Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Arya Tjitrosoemarto
"Penutuhan kapal adalah proses penutuhan sebagian atau seluruh kapal yang telah berumur tua atau tidak layak pakai yang dilaksanakan di fasilitas penutuhan kapal yang ramah lingkungan dengan maksud untuk memperoleh kembali bagian-bagian dan material kapal yang dapat diproses dan digunakan kembali. Potensi industri penutuhan kapal di Indonesia sangat besar. Hal ini disebabkan karena kapal domestik di Indonesia banyak yang sudah berumur tua. Akan tetapi, industri penutuhan kapal di Indonesia banyak yang tidak sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Maka dari itu, diperlukan kawasan industri penutuhan kapal yang sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku serta manajemen rantai pasok yang tepat. Dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dihasilkan dari industri penutuhan kapal di Indonesia. Penelitian ini akan mengembangkan sebuah konsep desain kawasan industri penutuhan kapal yang terintegrasi sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Dalam membuat rancangan kawasan industri penutuhan kapal akan menggunakan metode dari program BLOCPLAN. Program BLOCPLAN akan membantu dalam menentukan tata letak antara industri-industri pelaku yang memiliki nilai keterkaitan terbesar. Sehingga menghasilkan tata letak yang paling optimal. Hasil rancangan yang telah dibuat akan dianalisis dari aspek manajemen rantai pasok, prediksi hambatan implementasi, dan strategi untuk merealisasikan kawasan industri penutuhan kapal yang terintegrasi.

Ship recycling is a process of recycle partial or all of old or broken ships that occurs in ship recycling facility in purpose for reuse or recycle part and material of the ship. Ship recycling industry has big potency for Indonesia in many aspects. It cause of there are a lot of old ships in Indonesia that need to be recycling. However, ship recycling industry in Indonesia do not comply with standards and regulations. Therefore, Indonesia needs industrial estate for ship recycling industry that comply with standards and regulations and the proper supply chain management, in purpose for optimize the potency of ship recycling industry in Indonesia. This research will develop a design concept for an integrated industrial estate for ship recycling industry according with applicable regulations and standards. In designing the ship recycling industry, BLOCPLAN program will be used. The BLOCPLAN program will help determine the layout between the industry players that have the greatest relationship value. Therefore, the result will produce the most optimal layout. The results of the design that have been made will be analyzed from the aspect of supply chain management, prediction of implementation barriers, and strategies to realize an integrated ship recycling estate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Bastian
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menggunakan kapal sebagai sarana transportasi utama dalam pengangkutan maupun pengiriman barang dari pulau ke pulau. Secara otomatis kapal sebagai sarana transportasi utama akan tumbuh seiring bertambahnya waktu. Berdasarkan INSA, jumlah armada kapal di Indonesia meningkat sejak berlakunya asas cabotage pada tahun 2005. Dengan begitu banyak kapal yang berusia lebih dari 25 tahun sehingga untuk kapal-kapal yang sudah lebih dari umur tersebut menjadi tidak ekonomis. Salah satu cara untuk membuat kapal yang sudah tua memiliki nilai ekonomis yaitu dengan dilakukannya proses recycling atau daur ulang dengan mengambil dan mengolah kembali material kapal tersebut. Tetapi pada proses recycling salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek lingkungan hidup sebagaimana yang telah diatur International Maritime Organization’s HongKong Convention. Oleh karena itu, penting untuk limbah-limbah yang dihasilkan suatu kapal diproses dengan ramah lingkungan. Hal tersebut dapat tercapai jika industri pengolahan limbah mengikuti regulasi yang ada dan terintegrasi satu sama lain dengan galangan ship recycling. Penelitian ini akan mengidentifikasi industri pengolahan limbah di Indonesia dan menentukan lokasi yang layak menjadi kawasan ship recycling terintegrasi.

