Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Argha Wirayuda Ramadhan
"Polusi udara merupakan ancaman serius di daerah perkotaan. Pesatnya pertumbuhan kota tentunya juga akan menambah permasalahan baru yang muncul di perkotaan, salah satunya kemacetan lalu lintas yang juga dapat meningkatkan emisi di udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola kemacetan lalu lintas dan pola sebaran CO di Jakarta Timur, serta melihat hubungan antara keduanya. Untuk mencari pola kemacetan lalu lintas yang terekam berdasarkan aplikasi Google Maps terlihat pada hari kerja pada pagi dan sore hari. Metode analisis spasial yang digunakan untuk mencari pola sebaran CO adalah analisis spasial interpolasi IDW dan model matematis perhitungan emisi bergerak berdasarkan jarak tempuh (VKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemacetan yang terbentuk pada tahun 2019 dan 2020 memiliki perbedaan yang cukup signifikan, dari yang dulunya banyak tingkat lalu lintas menjadi macet dari lancar menjadi padat. Pola spasial sebaran CO pada tahun 2019 dan 2020 yang terbentuk dari interpolasi stasiun udara IDW juga menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Distribusi CO pada tahun 2019 merata dengan tingkatannya sedangkan distribusi CO pada tahun 2020 terkonsentrasi dari selatan hingga pusat Jakarta Timur. Pola spasial sebaran CO dari model perhitungan emisi bergerak memiliki pola yang sangat terpusat di wilayah Jakarta Timur bagian tengah. Uji korelasi kemacetan lalu lintas terhadap distribusi CO dari interpolasi IDW stasiun udara tidak menunjukkan hubungan yang signifikan, namun menunjukkan hubungan yang signifikan antara kemacetan lalu lintas dengan distribusi CO dari model emisi mobile dengan nilai korelasi sebesar 0,993.

Air pollution is a severe threat in urban areas. The rapid growth of cities will certainly also increase new problems that arise in cities, one of which is traffic jams which can also increase emissions in the air. This study aims to analyze the traffic jam pattern and the CO distribution pattern in East Jakarta and to see the relationship between the two. Traffic jam patterns were recorded based on the Google Maps application seen on weekdays in the morning and evening. The spatial analysis used to find the CO distribution pattern is the IDW interpolation spatial analysis, and the mathematical model calculates the moving emission based on the distance travelled. The results found the traffic jam pattern formed in 2019 and 2020 had a significant difference, from what used to be many traffic levels to be blocked from smooth to congested. The spatial pattern of CO distribution in 2019 and 2020 formed from the interpolation of air stations showed quite significant changes. The distribution of CO in 2019 is evenly distributed with levels, while the distribution of CO in 2020 is concentrated from south to central East Jakarta. The spatial pattern of CO distribution from the mobile emission calculation model has centers pattern in the central part of East Jakarta. Correlation test of traffic jam to CO distribution from air station interpolation shows no significant relationship but shows a significant relationship of traffic jam to CO distribution from mobile emission models with a correlation value of 0.993."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfani Priyambodo
"Kondisi pencemaran udara di perkotaan terus meningkat akibat volume kendaraan setiap tahunnya. Volume ini meningkatkan sumber polusi seperti kendaraan bermotor yang menyumbang 60-70% polusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi CO berdasarkan volume kendaraan di Kota Tangerang serta melihat hubungannya. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan distribusi volume kendaraan pagi hari berkisar <800-1600 kendaraan pada jalan kolektor primer, sedangkan sore hari terdapat 800 hingga >2000 kendaraan pada jalan arteri primer. Pola spasial CO yang terbentuk pada jalan arteri primer dan kolektor dengan penggunaan lahan pemukiman, kawasan industri, dan pergudangan, maka konsentrasi CO cenderung tinggi. Sementara itu, jalan kolektor primer lainnya memiliki konsentrasi CO rendah hingga sedang. Hasil pengujian Spearman dan regresi linier menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara volume kendaraan terhadap pola CO Kota Tangerang, dengan nilai kekuatan sebesar 0,689 dan diperoleh R Square sebesar 0,476. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume kendaraan terhadap pola CO dari dinas lingkungan hidup, dan diperoleh R Square sebesar 0,12.

