Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anwari
"Kasus pemidanaan terhadap tuturan yang dianggap mencemarkan nama baik dan mengujarkan kebencian melalui media elektronik meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar kasus di atas menyangkut teks verbal atau hanya tulisan, tanpa foto atau materi visual. Pada perkembangannya, UU ITE Pasal 27 juga beberapa kali dijadikan landasan untuk melaporkan orang yang dianggap melakukan kejahatan berbahasa dengan menggunakan tulisan dan foto. Terus bertambahnya jumlah pemidanaan dengan tuduhan ujaran penghinaan atau kebencian memunculkan sejumlah kritik terhadap penerapan UU ITE, terutama Pasal 27 ayat (3), hingga disebut sebagai “pasal karet”. Sebagai respons atas kondisi tersebut, diperlukan suatu penelitian yang dapat membantu upaya pemeriksaan data kebahasaan secara akademis dalam bidang linguistik. Penelitian ini mengkaji pemaknaan atas data multimodal yang dijadikan alat bukti tindak ujaran penghinaan dan ujaran kebencian berdasarkan KUHP dan UU ITE. Data penelitian berupa paduan moda verbal (kata atau kalimat) dan moda visual (foto atau gambar) yang dianggap sebagai ujaran penghinaan atau ujaran kebencian. Terdapat lima data yang dibahas pada tesis ini. Pada setiap tuturan, moda verbal dan moda visual dianalisis masing-masing, kemudian dipetakan berdasarkan interdependensinya, yakni interdependen atau dependen, untuk menunjukkan sifat kebergantungannya pada moda lain agar dapat disebut sebagai ujaran penghinaan atau kebencian. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori semiotika sosial Halliday (1978 dan 2014) dan semiotika multimodal Kress dan Leeuwen (2006). Hasilnya, kelima moda verbal data bersifat dependen (atau bergantung pada moda visual) untuk disebut berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan, namun salah satunya bersifat independen jika disebut berpotensi dianggap mengandung ujaran kebencian. Sementara itu, kelima moda visual bersifat dependen, namun salah satunya berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan ringan.Makna relasi moda verbal dan visual kelima data berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan. Tesis ini diharapkan dapat menjadi pemicu penelitian yang lebih menyeluruh dan dapat dijadikan salah satu contoh analisis data kebahasaan yang dijadikan alat bukti tindak ujaran penghinaan atau kebencian.

Cases of conviction for speech deemed to be defamatory and expressing hatred through electronic media have increased from year to year. Most of the cases above involve verbal or written text only, without photos or visual material. In its development, Article 27 of the ITE Law has also been used several times as a basis for reporting people who are considered to have committed language crimes using writing and photos. The continued increase in the number of convictions on charges of uttering insults or hatred has led to a number of criticisms of the application of the ITE Law, especially Article 27 paragraph (3), which has been called the “rubber article”. In response to these conditions, a research is needed that can assist efforts to examine linguistic data academically in the field of linguistics. This study examines the meaning of multimodal data that is used as evidence of acts of insult and hate speech based on the Criminal Code and the ITE Law. The data are in the form of a combination of verbal modes (words or sentences) and visual modes (photos or pictures) which are considered as utterances of insults or utterances of hatred. There are five data discussed in this thesis. In each speech, the verbal and visual modes are analyzed respectively, then mapped based on their interdependence, namely interdependent or dependent, to show the nature of their dependence on other modes so that they can be called insults or hate speech. The analysis was carried out using the theory of social semiotics of Halliday (1978 and 2014) and the multimodal semiotics of Kress and Leeuwen (2006). As a result, the five verbal data modes are dependent (or depending on the visual mode) to be considered as potentially containing insulting speech, but one of them is independent if it is said to be potentially considered to contain hate speech. Meanwhile, the five visual modes are dependent, but one of them has the potential to be considered as containing light insults. The meaning of verbal and visual mode relations of the five data has the potential to be considered as containing insulting speech. This thesis is expected to be a trigger for a more thorough research and can be used as an example of linguistic data analysis that is used as evidence for insulting or hate speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Krishna