As the world largest archipelago state, Indonesia uses ships as the main means of transportation for delivering goods between the islands. Therefore the ship fleet grow significantly over time. According to Indonesian National Ship-owners Association (INSA), the amount of the Indonesian flagged ships keep on increasing since the implementation of Cabotage principle in 2006. But there are many ships over 25 years old, which are uneconomical to be operated and sooner or later need to be replaced by the new or younger ones. A way to make use of old ships are by sending them to the ship recycling yards, so that the ship parts and components can be reprocessed and reused. However, in the recycling process one aspect that needs attention is its negative aspects to the environment as regulated by the International Maritime Organization’s Hong Kong International Convention for the Safe and Environmentally Sound Recycling of Ships. Therefore identification of available and suitable waste treatment facilities as required by the convention is very important, in order the ship recycling process is considered comply with the convention’s regulation. The research will identify the type and capacity of waste treatment facility including its location which will suit the proposed integrated green ship recycling estate comply to the Hong Kong Convention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Anugerah Pratama
"Menurut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), 1.404 kapal di Indonesia berusia lebih dari 25 tahun dan kapal-kapal ini perlu diremajakan dalam waktu dekat. Namun, tidak ada pemahaman & infrastruktur yang tepat untuk industry penutuhan kapal di Indonesia. Studi ini membahas desain untuk industri green ship recycling. Kawasan industri ini akan mengikuti peraturan IMO, pemerintah Indonesia tentang kawasan industry, dan peraturan nasional lainnya yang terkait. Desain ini akan berlokasi di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Sumatra, Indonesia. Pemilihan lokasi desain ini didasarkan pada kebutuhan akan lahan yang masih tersedia untuk merancang kawasan industri green ship recycling. Studi ini juga mencakup kebutuhan infrastruktur yang terintegrasi dengan industri green ship recycling. jenis infrastruktur akan dibagi menjadi komplek industri pendukung dan infrastruktur sosial pendukung.

According to the Indonesian Classification Bureau (BKI), 1,404 ships in Indonesia are more than 25 years old and these vessels need to be recycled in the near future. However, there is no proper understanding & infrastructure for Ship Recycling in Indonesia. This study discusses the estate design for green ship recycling yard. this estate will be following the IMO, Indonesian government regulations on industrial estate, and others national regulation related to it. This design will be located in Tanggamus Regency, Lampung Province, Sumatra, Indonesia. This design location selection is based on the need for land that is still available to design the new green ship recycling industrial estate. this research also covers infrastructure needs that are well integrated with the green ship recycling yard. the type of infrastructure will be divided into supporting industries and social infrastructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan upaya nyata untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat 5 kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial sites, especially in the regions, is a real effort to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial site at this time is the application of industrial site locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial sites. Therefore, the development of industrial estates based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial sites, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are 5 main criteria in determining the feasibility of industrial sites consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Area as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan salah satu strategi untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini, yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat lima kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial estate, especially in the regions, is one of the strategiest to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial estate at this time is the application of industrial locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial estate. Therefore, the development of industrial estate based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial estate, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are five main criteria in determining the feasibility of industrial estate consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Estate as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Satyanegara
"Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia merupakan industri yang dapat berpotensi menutupi kekurangan scrap baja di dalam negeri serta mengurangi kapal-kapal yang sudah berusia tua dan mulai tidak ekonomis lagi. Namun secara aktual, kondisi galangan penutuhan di Indonesia belum sesuai dengan standar penerapan Green Ship Recycling yang menjadi standar internasional untuk suatu fasilitas penutuhan. Minimnya penerapan pedoman Green Ship Recycling pada Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia, mendorong penulis untuk melakukan peninjauan karena belum adanya galangan penutuhan kapal yang berhasil mendapatkan Green Ship Recycling Certification yang artinya belum maksimal dalam menerapkan standar-standar peraturan Internasional khususnya Hong Kong Convention dan International Labor Organization. Penerapan Green Ship Recycling pada galangan penutuhan di Indonesia juga akan membuka potensi penutuhan untuk kapal asing. Dari hasil tinjauan yang akan dilakukan penulis, maka akan dirancang suatu pedoman Standard Operational Procedure (SOP) yang diharapkan akan diterapkan galangan penutuhan kapal di Indonesia. Maka dari itu, penulis memilih topik tersebut untuk dijadikan penelitian skripsi “Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) dalam Penerapan Green Ship Recycling pada Fasilitas dan Pelaksanaan K3 Industri Penutuhan Kapal di Indonesia”. Metode yang digunakan untuk melakukan peninjauan antara lain metode studi literatur pada pedoman Green Ship Recycling dan Kualitatif pada kondisi aktual kelengkapan fasilitas dan pelaksanaan K3 galangan penutuhan di Indonesia dalam merancang suatu Standard Operational Procedure (SOP). Metode yang digunakan untuk merancang SOP antara lain yaitu analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Ship Recycling Yards are an industry that can potentially cover the shortage of steel scrap in Indonesia and reduce an old-aged ships that starting to become uneconomical. However, in actual fact, the condition of the fulfillment shipyards in Indonesia is not in accordance with the standards for implementing Green Ship Recycling which is the international standard for a filling facility. The lack of implementation of Green Ship Recycling guidelines in Shipyard Shipyards in Indonesia, encourages the author to conduct a review because there are no shipyards that have succeeded in obtaining Green Ship Recycling Certification, which means that they have not been optimal in applying international regulatory standards, especially the Hong Kong Convention and the International Labor Organization. . The implementation of Green Ship Recycling in Indonesian Shipyards will also open the potential for loading for foreign ships. From the results of the review that will be carried out by the author, a Standard Operational Procedure (SOP) guide will be designed which is expected to be applied to shipyards in Indonesia. Therefore, the authors chose this topic to be used as a thesis research "Designing Standard Operational Procedures (SOP) in the Implementation of Green Ship Recycling in Facilities and Implementation of K3 Shipbuilding Industry in Indonesia". The methods used to conduct the review include the literature study method on the Green Ship Recycling and Qualitative guidelines on the actual condition of the completeness of facilities and the implementation of K3 shipyards in Indonesia in designing a Standard Operational Procedure (SOP). The method used to design SOPs includes gap analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Syaravina
"Industri perkapalan merupakan salah satu industri yang mempunyai peran utama dalam menunjang program tol laut pemerintah serta dalam menghadapi dampak globalisasi dunia dengan adanya perdagangan bebas Asia Tenggara 2016 dan berlakunya perdagangan bebas dunia pada tahun 2020. Namun peran ini tidak dimiliki oleh industri perkapalan Indonesia saat ini, dibandingkan dengan pangsa pasar dunia produktivitas industri kapal di Indonesia masih rendah.
Permasalahan utama produksi kapal baru pada umumnya dikarenakan terhambatnya biaya produksi yang mahal serta waktu pengerjaan yang cukup lama. Sebagian besar komponen bahan pembuat kapal masih impor serta berasal dari industri lain yang pada umumnya berlokasi cukup jauh sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit dalam system pasokannya. Galangan kapal pada dasarnya hanya berperan sebagai tempat perakitan saja, sedangkan sebagian besar komponen dibuat oleh industri lain. Ketersediaan material sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi kapal, oleh sebab itu efisiensi rantai pasokan material memegang peran yang sangat penting bagi industi perkapalan, yang dapat meminimalisir biaya, waktu produksi, dan produktivitas galangan kapal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar peranan rantai pasok material khususnya pada pengadaan industri pendukung sebagai pelaku proses fabrikasi dan industri pemasok sebagai penyedia komponen inmpor maupun lokal pada konsep multiyard ship production terhadap proses pembangunan kapal pada industri galangan konsorsium yang diintegrasikan pada kawasan industri maritim.