Air pollution conditions in urban areas continue to increase due to the volume of vehicles every year. This volume increases sources of pollution such as motor vehicles which account for 60-70% of pollution. This study aims to analyze the distribution of vehicle volume and spatial pattern of CO in Tangerang City and see the relationship. The analysis used is descriptive and statistical spatial analysis. The results showed the distribution of vehicle volume in the morning ranged from <800-1600 vehicles on primary collector roads, while in the afternoon, there were 800 to >2000 vehicles on primary arterial roads. The spatial pattern of CO that formed on primary and collector arterial roads with residential land uses, industrial areas, and warehouses, then the CO concentration tends to be high. Meanwhile, other primary collector roads have low to moderate CO concentrations. The Spearman test and linear regression results showed a significant effect between vehicle volume on the Tangerang City CO pattern, with a strength value of 0.689 and an R Square of 0.476. Meanwhile, there is no significant effect between the volume of vehicles on the CO pattern from the environmental service and an R Square of 0.12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiila Kurnia Soleh
"Penyakit diare merupakan gejala infeksi gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan termasuk penyakit menular dari kebersihan yang buruk. Pada umumnya penyakit ini didasari dengan dehidrasi parah dan kehilangan cairan, namun adanya infeksi bakteri septik saat ini menjadi kemungkinan penyebab kematian terkait diare, terlebih di negara berkembang. Jakarta Timur masih memiliki lima persen dari total penduduk nya yang masih BAB sembarangan atau tidak memiliki jamban sehat. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya penderita diare. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial. Penelitian ini menganalisis penderita diare secara spasial menggunakan analisis overlay dan deksriptif dengan melihat keterhubungan antara karakteristik lokasi (kepadatan hunian dan air bersih) terhadap kemunculan penderita diare. Dihasilkan bahwa karakteristik lokasi air bersih di Kecamatan Cipayung cenderung tidak memenuhi syarat dikarenakan adanya pengaruh dari air sungai Sunter yang sudah tercemar. Kepadatan hunian di Kecamatan Cipayung belum termasuk ke dalam hunian yang padat atau kumuh tiap RW nya. Penderita Diare tersebar secara tidak merata di Kecamtan Cipayung tetapi penderita diare di Kecamatan Cipayung banyak terkonsentrasi di bagian utara dan selatan. Penderita diare cenderung berpola mengikuti keberadaan air bersih tidak layak yang berada pada wilayah yang berdekatan dengan sungai Sunter. Faktor kepadatan hunian tidak berpengaruh langsung terhadap penderita diare dikarenakan pola spasial penderita diare berdasarkan kepadatan hunian tiap RW nya sangat beragam dan tersebar pada RW yang memiliki air berisih tidak memenuhi syarat. Maka dapat disimpulkan, pola spasial penderita diare di Kecamatan Cipayung ini terjadi pada wilayah yang memiliki air bersih tidak memenuhi syarat dan kepadatan hunian kurang dari 41 bangunan perhektarnya.

