Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagas Widyo Prakoso
"Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam perancangan bangunan. Dengan pencahayaan yang optimal, maka aktivitas yang dilakukan pada ruangan/tempat tersebut akan menjadi nyaman. Pencahayaan pada suatu ruangan dapat berasal dari pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari, sedangkan pencahayaan buatan berasal dari lampu ruangan. Seiring pekembangan zaman, jenis lampu yang tersedia di masyarakat terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari yang hemat daya hingga lampu dengan tingkat penerangan yang tinggi. Berbagai jenis lampu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang berlaku. Di Indonesia, sistem pencahayaan telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03-6197-2000 mengenai Konservasi energi pada sistem pencahayaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan diukur dengan menggunakan satuan lux dan alat ukur Luxmeter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencahyaan ruang pada rumah, apakah sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI, dan apakah dengan pencahayaan yang telah disesuiakan tersebut dapat mempengaruhi konsumsi daya lampu pada rumah tersebut. Pada penelitian ini, untuk mengukur tingkat iluminasi cahaya ruang pada rumah tersebut digunakan alat Luxmeter. Luxmeter tersebut digunakan pada berbagai titk uji dimana penghuni rumah tersebut beraktivitas. Hasil dari pengukuran dengan Luxmeter tersebut didapat bahwa ruangan kamar mandi 2 dan dapur tidak sesuai dengan standar yaitu dengan 191.2 lux dan 153.4 lux. Setelah penggantian lampu, pencahayaan pada ruangan tersebut telah sesuai dengan standar yaitu 247.7 lux dan 252.4 lux. Dari penggantian lampu tersebut, penggunaan listrik untuk lampu bertambah dari Rp. 109.869,93 menjadi Rp. 169.030,66 per bulan, serta biaya penggantian lampu sebesar Rp. 126.580,00.

Lighting is an important aspect of designing a building. With an optimal lighting, activity in that room will feel comfortable. Natural lighting comes from sunlight, while artificial lighting comes from room lights. Along with the times, the types of lamps in society consist of various types, ranging from lamps with high saving power to lamp with a high level of illumination. Various types of lamps are of course adjusted to each needs and applicable standards. In Indonesia, the lighting system has been regulated in the Indonesian National Standard SNI 03-6197-2000 concerning to energy conservation in lighting systems. The lighting level of a room is measured using the lux unit and the Luxmeter measuring instrument. The purpose of this study is to determine the level of room lighting in the house, whether it is in accordance with the standards set by SNI, and whether the adjusted lighting can affect the power consumption of the house lights. In this study, to measure the level of room light illumination in the house, a Luxmeter was used. The luxmeter is used at various test points where the occupants of the house do their activities. The results of the measurements with the Luxmeter showed that the bathroom 2 and kitchen were not in accordance with the standard, namely 191.2 lux and 153.4 lux. After replacing the lamp, the lighting in the room was in accordance with the standard, namely 247.7 lux and 252.4 lux. From the replacement of these lamps, the use of electricity for lamps increased from Rp. 109,869.93 to Rp. 169,030.66 per month, and the cost of replacing the lamp is Rp. 126,580.00."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Christian Surya
"Gereja Katedral merupakan tempat beribadah serta berkumpul umat Katolik di Jakarta. Tentunya gereja tersebut bertanggung jawab dalam mewadahi berbagai aktivitas ritual ataupun liturgi beserta aktivitas pendukungnya. Dalam agama Katolik dijelaskan tentang liturgi yang merupakan puncak dan sumber kehidupan dalam gereja, dimana Kristus hadir di tengah umat manusia. Dalam ruang ibadah pencahayaan merupakan salah satu unsur penting dalam memenuhi aspek keindahan tata ruang dalam liturgi umat Katolik, karena tata cahaya yang baik dapat membuat nuansa khusuk dan sakral dalam mengikuti liturgi. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik serta kualitas pencahayaan alami dan buatan yang berada di gereja Katedral. Pencahayaan alami dan buatan diterapkan dalam suatu ruang bukan hanya untuk penerangan saja, melainkan untuk membangkitkan suasana dan membantu pengguna menikmati ruangan tersebut. Aplikasi pencahayaan dalam gereja harus bisa memenuhi standar kenyamanan visual, serta meningkatkan nilai estetika dari bangunan itu sendiri sehingga nilai teologis cahaya dalam iman Katolik dapat tercapai. Oleh sebab itu, judul penulisan ini adalah “Pemetaan dan Analisis Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan dalam Bangunan Ibadah Gereja Katedral Jakarta”