The shipping industry is one industry that has a major role in supporting the government 39 s program and the marine highway in the face of globalization impact the world with the free trade of Southeast Asia in 2016 and the enactment of a free trade world in 2020. However, this role is not owned by the Indonesian shipping industry today, compared with a world market share of industrial productivity ships in Indonesia is still low.
The main problem of the production of new vessels in general due to the inhibition of the production costs are expensive as well as time spent on long enough. Most of the components are still imported materials as well as shipbuilders come from other industries which are generally located far enough away so it takes time and cost a bit in the supply system. The shipyard is basically only serves as a place of assembly only, whereas most of the components made by other industries. Availability of materials greatly affect the smooth production process vessels, and therefore the efficiency of the supply chain of materials holds a very important role for industry, shipping, to minimize costs, production time, and productivity shipyards.
The purpose of this study is to analyze how much the role of the supply chain of materials, especially in the procurement materials industries as agents of the process of fabrication and industrial suppliers as suppliers of components impor and locally on the concept multiyard ship production to the process of the construction of ships in the shipbuilding industry consortium that is integrated into the region 39 s maritime industry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander, Michael
"Desain selalu memegang peranan penting untuk memikat mata pelanggan. Trade
Dress dan Desain Industri berbagi kronologis konsep hak kekayaan intelektual
yang paralel mulai dari perlindungan hanya untuk desain dua dimensi hingga
akhirnya desain tiga dimensi dapat dilindungi. Dalam persaingan perdagangan,
umumnya komoditas dagang memiliki desain produk dan desain kemasan yang
berbeda. Namun, tidak jarang desain produk secara simultan merupakan desain
kemasan, misal : Henry Ford; Christian Louboutin; Crocs; Gibson. Apabila
timbul persaingan curang, peniruan atau pemboncengan reputasi dari beberapa
contoh desain di atas, maka dapat dikatakan telah terjadi tumpang-tindih
pelanggaran passing off Trade Dress vis-à-vis passing off Desain Industri