Diarrhea is a symptom of gastrointestinal infection that can be caused by various microorganisms and includes infectious diseases from poor hygiene. In general, this disease is based on severe dehydration and fluid loss, but the presence of septic bacterial infection is now a possible cause of diarrhea-related deaths, especially in developing countries. East Jakarta still has five percent of its total population who still open defecation or do not have healthy latrines. This can lead to diarrhea. This research method uses spatial analysis. This study analyzes diarrhea sufferers spatially using overlay and descriptive analysis by looking at the relationship between location characteristics (occupancy density and clean water) to the occurrence of diarrhea sufferers. The result is that the characteristics of the location of clean water in Cipayung District tend to not meet the requirements due to the influence of polluted Sunter river water. The density of housing in Cipayung District is not included in the dense or slum dwellings of each RW. Diarrhea sufferers are spread unequally in Cipayung District, but diarrhea sufferers in Cipayung District are mostly concentrated in the north and south. Diarrhea sufferers tend to follow the pattern of the presence of unsafe clean water in the area adjacent to the Sunter river. The occupancy density factor does not directly affect diarrhea sufferers because the spatial pattern of diarrhea sufferers based on the occupancy density of each RW is very diverse and scattered in RWs that have clean water that does not meet the requirements. So it can be concluded, the spatial pattern of diarrhea sufferers in Cipayung District occurs in areas that have clean water that does not meet the requirements and the occupancy density is less than 41 buildings per hectare.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Anggraheni
"Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan wilayah DKI Jakarta dengan angka deteksi kasus baru kusta dan kecacatan paling banyak di Jakarta pada tahun 2018. Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit kusta dapat menimbulkan kecacatan baik tingkat 1 maupun 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi spasial karakteristik kasus baru kusta dengan Sistem Informasi Geografi serta hubungan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecacatan pada kasus baru kusta Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan total sampel sebanyak 85 orang. Data diperoleh dari kartu penderita kusta di sembilan Puskesmas di Jakarta Timur. Data kemudian dianalisis univariat, bivariat, dan spasial. Kasus baru kusta paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung (21 kasus), Cipayung (16 kasus), dan Duren Sawit (16 kasus) pada laki-laki (67,1%), rentang umur 25-34 tahun (27,1%), tidak bekerja (47,1%), tidak memiliki riwayat kontak (65,9%), cara penemuan pasif (84,7%), lama gejala <1 tahun (44,7%), tipe kusta MB (85,9%), tidak mengalami reaksi (64,7%), kecacatan tingkat 1 sebesar 10,6% dan kecacatan tingkat 2 sebesar 74,1%. Dari seluruh faktor risiko, tidak ada hubungan faktor risiko yang diteliti dengan kecacatan pada kasus baru kusta.

East Jakarta Administrative City is the DKI Jakarta area with the highest number of leprosy and disability detection cases in Jakarta in 2018. Leprosy is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium Leprae. Leprosy can cause disability both at level 1 and 2. This study aims to describe the spatial distribution of characteristics of new cases of leprosy with the Geographic Information System and the relationship of factors that influence the occurrence of disability in new cases of leprosy in the East Jakarta City Administration in 2018. This study is a descriptive study with a cross-sectional approach with a sample of 85 people. Data was obtained from leprosy patients in nine health centers in East Jakarta. Data were then analyzed by univariate, bivariate, and spatial. The most recent cases of leprosy were in Regency of Cakung (21 cases), Cipayung (16 cases), and Duren Sawit (16 cases) cases in men (67.1%), age range 25-34 years (27.1%), no work (47.1)%), no contact history (65.9%), passive discovery method (84.7%), symptom duration <1 year (44.7%), MB leprosy type (85.9%) ), no reaction (64.7%), level 1 disability of 10.6% and level 2 disability of 74.1%. Of all risk factors, there is no correlation between the risk factors studied with disability in the new case of leprosy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fikri Maulana
"

