012-2014 by using purposive sampling method. In this study were tested on how the relationship between firm size and earnings management, as well as earnings management and stock return, and how the indirect influence of the Firm Size and stock return.
The results of this study indicate that firm size has no effect on earnings management. Accrual earnings management has a significant positive relationship with stock return. KAP Big 4 does not impact directly or indirectly on stock return. KAP Second Tier dose not impact indirectly on stock return. But KAP Second Tier influence directly on stock return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Darmasetiawan
"Tesis ini membahas hubungan tingkat keuntungan dengan struktur modal pada Perusahaah Daerah Air Minum (PDAM) di Jawa Barat. Saat ini terdapat 276 buah (PDAM) yaitu hampir meliputi seluruh Daerah Tingkat II di Indonesia. Pada Pelita V sebagian besar pola investasi pada PDAM tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Pusat. Sedangkan pada Pelita VI sejalan dengan proses desentralisasi pembiayaan PDAM di arahkan ke pinjaman dan peran serta swasta. Sejalan dengan itu dalam tesis ini dibahas mengenai hubungan antara tingkat keuntungan dengan struktur modal PDAM di Jawa Barat. Disini struktur modal diuraikan menurut modal sendiri dan pinjaman. Berdasarkan komposisi tersebut kemudian dikaitkan dengan tingkat keuntungannya melalui modal WACC. Secara garis besar hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat suatu komposisi optimal dari struktur modal yang memaksimalkan keuntungan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedek Abdul Halim
"Fungsi intermediasi adalah salah satu fungsi yang penting dalam dunia perbankan. Untuk mendeteksi fungsi intermediasi dapat digunakan indikator keuangan Financing to Deposit Ratio (FDR), yaitu perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat. Penyaluran pembiayaan di Bank BNI syariah cabang XYZ masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan DPK yang berhasil dihimpun. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap minat nasabah untuk mendapatkan pembiayaan di bank BNI syariah cabang XYZ, yang dilihat dari sudut pandang Nasabah yaitu materialisme, pelayanan dan lokasi bank syariah. Dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan laporan publikasi mengenai bank BNI syariah serta data primer yang berasal dari kuisioner. Metode analisis statistik yang akan digunakan untuk pengolahan data adalah analisis regresi linear berganda. Dengan kesimpulan : Dalam rangka meningkatkan minat nasabah untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank BNI syariah cabang XYZ maka margin dan bagi hasil harus bersaing dengan bank konvensional, pelayanan harus ditingkatkan serta lokasi bank syariah hendaknya berada di tempat yang strategis.

Intermediary function is one of important functions in the world of banking. To detect it, one can use one of finance indicators, that is Financing to Deposit Ratio ( FDR). It is comparison of amount of defrayal channelled with amount of third party savings collected from society. Defrayal Channelling in BNI Moslem Bank - Branch XYZ is still remarkably smaller than third-party fund collected. This research represents the case study to customer enthusiasm to get defrayal from BNI Moslem Bank-Branch XYZ, which is observed from customer points of view, those are materialism, service and location of Moslem bank. By using secondary data derived from financial statements and publicized reports of BNI Moslem Bank and also from primary data earned from questionnaires. Statistical analysis method used for the data processing is doubled linear regression analysis. Having as a conclusion : In order to improve customer enthusiasm to get the Defrayal from BNI Moslem Bank- Branch XYZ, hence margin and sharing holder have to vie with those kind of the conventional bank, service has to be improved and location of Moslem bank must be strategic and convenient."
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>