"Skripsi ini akan membahas penggunaan bahasa dalam suatu situasi yang khusus sesuai dengan prinsip pragmatik. Sebagaimana telah dinyatakan di atas, prinsip pragmatik itu adalah prinsip yang mengatur interaksi verbal sebagai suatu bentuk aktifitas kooperatif. Dalam bentuk ini, suatu interaksi verbal diatur oleh prinsip yang oleh Grice (1967) disebut Prinsip Kerjasama (Cooperative Principle). Namun demikian, Leech (1983) menyatakan bahwa Prinsip Kerjasama ini bukanlah satu-satunya Prinsip yang perlu diperhatikan penutur dalam melakukan kegiatan tersebut. Dalam bukunya yang berjudul PrinciPles of Pragmatics, Leech mengajukan Prinsip Kesopanan (Politeness Principle) untuk melengkapi Prinsip Kerjasama, dan Prinsip Ironi (Irony Principle), yaitu Prinsip yang diterapkan apabila penggunaan bahasa dimaksudkan untuk menyerang lawan bicara. Mengingat penggunaan bahasa dapat dilakukan untuk mencapai berbagai tuJuan, maka penulis akan membatasi permasalahan ini pada satu tujuan saja, yaitu penggunaan bahasa untuk menyerang lawan bicara. Dengan kata lain penulis hanya akan membahas penerapan Prinsip Ironi dalam interaksi verbal. Masalah ini menarik perhatian penulis karena penggunaan bahasa yang kelihatannya bertentangan dengan tujuan-tujuan sosial tersebut sebenarnya masih berada dalam taraf menjaga hubungan sosial antara peserta. Dikatakan demikian karena penyerangan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui suatu implikatur. Salah satu teori yang akan penulis pakai dalam membahas mosaic, ini adalah teori tindak ujar (speech act theory) seperti yang dikemukakan oleh Austin (1962) dalam buku How to Do Things with Words. Teori ini penulis Pilih karena penggunaan bahasa pada dasarnya merupakan suatu bentuk tingkah laku. Teori lain yang penulis anggap relevan adalah teori Grice (1967) tentang implikatur percakapan (conversational implicature) seperti yang dijelaskannya dalam artikel logic and Conversation. Kedua teori ini nanti akan penulis uraikan dalam Bab 2."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitt port, Miranda Bruce
Gyongido: Book21, 2010
R KOR 302.295 7 MIT g (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Stephanie
"ABSTRAK
Pentingnya peran pengasuhan dalam mengoptimalkan executive function (EF) anak membuat para peneliti bidang perkembangan kognitif berupaya menggali lebih jauh keterkaitan kedua variabel tersebut. Penggunaan bahasa orangtua (management language/ML) dalam mengontrol perilaku anak, baik pada anak typical maupun Autistic Spectrum Disorder (ASD) serta hubungannya dengan peforma EF menjadi topik riset pengasuhan yang cukup marak dilakukan saat ini untuk mendapatkan hasil yang konklusif. Sayangnya, riset yang dilakukan lebih berfokus pada peran pengasuhan ibu dibandingkan ayah. Padahal pengasuhan ayah mempunyai pola dan dampak yang berbeda pada anak sehingga keberadaannya tidak boleh diabaikan. Penelitian ini bertujuan mengukur kontribusi ML ayah dan kondisi perkembangan anak (typical dan ASD) terhadap performa EF anak dan mengamati bagaimana kondisi perkembangan anak memprediksi ML ayah. 22 anak typical dan 9 anak ASD bersama ayah mereka terlibat dalam penelitian ini. ML ayah diobservasi secara terstruktur melalui interaksinya dengan anak, sedangkan EF anak diukur melalui serangkaian tes EF. Hasil menunjukkan bahwa ML dengan tipe direction berkontribusi negatif terhadap perkembangan EF anak, bahkan setelah mengontrol variabel usia anak, inteligensi anak, status sosial ekonomi dan pendidikan ayah, sedangkan kondisi perkembangan tidak berkontribusi terhadap ML ayah. Riset ini menekankan perlunya meminimalisir penggunaan ML tipe direction dalam mengontrol perilaku anak, terlepas dari apapun kondisi perkembangannya.