Media televisi merupakan salah satu media yang dapat menyampaikan informasi dan hiburan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara Free to Air. Perkembangan televisi telah masuk ke sistem digital terestrial yang memiliki banyak keunggulan daripada sistem sebelumnya (analog). Sifat gelombang radio untuk penyiaran televisi digital terestrial yang merambat atau propagasi menyebabkan terjadinya refleksi dan difraksi akibat adanya gangguan atau halangan (barrier) berupa gedung tinggi dan pepohonan. Sehingga, terjadi variasi nilai propagasi sistem televisi digital terestrial. Hal tersebut menjadi tujuan penelitian ini dalam mengetahui pola propagasi sistem televisi digital terestrial dan mengetahui pengaruh kondisi fisik terhadap nilai propagasi sistem televisi digital terestrial. Total lokasi sampel yang diambil berjumlah 63 lokasi yang dipilih berdasarkan grid 2x2 km dengan mempertimbangkan variasi karakteristik variabel yang digunakan yaitu tutupan lahan, relief, arah hadapan lereng, jarak dari pemancar, ketinggian, dan halangan tinggi bangunan. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis spasial berupa unit analisis grid 1x1 km wilayah penelitian dan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola propagasi sistem televisi digital terestrial menyebar secara acak (random) untuk Kelas Sedang di wilayah Tengah dan Timur Laut dari Kota Jakarta Timur dan mengelompok (cluster) untuk Kelas Buruk di wilayah Utara dan Barat Laut Kota Jakarta Timur dan Kelas Baik di wilayah Selatan Kota Jakarta Timur. Berdasarkan analisis korelasi, pola propagasi sistem televisi digital terestrial dipengaruh oleh kondisi fisik wilayah dari variabel ketinggian dan halangan tinggi bangunan.


Television media is one of the media that can convey information and entertainment for all Indonesian people on a Free to Air basis. The development of television has entered the digital terrestrial system which has many advantages over the previous system (analog). The nature of radio waves for broadcasting digital terrestrial television that propagates or propagation causes reflection and diffraction due to interference or obstacles in the form of tall buildings and trees. Thus, there is a variation in the value of the propagation of digital terrestrial television systems. This is the purpose of this research in knowing the propagation patterns of digital terrestrial television systems and knowing the effect of physical conditions on the propagation value of digital terrestrial television systems. The total sample locations taken amounted to 63 locations selected based on the form of a 2x2 km grid by considering variations in the characteristics of the variables used, namely land cover, relief, the direction of the slope, distance from the transmitter, height, and building height barriers. Analytical methods used is spatial analysis in the form of a 1x1 km grid analysis unit for the study area and correlation analysis. The results showed that the propagation pattern of the terrestrial digital television system  spread  randomly (random) for   Medium Class in the Center and Northeast areas of East Jakarta City  and the group  (cluster)  for   Bad Class in the North and Northwest areas  of  East Jakarta City and the Good Class in  the South areas of East Jakarta City. Based on the correlation analysis, pattern of propagation digital terrestrial television system is influenced by the physical   condition of the region of the variable height and high barrier of the building against the propagation pattern of the terrestrial digital television system.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felly Febriyani
"Masalah gizi yang umum ditemui di Indonesia yaitu stunting atau kelainan berupa pertumbuhan panjang/tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar panjang/tinggi badan anak seusianya. Pada tahun 2019, jumlah balita stunting terbanyak di Provinsi DKI Jakarta terdapat di Kota Jakarta Timur yaitu mencapai 10.485 jiwa. Kecamatan di Kota Jakarta Timur dengan jumlah balita stunting tertinggi pada tahun 2019 tepatnya terdapat di Kecamatan Jatinegara dengan total mencapai 351 balita stunting. Berdasarkan banyaknya jumlah balita stunting yang terdapat di Kecamatan Jatinegara, maka penelitian ini memfokuskan pada penelitian mengenai status gizi balita di Kecamatan Jatinegara. Permasalahan kesehatan penduduk di kota perlu segera diatasi mengingat masih maraknya perpindahan penduduk desa menuju kota. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan status gizi balita serta (2) untuk mengetahui pola spasial dari status gizi balita di Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan unit analisis Rukun Warga (RW) dengan metode analisis secara statistik menggunakan Chi Square dan analisis spasial menggunakan Nearest Neighbor Analysis (NNA). Hasil analisis statistik menunjukkan faktor individu yang memiliki hubungan dengan status gizi balita adalah pola makan balita, sedangkan faktor rumah tangganya adalah mata pencaharian keluarga serta dari faktor lingkungan adalah jenis hunian. Selain itu, analisis spasial menunjukkan bahwa balita dengan status gizi normal memiliki pola spasial yang sama dengan balita berstatus gizi sangat pendek yaitu tersebar seragam pada Rukun Warga (RW) dengan jumlah Posyandu yang rendah, kepadatan hunian yang rendah, dan jenis hunian berupa rumah kecil. Sedangkan balita dengan status gizi yang pendek cenderung memiliki pola yang mengelompok pada Rukun Warga (RW) dengan jumlah Posyandu yang rendah, kepadatan hunian yang rendah, dan jenis hunian berupa rumah sangat kecil.