The Cathedral Church is a place of worship and gathering for Catholics in Jakarta. Of course, the church is responsible for accommodating various ritual or liturgical activities and their supporting activities. In Catholicism, it is explained about the liturgy which is the culmination and source of life in the church, where Christ is present in the midst of mankind. In the worship room, lighting is one of the important elements in fulfilling the aesthetic aspects of the layout of the Catholic liturgy, because good lighting can create a solemn and sacred feel in following the liturgy. Light mapping was carried out to determine the characteristics and quality of natural and artificial lighting in the Cathedral church. Natural and artificial lighting is applied in a space not only for lighting, but to evoke the atmosphere and help users enjoy the room. The application of lighting in the church must be able to meet the standards of visual comfort, as well as increase the aesthetic value of the building itself so that the theological value of light in the Catholic faith can be achieved. Therefore, it is important to discuss the Natural and Artificial Lighting Systems in Jakarta Cathedral Church Buildings through Mapping and Analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medelyn Hannastassya Togatorop
"Ruko (rumah toko) merupakan bangunan yang dominan keberadaannya di Indonesia. Banyak penghuni ruko menerapkan konsep defensive architecture pada fasad bangunannya. Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada barang dagangan, penghuni, maupun ruko itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan defensive architecture pada kenyamanan visual ruko yang bersumber dari pencahayaan alami dengan mengambil sebuah ruko di Kota Medan, Indonesia sebagai bangunan studi kasus. Beberapa metode dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain wawancara dengan penghuni, simulasi daylighting menggunakan program DIALux, dan perhitungan manual nilai faktor langit (fl). Simulasi DIALux digunakan untuk memperoleh tingkat iluminasi (E) cahaya alami pada tiap ruangan. Sementara, nilai fl digunakan untuk mengetahui apakah ruangan-ruangan ruko studi kasus memiliki nilai fl yang memenuhi standar atau tidak. Dari pengolahan data ditemukan bahwa hampir semua ruangan di dalam ruko studi kasus tidak mendapat pencahayaan alami yang memenuhi standar baik sebelum maupun sesudah dipasang defensive architecture. Setelah diberi defensive architecture, pencahayaan alami di dalam ruko menjadi semakin jauh dari standar. Pencahayaan alami mengalami penurunan sebesar 26-100% dari tingkat iluminasinya. Dapat dipastikan, bahwa defensive architecture menjadi salah satu jenis obstruksi yang berdampak terhadap berkurangnya penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan.

Shophouse is one of the dominant building types in Indonesia. Many of its occupants apply defensive architecture to the facade of their shophouses. It is used to protect the goods, the occupants, and the shophouse itself. This paper aims to determine the relationship between defensive architecture and the visual comfort in a shophouse produced by natural lighting by using a shophouse in Medan, Indonesia as a case study. The data are obtained with several methods. The methods are interviews with user, daylighting simulation using DIALux, and manual calculation of sky factor (fl). The results show that almost all rooms in the case study shophouse do not get natural light that meet the standards before and after defensive architecture is implemented. After the defensive architecture is applied, daylight intensity in the shophouse was getting lower and lower than the standard. Daylighting decreased by 26-100% of its illumination level. It can be confirmed that defensive architecture is one kind of obstruction that has an impact on reducing the quantity penetration of daylight into the building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Ratna Nabila
"Ketika manusia mendengar kata “Klub Malam” manusia membayangkan tempat hiburan bagi orang dewasa. Banyaknya peminat klub malam menjadikan klub malam sebagai tempat bersaing dalam komersil. Sehingga setiap klub malam akan berusaha memberikan kualitas yang terbaik.
Pada skripsi ini saya mencoba mencari tahu bagaimana suatu klub malam mengkomunikasikan branding. Apakah pencahayaan dan warna pencahayaan dapat mengidentifikasikan konsep branding klub malam sehingga memberikan pengunjung klub pengalaman ruang yang berbeda dari yang lain?