ABSTRACT
The importance of the parentings role in optimizing the executive function (EF) of children makes researchers in cognitive development field conduct further study involving those two variables. The use of language (language management / ML) to control childrens behavior, both in typical and Autistic Spectrum Disorder (ASD) children and its relation to EF performance became the topic of parenting research, which frequently done nowadays to get conclusive results. However, prior studies emphasized more on the role of mothers, while fathers role actually have different patterns and influences on children that should not be ignored. This study aims to examine the contribution of paternal ML and the childs development condition (typical and ASD) on the childs EF performance and how childrens development predicts fathers ML. 22 typical children and 9 ASD children and their father were involved in this study. Fathers ML were observed in a structured manner through their interactions with children, while childrens EF is examined through the EF test. The results showed that the directive type of ML contributed negatively to EFs childrens development, even after controlling for the childs age, childrens intelligence, socio-economic status and fathers education, while childs development condition did not contribute to fathers ML. This study emphasizes the need to minimize the use of the direction type of ML in controlling children, regardless of the childs development condition.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazhira Idzni
"Keterbatasan fungsi indera pendengaran penyandang tunarungu menyebabkan munculnya budaya-budaya yang hanya dapat dirasakan oleh mereka. Dalam melangsungkan budayanya yang unik ini mereka membutuhkan ruang yang accessible layaknya penyandang difabel yang lain. Oleh karena itu, prinsip deaf space dihadirkan agar kebutuhan penyandang tunarungu dapat dipertimbangkan dalam perancangan ruang bangunan/urban.
Prinsip deaf space dirumuskan oleh komunitas tunarungu di Gallaudet University, Amerika Serikat. Prinsip deaf space ini dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi yang berlaku pada komunitas tunarungu yang merancangnya, padahal komunitas tunarungu dapat mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Salah satu bentuk perkembangan yang dialami komunitas ini adalah penggunaan alat bantu dengar dan perkembangan komunikasi verbal oleh pemanfaatan alat bantu dengar.
Perkembangan yang dialami oleh komunitas ini dapat mempengaruhi kebutuhan ruangnya, sehingga prinsip deaf space ini juga harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pengetahuan tentang penyesuaian prinsip deaf space ini membuktikan bahwa pendekatan desain yang dibutuhkan oleh kedua tipe komunitas tunarungu tersebut sangat berbeda. Apabila pendekatan desain yang dibutuhkan oleh komunitas tunarungu yang berkomunikasi visual lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas visual oleh bukaan, komunitas tunarungu yang berkomunikasi verbal lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas akustik ruang.

Their sense of hearing limitation causes the forming of cultures that can only be felt by their own community. In carrying out this unique culture they need an accessible space like the other difable. Therefore, deaf space is presented so deaf rsquo s needs can be considered in the building urban design.
Deaf space principle was formulated by Deaf community at Gallaudet University, USA. This principle is made based on experiences and conditions that apply to their own community, meanwhile Deaf community can evolve over time. One of the change that happened in Deaf community is the use of hearing aids and the development of verbal communication by it.
The development experienced by this community can affect their needs of space, so the deaf space principles is also need to be adapted with these developments. Knowledge on the adaptation of deaf space principle proves that design approach required by the two types of Deaf communities is very different. If the design approach required by the visual communicating community is more focused on optimizing the visual quality by the openings, the verbal communicating community is more focused on optimizing the acoustic quality of space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajar Tiya Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai gambaran epidemiologi kematian pada
Jamaah Haji Indonesia (JHI) dan studi reliabilitas diagnosis penyebab kematian yang
tercatat didalam sertifikat kematian dibandingkan dengan verbal autopsi menurut dokter
spesialis dan diagnosis yang tercatat didalam verbal autopsi menurut dokter kloter
dibandingkan dengan verbal autopsi menurut dokter spesialis pada tahun 1431 H atau
2010 M. Penelitian ini menggunakan desain deskripstif cross sectional untuk melihat
gambaran epidemiologi kematian yang tercatat didalam sertifikat kematian sebanyak
451 orang, dan yang tercatat didalam verbal autopsi sebanyak 161 orang. Studi
reliabilitas dilakukan pada JHI yang tercatat didalam sertifikat kematian serta dilakukan
verbal autopsi, yaitu sebanyak 161 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kematian baik yang tercatat didalam sertifikat kematian dan verbal autopsi, paling
banyak terjadi pada umur diatas 60 tahun, berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan
SD, dan wafat saat pasca-armina. Kematian paling banyak terjadi didalam sertifikat
kematian, yaitu saat berada di Mekkah, sedangkan pada verbal autopsi saat berada di
pondokan. Jenis pekerjaan terbanyak berdasarkan sertifikat kematian adalah petani,
sedangkan pada verbal autopsi adalah ibu rumah tangga. Penyakit dikelompokkan
menurut ICD-10. Tingkat reliabilitas setiap penyakit yang terdiagnosis antara sertifikat
kematian – verbal autopsi (dokter spesialis) dan verbal autopsi (dokter kloter) – verbal