Nutritional problems that are commonly encountered in Indonesia are stunting or abnormalities in the form of growth in length/height of children that are lower than the standard length/height of children their age. In 2019, the highest number of stunting toddlers in DKI Jakarta Province was in East Jakarta City, reaching 10.485 people. The sub-district in East Jakarta City with the highest number of stunting toddlers in 2019 is precisely in Jatinegara District with a total of 351 stunting toddlers. Based on the large number of stunting toddlers in Jatinegara District, this study focuses on research on the nutritional status of toddlers in Jatinegara District. The health problems of the population in the city need to be addressed immediately considering the widespread movement of rural residents to the city. This study aims to (1) determine what factors have a relationship with the nutritional status of toddlers and (2) to determine the spatial pattern of the nutritional status of toddlers in Jatinegara District, East Jakarta City. This study uses the unit of analysis for the Rukun Warga (RW) with statistical analysis methods using Chi Square and spatial analysis using Nearest Neighbor Analysis (NNA). The result of statistical analysis shows that the individual factor that has a relationship with the nutritional status of children under five is the diet of the toddler, while the household factor is the family's livelihood and from the environmental factor is the type of dwelling. In addition, spatial analysis shows that toddlers with normal nutritional status have the same spatial pattern as toddlers with very short nutritional status, namely uniformly distributed in the Rukun Warga (RW) with a low number of Posyandu, low residential density, and the type of housing in the form of small houses. Meanwhile, toddlers with short nutritional status tend to have a clustered pattern in the Rukun Warga (RW) with a low number of Posyandu, low residential density, and very small housing types."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Farisya Rahmani
"Kesehatan adalah aspek paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan adalah hak dasar yang harus dipenuhi bagi setiap warga negara. Salah satu bentuk upaya untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil, dan merata adalah melakukan perbaikan dan peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Terletak di wilayah ibukota negara, Kota Jakarta Timur memiliki 10 puskesmas kecamatan yang melayani masing-masing wilayah kecamatan. Dengan jumlah puskesmas tersebut, Kota Jakarta Timur dianggap mampu menjangkau kebutuhan pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dapat melayani seluruh penduduknya. Akan tetapi, tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer bisa menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola spasial aksesibilitas puskesmas kecamatan dan karakteristik wilayah layanan puskesmas kecamatan di Kota Jakarta Timur. Untuk mendapatkan nilai aksesibilitas digunakan metode pendekatan enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA). Dari hasil analisis metode E2SFCA, wilayah kelurahan dengan nilai indeks aksesibilitas tertinggi adalah Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Balimester. Hasil tersebut menunjukkan pola spasial indeks aksesibilitas puskesmas kecamatan bervariasi pada wilayah kelurahan dengan tingkat aksesibilitas sangat tinggi hingga tingkat aksesibilitas sangat rendah, variasi pola dipengaruhi oleh jarak dan ketersediaan jaringan jalan. Sementara itu, masing-masing wilayah layanan puskesmas kecamatan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Pada aspek kepadatan penduduk semua wilayah layanan didominasi oleh kepadatan sedang, aspek kerapatan jalan didominasi kerapatan rendah, sementara frekuensi tenaga kesehata berada di kelas sedang hingga tinggi.