Skripsi ini membahas dua jenis klub yang berbeda yaitu dance club dan live music dance club. Dari dua jenis klub malam yang berbeda. penulis dapat menganalisis persamaaan dan perbedaan ruang yang diciptakan pada klub malam.

When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kurniasih
"ABSTRAK
Salah satu usaha untuk mendapatkan pencahayaan alami pada ruang pengembangan rumah sederhana, tidak bertingkat, berderet, saling bertolak belakang, dan tanpa bukaan samping serta luas lahan yang terbatas adalah dengan memanfaatkan pencahayaan alami melalui bukaan pada atap bangunan atau disebut juga dengan toplighting. Hal ini didasari atas pertimbangan atap merupakan komponen bangunan yang paling banyak menerima cahaya matahari. Namun usaha pemasukan cahaya matahari ke dalam bangunan melalui bukaan pada atap juga disertai dengan masuknya radiasi panas yang dapat mengganggu kenyamanan termal penghuni sehingga secara tidak langsung pencahayaan alami juga terkait dengan penghawaan/pengudaraan pada bangunan tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya suatu usaha pemasukkan cahaya alami berserta pengudaraan alami yang dapat mengurangi radiasi panas matahasi namun tetap memperoleh pencahayaan yang optimal, yaitu dengan penggunaan kombinasi toplighting (skylight) dan ventilasi atap berupa jendela atap.
Desain kombinasi toplighting (skylight) dan ventilasi pada bidang atap ruang pengembangan disimulasikan dengan orientasi bangunan Utara-Selatan dan Selatan-Utara baik yang menggunakan plafon datar maupun plafon miring. Ada dua tahap simulasi, tahap simulasi pencahayaan alami dan tahap simulasi pengkondisian udara pada ruang pengembangan.
Hasil analisis simulasi akan dibandingkan dengan hasil pengukuran kondisi eksisting. Kedua simulasi tersebut menggunakan software Ecotect v. 5.60 untuk mengetahui iluminansi rata-rata, distribusi cahaya, temperatur harian dan temperatur tahunan serta distribusi temperatur zona nyaman. Sedangkan untuk penggambaran denah bangunan dan lain-lain menggunakan perangkat lunak AutoCad 2007.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan iluminansi rata-rata ruang pengembangan dan penurunan temperatur ruang dari kondisi eksisting. Dengan penurunan temperatur dalam ruang diharapkan adanya suatu usaha perbaikan dalam memperoleh pencahayaan dan pengudaraan alami yang lebih efisien dalam penggunaan energi listrik.

ABSTRACT
One of many ways to get natural lighting in space development of simple houses that have no story, in-row, no side opening and lie in limited space is by using natural lighting through opening on building?s roof; commonly known as toplighting. This strategy is based on consideration that roof is a building component that receives the most sun radiation. But the effort to get sun light into the building through roof opening causes heat radiation getting into the building as well. Heat radiation could disturb thermal comfort of building user. This means that natural lighting is indirectly related to ventilation system in the building. Therefore it is necessary to make natural lighting that causes minimum heat radiation but still be able to gain optimum lighting. This can be achieved by combining skylight with roof ventilation that is roof window.
Combination design of skylight and roof ventilation is simulated by using building orientation of north-south and south-north, for buildings using either flat or tapered ceiling. There are two stages of simulations: simulation of natural lighting and simulation of air conditioning.
The result of simulation analysis would be compared with the result of existing measurement. Both simulations are using software Ecotect v. 5. 60 to find out even illumination, light distribution, daily temperature, annual temperature and comfort zone temperature distribution. For illustrating building plan etc software AutoCad 2007 is used.
The result of this research shows increase in space even illumination also increase and decrease of existing space condition. With the decrease of temperature inside space it is expected that this research would be able to become one effort to gain more efficient natural lighting and ventilation in using electricity."