autopsi (dokter spesilais), dilihat dengan menggunakan nilai kappa

ABSTRACT
This study discuss about distribution epidemiology of death in Jamaah Haji
Indonesia (JHI) and reliability study of diagnose cause of death that registered in
certificate of death to compared with autopsy verbal of doctor specialis, and autopsy
verbal of kloter doctor to compared with autopsy verbal of doctor specialis on 1431 H
or 2010 M. Research design of this study is descriptive cross sectional design to know
distribution epidemiology of death that registered in certificate of death as many of 451
people, and that registered in autopsy verbal as many of 161 people. Reliability of study
is done of JHI who registered both of certificate of death and autopsy verbal as many of
161 people. The result of this study showed is the most death both of registered in
certificate of death and autopsy verbal, that happen in age on 60 years old, the gender is
man, degress of education is elementary school, and death moment is pasca-armina. The
most happen of death in certificate of death is present at Meccah, while in registered in
autopsy verbal is present at lodgings. The most job that registered in certificate of death
is farmer, while in registered in autopsy verbal is housewife. The disease to grouped of
ICD-10. The degrees of reliability of each disease that diagnoses between certificate of
death – autopsy verbal (doctor specialis) and autopsy verbal (doctor kloter) – autopsy
verbal (doctor specialis) and it showed with kappa value"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindy Atika Rahayu
"ABSTRAK
Remaja yang berada dalam fase pembentukan identitas memerlukan sistem pendukung yang dapat memberikan rasa aman, dalam hal ini adalah kelompok teman. Remaja akan berusaha mencari kelompok teman dengan karakteristik yang sama seperti diri mereka sendiri atau mencoba menunjukkan karakteristik yang dapat diterima oleh kelompok yang mereka inginkan, salah satunya adalah karakteristik agresi verbal. Agresi verbal adalah salah satu perilaku agresif dalam bentuk penghinaan dengan bahasa kasar yang menunjukkan kemarahan, ancaman, sumpah serapah, dan sarkastik untuk melukai dan menyakiti secara emosional dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan agresivitas verbal dengan harga diri dan depresi pada remaja awal yang merupakan pelaku agresi verbal. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, cross-sectional, deskriptif-korelatif. Menggunakan teknik purposive sampling, kami merekrut 415 siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Indonesia yang telah melakukan agresi verbal. Alat pengukuran dalam penelitian ini adalah Verbal Aggressiveness Scale (VAS), Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan 11-ITEM Kutcher Adolescent Depression Scale (KADS-11); semua telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari semua peserta, 55,9% melaporkan melakukan tingkat agresivitas verbal yang moderat, 45,5% memiliki harga diri yang rendah, dan 50,4% mengalami depresi. Agresivitas verbal, harga diri rendah, dan depresi lebih sering terjadi pada remaja perempuan. Hasil uji product-moment Pearson menunjukkan hubungan yang signifikan antara agresivitas verbal dan harga diri (p = 0,000), sedangkan uji Mann-Whitney juga menunjukkan hubungan antara agresivitas verbal dan depresi (p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa agresivitas verbal dikaitkan dengan harga diri dan depresi remaja yang melakukan agresivitas verbal. Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua untuk lebih memperhatikan insiden agresi verbal pada remaja, terutama pada remaja awal.

ABSTRACT
Teenagers who are in the phase of identity formation need a support system that can provide a sense of security, in this case a group of friends. Teenagers will try to find groups of friends with the same characteristics as themselves or try to show characteristics that can be accepted by the group they want, one of which is the characteristics of verbal aggression. Verbal aggression is one of aggressive behavior in the form of insults with abusive language that shows anger, threats, expletive and sarcastic to hurt and hurt emotionally and psychologically. This study aims to determine the relationship of verbal aggressiveness with self-esteem and depression in early adolescents who are verbal aggressors. This research uses a quantitative, cross-sectional, descriptive-correlative design. Using a purposive sampling technique, we recruited 415 junior high school students in Jakarta Indonesia who had committed verbal aggression. Measurement tools in this study are Verbal Aggressiveness Scale (VAS), Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), and 11-ITEM Kutcher Adolescent Depression Scale (KADS-11); all have been tested for validity and reliability. Of all participants, 55.9% reported moderate verbal verbal aggressiveness, 45.5% had low self-esteem, and 50.4% were depressed. Verbal aggressiveness, low self-esteem, and depression are more common in adolescent girls. Pearson product-moment test results showed a significant relationship between verbal aggressiveness and self-esteem (p = 0,000), while the Mann-Whitney test also showed a relationship between verbal aggressiveness and depression (p = 0,000). These results indicate that verbal aggressiveness is associated with self-esteem and depression in adolescents who carry out verbal aggressiveness. This study recommends educational institutions, health institutions, and parents to pay more attention to the incidence of verbal aggression in adolescents, especially in early adolescents."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwar Andiko Heri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang strategi image restoration yang dijalankan oleh
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia melalui program @america sebagai
bentuk restorasi citra yang hancur oleh kebijakan war on terrorism.