Design always plays a crucial role in captive customer’s eyes. Trade Dress and
Industrial Design share the same chronological concept of intellectual property
tights ranging from protection only for two-dimensional design to at last threedimensional
design can also be protected. In trading competitions, trade
commodities generally have distinct products design and packaging design.
However, we often encounter brands whereby the product design is also the Trade
Dress, for instance : Henry Ford; Christian Louboutin; Crocs; Gibson. If there is
a fraudulent unfair competition, imitation or ride on the reputation of the design
examples above, then it can be said that there has been a overlapping violation of
passing off Trade Dress vis-à-vis passing off Industrial Design
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Perdana Fahmi Putra
"Dalam sebuah kapal atau platform yang akan ditutuh setidaknya dapat menampung ballast water hingga 3500 ton, kemudian lumpur minyak dan limbah minyak lain nya dapat mencapai 5 ton (Yan, 2018). Jika limbah tersebut dilepas begitu saja ke perairan sekitarnya akan sangat membahayakan seluruh ekosistem. Dampak lingkungan hidup akan sangat berakibat fatal bagi manusia itu sendiri akibat kegiatan atau pekerjaan yang tidak dapat dikendalikan dari aspek lingkungan hidup. Air yang kita konsumsi sehari-hari juga berasal dari tanah yang sangat berpotensi menjadi aspek paling terdampak akibat kegiatan penutuhan kapal yang tidak dikendalikan. Beberapa material yang umumnya terkandung dalam kapal seperti asbestos, PCB, solid foam dan lain sebagainya memiliki dampak tersendiri terhadap proses penutuhan. Resiko kesehatan kerja pada galangan penutuhan kapal dilihat sangat mengancam pekerja sehingga penerapan terkait standar kesehatan dan keselamatan pekerja sangat perlu dipelajari dan diterapkan bagi seluruh lingkungan galangan penutuhan kapal di seluruh dunia (Yan, 2018).

In a ship or platform that will be used at least it can accommodate up to 3500 tons of ballast water, then oil sludge and other oil waste can reach 5 tons (Yan, 2018). If the waste is just released into the surrounding waters, it will be very dangerous for the entire ecosystem. Environmental impacts will be very fatal for humans themselves due to activities or work that cannot be controlled from environmental aspects. The water we consume daily also comes from the ground, which has the potential to be the most affected aspect due to uncontrolled shipping activities. Some materials that are generally contained in ships such as asbestos, PCB, solid foam, and so on have their impact on the filling process. Occupational health risks in shipyards are seen as very threatening to workers so the application of health and safety standards for workers needs to be studied and applied to all shipyards worldwide (Yan, 2018)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexius Prathama
"Penelitian ini berfokus pada sistem pemisahan limbah dan prosedur keselamatan kerja di lingkungan penutuhan kapal di Indonesia. Penutuhan kapal menjadi permasalahan yang serius di negara ini karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan bahaya bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun proses standar operasional nasional untuk penutuhan kapal modern dan sistem pemisahan limbah pada fasilitas penutuhan kapal modern. Manfaat dari penelitian ini antara lain mendukung galangan penutuhan kapal yang ramah lingkungan dan aman bagi pekerja, mengembangkan pasar penutuhan kapal Indonesia dalam industri internasional dengan penerapan standar penanganan limbah dan kesehatan serta keselamatan kerja, serta sebagai acuan untuk menerapkan standar tersebut di lingkungan penutuhan kapal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, pengumpulan data, konsultasi dan diskusi, perumusan masalah, dan pembuatan SOP. Sistematika penulisan terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi industri penutuhan kapal di Indonesia dalam mengatasi masalah limbah dan keselamatan kerja.

This research is entitled "Development of SOP for Ship Recycling Processes in Modern Ship Recycling Facilities." The focus of this study is on waste separation systems and safety procedures in ship recycling environments in Indonesia. Ship recycling is an important issue as it can cause environmental pollution and pose risks to workers' safety. The objectives of this research are to develop a national standard operating procedure (SOP) for modern ship recycling and to establish a waste separation system in modern ship recycling facilities. The research aims to support ship recycling yards in becoming environmentally friendly and safe for workers, as well as to enhance the Indonesian ship recycling market's reputation in the international industry through the implementation of waste management and occupational health and safety standards. This research is also expected to serve as a reference for the development of waste management and occupational safety standards in ship recycling environments in Indonesia. The research methods employed include literature review, data collection, consultation and discussions, problem formulation, and SOP development. The writing structure consists of an introduction, literature review, research methodology, discussion, and conclusions and recommendations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>