2009
T26704
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Almas Hutasuhut
"Sistem pencahayaan pada sebuah bangunan atau tempat kerja menjadi aspek yang penting dalam kehidupan kita karena sistem pencahayaan dapat mempengaruhi produktivitas para pekerja yang sedang bekerja di bangunan tersebut. Penelitian ini berlokasi pada ruang studio yang terletak di Gedung Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Hasil audit menunjukkan bahwa 100% ruang studio yang dimiliki belum memenuhi standar pencahayaan yang berlaku di Indonesia, yaitu SNI 03-6575-2001. Maka, perlu adanya desain penggantian tata pencahayaan pada setiap ruang studio yang terdapat pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia atau disebut dengan skenario. Skenario penggantian tersebut terdiri dari 2 jenis, yaitu skenario 1 dan skenario 2. Skenario pertama dilakukan dengan mengganti lampu aktual dengan lampu baru dengan lumen yang lebih besar tanpa adanya perubahan dari titik lampu tersebut. Dan skenario 2 dilakukan dengan penggantian lampu aktual dengan lampu baru yang berbeda dengan skenario 1 dengan adanya penambahan dan pengubahan titik lampu pada ruangan. Lampu yang digunakan untuk skenario 1 dan 2 merupakan lampu jenis hemat energi, yaitu LED(Light Emitting Diode). Hasil dari analisis desain penggantian skenario 1 dan 2 menunjukkan bahwa skenario 1 dan 2 mampu memperbaiki tingkat pencahayaan setiap ruangan dengan rata-rata kesesuaian dengan standar sebesar 120,15% dan 118,685%. Dan juga, lampu yang digunakan masing-masing skenario meningkatkan efikasi cahaya dibandingkan dengan pencahayaan aktual dengan selisihnya sebesar 63 dan 120 lm/W. Lalu, juga terdapat hasil analisis konsumsi energi yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan konsumsi energi listrik per hari dari lampu masing-masing sebesar 13,528 dan 3,552 kWh. Dan terakhir, terdapat analisis biaya yang menunjukkan kenaikan biaya instalasi masing-masing sebesar Rp Rp170.200.492,00 dan Rp616.922.500,00 dan kenaikan biaya operasional sebesar Rp4.880.554,00 dan Rp2.920.837,00.

Lighting systems in a building or workplace become an important aspect of our lives because lighting systems can affect the productivity of workers who are working in the building.  This research is located in a studio room located in the Architecture Department Building of the Faculty of Engineering, University of Indonesia. The audit results showed that 100% of the studio space owned did not meet the lighting standards that apply in Indonesia, namely SNI 03-6575-2001. Therefore, there is a need to design lighting replacement in every studio room contained in the Faculty of Engineering, University of Indonesia or called a scenario. The replacement scenario consists of 2 types, namely scenario 1 and scenario 2. The first scenario is done by replacing the actual lamp with a new lamp with a larger lumen without any change from the lamp point. And scenario 2 is done by replacing the actual lamp with a new lamp that is different from scenario 1 with the addition and alteration of light points in the room. The lights used for scenarios 1 and 2 are energy-efficient types of lights, namely LEDs (Light Emitting Diode). Results from scenario replacement design analysis 1 and 2 showed that scenarios 1 and 2 were able to improve the lighting level of each room with average conformity to the standard of 120.15% and 118.685%. Also, the lights used in each scenario increase the efficacy of light compared to actual lighting by a difference of 63 and 120 lm/W. Then, there are also the results of energy consumption analysis that shows that there is an increase in electricity consumption per day from lamps by 13,528  and 3,552 kWh, respectively. And finally, there is a cost analysis that shows an increase in installation costs of Rp170.200.492,00 and Rp616,922,500.00 and an increase in operating costs of Rp4,880,554.00 and Rp2,920,837.00, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kurniawati
"Atmosfir ruang yang nyaman, menarik dan berkesan adalah sesuatu yang diinginkan pengunjung disamping rasa makanan dan minuman selama mengunjungi suatu café atau restoran. Hal ini sangat mempengaruhi penataan interior dan pencahayaannya. Fungsi cahaya pada café dan restoran bukan hanya secara fungsional dan estetika, namun juga dapat menarik perhatian dan mempengaruhi mood pengunjung.
Berbagai macam lampu dan teknik pencahayaan secara konvensional telah banyak dilakukan, namun terkadang masih membatasi keinginan untuk menampilkan pencahayaan yang atraktif, dinamis dan efektif.
Light Emitting Diode (LED) merupakan teknologi lampu terbaru yang memberikan solusi pencahayaan baru yang inovatif dengan instalasi yang fleksibel, warna yang excellent (baik sekali) dan umur yang panjang.