Kedutaan Besar Amerika Serikat, dalam merestorasi kerusakan citra terparah
mereka dalam lima puluh tahun terakhir, memilih menggunakan pendekatan
komunikasi dalam upaya melakukan diplomasi publik mereka untuk
mengembalikan citra positif Amerika di mata publik Indonesia sehingga
favorabilitas masyarakat Indonesia terhadap berbagai kebijakan global Amerika
dapat kembali meningkat.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, dan
bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawanara
mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
melalui @america, program-program komunikasi mampu membawa pesan
diplomasi dalam rangka merestorasi sekaligus mengembalikan citra positif
Amerika Serikat di Indonesia yang telah rusak karena kebijakan war on terrorism.

Abstract
This research describes about image restoration strategies run by Embassy of
United States in Indonesia through @america?s programs as a manner to restore
the damage images caused by war on terrorism policy.
US Embassy, on restoring their most damage images in the last fivety years, uses
the communication approach as their public diplomacy?s method to restore their
positive images to Indonesian people as well as increasing its favorability to US
foreign policy.
This study utilizes post-positivist paradgm and descriptive qualitative research.
In-depth interviews and literature studies have been selected as the main methods
of data collection. The results of this study shows that through @america,
Communication programs are able to send diplomacy message to aim the
restoration as well as returning positive images of United States in Indonesia that
have been damaged by the war on terrorism policy."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pluymaekers, Mark
Bussum: Coutinho, 2011
BLD 302.224 PLU o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Filia
"ABSTRAK
Tuturan yang mengungkapkan tindakan merupakan salah satu fungsi bahasa sebagai instrumen tindakan. Austin (1962:12) mengatakan: "Say something is to do something; or in which by saying or in saying something we are doing something". Dengan demikian ketika seseorang melakukan tindakan dengan bahasa, secara bersamaan mengungkapkan tindak itu sendiri. Tindakan dalam bahasa disebut juga tindak tutur. Searle (1969) juga mengatakan bahwa tindak tutur itu sendiri merupakan tindakan.
Ada pelbagai tindak tutur, salah satu tindak tutur yang digunakan manusia dalam berinteraksi dengan sesama adalah tindak tutur meminta maaf. Tindakan meminta maaf dilakukan ketika ada prilaku yang melanggar norma sosial, antara lain apabila penutur berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan atau telah melukai perasaan petutur. Jika hal ini terjadi hubungan kedua belah pihak menjadi tidak seimbang. Salah satu cara untuk memperbaiki ketidakseimbangan itu ialah dengan meminta maaf (Cohen dan Clshtain, 1983).
Jika hal itu dikaitkan dengan konsep muka yang dikemukakan Brown dan Levinson (1978;1987), meminta maaf merupakan salah satu upaya menghargai muka penutur (karena muka petutur terancam oleh tindakan penutur), akan tetapi di sisi lain muka penutur pun terancam. Untuk menyelamatkan muka kedua belah pihak, penutur dapat memilih cara atau strategi dalam mengungkapkan permintaan maaf.
Berkaitan dengan hal di atas, penulis memfokuskan penelitian tindak tutur meminta maaf dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Memang, Jepang memiliki latar budaya yang berbeda dengan Indonesia. Nakane (1973: 31) mengatakan, dunia orang Jepang terbagi dalam tiga kategori, sempai (senior), kohai (junior), doryo (pangkat yang sama). Dengan demikian, ada perbedaan kadar perhatian orang atas kaidah-kaidah penghormatan rnenurut pribadi tiap-tiap orang (Nakane, 1973:37).
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, tiap-tiap suku memiliki budayanya sendiri. Jika dalam masyarakat Jepang secara tegas dikatakan terdiri dari tiga kategori seperti yang telah dikemukakan di atas, tidak demikian halnya dengan masyarakat Indonesia"
2006
T16840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>