Health is the most important aspect of the life of every human being. Getting a healthy living environment and obtaining health services are fundamental rights that must be fulfilled for every citizen. One form of effort to organize comprehensive, fair, and equitable health development is to improve and increase the number of health service facilities such as health centers. Located in the national capital area, East Jakarta City has 10 sub-district health centers serving each sub-district area. With this number of public health centers, East Jakarta City is considered capable of meeting the needs of health services by providing health workers who can serve the entire population. However, the uneven distribution of health workers in primary care facilities can become an obstacle for the community to have easy access to health services. Therefore, the purpose of this study was to identify the spatial pattern of accessibility of sub-district health centers and the characteristics of the sub-district health center service areas in East Jakarta City. To get the accessibility value, the enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA) approach is used. From the results of the analysis of the E2SFCA method, the urban village areas with the highest accessibility index values are Rawa Bunga and Balimester. These results show that the spatial pattern of the accessibility index of subdistrict health centers varies in kelurahan areas with a very high level of accessibility to a very low level of accessibility, the variation in pattern is influenced by the distance and availability of the road network. Meanwhile, each sub-district health center service area has very diverse characteristics. In the aspect of population density, all service areas are dominated by medium density, the aspect of road density is dominated by low density, while the frequency of health workers is in the medium to high class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosinta
"GOR Bulu Tangkis di Jakarta Timur dapat dikategorikan sesuai standardisasi yang terbentuk melalui strategi bauran pemasaran (marketing mix) 4P dan brand equity. Seringkali ditemui para pengelola GOR Bulu Tangkis kurang memperhatikan komponen-komponen pembentuk standardisasi GOR Bulu Tangkis. Padahal standardisasi pada GOR Bulu Tangkis akan memudahkan pemain dalam memenuhi motivasinya bermain bulu tangkis di GOR Bulu Tangkis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui standardisasi GOR Bulu Tangkis di Jakarta Timur serta pola spasial pemilihan lokasi GOR Bulu Tangkis oleh pemain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik in-depth interview dan observasi lapangan. Analisis deskriptif dan analisis spasial digunakan untuk menjelaskan karakteristik lokasi GOR Bulu Tangkis serta pola spasial pemilihan pemain. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar GOR Bulu Tangkis di Jakarta Timur masih berstandar lokal. Hanya GOR Sarwendah yang masuk dalam kategori GOR Bulu Tangkis berstandar nasional. Pemain dengan motivasi existence, relatedness, dan growth akan memilih GOR Bulu Tangkis dengan jarak yang paling dekat dari rumah. Namun bagi pemain growth, fitur produk dan brand equity menjadi komponen penting yang perlu dipertimbangkan ketika akan bermain di GOR Bulu Tangkis.