Cafe dan restoran yang dibahas dalam studi kasus adalah 33 Restoran dan Lounge, Lux Lounge dan restoran Sushi Samba. Masing-masing cafe dan restoran ini menggunakan LED pada pencahayaan interior sesuai dengan kebutuhan ruangnya.
Pembahasan topik ini berdasar pada bagaimana teknik pencahayaan LED dan efeknya terhadap suasana interior cafe dan restoran melalui studi kepustakaan dan analisis.
Dengan pencahayaan LED melalui sistem dynamic lighting dapat menghasilkan suasana ruang cafe dan restoran yang lebih atraktif dan dinamis. Selain itu, pencahayaan ruang menjadi lebih efektif karena dengan satu macam luminaire bisa menghasilkan berbagai macam suasana yang mempengaruhi dan menarik perhatian pengunjung.

Cozy, Interesting and impressive in atmosphere of space is one thing desired by visitor besides foods and drinks during visiting a café or restaurant. This case very influences in ordering their interior and lighting design. The function of lighting in a café or restaurant not only for functional and aesthetics, but also for collect attention and influence mood the visitor.
Many kinds of lamp and lighting techniques as convensional do, but sometimes its limited desire to show an attractive, dynamic and effective lighting.
Light Emitting Diode (LED) is the newest lamp technology that gives solution for innovative lighting with flexible installation, excellent color and long lifetime.
The case study of café and restaurant in this topic is 33 Restaurant and Lounge, Lux Lounge and Sushi Samba Restaurant. Each places using LED for their interior lighting as their spaces needed.
This topic is about how LED lighting techniques and its effect for ambience or atmosphere interior café and restaurant space through literacy study and analysis.
With LED lighting through dynamic lighting system can produce an attractive and dynamic atmosphere of cafe and restaurant. Beside that, lighting design will be more effective because with one type of luminaire can produce many kind of ambiences that influence and attract visitor attention.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48405
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Baskoro
"Pengaturan pencahayaan yang baik akan memberikan kenyamanan pada saat melakukan aktivitas dan akan meningkatkan produktivitas. Penelitian ini melakukan audit sistem pencahayaan internal pada ruang kelas di Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dari hasil audit yang dilakukan pada siang hari, semua ruang kelas pada Gedung S FTUI telah memenuhi standar SNI 03-6575-2001. Namun, terdapat beberapa kelas yang memiliki persebaran cahaya yang buruk sehingga beberapa area bidang kerja pada tidak mendapatkan cahaya yang memenuhi standar. Pergantian sistem pencahayaan dengan tujuan untuk mendapat persebaran cahaya yang lebih baik dan merancang sistem pencahayaan yang lebih hemat energi. Desain dilakukan dengan tiga skenario. Skenario 1 dilakukan dengan mengganti lampu tanpa merubah titik lampu. Skenario 2 dilakukan dengan mengganti lampu dan merubah titik lampu. Skenario 3 menargetkan penambahan lampu dan titik lampu hanya pada ruangan yang memiliki masalah penyebaran cahaya dari hasil pengukuran. Ketiga skenario tersebut disimulasikan dengan kondisi malam hari dan siang hari. Hasil dari analisis desain pergantian menunjukkan bahwa persebaran cahaya pada skenario 2 adalah yang terbaik dari ketiga skenario tersebut dengan penghematan konsumsi energi sebesar 97,33 kWh dan penghematan biaya sebesar Rp9.745.493.

Lighting is one important aspect in human’s life. A good lighting system can provide convenience of sight on daily activities which, furthermore, can affect productivity. This research evaluates the lighting system in classrooms at S building of University of Indonesia. The result finds that every classroom has meet the lighting standards of SNI 03-6575-2001. However, some classroom has a problem in the light distribution across the room that cause certain area does not get enough lighting based on the standards. Three replacement scenarios are done to solve the problem and to make a system with lower energy consumptions. Scenario 1 is done by replacing all the lamp with new LED lamps. Scenario 2 is done by replacing all the lamp with the addition of changing the lights point of the room. Scenario 3 is done by adding lights only in the class that has problem with the light distribution. The study from the simulation shows that implementation of scenario 2 has successfully reduced the energy consumption by 97.33 kWh and reduced the cost by Rp9,745,493."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whitehead, Randall
Gloucester, MA: Rockport, 1998
747.92 WHI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Glen M.
New York: McGraw-Hill, 1999
621.322 8 JOH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>