Badminton Hall in East Jakarta can be categorized according to the standardization formed through the 4P marketing mix strategy and brand equity. It is often found that the owners of the Badminton Hall do not pay attention to the components that make up the standardization of the Badminton Hall. Whereas standardization at the Badminton Hall will make it easier for players to fulfill their motivation to play badminton at the Badminton Hall. The purpose of this study was to determine the standardization of the Badminton Hall in East Jakarta and the spatial pattern of choosing the location of the Badminton Hall by players. The method used in this study is a qualitative approach with in-depth interview techniques and field observations. Descriptive analysis and spatial analysis were used to explain the location characteristics of the Badminton Hall and the spatial pattern of player selection. The results show that most of the Badminton Halls in East Jakarta still have local standards. Only GOR Sarwendah is included in the category of national standard Badminton Hall. Players with the motivation of existence, relatedness, and growth will choose the Badminton Hall with the closest distance from home. However, for growth players, product features and brand equity are important components that need to be considered when playing at the Badminton Hall.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hasna Kentjana
"Pergerakan penduduk Kota Depok menuju DKI Jakarta dengan tujuan bekerja memberikan beban tersendiri terhadap jaringan jalan di Kelurahan Kukusan sehingga berpotensi untuk menimbulkan penumpukan kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial lalu lintas kendaraan bermotor di Kelurahan Kukusan. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pergerakan terbanyak berdasarkan pola pergerakan kendaraan bermotor di Kelurahan Kukusan terdapat di Jalan K. H. M. Usman dimana pada segmen utara lebih banyak dilalui oleh penglaju Kelurahan Kukusan, segmen tengah lebih banyak dilalui oleh non penglaju Kelurahan Kukusan dan segmen selatan lebih banyak dilalui oleh pengendara yang datang ke Kelurahan Kukusan dengan tujuan POI. Hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan tanah yang ada di sekitar segmen jalan. Pada pagi hari, ketiga segmen di Jalan K. H. M. Usman memiliki nilai kecepatan kendaraan yang relatif tidak rendah meskipun segmen selatan memiliki nilai derajat kejenuhan yang mendekati ambang batas (0,71). Pada sore hari, segmen utara dan segmen tengah juga memiliki nilai kecepatan kendaraan yang relatif tidak rendah namun berbeda halnya dengan segmen selatan dimana arus lalu lintas mulai terganggu sehingga nilai kecepatan kendaraan relatif rendah yang ditunjukkan oleh nilai derajat kejenuhan yang melebihi ambang batas (0,79). Segmen dengan jumlah POI terbanyak yakni segmen selatan memiliki kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi dibanding segmen utara dan segmen tengah.

Commuter Movements of Depok citizen to Jakarta have added certain pressure to the road networks in Kukusan village, resulting in potential congestions from accumulated flow of vehicles. This study aims to determine the traffic patterns of motorized vehicle movement in Kukusan village. The analysis used in this research are descriptive analysis and spatial analysis. The results of this research showed that the most significant movement based on motorized vehicle traffic pattern in Kukusan Village located in K. H. M. Usman Road, its northern segment of the road is dominated by Kukusan village commuters, while on the middle segment of the road is used by the non-commuters, and the southern segment is used by drivers to reach POI in Kukusan village. The pattern is influenced by land use around the road segments. The three road segments in K. H. M Usman Road have relatively high vehicle velocity in morning, on the one hand the southern segment has degree of saturation value near the the threshold of 0.71. In afternoon, the northern and middle segment of the road have relatively high vehicle velocity as well, on the contrary, the southern segment has relatively low vehicle velocity shown by degree of saturation value that exceeded the threshold value (0.79). Southern segment is the road segment with most POI and has higher density compared to northern and middle segment of the road."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Maulia
"Pola spasial bangkitan perjalanan siswa SMA terbentuk secara alamiah. Namun, setelah munculnya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No.229 Tahun 2015 tentang zonasi sekolah, bangkitan perjalanan pelajar berdasarkan lokasi tempat tinggal siswa cenderung bergeser. Studi ini mengangkat tingkat efektifitas peraturan yang diberlakukan terhadap distribusi bangkitan perjalanan pelajar secara spasial. Metode yang digunakan mencakup Network Analysis dan crosstab. Melalui Network analysis tampak wilayah jangkauan layanan sekolah terhadap tempat tinggal siswa. Melalui Crosstab tampak frekuensi pola perjalanan siswa di masing-masing wilayah jangkauan layanan sekolah.

Spatial pattern of high school students rsquo is naturally formed. However, after the decree of The Head of The Provincial Education Board No.229 Year 2015 about school zoning system, the trip generation from home based school regulations tends to change. This study highlights the level of effectiveness of the regulation to students trip distribution spatially. The methods applied are network analysis and cross tabulation. By Network analysis, it appears the region of school service area to student rsquo s residence. By cross tabulation, it appears the frequency of student travel patterns in each region. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T52098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>